Nama Kursus | : | ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) |
Nama Pelajaran | : | Bertanggungjawab dalam Hal Keanggotaan Gereja dan |
| | Kehidupan Keluarga |
Kode Pelajaran | : | OKB-R04a |
Referensi OKB-R04a diambil dari:
Judul Buku | : | ANDA DAN GEREJA |
Judul Artikel | : | Tugas Jemaat Kristus |
Penulis | : | Walter Mohr |
Penerbit | : | YAKIN, Surabaya, 1981 |
Halaman | : | 34 - 42 |
"TUGAS JEMAAT KRISTUS"
Jemaat Kristus mempunyai tiga tugas utama. Pertama tugas kepada Allah,
kedua tugas kepada dunia, ketiga tugas kepada anggota-anggota jemaat
sendiri. Mari kita selidiki satu per satu ketiga tugas jemaat Kristus
ini:
Pertama, penyembahan. Inilah tugas jemaat kepada Allah. Tugas jemaat
yang paling mulia. Sebenarnya dalam Perjanjian Lama, misaiirya kitab
Mazmur, ada banyak ditulis soal penyembahan. Ketika Yesus bercakap-
cakap dengan seorang perempuan Samaria di sumur Yakub, pembicaraan
sampai kepada soal penyembahan. Yesus berkata, "Tetapi saatnya akan
datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan
menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah
Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran " (Yohanes 4:23-24).
Di sini kita lihat bahwa bukan tempat yang penting dalam penyembahan,
melainkan sikap hati seseorang. Bapa "menghendaki" orang menyembah.
Kata "menghendaki" di sini berarti berkenan, mencari, merindukan.
Tugas jemaat kepada Allah ialah memelihara hubungan erat dengan Allah,
menyembah Dia, memuliakan Dia di tengah-tengah dunia dengan menyembah-
Nya. Kosonglah pelayanan kita, apabila tidak mau mengambil waktu untuk
menunggu di hadirat-Nya.
Di sorga sekarang malaikat-malaikat dan orang-orang kudus sedang
menyembah Allah (Wahyu 4:8-11; 5:9-14; 7:9-12). Kelak kita semua akan
menyembah Allah di sorga untuk selamalamanya.
Penyembahan yang benar ialah memusatkan hati kepada Tuhan dan
menyatakan kasih kita kepada-Nya. Ini berarti tidak memikirkan
kebutuhan diri sendiri maupun berkat-berkat yang Tuhan berikan, tetapi
memikirkan TUHAN itu sendiri. Kata yang umum dipakai dalam Perjanjian
Baru ialah "proskuneo" (kira-kira 60 x) dan diterjemahkan sebagai
"menyembah." Tetapi kata itu sendiri sebenarnya berarti "mencium
tangan."
Mengikuti suatu kebaktian gereja belum tentu suatu penyembahan.
Mengapa? Banyak orang merasa ikut kebaktian sudah berarti menyembah
Allah. Kadang-kadang tidak. Sebab penyembahan tidak terikat pada satu
tempat (Yohanes 4:20), melainkan pada keadaan hati orang yang
menyembah.Menyanyi, memuji, memikirkan kebesaran Allah dapat merupakan
penyembahan yang memperkenankan Allah dan menguatkan kita.
Penyembahan yang benar bukan ucapan-ucapan indah saja, tetapi
menyangkut diri kita dan segala yang ada pada kita. Penyembahan yang
benar akan mempersembahkan apa? Dalam Injil Matius ada satu contoh
yang indah mengenai penyembahan kepada Allah. Orang-orang majus dari
Timur datang ke tanah Palestina - bukan untuk meminta atau memperoleh
sesuatu, melainkan - untuk menyembah Dia, Anak Allah yang lahir di
kandang Betlehem. Memohon, meminta,mengharap sesuatu dari Tuhan itu
baik. Namun ada yang lebih, baik, yaitu menyembah Dia. Orang-orang
majus itu datang untuk menyembah Dia (Matius 2:11). Perhatikan
bagaimana mereka menyembah. Dengan membuka tempat penyimpanan harta
bendanya! Mereka menyembah dengan mempersembahkan emas, kemenyan, dan
mur.
