Nama Kursus | : | ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB |
Nama Pelajaran | : | Bertanggung jawab dalam Hal Bersaksi dan Memuridkan Orang Lain |
Kode Pelajaran | : | OKB-R06c |
Referensi OKB-R06c diambil dari:
Judul Buku | : | PENGGANDAAN MURID-MURID |
Judul Artikel | : | Mengapa Membina Murid |
Penulis | : | Waylon B. Moore |
Penerbit | : | Penerbit Gandum Mas, Malang, 1981 |
Halaman | : | 27-34 |
"MENGAPA MEMBINA MURID?"
"Apakah Saudara akan menghabiskan waktu yang sama banyaknya dalam
persiapan untuk memenuhi keperluan seorang seperti dalam menyiapkan
sebuah khotbah bagi lima ribu orang? Sejauh manakah kepercayaan
Saudara akan potensi seseorang?" [K. Bruce Miller]
Sekurang-kurangnya ada tiga contoh utama dalam Alkitab tentang membina
murid-murid, yaitu pembinaan murid dalam Perjanjian Lama, dan
pelayanan Yesus secara umum dan pribadi.
Pemuridan dalam Perjanjian Lama
Konsep membagikan kepada orang lain tentang apa yang telah disampaikan
Tuhan kepada kita, sudah berusia berabad-abad. Musa membukakan hati
dan hidupnya kepada Yosua. Tetapi pendekatan berbagi tanggung jawab
ini tidak berasal dari Musa sendiri. Allah menetapkan pola pendidikan
ini dengan jalan memerintahkan Musa untuk membagi hidupnya dengan
Yosua dalam Ulangan 3:28. "Dan berilah perintah kepada Yosua, kuatkan
dan teguhkanLah hatinya, sebab dialah yang akan menyeberang di depan
bangsa ini ...."
Segala sesuatu yang telah diajarkan Allah kepada Musa, hendaknya
dilimpahkan kepada Yosua, muridnya. Ini berarti Musa menghabiskan
banyak waktu pribadinya bersama Yosua agar Yosua dapat belajar dengan
cara pengamatan dan percakapan. Musa, hamba Allah, menjadi saluran
manusiawi untuk mengembangkan Yosua menjadi seorang hamba Allah.
Mengapa Allah harus memerintahkan Musa untuk melepaskan diri dari pola
pelayanan kepada beribu-ribu orang untuk menjangkau satu jiwa saja?
Karena manusia cenderung untuk melihat keperluan orang banyak secara
massal daripada melihat potensi dalam kehidupan satu orang yang telah
diserahkan kepada seluruh kehendak Allah. Seperti yang pernah
dikatakan oleh Sam Shoemaker, "Manusia tidak dibentuk secara borongan
dari massa yang bersifat sedang-sedang, tetapi dibentuk seorang demi
seorang." (Sam Shoemaker, Revive The Church Beginning With Me, New
York: Harper Brothers, 1948, page 112)
Elia juga mempunyai murid-murid dalam sekolah untuk nabi-nabi muda.
Melalui kelompok itulah Allah akan bekerja untuk mendatangkan
kebangunan rohani atau hukuman atas Israel. Di antara mereka terdapat
seorang pemuda, Elisa namanya, yang sehati dengan dia. Mengherankan
sekali, Elisa meminta kepada Elia untuk memberikan dua bagian dari
kuasa Allah. Ia telah menyaksikan mujizat dan kuasa Allah yang bekerja
melalui lengan Elia yang kuat. Melalui disiplin dan berbagai visi
Elisa telah belajar untuk meminta perkara-perkara yang besar dari
Allah.
Masih ada contoh-contoh lain dalam Perjanjian Lama mengenai orang yang
menanam hidupnya dalam hidup orang lain: Daud dengan pahlawan-
pahlawannya; para patriarkh yang mendidik anak-anak mereka; dan
perintah-perintah konkrit kepada para ayah untuk mendidik anak-
anaknya yang kemudian mereka juga akan mendidik anak-anak mereka juga
(lihat Ulangan 4:9 dan 6:6-7). Perhatian pada hubungan guru-murid ini
memberikan dasar bagi pelayanan pemuridan dalam Perjanjian Baru.
Pelayanan Tuhan Yesus kepada Umum
Tuhan Yesus mempunyai pelayanan yang luas kepada masyarakat umum, yang
meliputi empat pendekatan pokok.
IA BERKHOTBAH. Orang banyak mendengar tentang kerajaan, tentang
penghukuman atas kemunafikan agama, dan tentang sifat-sifat Allah
melalui khotbah-khotbah Tuhan Yesus. Ia mengungkap hal-hal baru
tentang konsepsi-konsepsi Perjanjian Lama yang terkubur dalam tradisi.
Ia menyatakan kebenaran pokok yang lebih mulia dari konsepsi
mengharapkan keselamatan dengan jalan melakukan hukum Taurat. "Orang
banyak yang besar jumlahnya mendengarkan Dia dengan penuh minat"
(Markus 12:37) ketika Ia berkhotbah dengan kasih dan penuh wibawa.
IA MENGAJAR. Tak pernah ada orang yang mengajar seperti Dia. Ia
mengajar kepada orang banyak di lereng-lereng bukit dengan pemandangan
Danau Galilea, kepada kelompok-kelompok di desa-desa, kepada orang
seorang dalam rumahnya, kepada orang yang ingin tahu, dan kepada
mereka yang membaktikan dirinya. Ia menyatakan kebenaran yang murni
melalui perumpamaan-perumpamaan yang menerangi realitas kehidupan.
Tidak mengherankan bahwa Ia menggunakan kesepuluh metode mengajar yang
dicatat oleh sarjana-sarjana modern (F.H. Roberts, Master's Thesis,
Dallas Seminary, 1955, pages iii - iv).
IA MENYEMBUHKAN. Tak seorang pun yang meninggalkan Tuhan Yesus tanpa
disembuhkan sama sekali. Pada suatu saat, banyak orang berkumpul di
sekeliling-Nya, "Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia,
karena ada kuasa yang keluar daripada-Nya dan semua orang itu
disembuhkan-Nya" (Lukas 6:19). Dunia tanpa rumah sakit dan asuransi
pengobatan telah menemukan Tabib yang Agung.
IA MENGADAKAN MUJIZAT. Orang banyak berkerumun dan menyaksikan ketika
Tuhan menyembuhkan orang kusta, memberikan penglihatan kepada orang
buta, memberi makan orang banyak dan membangkitkan orang mati. Murid-
murid-Nya takjub ketika Ia meredakan angin ribut. Dalam keheningan
setelah angin ribut diredakan, mereka melihat Yesus berjalan di atas
air melalui kabut menuju perahu mereka.
Menurut sejarah, Gereja Kristus telah merangkum semua aspek dalam
pelayanan Kristus kepada umum, tetapi sering kali Gereja melalaikan
teladan yang diberikan Kristus dalam pelayanan-Nya kepada orang
seorang.
Pelayanan Yesus kepada Orang Seorang
Yesus juga mempunyai pelayanan perseorangan yang strategis, yang
begitu sederhana sehingga diabaikan sebagai suatu prinsip misi Gereja.
Kristus membaktikan diri-Nya untuk membina murid-murid yang akan
melipatgandakan berita tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan-
Nya kepada semua bangsa. Ia berkata,
"Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka
melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman." (Matius 28:18-20)
Jika kita hendak mengikut seluruh pelayanan Tuhan Yesus, maka Gereja
harus memperluas pelayanannya baik dalam penginjilan maupun dalam
memantapkan orang-orang bertobat. Sewaktu para petobat bertumbuh,
mereka pun harus diajar bagaimana mendidik dan melatih orang percaya
yang nantinya akan menjangkau orang lain juga melalui proses
pelipatgandaan rohani.
Memenangkan jiwa bukan menjadikan murid, tetapi memenangkan jiwa
penting sekali agar murid-murid dapat melipatgandakan diri mereka
dalam kehidupan orang lain. Penginjilan merupakan mata rantai yang
pertama dalam rantai pelipatgandaan rohani.
Gereja-gereja yang terlalu mengutamakan baptisan dan program gereja,
atau menaruh perhatian yang terlampau besar pada "kualitas
keanggotaan" harus mempertimbangkan kembali perintah Kristus untuk
menjadikan murid-murid. Menyelamatkan jiwa dan membina murid tak
terpisahkan dalam Kitab Suci.
Pemuridan Merupakan Metode yang Dapat Dilaksanakan
Ketika meninjau kembali motivasi saya untuk menjadikan orang lain
murid Tuhan, saya teringat bagaimana ada seorang yang memperhatikan
saya. Di samping memberi perhatian yang penuh kasih, ia juga
melimpahkan ke dalam hidup saya segala sesuatu yang telah
dipelajarinya dari Allah. Semuanya ini telah mengubah kehidupan saya.
Menjadikan murid tidak dinilai sebagai sesuatu yang mengagumkan, tidak
digolongkan menurut denominasi; tetapi hasilnya selalu lebih baik dari
apa pun yang telah saya alami selama tiga puluh tahun bekerja dengan
orang-orang lain. Ada beberapa alasan untuk hal ini.
Pemuridan merupakan salah satu cara yang strategis untuk mendapatkan
suatu pelayanan pribadi yang tak terbatas. Pelayanan ini dapat
dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, di mana saja dan di antara
kelompok umur apa saja.
Pemuridan merupakan pelayanan yang paling mudah disesuaikan. Karena
tidak perlu dilakukan dalam kerangka waktu atau susunan organisasi
tertentu, maka orang yang menjadikan murid ini dapat bertindak dengan
sangat fleksibel.
Pemuridan merupakan cara yang paling cepat dan paling terjamin untuk
mengerahkan seluruh tubuh Kristus untuk penginjilan. Tujuan pemuridan
bukan sekedar memperoleh lebih banyak murid, karena kelompok yang
terdiri dari orang-orang yang telah diselamatkan segera akan mati jika
mereka tidak berusaha secara efektif untuk merembes ke dalam dunia
yang terhilang ini. Salah satu cara yang tercepat untuk meningkatkan
baptisan dan memperdalam kualitas kehidupan orang-orang yang telah
dimenangkan bagi Kristus ialah melalui pemuridan. Menjadikan semua
bangsa murid tidak hanya menjadi hasil penginjilan, tetapi juga suatu
sarana untuk menginjili dunia ini.
Dalam jangka panjang pemuridan mempunyai potensi yang lebih besar
untuk menghasilkan buah daripada pelayanan lainnya. Tuhan ingin agar
kita berakar dan dibangun di dalam Dia dan teguh dalam iman (lihat
Kolose 2:7). Ini memerlukan waktu dan perhatian. Menaruh perhatian
pada orang merupakan unsur penting. Tindak lanjut dilakukan oleh
seseorang bukan oleh sesuatu.
Pemuridan akan memperlengkapi gereja setempat dengan pemimpin-
pemimpin awam yang dewasa, yang berpusat pada Kristus dan Firman-Nya.
Ada banyak orang yang memenuhi bangku-bangku gereja, tetapi
pekerjaannya hanya sedikit. Pekerja-pekerja merupakan hasil usaha
pemuridan yang dipimpin oleh Roh dalam gereja. Membangun dalam
kehidupan orang lain merupakan rencana Allah untuk mendapatkan diaken-
diaken baru, guru-guru, dan pemimpin gereja lainnya. Himbauan komisi
pencalonan untuk pekerja-pekerja akan menjadi sorak pujian bagi Allah
apabila anggota-anggota gereja melipatgandakan murid-murid yang
serupa Kristus.
|