SHA-Pelajaran 06

Nama Kursus : Sepuluh Hukum Allah Untuk Kehidupan Manusia (SHA)
Nama Pelajaran : Hukum Yang Terutama
Kode Pelajaran : SHA-P06

Pelajaran 06 - HUKUM YANG TERUTAMA

Daftar Isi

  1. Hukum Yang Terbesar
    1. Kita Harus Mengasihi Allah
    2. Kita Harus Mengasihi Sesama
  2. Apa Yang Kita Maksudkan Dengan Kasih?
  3. Mengapa Kasih Adalah Hal Yang Utama?
  4. Bagaimana Kita Akan Memegang Perintah Ini?
    1. Percaya Akan Kasih
    2. Sadarilah Adanya Kasih
    3. Ungkapkan Kasih
    4. Terimalah Kasih

DOA

Kita sekarang sudah menyelesaikan pelajaran kita tentang Sepuluh Perintah Allah, atau yang kita sebut sebagai Sepuluh Hukum Allah untuk Kehidupan Manusia. Peraturan-peraturan untuk kebahagiaan manusia ini diberikan 1300 tahun sebelum kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus. Sekarang marilah alihkan perhatian kita pada Perjanjian Baru dan melihat apa yang Tuhan katakan tentang perintah yang terbesar ini.

  1. Hukum Yang Terbesar

    Dari pembacaan kita dalam Matius 22:34-40, ada seorang ahli hukum Taurat atau orang Farisi yang baru saja bertanya kepada Tuhan Yesus dengan sebuah pertanyaan. Pertanyaannya tidak diberikan dengan ketulusan hati. Dia bertanya hanya untuk mengukur pengetahuan Tuhan Yesus dan bukan untuk mencari tahu bagi dirinya sendiri. Orang-orang Yahudi adalah masyarakat yang mempunyai banyak peraturan. Ada ratusan peraturan dalam kehidupan mereka. Di samping Sepuluh Perintah Allah, ada lebih dari 600 peraturan lain yang harus ditaati oleh masyarakat Yahudi. Allah memberikan Sepuluh Perintah, tetapi manusia membuat sebagian besar perintah-perintah yang lain. Ahli Taurat ini menanyakan suatu pertanyaan yang pasti membingungkan setiap orang yang memerhatikan perintah-perintah tersebut dengan sungguh-sungguh. Dia menanyakan perintah mana yang paling penting dan paling mendasar. Untuk pertanyaan yang ditanyakan dengan tidak tulus ini, Tuhan Yesus memberikan jawaban yang tulus. Apakah jawaban-Nya? Kasihlah jawaban-Nya, kasih untuk Allah dan kasih untuk manusia. Kedua perintah ini adalah seperti hubungan mata rantai yang pertama dan yang terakhir. Segala sesuatu diantaranya adalah bergantung pada dua mata rantai ini. Agama yang sejati dimulai dan diakhiri pada kasih kepada Tuhan dan kepada sesama. Kasihilah Tuhan dan sesamamu. Inilah yang dikatakan Tuhan Yesus.

    Perintah untuk mengasihi Tuhan Allah dan manusia ini sebenarnya bukanlah dua peraturan melainkan satu. Kasih bagi Tuhan Allah dan kasih bagi sesama manusia adalah dua bagian dari satu keutuhan. Secara "alamiah" kedua perintah tersebut saling berkaitan. Jika kita adalah seorang yang bijaksana, kita akan memberikan penekanan pada kedua perintah tersebut. Jika kita mengatakan bahwa kita mengasihi Allah, tetapi tidak mengasihi sesama manusia, maka pada hakikatnya kita tidak mengasihi Allah. Sebab Allah mengasihi manusia, Allah berkenan kepada manusia. Siapa mengasihi Allah haruslah pula mengasihi manusia yang telah dijadikan menurut gambar-Nya. Demikian sebaliknya, barangsiapa mengatakan bahwa ia mengasihi manusia tetapi tidak mengasihi Allah, maka pada hakekatnya ia tidak mengasihi sesama manusia. Sebab Allah adalah sumber satu-satunya sumber kasih yang sejati. Tanpa Allah berarti tanpa kasih, sebab Allah itu kasih.

    1. Kita Harus Mengasihi Allah

      Iman dalam Tuhan Allah adalah penting jika kita berharap untuk menghargai sesama kita. Tidak akan ada kasih terhadap Tuhan tanpa kasih terhadap sesama. Menurut Rasul Yohanes "Barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya" (1 Yohanes 4:20).