Jadi, penyembahan yang sejati mencakup: mempersembahkan diri dan
tubuhnya kepada Tuhan (Roma 12:1). Ini berarti hidup bagi Tuhan. Bukan
di mulut saja kita menyembah Tuhan, tetapi dinyatakan dalam kehidupan
sehari-hari. Mempersembahkan sebagian dari harta benda kita kepada
Tuhan (1 Korintus 16:2). Lebih dahulu harus mempersembahkan diri (2
Korintus 8:5), kemudian barulah dapat mempersembahkan harta kita
kepada Tuhan dengan kerelaan hati karena mengasihi Tuhan. Ingat,
segala harta benda yang ada pada kita itu pun sebenarnya milik Tuhan,
yang dipercayakan oleh-Nya kepada kita untuk dipergunakan bagi
kemuliaan-Nya (2 Korintus 9:7).
Kedua, penginjilan. Inilah tugas jemaat kepada dunia. Tugas yang
penting sekali. Tugas pokok. Bukan sesuatu yang asing bagi kita. Ini
adalah pesan/perintah/amanat agung dari Tuhan Yesus yang terakhir
sebelum la naik ke sorga (Matius 28:19; Kis.Ras. 1:8). "Pergilah . . .
jadikanlah . . . saksikanlah."
Tuhan Yesus sendiri memberikan contoh yang indah (Lukas 19:10). "Anak
Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." Sekarang
ini masih tugas kita.
Tugas ini adalah tugas seluruh jemaat Kristus. Jemaat yang melalaikan
ini akan mati. Di mana ada jemaat yang lupa akan tugasnya dalam
penginjilan, jemaat itu akan segera mati. Jemaat itu akan jadi kering,
tandus. Ada satu syarat mutlak bagi jemaat yang mau hidup: bersaksi,
menginjil. Ingin dewasa secara rohani, bersaksi! Kadang-kadang ada
orang yang berpandangan, karena di dalam gereja masih banyak
persoalan, mari kita membereskan dahulu apa yang di dalam, mengajar,
mengajar, mengajar, baru sesudah itu semua beres, kita keluar . . .!
Saya tidak setuju. Keyakinan saya, sering ada banyak persoalan di
dalam jemaat karena kita tidak mau keluar bersaksi, tak mau bekerja.
Ini sama dengan tubuh orang yang sakit-sakitan terus karena orang itu
tidak pernah mau bergerak, tidak mau latihan, tidak mau bekerja!
Bergerak membikin tubuh jadi sehat. Bila ada jemaat yang lemah,
ajaklah jemaat itu keluar bersaksi. Itu akan menyehatkannya.
Penginjilan ini adalah tugas seluruh anggota jemaat. Bukan tugas
khusus bagi gembala atau penginjil saja (Kis. Ras. 8:1,4). Ya memang,
ada pemberita-pemberita Injil yang diberi karunia khusus untuk itu.
Tetapi siapa yang memulai jemaat Kristus di Roma? Tak seorang pun
mengetahuinya. Juga di tempat-tempat lain. Belum tentu seorang
penginjil yang memulai membuka jemaat di sana. Belum tentu seorang
rasul. Malahan mungkin sekali jemaat-jemaat itu dimulai oleh orang-
orang Kristen biasa saja. Oleh kaum awam. Sebenarnya orang Kristen
biasa lebih mudah mendekati orang-orang lain di sekitarnya dari pada
seorang pendeta atau penginjil mencoba mendekati mereka. Kaum awam
dengan sesama kaum awam tidak kaku hubungannya. Karena itu malah lebih
gampang orang Kristen biasa memenangkan jiwa bagi Kristus, bila
dilihat dari segi hubungannya ini. Tetapi gereja zaman sekarang sering
membuat kesalahan besar: mereka menggaji seorang-pendeta, menyerahkan
semua tugas kepadanya termasuk mencari jiwa-jiwa baru, sedangkan kaum
awam dilupakan atau dibiarkan duduk mendengarkan saja di bangku-bangku
gereja seminggu sekali. Tidak heran bahwa gereja sukar sekali untuk
maju!
