Nama Kursus | : | ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) |
Nama Pelajaran | : | Bertanggungjawab dalam Hal Keanggotaan Gereja dan |
| | Kehidupan Keluarga |
Kode Pelajaran | : | OKB-R04b |
Referensi OKB-R04b diambil dari:
Judul Buku | : | PRIORITAS: MANA YANG LEBIH DULU? |
Judul Artikel | : | Anda dan Keluarga Anda |
Penulis | : | J. Grant Howard |
Penerbit | : | YAKIN, Surabaya, 1981 |
Halaman | : | 96 - 105 |
ANDA DAN KELUARGA ANDA
Kesadaran yang berkembang
Sebuah kelahiran menciptakan suatu tatanan relasi keluarga yang baru.
Bayi pertama menjadi putra atau putri dengan ayah dan ibu, dan
sejumlah kakek dan nenek, paman dan Bibi, serta para saudara sepupu.
Kalau terjadi kelahiran rohani, hal itu akan berpengaruh terhadap
keluarga, karena merupakan tambahan tanggung jawab di dalam semua
relasi keluarga. Ayah dan ibu yang menjadi Kristen bertanggung jawab
untuk mendidik dan membesarkan anak mereka secara Alkitabiah. Kalau
suami-isteri diselamatkan, mereka dapat menerapkan kebenaran
Alkitabiah ke dalam pernikahan mereka.
Sudut Pandang
keluarga sama pentingnya dengan relasi lainnya. Sama penting
dengan gereja, pekerjaan, dan relasi Anda lainnya.
Kedua, seseorang mungkin akan menegaskan pentingnya keluarga, karena
keluarga telah ada sejak kitab Kejadian, jauh sebelum adanya gereja
dan pemerintah. Namun hal itu tidak membuat keluarga menjadi lebih
penting, hanya karena lebih dahulu ada secara kronologis. Dunia dan
pekerjaan sudah ada sebelum keluarga dalam kitab Kejadian. Tidak
berarti bahwa ada yang lebih penting dan ada yang kurang penting.
Ketiga, keluarga mencakup manusia, konsep, dan fungsi. Suami menganut
konsep kasih serta mempraktekkannya bersama istri. Kita harus
melibatkan diri dalam proses komunikasi serta memahaminya. Kita
melakukannya bersama dengan segenap anggota keluarga. Keluarga bukan
sekedar manusia. Tapi manusia yang memiliki relasi penting dengan
sesamanya. Sesamanya yang memiliki tanggung jawab khusus dalam
berbagai relasi ini.
Keempat, relasi keluarga dan tanggung jawab keluarga tidak memiliki
sistem prioritas. Orang tua sama penting dengan anak. Suami sama
penting dengan istri. Menikah sama penting dengan membujang. Pergi
sama penting dengan datang. Mengasihi sama penting dengan mendidik.
Penyerahan sama penting dengan kepemimpinan. Alkitab menjelaskan
setiap bidang ini. Hal itu berakibat masing-masing menjadi penting dan
merupakan keharusan.
Kelima, unsur keluarga tersebut di atas selektif. Masing-masing dapat
diperinci kembali. Misalnya, keluarga: paman, bibi, keponakan, dan
lain-lain. Hal lain dapat ditambahkan, seperti: adopsi, KB, orang
cacat, bimbingan pra nikah, homoseksualitas, kesatuan, pendidikan
seks, dan lain-lainnya. Banyak hal yang tercakup dalam keluarga. Yang
perlu ialah menetapkan berbagai relasi dalam keluarga kita serta
memanfaatkannya.
Anda Sebagai Pribadi
Sebagai anak Anda bertanggung jawab untuk menghormati dan taat kepada
orang tua Anda (Efesus 6:1-4). Anda tidak boleh mempraktekkan sikap
balas dendam terhadap saudara Anda (Roma 12:17-18). Sebagai orang
bujang, relasi Anda dengan lawan jenis harus murni (1 Tesalonika 4:1-
8). Dalam mencari jodoh, Anda harus mencari saudara seiman yang dapat
bekerjasama mengembangkan pernikahan Alkitabiah (1 Korintus 7:39).
Sebagai orang bujang, Anda harus berpegang teguh pada konsep pribadi
Anda, seksualitas Anda, dan potensi rohani Anda (1 Korintus 7:1-40).