      Apa maksud mengasihi Tuhan Allah? Mengasihi Tuhan Allah berarti mentaati Dia. "Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukan-Nya, dialah yang mengasihi Aku." (Yohanes 14:21). Mengasihi Tuhan Allah adalah masuk dalam hubungan sahabat dengan Dia. "Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu" (Yohanes 15:14). Persahabatan memiliki dua sisi. Jika memang Allah adalah sahabat kita, berarti apa yang menarik bagi Dia adalah juga yang menarik bagi kita. Segala sesuatu yang saya lakukan harus memerhatikan dia. Dia tertarik pada semua bagian hidup kita. Ini nyata karena Dia adalah sahabat kita. Jika kita hendak memiliki persahabatan yang sejati, maka Allah dan kita akan memiliki selera yang sama. Dia tertarik pada gereja kita. Karena itu, kita harus tertarik juga pada banyak orang yang di luar gereja (karena milik Allah). Saya mungkin memulai sebagai seorang murid dengan rasa tertarik yang sedikit. Tetapi, jika saya akan menjadi sahabat Allah sepenuhnya, saya seharusnya memedulikan semua orang di dunia seperti Allah memedulikan mereka. Tujuan Allah harus menjadi tujuan saya. Mengasihi Allah, adalah berarti mentaati Dia dan setia pada-Nya. Saya akan menjadikan rencana dan maksud-Nya bagi dunia sebagai rencana dan maksud saya juga.

      "Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai perdamaian bagi dosa-dosa kita" (1 Yohanes 4:10; 19). Mengasihi Allah berarti hidup dari kasih-Nya, yakni dikuasai oleh anugerah Allah. Mengasihi Allah ialah menerima dan memberi lagi, disayangi dan menyayangi.

    2. Kita Harus Mengasihi Sesama

      Apakah artinya mengasihi sesama? Mengasihi sesama manusia dalam pandangan Kristen, bukan berarti kita menikmati rasa persahabatan pada seseorang sama seperti kepada yang lain. Kita harus adil, tidak pilih kasih, dengan mengesampingkan kesukaan dan ketidaksukaan kita. Mengasihi menurut pandangan Kristen adalah memiliki maksud yang baik terhadap sesama manusia. Kasih itu bersifat aktif. Rasul Paulus menggambarkan kasih dengan cara seperti ini, "Kasih itu sabar, kasih itu murah hati, ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1 Korintus 13:4-7).

      Tuhan Yesus memberikan satu ujian yang jelas dalam pemuridan. Dia menunjukkan bahwa pemuridan bukan sekadar mengucapkan pengakuan (apa yang kita ucapkan itulah yang kita percayai). Hal ini bukan masalah denominasi atau kehadiran dalam kebaktian di gereja. Hal ini jauh melebihi hal-hal tersebut. Tuhan Yesus menyatakan "Dengan demikian semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi" (Yohanes 13:35). Tanda yang nyata dari orang-orang Kristen yang mula-mula adalah mereka saling mengasihi. Hal itu masih menjadi tanda bagi orang-orang Kristen.

      Karena itu, ada satu perintah yang penting dalam kehidupan manusia. Yaitu mengasihi Tuhan dengan hati yang tidak terbagi-bagi, dan mengasihi sesama kita seperti mengasihi diri kita sendiri. Jika kita hidup dari kasih itu, maka kasih kepada sesama manusia itu tidak ada batas-batasnya. Allah tidak mendirikan tembok-tembok perbatasan. Allah tidak menarik lingkaran-lingkaran perbatasan sekeliling bangsa-bangsa tertentu. Kasih Allah tidak terhenti karena batas-batas tertentu. Oleh karena itu, maka kita pun tidak boleh membatasi kasih kita kepada sesama manusia.

  2. Apa Yang Dimaksudkan Dengan Kasih?

    Allah itu kasih dan Allah itu mengasihi. Bukan karena miskin, tetapi karena kekayaan-Nya yang tidak terkatakan. Kasih yang tiada berkeputusan terdapat pada Allah. Kasih Allah itu ditujukan kepada dunia yang telah diciptakan-Nya dan kepada manusia yang diciptakan-Nya menurut gambar-Nya. Allah mengasihi dunia dan Allah berkenan akan manusia.

    Ketika umat manusia menjerumuskan dirinya ke dalam kebinasaan, kasih Allah tidak melepaskan manusia dan dunia. Maka kasih Allah itu menjadi kasih yang menyelamatkan. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:16).

    Dalam Perjanjian Baru diterangkan perbuatan-perbuatan kasih Allah yang menyelamatkan itu. "Sebab semua orang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya" (Roma 8:29-30).