Rasul Paulus memberikan satu prinsip yang indah sekali kepada kita (2
Timotius 2:2). "Apa yang telah engkau dengar dari padaku . . .
percayakanlah itu kepada orang-orang yang dapat dipercayai, yang juga
cakap mengajar orang lain." Artinya, sebanyak mungkin anggota jemaat
diikutsertakan dalam aktivitas pemberitaan Firman Tuhan, sehingga
mereka dapat memenangkan jiwa-jiwa lain lagi. Prinsip pelipat-gandaan
ini hendaknya dijadikan pedoman jemaat dan dipakai oleh setiap saksi
Tuhan.
Tetapi jemaat perlu insaf bahwa penginjilan bukan berarti seluruh
dunia akan percaya kepada Tuhan Yesus. Dari kenyataan kita sadar bahwa
hanya sebagian kecil saja yang akan percaya. Dalam Matius 7:12-14 kita
membaca hanya sedikit yang masuk pada jalan yang sempit. Banyak yang
masuk pada jalan yang lebar. Banyak orang tidak mau masuk pada jalan
sempit itu. Oh betapa indah apabila banyak yang mau masuk jalan
sempit. Tetapi dalam keseluruhan dunia ini, sedikit saja yang mau.
Meskipun demikian, pemberitaan Injil perlu dibawa ke mana-mana.
Perumpamaan empat macam tanah menjelaskan hal yang sama. Banyak yang
mendengar, banyak pula yang mulai memperhatikan. Malahan banyak yang
kelihatan sungguh percaya. Wah, orang-orang itu cepat maju. Namun ia
tidak mau mencabut cinta dunia yang lama. Saingan terlalu keras.
Akhirnya layulah. Kekayaan menariknya kembali dari Tuhan. Yang
berhasil sampai berbuah, akhirnya hanya seperempat saja dari
keseluruhan yang mendengar.
Kita tidak dapat membawa segenap dunia kepada Kristus, tetapi kita
harus membawa Kristus kepada segenap dunia! Ini tidak mudah, tetapi
bagaimana pun juga, ini tugas jemaat Kristus kepada dunia.
Ketiga, pemeliharaan dan pengawasan. Inilah tugas jemaat kepada para
anggotanya. Tugas yang berat. Sering dalam gereja pemeliharaan dan
pengawasan kepada para anggota jemaat kurang memadai. Barangkali
pendeta senang apabila banyak orang datang ke kebaktiannya, sedangkan
bagaimana keadaan rohani orangorang itu tidak diperhatikan. Ada pula
pendeta yang sibuk menjaga agar tidak ada seorangpun anggota gerejanya
yang sesat terhilang ke kandang orang Iain. Ini semua baik, tetapi
jangan itu saja! Pemeliharaan dan pengawasan kepada para anggota lebih
dari pada ini.
Apakah maksudnya pemeliharaan? Ini pemeliharaan bagi para orang kudus
di dalam jemaat Kristus. Pemeliharaan ini mencakup beberapa faktor.
Pertama, persekutuan adalah satu unsur penting dalam pemeliharaan
(Kis. Ras. 4:23; 2:42; Ibrani 10:24,25). Persekutuan ini bukan melulu
dalam kebaktian di gereja, tetapi juga dalam kunjungan, doa, saling
menasihati dan saling melayani. Cuma saya ingin menambahkan sesuatu
mengenai persekutuan ini. Persekutuan jangan sampai mengambil seluruh
waktu orang Kristen! Memang persekutuan penting sekali, tetapi tidak
usah setiap malam ada persekutuan atau kebaktian. Kalau orang-orang
Kristen setiap waktu "dipaksa" ikut persekutuan saja, kapan ia dapat
bersekutu dengan keluarganya? Nanti tanggung jawab dalam keluarga
masing-masing dapat terlalai dan rumah tangga bisa berantakan. Kalau
selalu persekutuan saja, kapan akan keluar menginjil? Kekristenan
tidak terdiri dari "kesibukan dalam persekutuan" belaka. Hendaklah ada
keseimbangan dengan yang lain-lain.
Kedua, pengajaran Firman Allah juga penting dalam pemeliharaan (Kis.
Ras. 2:42; Efesus 4:12-16). Para anggota jemaat seharusnya sungguh
memerhatikan acara Bible Study di gereja. Sedangkan gereja yang tak
mempunyai Bible Study bagi para anggotanya, harus mengadakannya.
Jemaat setempat mestinya juga berfungsi sebagai Sekolah Alkitab yang
praktis yang membawa orang percaya baru kepada kedewasaan rohani.