Di mana posisi Anda sebagai orang bujang? Apakah Anda tahu artinya
berbicara dan bertindak dengan bijaksana terhadap lawan jenis? Apakah
Anda melakukannya? Apakah Anda sedang mengembangkan konsep pribadi
yang sehat sebagai orang bujang? Apakah Anda mengatasi dorongan seks
Anda dengan cara yang berkenan kepada Allah? Sebagai janda atau duda,
apakah Anda berpikir secara benar, mengalami perasaan yang benar, dan
bertindak benar?
Sebagai orang bujang, Anda memiliki tanggung jawab Alkitabiah.
Kewajiban Anda untuk mengetahuinya dan melakukannya. Bagi Anda, semua
tanggung jawab itu adalah prioritas utama. Jangan tertipu dengan
pemikiran bahwa Anda baru dapat melakukan kehendak Allah apabila Anda
menikah.
Anda Sebagai Pasangan
Pernikahan merupakan hidup berpasangan. Hidup berpasangan berhasil
kalau kedua pihak melakukan apa yang seharusnya. Bukan hanya sementara
atau sewaktu-waktu, tapi secara teratur. Suami harus mengasihi dan
memimpin (Efesus 5:25-33). Istri harus tunduk dan hormat (Efesus 5:22-
24, 33). Keduanya harus meninggalkan, bersatu, dan menjadi satu
(Kejadian 2:24). Keduanya harus saling menyerahkan diri dalam
seksualitas (1 Korintus 7:2-7). Suami harus berusaha memahami sang
istri dan memperlakukannya seperti dirinya sendiri (1 Petrus 3:7).
Seandainya satu pihak bukan Kristen, pihak lain harus dapat
mencerminkan kehidupan yang memuliakan Tuhan sehingga menarik
pasangannya untuk bertobat (1 Petrus 3:1-6). Perkataan keduanya harus
selalu tulus dan tepat, untuk membangun dan mempersatukan serta bukan
untuk menghancurkan dan memecah belah (Efesus 4:25-32).
Keduanya tetap merupakan anak yang harus memiliki relasi dengan orang
tua mereka serta orang tua pasangan mereka. Keduanya tidak sempurna
dan cenderung mementingkan diri sendiri, sulit untuk terus sebagai
pendamping, sombong, komunikator yang buruk, bergantung pada orang
lain serta tidak jujur. Gejala semacam ini dapat timbul dalam setiap
pernikahan. Keduanya harus rela mengambil tindakan yang perlu untuk
mengatasinya atau mencegahnya. Kalau terjadi perpisahan atau
perceraian atau kematian, maka keduanya harus menghadapi suatu relasi
dan perasaan yang baru. Kalau mereka menikah kembali, maka mereka akan
berusaha memperhatikan agar relasi yang baru ini berhasil.
Di mana posisi Anda sekarang dalam pernikahan? Tanggung jawab
Alkitabiah yang mana yang Anda pikul sekarang? Bidang apa saja yang
Anda hindari selama ini? Kebutuhan apa dari pasangan Anda yang dapat
Anda penuhi? Apakah Anda sedang mengembangkan kemampuan untuk
memutuskan hal-hal yang perlu dilakukan dalam pernikahan Anda? Apakah
perasaan Anda dimanfaatkan dengan baik atau dibiarkan merusak diri
Anda dan relasi Anda? Relasi Anda dengan pasangan Anda merupakan
tanggung jawab prioritas utama. Apakah Anda sudah menempatkannya
dengan tepat?
Anda Sebagai Orang tua
Datanglah anak sehingga Anda memiliki tanggung jawab dalam mendidik,
melatih, mengoreksi, dan mengendalikan (Ulangan 6:4-9; Efesus 6:4).
Setiap kali seorang anak lahir, Anda menambah tanggung jawab prioritas
utama. Pikirkanlah itu! Kebutuhan anak selalu berjalan dan berubah.
Orang tua harus memenuhi kebutuhan itu, dengan menambahkannya ke dalam
kebutuhan mereka sendiri. Kebutuhan Anda yang terbesar ialah berpaut
pada perintah Allah.
Sementara anak bertumbuh, ia butuh teman bermain, berjalan, membaca,
mendengar, dan bertumbuh. Orang tua harus menerima anak sebagaimana
adanya. Godaan yang datang ialah untuk menjadikan mereka seperti kakak
mereka, atau seperti kita. Anak mendukakan orang tua. Karena itu,
orang tua sangat kuatir. Anak bertumbuh, meninggalkan rumah dan
menikah. Orang tua lalu menjadi ipar dan kakek dan pembimbing.