    Perbuatan-perbuatan kasih Allah itu, dasarnya sama sekali tidak terletak pada manusia. Kita adalah orang-orang berdosa yang telah hilang. Tiada seorangpun di antara kita yang layak menerima kasih Allah. Kasih Allah itu tidak didasarkan pada kesalehan kita, kebajikan kita, kemuliaan kita, kecakapan kita ataupun kepantasan kita. Sebab karena kesalahan kita sendirilah kita hari ini menjadi fisik, tidak berkasih, tidak cakap, tidak layak, hina. Dasar kasih itu hanya terletak pada Allah sendiri. Pada belas kasihan-Nya yang tidak terpahami. Tepatlah kata Luther: "Orang berdosa menjadi bersih, oleh sebab Tuhan mengasihinya. Bukan karena kebersihannya ia dikasihi Tuhan."

    Apabila kasih Allah dicurahkan ke dalam hati kita (Roma 5:8), maka kasih itu akan terpantul dalam kasih kepada Allah dan sesama manusia, seperti sinar matahari yang terpantul oleh barang yang mengkilat. Barangsiapa dikasihi Allah tetapi masih juga pasif, maka tidaklah ia kasih kepada Allah dan sesamanya manusia.

    Dalam 1 Korintus 8:3 Paulus berkata: "Tetapi orang yang mengasihi Allah, ia dikenal oleh Allah" (bandingkan juga Galatia 4:9; 1 Korintus 13:12; Filipi 3:12). Itulah sebabnya Paulus melukiskan hidup baru itu bukan hanya sebagai hidup berdasarkan iman, tetapi hidup berdasarkan kasih juga.

    Di dalam kasih itu iman menjadi kenyataan (bandingkan Galatia 5:6), dikatakan juga bahwa buah Roh ialah kasih (Galatia 5: 22; Roma 13:8). Tujuan yang terpenting bagi Allah dengan kedatangan Yesus dan pekerjaan Roh ialah supaya kita lebih mengasihi lagi. Berdosa ialah tidak ber-Allah, tidak memunyai Allah. Dan tidak ber-Allah ialah tidak berkasih. Orang yang tidak ber-Allah ialah orang yang tidak berkasih. Sebab Allah adalah kasih. Allah telah datang di dalam Kristus untuk mendamaikan diri-Nya dengan manusia yang tidak ber-Allah, manusia yang fasik, supaya kita kembali lagi kepada kasih.

    Maka, hidup baru itu pada hakikatnya ialah hidup dari dan oleh kasih Kristus. Pesan itulah yang tersimpul dalam pasal tentang kasih: 1 Korintus 13. Di situ Paulus mengatakan tentang kepercayaan, pengharapan, kasih dan tentang karunia-karunia rohani. Dan kasih itu disebutnya "jalan yang terutama sekali", yang melebihi segala karunia rohani. Bahkan kasih itu lebih daripada kepercayaan dan lebih daripada pengharapan. Apakah sebabnya? Kepercayaan, yaitu kepercayaan kepada Allah, yang membenarkan orang fasik, adalah masih termasuk dalam dunia yang berdosa dan bercacat ini. Pengharapan, yaitu pengharapan Kristen, adalah terarah dari keadaan dunia yang penuh sengsara ini kepada dunia baru. Satu-satunya dunia ini yang di memunyai pengharapan ialah kasih yang dibangkitkan oleh Kristus. Bukanlah dosa, kekerasan, setan-setan ataupun maut yang akan mengakhiri segala-galanya, tetapi kasih, dialah yang menentukan segala sesuatu. "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih" (1 Korintus 13:13).

  3. Mengapa Kasih Adalah Hal Yang Utama?

    Jika Anda tidak melakukan sesuatu dengan kasih, tak satu pun yang Anda lakukan menjadi sesuatu hal yang penting. Kasih memberikan nilai bahkan terhadap hal terkecil yang kita lakukan. Bahkan memberikan secangkir air dingin dapat menjadi sesuatu yang tak ternilai. Berjabatan tangan atau senyuman sering kali menjadi lebih berharga daripada emas. Tuhan Yesus menceritakan tentang seorang janda yang memberikan persembahan sangat sedikit dan bagi orang lain tidak berarti apa-apa. Tetapi, karena dia memberikan persembahan itu dari hatinya yang mengasihi Allah, Tuhan Yesus sangat bersukacita. Dan apa yang dikatakan Tuhan Yesus tentang Janda ini? Ia mengatakan bahwa janda itu telah memberikan lebih banyak jika dibandingkan dengan yang lainnya. Hal yang terkecil sekalipun dapat menjadi bernilai jika dilakukan dengan kasih dan ikhlas.

