Nama Kursus : Dasar Pengajaran Alkitab
Nama Pelajaran : Alkitab
Kode Pelajaran : DPA-R01a
Referensi DPA-R01a diambil dari:
Judul Buku : Bibliografi Doktrin Alkitab
Penulis : Trivena Ambarsari
Penerbit : Momentum, Surabaya, 2002
Halaman : 5 - 27
REFERENSI PELAJARAN 01a - ALKITAB
DOKTRIN ALKITAB
PENDAHULUAN
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar di segala bidang, tak
terkecuali publikasi. Buku dan karya tulis semakin banyak dan cepat
diproduksi. Dengan mudah kita dapat menemukan ratusan judul buku untuk
satu bidang tertentu, misalnya kedokteran atau psikologi. Buku sudah
menjadi bagian hidup manusia. Buku, majalah atau koran tersebut
mungkin menambah pengetahuan kita, bahkan mungkin tingkah laku kita
juga berubah setelah membacanya; misalnya kita semakin waspada
terhadap makan kita, setelah membaca artikel bahwa makanan sangat
mempengaruhi kesehatan kita. Tetapi dengan bergantinya jaman, buku-
buku tersebut juga turut berganti. Ada yang lengser karena salah, kuno
atau perlu direvisi supaya dapat mengikuti perkembangan jaman.
Di antara jutaan buku tersebut, adakah buku yang menjelaskan dengan
tuntas hal-hal terpenting yang kita butuhkan dalam hidup ini? Adakah
buku yang dengan tepat menceritakan asal-usul kita, memberitahu kita
tentang tujuan hidup di bumi ini dan kemanakah kita akan pergi setelah
kehidupan ini berakhir? Hanya ada satu buku yang menjelaskan semua itu
secara berkuasa dan tidak pernah menjadi usang bagi manusia di bumi
ini, yaitu Alkitab.
Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti
bunga rumput, rumput menjadi kering dan bunga gugur tetapi Firman
Tuhan tetap untuk selama-lamanya. (1 Ptr 1:24-25a)
APAKAH ALKITAB ITU
Keberadaan Allah yang Mahakudus tak mungkin dihampiri manusia berdosa,
akibatnya manusia tidak akan pernah dapat menemukan Allah Sejati. Oleh
karena kasih-Nya, Allah telah berinisiatif untuk menyatakan diri-Nya
dikenali oleh manusia.
Semenjak dunia ini diciptakan, Allah senantiasa menyatakan diri-Nya
kepada manusia, baik melalui Wahyu Umum, maupun Wahyu Khusus. Alkitab
merupakan wahyu khusus Allah. Wahyu (revelation/ penyataan) berasal
dari kata Latin "revelatio" yang berarti menampakkan sesuatu yang
tadinya tersembunyi' jadi pewahyuan merupakan berbagai tindakan dan
cara Allah menyatakan diri-Nya.
Wahyu Umum
Wahyu Umum berarti Allah menyatakan diri-Nya secara umum (kepada semua
orang) melalui alam semesta, sejarah dunia ini, serta hati nurani
manusia - di mana semua manusia seharusnya dapat melihat bahwa Allah
itu ada. Alam semesta bagaikan cermin yang memantulkan kemuliaan
Allah, Sang Pencipta. Sehingga sebenarnya tak seorang pun yang dapat
mengatakan bahwa Allah itu tidak ada, kecuali orang bebal yang bodoh
(Maz 14: 1; Rom 1: 18-23). Sedangkan bagi mereka yang terbuka hati dan
pikirannya, kemuliaan Allah nyata dengan begitu ajaib - mulai dari
ribuan juta benda angkasa yang berada di alam semesta hingga partikel-
partikel penyusun atom yang terdiri dari molekul terkecil. Sungguh
Allah yang luar biasa, dan Ia benar-benar ada!
Wahyu Khusus
Wahyu Khusus berarti Allah menyatakan diri-Nya secara Khusus ,
hanya kepada orang-orang yang percaya kepada-Nya saja, melalui Alkitab
dan Kristus. Tujuan dari Wahyu Khusus ini adalah membawa orang kepada
pengenalan yang lebih mendalam tentag Allah dan mendapatkan
keselamatan (Yoh 20:30-31). Wahyu Khusus ini bersifat supranatural
(melampaui jangkauan pemahaman rasio manusia) dan progresif (tidak
diberikan sekaligus, tetapi di berikan secara bertahap dan semakin
lanjut semakin lebih jelas). (Ibrani 1:1-2a)
ALKITAB SEBAGAI WAHYU ALLAH
Diantara jutaan buku-buku yang ada di dunia ini, bagaimanakah kita
dapat meyakini bahwa Alkitab adalah benar-benar Firman Allah dan bukan
sekedar buku biasa? Ternyata Alkitab memiliki beberapa keunikan yang
membuktikan bahwa hanya Allah saja yang dapat melakukan hal itu.
Keunikan Sejarah
Keseluruhan Alkitab terdiri dari 66 kitab, yaitu 39 kitab Perjanjian
Lama dan 27 kitab Perjanjian Baru. Kitab yang pertama ditulis mulai
sejak sekitar tahun 1400 sebelum Masehi, oleh nabi Musa. Sedangkan
kitab terakhir ditulis sekitar tahun 100 Masehi. Berarti jarak waktu
penulisannya adalah sekitar 1500 tahun. Meskipun demikian, topik utama
pembahasan dalam Alkitab tetap konsisten dan tidak memerlukan
perbaikan atau perubahan apapun untuk tetap benar di tengah
perkembangan jaman sekarang ini. Sungguh ajaib bukan! Tanpa campur
tangan Allah, tidak mungkin ada karya tulis seperti itu, yang dapat
melintasi ruang dan waktu sedemikian panjang dengan tetap benar. Dapat
dibayangkan betapa janggal dan sulit untuk memadukan karya ilmiah atau
sastra dari jaman tahun 900 dengan karya ilmiah atau sastra di zaman
modern, abad 21 ini. Sekalipun sepanjang jaman Alkitab merupakan kitab
yang paling dibenci oleh banyak orang dan selalu ada upaya untuk
menghancurkannya, ternyata hingga hari ini Alkitab masih tetap ada,
dan bahkan merupakan buku yang paling laris dibeli orang.
Keunikan Arkeologi
Meskipun Alkitab mencatat 1 tentang mujizat-mujizat yang luar biasa
tentang kebangkitan orang mati, kesembuhan, pengusiran setan dan lain-
lainnya, kita tetap memerlukan bukti-bukti arkeologi untuk menentukan
kebenaran peristiwa-peristiwa sejarah yang tercantum di dalamnya.
Mujizat-mujizat yang tercatat dalam Kitab suci tidak dapat dibuktikan
secara ilmiah, karena sifatnya yang khusus (baca: ajaib, melampaui
rasio manusia); namun data-data mengenai orang, tempat, dan peristiwa
yang disebutkan oleh Alkitab tetap harus dapat diselidiki secara
arkeologis. Dan ternyata memang penemuan arkeologi banyak membuktikan
kebenaran hal sejarah dan geografi yang dicatat oleh Alkitab, misalnya
penemuan di Tell Mardikh yang berupa sekitar 15.000 lempengan tanah
liat yang beberapa diantaranya bila diterjemahkan menyebutkan tentang
kota Sodom dan Gomora. Bahkan Sir William Ramsay yang begitu menentang
Alkitab, setelah 30 tahun menyelidiki dan melihat sendiri bukti-bukti
arkeologi yang memaparkan kebenaran Alkitab, akhirnya ia bertobat dan
percaya kepada Alkitab, baginya Alkitab adalah kitab yang terakurat.
Jikalau penulis Alkitab memberikan data sejarah yang tidak tepat,
tentunya orang akan meragukan apakah Alkitab layak dipercayai dalam
hal-hal yang tidak dapat dibuktikan (misalnya: mujizat, eksistensi
Allah yang tidak kelihatan secara fisik). Sebaliknya, jika para
penulis Alkitab itu akurat dalam memberitakan hal-hal yang telah
terjadi, maka tentunya mereka tidak dapat diabaikan begitu saja
apabila mereka menyebutkan hal-hal yang luar biasa.
|