Nama Kursus : Training Guru Sekolah Minggu (GSM)
Nama Pelajaran : Hakekat Mengajar
Kode Pelajaran : GSM-P04
Pelajaran 04 - HAKEKAT MENGAJAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
- MANDAT MENGAJAR
- Dasar Alkitabiah Mandat Mengajar
- Matius 28:18-20
- Matius 4:19
- Peserta dalam Melaksanakan Mandat Mengajar
- Roh Kudus
- Guru
- Murid
- TUJUAN MENGAJAR
- Menuntun anak untuk mengenal dan menerima Yesus sebagai
Juruselamat pribadi.
- Menanamkan nilai-nilai iman Kristen dalam hati dan pikiran
anak.
- Menolong anak menemukan kehendak Allah bagi hidupnya.
- BAHAN MENGAJAR
- Sumber Utama
- Alkitab
- Buku Kurikulum Pelajaran
- Buku Pedoman Guru
- Sumber Pendukung
- Buku-buku Biblika (Referensi)
- Buku-buku Teologia Sistematika (Pengajaran)
- Buku-buku Penuntun Mengajar
HUKUM MENGAJAR
- Hukum Guru
- Hukum Pelajar
- Hukum Bahasa
- Hukum Pelajaran
- Hukum Proses Mengajar
- Hukum Proses Belajar
- Hukum Pengulangan
Doa
PENDAHULUAN
Seluruh kegiatan Sekolah Minggu sebenarnya berpusat pada kepentingan
gereja dalam mengajar kebenaran Firman Allah kepada anak-anak yang
dididiknya. Oleh karena itu hakekat mengajar (apa dan bagaimana cara
mengajar) ditentukan oleh kepentingan sentral ini. Oleh karena itu
jika kegiatan Sekolah Minggu (apapun bentuknya) tidak dipusatkan untuk
kepentingan mengajar Kebenaran Firman Tuhan, maka seringkali Sekolah
Minggu tidak ubahnya seperti tempat penitipan anak atau taman hiburan
bagi anak. Pelajaran 4 ini diharapkan dapat menolong setiap guru untuk
mengerti apa yang Alkitab katakan tentang mandat mengajar, apa tujuan
SM mengajar dan apa saja yang dapat diajarkan oleh guru.
A. MANDAT MENGAJAR
Ada dua pertanyaan penting yang harus dijawab dalam mandat
mengajar:
- Pertama, adalah atas fondasi apa mandat mengajar didasarkan?
- Kedua, adalah siapa saja yang berperan serta dalam melaksanakan
mandat mengajar?
Dasar Alkitabiah Mandat Mengajar
Dasar panggilan mengajar bagi gereja Tuhan adalah Alkitab.
Matius 28:18-20
Berdasarkan Matius 28:18-20, kita tahu bahwa Kristuslah yang
memberikan mandat mengajar bagi umat Kristen, khususnya guru-
guru SM.
"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
AJARLAH mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Mandat mengajar yang disebutkan dalam dari ayat di atas
seharusnya membuat orang Kristen sangat tersentuh karena
menyadari bahwa saat ini gereja masih membutuhkan jutaan guru
SM, bukan hanya untuk mengajar umat Tuhan dari segala bangsa dan
segala tempat di seluruh dunia tentang pengetahuan Alkitab, tapi
juga untuk mengajarkan anak-anak SM bagaimana hidup menjadi
murid-murid Kristus yang taat dan setia kepada Gurunya.
- Matius 4:19
"Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
Panggilan Allah 2000 tahun y.l. ini masih berlaku hingga
sekarang. Ayat ini sangat istimewa karena merupakan dasar
panggilan Allah untuk menjadikan guru SM sebagai kawan sekerja-
Nya. Sebuah panggilan yang sangat terhormat karena guru-guru SM
diberikan kesempatan untuk menemukan mutiara-mutiara mentah yang
kalau digosok akan menjadi batu permata yang sangat berharga.
Peserta dalam Melaksanakan Mandat Mengajar
Untuk mandat mengajar ini terlaksana, guru SM tidak dapat
melaksanakannya sendiri. Oleh karena itu perlu dipahami juga
peserta lain dalam melaksanakan mandat mengajar:
- Roh Kudus
Dalam proses belajar mengajar di SM, Roh Kuduslah yang
sebenarnya mengambil peran yang paling penting. Sebaik dan
sepandai apapun guru SM tidak akan mungkin dapat mengubah hati
manusia kecuali Roh Kudus campur tangan. Roh Kuduslah yang mampu
membuka hati anak-anak SM sehingga mereka mengalami kuasa Firman
Tuhan dalam hidupnya.
- Guru
Guru SM yang memiliki dedikasi tinggi akan melihat bahwa tugas
menjalankan SM bukanlah sekedar membimbing dan mentransfer
informasi tentang Alkitab ke dalam pikiran anak-anak SM. Tugas
guru yang utama adalah menciptakan kondisi yang kondusif agar
Roh Kudus bisa bekerja leluasa mengisi hati anak-anak SM dengan
kebenaran Firman Tuhan.