    Kasih sangatlah penting karena kasih menggenapi hukum. Rasul Paulus mengatakan bahwa kasih tidak melakukan hal yang buruk kepada sesama. Jika kita mengasihi sesama, kita tidak akan memberikan kesaksian yang dusta tentang mereka. Jika kita mengasihi mereka, kita tidak akan mengambil keuntungan dari mereka. Kita tidak akan mencuri dari mereka, baik itu menurut hukum atau tidak. Jika kita mengasihi, kita tidak akan membunuh. Kasih membangun tembok pertahanan di sekeliling setiap manusia. Jika kita mengasihi sesama kita, kita tidak akan dengan sengaja merugikan mereka dengan cara apa pun juga.

    Kasih menggenapi hukum dengan cara tidak melakukan hal yang merugikan, tetapi juga menggenapi hukum dengan melakukan segala kemungkinan yang baik. Kasih akan melakukan hal-hal yang besar jika mungkin. Jika tidak mungkin, maka kasih akan melakukan hal-hal yang kecil. Kasih akan menghiasi sebuah istana jika ada kesempatan. Jika tidak, kasih tetap akan mengubah rumah yang kecil menjadi indah.

    Kasih penting karena merupakan kekuatan yang paling besar di bumi. Kasih membawa manusia dalam misi yang paling berani dan penuh perjuangan. Kasih membuat seseorang tetap di tempat tugasnya sementara orang lain tidak mau. Kasih bahkan memiliki kuasa mengubah keacuhan menjadi persahabatan. Kasih memiliki kuasa untuk mengatasi kebencian. Inilah kuasa yang paling luar biasa di seluruh dunia.

  4. Bagaimana Kita Akan Memegang Perintah Ini?

    Bagaimana kita seharusnya memegang perintah Allah yang pertama dan yang terbesar ini? Ada empat hal yang dapat kita lakukan:

    1. Percaya Akan Kasih

      Yesus percaya bahwa kuasa kasih akan mengubahkan manusia. Yesus mengetahui bahwa kemenangan akhir adalah dalam kasih dan bukan dalam kebencian.

    2. Sadarilah Adanya Kasih

      Ketika seseorang yakin akan kasih dari seorang temannya, kenyataan itu membuat kasihnya sendiri secara spontan muncul. "Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita" (1 Yohanes 4:19). Paulus berkata bahwa Yesus Anak Allah, "... yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku" (Galatia 2:20).

    3. Ungkapkan Kasih

      Kadang-kadang sulit untuk mengungkapkan kasih. Kita memiliki kasih dalam hati, tetapi karena suatu alasan, sulit untuk memberitakannya kepada orang lain. Mungkin kasih kita kecil pada awalnya, tetapi ketika kita mengungkapkannya, kasih itu menjadi semakin bertumbuh. Kita secara alamiah mengasihi mereka yang telah menolong kita, yang menghiburkan kita dalam kesengsaraan kita dan menolong memenuhi kebutuhan kita. Ada sesuatu mengenai kehidupan yang penuh pengorbanan bagi orang lain dan membuat orang tersebut sangat kita sayangi. Hal ini adalah seperti ibu yang biasanya mengasihi anaknya sehingga dia membuat pengorbanan yang besar dan yang terbaik. Hal itu juga merupakan satu alasan mengapa lebih diberkati memberi daripada menerima. Ungkapkan kasih yang Anda miliki itu akan bertumbuh.

    4. Terimalah Kasih

      Jika Anda menerima Kristus sebagai Juru Selamat Anda, secara otomatis Anda menerima kasih Allah Bapa. Anda akan menemukan kasih dan ingin membagikan kasih itu kepada mereka yang tidak mengenal Dia.

      Jika Anda melakukan apa yang tertulis dalam Hukum yang Terutama, maka akan mudah untuk memegang Sepuluh Perintah Allah yang diberikan kepada kita semua ratusan tahun yang lalu.



Akhir Pelajaran (SHA-P06)

DOA

"Bapa berikan aku kemampuan untuk dapat selalu memberikan kasih yang sejati kepada Engkau, dengan selalu taat kepada setiap perintah-Mu, juga kemampuan untuk dapat memberikan kasih yang sejati kepada sesama, sehingga dengan demikian aku dapat menjalankan Sepuluh Perintah yang Engkau berikan untuk kebahagiaan hidup kami sebagai manusia. Amin."

[Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah.]

Taxonomy upgrade extras: