Nama Kursus : TRAINING GURU SEKOLAH MINGGU (GSM)
Nama Pelajaran : Kriteria Guru Sekolah Minggu
Kode Pelajaran : GSM-R02b
Referensi GSM-R02b diambil dari:
Judul Buku : Pendidikan Agama Kristen
Judul Artikel : Apa Saja yang Merupakan Tanggung Jawab Seorang Guru
Kristen?
Pengarang : Dr. E. G. Homrighausen dan Dr. I.H. Enklaar
Penerbit : BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1993.
Halaman : 180 - 181
APA SAJA YANG MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB SEORANG GURU KRISTEN?
Menjadi penafsir iman Kristen.
Dialah yang menguraikan dan menerangkan kepercayaan Kristen itu,
karena ia harus menyampaikan harta-harta dari masa lampau kepada para
pemuda yang akan menempuh masa depan. Gurulah yang dapat mengambil
harta benda "Kabar Kesukaan" itu dari perbendaharaan gereja, lalu
membagikannya kepada murid-muridnya. Perkara-perkara yang lama itu
dibuatnya menjadi baru. Ia membentangkan di hadapan angkatan muda
jemaat segala kekayaan pernyataan Allah dalam Yesus Kristus
sebagaimana tersimpan dalam Alkitab dan diamanatkan kepada Gereja.
Menjadi seorang gembala bagi murid-muridnya.
Ia bertanggung jawab atas hidup rohani mereka; ia wajib membina dan
memajukan hidup rohani itu. Tuhan Yesus sudah menyuruh dia:
"Peliharakanlah segala anak dombaKu, gembalakanlah segala dombaKu!"
Sebab itu seharusnyalah seorang guru mengenal tiap-tiap muridnya;
bukan hanya namanya saja, melainkan latar belakangnya dan pribadinya
juga. Ia harus mencintai mereka dan mendoakan mereka masing-masing di
depan takhta Tuhan.
Menjadi seorang pedoman dan pemimpin.
Ia tak boleh menuntun muridnya masuk ke dalam kepercayaan Kristen
dengan paksaan, melainkan ia harus membimbing mereka dengan halus dan
lemah lembut kepada Juruselamat dunia. Sebab itu ia hendaknya menjadi
teladan yang menarik orang kepada Kristus; hendaknya ia mencerminkan
Roh Kristus dalam seluruh pribadinya.
Menjadi seorang penginjil, yang bertanggung jawab atas penyerahan
diri setiap orang pelajarnya kepada Yesus Kristus.
Belum cukup jikalau ia menyampaikan kepada mereka segala pengetahuan
tentang Kristus. Tujuan pengajaran itu ialah supaya mereka sungguh-
sungguh menjadi murid-murid Tuhan Yesus, yang rajin dan setia. Guru
tak boleh merasa puas sebelum anak didikannya menjadi orang Kristen
yang sejati.
Seorang guru harus memiliki satu perasaan tanggung jawab di dalam
sistem dan tugas pendidikan. Guru SM yang merasa sudah melayani Tuhan
padahal kehadirannya tidak tetap dan tidak rajin, adalah guru yang
sangat tidak bertanggung jawab. Jika seorang guru sudah menerima
tanggung jawab dan rela menerima tugas sebagai guru, maka ia harus
rela memikul tanggung jawab itu. Setiap kali Saudara menyebutkan
status sebagai guru, harus Saudara sebutkan dengan sangat berat dan
penuh beban tanggung jawab.
Menjadi seorang guru harusnya memberikan suatu beban yang berat di
dalam hati. Seorang guru bukanlah pekerjaan main-mainan, menjadi guru
bukanlah hal permainan atau hal yang boleh dikerjakan secara
sembarangan. Sebaliknya seorang guru haruslah masuk ke dalam seluruh
kedalaman kebenaran dengan penuh tanggung jawab. Ini suatu hal yang
sedemikian serius, karena membawa murid kepada kebenaran menuntut
mereka untuk bertanggung jawab dan memberikan respon yang benar
menurut kebenaran itu sendiri. Oleh karena itu, seorang guru mempunyai
tanggung jawab yang berat kepada murid-muridnya. Setiap tindak-tanduk
Saudara, tawa Saudara, bergurau atau bersedih, harus mengandung
tanggung jawab. Jangan sembarangan mengatakan hal-hal yang tidak
berguna, dan jangan bergurau sedemikian rupa hingga kehilangan jarak
dan hormat antara guru dan murid-murid. Jangan sembarangan memberikan
janji-janji kosong, yang akhirnya Saudara sendiri tidak dapat
memenuhinya, dan jangan melakukan gertakan- gertakan dan ancaman-
ancaman yang tidak akan dilakukan. Itu semua akan mengakibatkan mereka
tidak lagi hormat kepada Saudara dan tidak lagi memelihara jarak
antara murid dan guru, yang akibatnya mereka akan menghina semua
perkataan, tindakan dan semua ajaran yang Saudara lakukan.
Kesimpulan kita ialah tugas guru dalam pendidikan agama sangat
penting, dan tanggung jawabnya berat. Guru itu dipanggil untuk
membagikan harta abadi. Dalam tangannya ia memegang kebenaran ilahi.
Dan dalam pekerjaannya ia menghadapi jiwa manusia yang besar nilainya
di hadapan Allah. Oleh karena itu jangan sekalipun kita menganggap
pekerjaan guru agama itu rendah atau gampang; pada hakekatnya
pekerjaan itu tak kurang pentingnya dari pada tugas pendeta. Guru itu
juga menjadi seorang pelayan dalam Gereja Kristus yang harus dijunjung
tinggi.
|