- Murid
Murid adalah objek utama dalam mencapai tujuan mengajar. Tanpa
murid maka gereja tidak dapat mengukur apakah mereka telah
berhasil menjalankan mandat mengajar. Karena itu dalam mengajar
guru harus ingat bahwa tujuan mengajar bukanlah bagi kesenangan
anak semata, tetapi bagi menjalankan panggilan Tuhan untuk
membawa anak-anak SM kembali kepada Penciptanya.
B. TUJUAN MENGAJAR
Jika pusat kegiatan Sekolah Minggu adalah untuk menjalankan mandat
mengajar yang diberikan Tuhan kepada gereja-Nya maka gereja
memiliki tujuan utama mengajar yang jelas, yaitu memenuhi panggilan
Allah untuk menjadikan anak-anak SM sebagai murid-murid-Nya. Namun
demikian tujuan utama ini tentu perlu dijabarkan kedalam beberapa
tujuan mengajar yang lebih terukur sehingga pencapaiannya dapat
diamati dengan jelas.
Menuntun anak untuk mengenal dan menerima Yesus sebagai
Juruselamat pribadi.
Guru-guru SM yang telah lahir baru mengerti bahwa tujuan mengajar
anak bukanlah sekedar menjadikan mereka anak-anak yang manis-manis
dan tidak nakal, tetapi untuk membawa mereka kepada Kristus supaya
mereka dijamah Tuhan dan mengalami hidup yang berkelimpahan, yaitu
hidup baru di dalam Kristus.
Menanamkan nilai-nilai iman Kristen dalam hati dan pikiran anak.
Sementara mengajar, guru SM harus ingat bahwa apa yang diajarkan
kepada anak-anak haruslah nilai-nilai iman Kristen yang bernilai
kekal yang tidak akan luntur oleh waktu dan jaman. Nilai-nilai iman
Kristen tersebut, tidak lain dan tidak bukan, adalah pengajaran-
pengajaran Firman Tuhan yang berdasar pada prinsip-prinsip Alkitab.
Menolong anak menemukan kehendak Allah bagi hidupnya.
Suatu kehormatan bagi seorang guru SM jika ia dipercayakan Tuhan
untuk mengajar anak-anak, karena jika yang diajarkan guru kepada
anak SM adalah prinsip-prinsip Firman Tuhan, maka Tuhan akan
memakainya untuk membentuk hidup dan masa depan anak. Dengan cara
demikian guru SM telah menjadi kawan sekerja Allah untuk menuntun
anak mendapatkan prinisp-prinsip dalam menemukan kehendak Allah
bagi hidupnya.
C. BAHAN MENGAJAR
Untuk dapat mencapai tujuan mengajar yang sudah dijabarkan
sebelumnya, maka gereja Tuhan harus memberi perhatian yang ketat
pada bahan-bahan apa yang dipakai Sekolah Minggu untuk mengajar
Kebenaran Firman Tuhan. Menyeleksi bahan-bahan mengajar merupakan
salah satu faktor penting yang akan mendukung kesuksesan pelayanan
Sekolah Minggu. Untuk itu akan sangat baik jika kita perhatikan
sumber-sumber utama dan sumber-sumber pendukung dalam mengajar SM.
Sumber Utama
Bahan sumber utama ini harus dimiliki guru untuk menjadi bagian
utama dalam hidup dan pelayannnya sebagai guru SM.
Alkitab
Alkitab adalah sumber utama yang harus menjadi dasar dan
pedoman utama dalam mengajar. Karena itu untuk mengajar
dengan baik guru harus mempelajari Alkitab secara sistematik
dan menguasai garis besar isi Alkitab. Jika guru SM tidak
memiliki pengetahuan yang cukup tentang Alkitab maka akan
sulit bagi guru untuk menilai apakah prinsip-prinsip ajaran
yang diberikan kepada anak sesuai dengan kebenaran Firman
Tuhan atau tidak.
Buku Kurikulum Pelajaran Sekolah Minggu
Secara ideal, gereja setempat seharusnya menyediakan buku
Kurikulum Sekolah Minggu yang dibuat sendiri oleh tim Pembina
gereja sehingga apa yang diajarkan di SM adalah sesuai dengan
garis-garis pengajaran gereja (dogma gereja) dan program
gereja. Namun hal ini masih sulit dilaksanakan di gereja-
gereja di Indonesia karena terbatasnya orang-orang yang mampu
membuatnya. Oleh karena itu banyak sekali gereja yang membeli
buku Kurikulum Pelajaran yang sudah jadi, yang umumnya dibuat
oleh lembaga pelayanan anak dan dijual di toko-toko buku
Kristen. Di Indonesia, buku-buku Kurikulum Pelajaran SM yang
banyak beredar, misalnya: Suara Sekolah Minggu, Buku Pintar
Sekolah Minggu, dll.