Menjadi orang tua merupakan tanggung jawab dari Allah yang menempati
prioritas utama. Apakah Anda mengetahui kehendak Allah bagi Anda
sebagai orang tua? Apakah Anda melakukannya? Apakah Anda hanya
berfungsi sebagai orang tua pada akhir minggu atau liburan, atau
apakah Anda menerimanya sebagai tanggung jawab harian?
Meluaskan Kemampuan Anda untuk Mengasihi.
Kita telah telusuri bersama keluarga secara umum serta meneliti
bagian-bagiannya. Sekarang kita akan memerhatikan satu pokok khusus:
kasih. Kasih merupakah kekuatan yang memampukan kita melaksanakan
perintah Allah, dan bertindak atas inisiatif sendiri dengan tepat
untuk memenuhi kebutuhan yang benar.
Kebenaran itu pasti menang.
Mengasihi Pasangan Anda
Suami - kasihilah istrimu! Bagaimana caranya? Buatlah suatu gagasan
dan bertindaklah dengan tepat untuk memenuhi kebutuhan pasangan Anda.
Istri memerlukan suami yang memberi makanan, pakaian, dan rumah
untuknya dan anak-anaknya. Lakukanlah. Di rumah istri setiap hari
bercakap-cakap dengan anaknya. Ia membutuhkan persekutuan dengan orang
dewasa dan percakapan dengan orang dewasa. Sediakanlah itu.
Berkorbanlah untuk melakukan hal itu. Istri juga memerlukan kata-kata
kasih sayang, pujian, dukungan, keluhan, dan sebagainya. Berikan semua
itu padanya. Jangan menanti sampai ia memohonkannya dari suami.
Ambillah inisiatif. Berkorbanlah untuk melakukan hal itu. Berkorbanlah
juga untuk memenuhi janji Anda kepadanya.
Istri - kasihilah suamimu! Lakukanlah dengan cara yang sama. Mulailah
mengambil inisiatif dan berkorbanlah untuk memenuhi kebutuhannya.
Kalau Anda melakukan hal itu dalam pernikahan Anda, maka hal itu akan
menghilangkan omelan, karena omelan merupakan reaksi seseorang yang
kebutuhannya tidak terpenuhi. Hal tersebut di atas juga akan
meneguhkan relasi Anda dengan pasangan Anda. Setiap kali Anda
melakukannya ingatlah untuk berkata bahwa Anda mencintainya. Kebutuhan
yang lebih dalam dari pasangan Anda mungkin baru terpenuhi dengan
pengorbanan yang lebih besar pada pihak Anda. Kalau Anda merasa mudah
untuk mengasihi pasangan Anda, hal itu mungkin menunjukkan bahwa Anda
tidak berusaha dengan baik!
Mengasihi Anak Anda
Orang tua - kasihilah anak-anakmu!
Apa yang dibutuhkan remaja? Mereka yakin bahwa mereka hanya
membutuhkan sedikit sekali peraturan, kalau ada. Banyak waktu yang
dihabiskan di luar rumah. Memakai telepon tanpa batas. Hak untuk
meremehkan orang lain, misalnya: guru, orang tua, dan saudara kandung.
Kebebasan menjawab pertanyaan dengan seenaknya.
Sebagai orang tua, Anda harus dapat memisahkan kebutuhan yang benar
dari yang tidak benar serta tindakan yang tepat guna memenuhi
kebutuhan tersebut. Dengan perkataan lain, Anda harus menentukan
perintah Allah yang akan Anda jalankan dalam relasi Anda dengan
remaja, dan perintah Allah yang harus mereka jalankan.
Remaja yang merendahkan orang lain harus diingatkan dengan bijaksana
namun tegas bahwa tingkah laku semacam itu adalah salah. Itulah cars
kita mengasihi remaja. Sebagai remaja yang bertumbuh menjadi dewasa,
tingkah lakunya menjadi prioritas utama baginya dan bagi Anda. Remaja
mungkin belum menyadari hal ini. Tapi orang tua harus menyadarinya.
Untuk itu dibutuhkan pengorbanan.
Anak berusia lebih muda. Mungkin balita. Apa yang mereka butuhkan?
Mereka membutuhkan pertumbuhan. Kita berusaha mempercepat proses ini
dengan berusaha mendidik anak untuk bersikap sebagai orang dewasa. Hal
itu tidak salah. Tetapi mengharap anak balita bertumbuh menjadi dewasa
dalam sekejap adalah tidak masuk akal. Anak perlu bertumbuh dan merasa
diterima sebagaimana adanya.
Hal itu menuntut pengorbanan, karena orang dewasa sukar berpaling
kembali ke dunia kanak-kanak. Tapi itu cara Anda mengasihi anak pra
sekolah. Anda yang berinisiatif dan berkorban untuk memenuhi
kebutuhannya. Mereka perlu dijaga, didengarkan, diajak bermain,
dibacakan ceritera. Sepatu mereka perlu ditalikan, rambut disisirkan,
mainan diatur kembali, sepeda diperbaiki, pertanyaan dijawab, hasil
ulangan mereka diperiksa.
Hal itu tidak berarti bahwa kita membiarkan diri dikendalikan oleh
anak sehingga kita gagal memenuhi kebutuhan kita yang pokok. Seorang
ibu yang menggendong anaknya setiap kali ia menangis secara bertahap
akan gagal memenuhi kebutuhannya sendiri akan suasana pribadi, santai,
bersama dengan suaminya. Anak mungkin berpikir bahwa ia perlu diasuh
siang malam, namun sebenarnya itu bukan kebutuhannya yang benar. Orang
tua yang melakukannya tidak bertindak dengan tepat untuk memenuhi
kebutuhan anak dan dirinya sendiri.
Mengasihi Orang tua Anda
Anak - kasihilah orang tuamu!
Apa yang dibutuhkan orang tua Anda? Tidak ada. Mereka orang dewasa.
Kedewasaan berarti memiliki semua yang mereka butuhkan. Benar? Tidak
benar. Mereka masih memerlukan surat seperti ini.
IBU:
Saya sedang duduk dan merenungkan kembali betapa ibu telah begitu
setia memasak untuk 6 orang selama bertahun-tahun. Saya baru
menyadari betapa hal itu merupakan beban yang maha berat. Saya heran
bagaimana ibu dapat melakukan semua itu.
Hal ini mungkin berarti bahwa saya sedang bertumbuh menjadi dewasa -
sambil menyadari serta menghargai, semua pelayanan kasih yang ibu
telah berikan selama bertahun-tahun tanpa mengeluh sekalipun. Saya
yakin bahwa hal itu terjadi karena Ibu mengasihi kami, bukan? Saya
amat mengasihi Ibu. Peluk dan cium dari anakmu. TUTI.
Itu surat dari seorang putri berumur 21 tahun, yang sudah lulus dari
pendidikannya dan sekarang bekerja mencari nafkah sendiri. Surat
semacam itu menjawab kebutuhan seorang ibu. Ibu akan membaca surat itu
berulang kali di depan semua orang. Lalu ibu akan meletakkan surat itu
dalam sebuah bingkai. Tuti harus berkorban untuk menulis surat semacam
itu.
Galilah kedalaman kasih agape ini. Apa yang dibutuhkan mertua?
Diundang secara berkala? Konsultasi? Mengatakan bahwa usaha mereka
untuk mengatur ruang tamu Anda patut dihargai, tapi Anda akan
menatanya sendiri? Itu tidak mudah, bukan? Sulit untuk Anda katakan,
dan sulit untuk mereka terima. Tapi kasih tidak hanya mengerjakan
perkara yang mudah. Kasih mengerjakan apa yang perlu dan yang benar,
"belajar melakukan pekerjaan yang baik untuk dapat memenuhi keperluan
hidup yang pokok" (Titus 3:14).
Sementara itu ...
Rumah tangga lebih didahulukan daripada gereja karena dalam 1 Timotius
3:4-5, 12 diajarkan bahwa kepemimpinan seseorang dalam keluarga
memampukan atau menggagalkan kepemimpinannya di gereja. Tapi bagian
itu tidak mengatakan bahwa keluarga lebih penting daripada gereja.
Sebaliknya bagian itu menekankan bahwa keluarga merupakan bukti nyata
di mana kita dapat menilai keterampilan dan ketulusan seseorang
sebagai ayah dan suami.
Gereja sama penting dengan keluarga karena konteks luasnya sebagai
alat untuk melengkapkan seseorang dengan Firman Allah untuk berfungsi
dengan benar di keluarga, menunjukkan kepemimpinan yang bermutu, dan
menjadi pemimpin gereja (2 Timotius 3:16-17, Titus 1:9). Selanjutnya,
dunia sama pentingnya sebagai bukti seperti halnya dengan keluarga,
karena seorang pemimpin gereja harus memiliki nama baik di luar rumah
dan di luar gereja (1 Timotius 3:7). Sekali lagi kita melihat
kelemahan dari usaha untuk menyusun urutan tanggung jawab Alkitabiah.
|