Tuhan Yesus tidak membuka sekolah Alkitab. Kedua belas rasul pun tidak
membuka sekolah Alkitab. Tetapi Tuhan Yesus dan rasul-rasul sungguh
mengajarkan Firman Allah kepada orangorang percaya. Ini tidak berarti
kita tidak boleh mendirikan sekolah Alkitab. Boleh saja! Hanya,
hendaknya setiap jemaat Kristus menjadi tempat di mana Firman Allah
sungguh diajarkan.
Ketiga, pelayanan upacara-upacara, yaitu baptisan dan perjamuan Tuhan,
juga termasuk dalam tugas pemeliharaan jemaat.
Keempat, pelayanan sosial - yang menyangkut kebutuhan jasmani anggota
jemaat setempat juga perlu diperhatikan. Dalam Kisah Para Rasul 6:1-6
ada contoh di mana kebutuhan sosial janda-janda di dalam jemaat itu
sangat diperhatikan dan diurus dengan baik. Malah keduabelas rasul itu
membentuk semacam panitia yang anggota-anggotanya diambil dari jemaat
itu sendiri untuk menolong para janda tersebut. Ayat-ayat lain yang
menyebutkan hal ini ialah antara lain, 1Timotius 5:3-6; Roma 12:13;
Kis. Ras. 11:27-30; dan sebagainya. Malahan rasul Paulus menganjurkan
agar apabila satu jemaat di suatu tempat sedang menderita kekurangan,
maka jemaat di tempat lain harus berusaha menolongnya (2 Korintus 8:1-
15). Mengapa Alkitab menganjurkan demikian? Seperti kata Paulus,
"supaya ada keseimbangan" di antara orang Kristen! Jangan sampai di
dalam jemaat duduk dua orang bersama-sama, di mana yang satu datang ke
kebaktian naik mobil dengan perut kenyang dan kantong penuh uang,
sedangkan yang lain berjalan kaki dengan perut lapar dan kantong
kempis, dan tidak diperhatikan sama sekali oleh yang berkelebihan itu!
Kasih Kristus di antara orang Kristen seyogyanya jangan hanya di bibir
saja, melainkan harus dinyatakan dalam perbuatan. Dan saya yakin,
apabila dunia melihat bagaimana di antara sesama orang Kristen ada
satu kasih yang nyata - yaitu saling tolong menolong dan saling
memerhatikan kebutuhan yang lain - akan ada lebih banyak orang yang
mau bertobat kepada Tuhan Yesus dari pada sekarang ini di mana orang-
orang Kristen dalam jemaat masing-masing hanya memikirkan
kepentingannya sendiri! Cuma, perlu dicatat bahwa pelayanan sosial ini
harus dikerjakan atau diberikan dengan hati-hati dan bijaksana agar
bantuan jasmani itu tidak disalahgunakan oleh sebagian orang. Harus
dijaga agar orang tidak lantas menggantungkan dirinya kepada bantuan
gereja, melainkan supaya ia tetap berharap dan memandang kepada Tuhan
Yesus. Orang-orang Injili yang "terlalu injili" sering menutup mata
terhadap kebutuhan jasmani orang lain. Mereka berpendapat bahwa yang
terpenting adalah jiwa. Memang betul, tetapi mereka lupa bahwa
kebutuhan jasmani juga diperlukan. Hanya sekali lagi, untuk melayani
kebutuhan jasmani bagi orang lain ini jemaat harus memakai banyak
kebijaksanaan.
Kemudian, apakah maksudnya pengawasan? Pengawasan bagi orang-orang
kudus dalam jemaat juga mencakup beberapa faktor. Tidak mudah seorang
gembala melakukan pengawasan terhadap anggota-anggotanya, lebih mudah
ia mengawasi penyesat-penyesat dari luar. Itulah sebabnya tugas
pengawasan terhadap para anggota ini sering dilalaikan. Misalnya,
kepada seorang anggota jemaat yang rajin ikut kebaktian, yang banyak
memberikan uangnya, apabila kemudian orang ini hidupnya menyeleweng
dari firman Tuhan, sulit sekali si pendeta menegor dia. Atau, iblis
akan selalu membisikkan ke telinga kita, "eh, siapakah engkau yang mau
menegor orang lain? Apakah engkau sendiri sudah sempurna? ..." Memang
tidak ada yang sempurna. Tetapi apabila ada dosa yang nyata di dalam
jemaat, maka jemaat setempat mesti bertindak. Mari kita lihat beberapa
faktor berhubungan dengan pengawasan ini.