Untuk menjamin bahan kurikulum ini dapat dipakai dengan baik
oleh guru, sangat penting SM menyediakan waktu dimana guru-
guru SM dapat bertemu (minimal seminggu sekali) untuk
membicarakan tentang persiapan mengajar. Selain menjadi
kebiasaan bagi guru untuk disiplin dalam menyiapkan
pelajaran, waktu pertemuan ini juga sangat bermanfaat untuk
guru bisa saling belajar dan berbagi berkat dan pergumulan
untuk menambah semangat dalam melayani.
Buku Pedoman Mengajar bagi Guru
Sekalipun sangat penting, namun gereja pada umumnya masih
belum menyediakannya bagi guru. Buku Pedoman Guru ini berisi
pokok-pokok penting pelayanan SM yang harus diketahui oleh
guru sebelum (juga sesudah) terlibat dalam pelayanan SM.
Diantaranya mencakup tentang visi, misi dan tujuan SM
setempat, juga informasi singkat tentang sejarah berdirinya
SM gereja setempat dan perkembangannya hingga sekarang
(berapa jumlah kelas, jumlah guru, jumlah anak dan fasilitas
yang dimiliki SM, statistik SM, kegiatan-kegiatan yang pernah
diadakan SM, dll.). Selain itu, bagian penting lain yang
harus ada dalam buku pedoman guru ini adalah prinsip-prinsip
penting yang harus diketahui guru dalam mengajar dan juga
aturan-aturan SM yang harus diikuti dan diperhatikan SM. Jika
memungkinkan bisa dilampirkan lembaran komitmen guru yang
ditandatangani guru yang bersangkutan untuk menjadi pengingat
akan kesediaannya dalam melayani di SM.
Sumber Pendukung
Bahan sumber pendukung ini penting dimiliki oleh guru secara
pribadi, namun jika belum memungkinkan SM dapat menyediakannya
di perpustakaan guru SM/gereja sehingga guru dapat memakainya
sewaktu-waktu. Buku-buku bahan pendukung tersebut adalah:
Buku-buku Biblika (Referensi)
Buku-buku ini sangat penting digunakan oleh guru untuk
menolongnya dapat menginterpretasi dan mengajarkannya dengan
fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Buku-buku
tersebut antara lain: Konkordansi, Kamus Alkitab, Peta
Alkitab, Tafsir Alkitab, Ilustrasi Kotbah dll.
Buku-buku Teologia Sistematika (Pengajaran)
Buku-buku ini akan menolong guru SM untuk belajar sendiri
tentang pokok-pokok penting iman Kristen sehingga guru
memiliki fondasi iman yang kuat dan alkitabiah. Namun karena
ada berbagai aliran sistem teologia, maka guru perlu memilih
buku-buku yang sesuai dengan sistem pengajaran gereja
setempat.
Buku-buku Penuntun Mengajar
Buku-buku praktika ini penting bagi guru SM untuk menambah
wawasan, kemampuan dan ketrampilan dalam mengajar. Dalam
bentuk lain, secara rutin gereja bisa menolong guru-guru
dengan memberikan training/seminar/workshop yang tujuannya
untuk meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar dan
mengelola kelas.
D. HUKUM MENGAJAR
Di dalam buku tulisan John Milton Gregory, yang berjudul "Tujuh
Hukum mengajar" terdapat prinsip hukum-hukum mengajar yang sangat
berguna bagi guru SM untuk mempelajari dan menerapkannya ketika ia
mengajar. [Silakan membaca penjelasan poko ini secara lebih detail
dalam bahan-bahan Referensi Pel. 4]
Hukum Guru
Pengajar/Guru harus tahu dan menguasai apa yang diajarkan.
Hukum Pelajar
Murid harus memiliki gairah untuk memperhatikan dan menyerap
sebanyak mungin pelajaran yang diberikan.
Hukum Bahasa
Guru harus memakai bahasa yang sesuai dengan kemampuan murid;
singkat, pendek dan sederhana.
Hukum Pelajaran
Bahan mengajar haruslah membangun dari apa yang sudah ada, artinya
murid harus sudah menguasai pelajaran yang lalu (lama) sebelum
diberikan pelajaran yang baru.
Hukum Proses Mengajar
Guru membantu murid untuk mandiri, artinya menolong murid untuk
dapat menemukan sendiri kebenaran dan mengembangkannya untuk
kebutuhannya yang lebih pribadi.
Hukum Proses Belajar
Pelajaran yang diberikan kepada murid harus diberikan dalam suasana
yang kondusif agar dapat dimengerti, diterima dan dilaksanakan.
Hukum Pengulangan
Ujian/test harus diberikan untuk meneguhkan hasil yang telah
dicapai.
Akhir Pelajaran (GSM-P04)
DOA
"Terima kasih Tuhan untuk hikmat yang Kau berikan, sehingga aku boleh
dipakai Tuhan untuk menjadi kawan sekerja-Mu dalam membimbing anak-
anak kecil ini untuk bertemu dan mengenal-Mu secara pribadi.
Biarlah Engkau terus bimbing aku agar aku bisa menggali Kebenaran-Mu
untuk aku ajarkan kepada anak-anak-Mu ini. Amin"
[Catatan: Tugas Pertanyaan ada di lembar terpisah.]
|