Pertama, jemaat Kristus adalah jemaat yang suci dan tugas pengawasan
jemaat dipercayakan oleh Tuhan kepada jemaat itu sendiri (Matius
18:15-17). Jadi, jemaat setempat mempunyai tanggung jawab untuk
mendekati anggotanya yang bersalah. Atau datang kepada anggota yang
hampir-hampir jatuh dalam suatu jerat. Dengan mengingat diri sendiri
tidak sempurna, dan dengan kasih Tuhan, kita hendaknya menasihati
orang itu. "Saudara, kalau seorang kedapatan melakukan suatu
pelanggaran, maka kamu yang rohani, harus memimpin orang itu ke jalan
yang benar dalam roh lemah lembut, sambil menjaga dirimu sendiri
(Galatia 6:1,2). Tetapi apa yang sering terjadi dalam gereja bila ada
seorang anggotanya yang hidupnya mulai main-main dengan dosa? Bukannya
kita datang kepada orang itu langsung untuk menasihati dia, melainkan
semua orang di gereja mulai berbisik-bisik satu kepada yang lain
mengenai orang itu, tanpa ada seorang pun yang mau menasihati dia.
Sebaliknya orang itu malah menjadi bahan pembicaraan semua orang. Ini
tidak menolong orang tersebut. Malahan kita justru menjerumuskan dia
ke dalam jurang dosa! Betapa sering kita bersalah di hadapan Tuhan
dalam masalah ini.
Jemaat yang lalai dalam tugas pengawasan ini - meskipun tugas ini
tidak mudah akan "ketularan dosa" (1 Korintus 5:6-7). Misalnya, ada
seorang anggota jemaat, bahkan salah satu dari majelis, yang mulai
dihinggapi penyakit minum-minuman keras. Apabila ia dibiarkan saja
tanpa didekati, dinasihati dan ditegor, tidak lama kemudian seluruh
jemaat dapat menjadi kumpulan para pemabuk. Apabila orang itu kemudian
menambah minuman kerasnya dengan rokok, maka seluruh jemaat juga dapat
akhirnya menjadi perokok. Satu dapat merusakkan semuanya.
Pengawasan jemaat mempunyai dua tujuan: menyatakan dan mengeluarkan
orang yang tidak benar-benar bertobat dan yang hidupnya hanya senang
dalam dosa dari persekutuan Kristen (jemaat). Lihat 1 Yohanes 2:19.
Juga mengajar orang percaya - tetapi yang main-main dengan dosa - agar
ia sadar dan kembali kepada jalan yang benar.
Tetapi, bagaimana tugas pengawasan ini dapat dilaksanakan dengan baik?
Alkitab memberikan beberapa petunjuk mengenai pelaksana tugas ini:
- Apabila seorang bersalah, hendaklah ditegor langsung oleh yang
mengetahuinya (Matius 18:15-17).
- Apabila orang itu tidak mau mendengarkan, barulah membawa seorang
atau dua orang saksi lain.
- Apabila ia masih bersikeras dalam dosanya, seluruh jemaat
menasihatinya. Apabila tidak berhasil menyadarkan dia, ia perlu
dikucilkan.
- Ketua-ketua jemaat setempat wajib mengambil tindakan apabila ada
dosa yang nyata dalam jemaat itu (1 Kor. 5:3-7 ).
- Seorang yang bertobat dari dosanya, wajib diampuni dan disambut
lagi (2 Kor. 2:6-11).
Pelaksanaan tugas pengawasan ini perlu dalam kesalahan- kesalahan
sebagai berikut:
- Ajaran sesat (Titus 1:13; 3:10). Apabila ada anggota yang terus
mengikuti ajaran sesat, misalnya menolak Ketuhanan Yesus dan
sebagainya, ia wajib ditegor.
- Zinah (1 Kor. 5:1-5).
- Dosa terbuka ( 1 Tim. 5:20). Yang paling penting, dalam
melaksanakan tugas pengawasan ini, hendaklah jemaat bertindak
dengan adil (1 Tim. 5:19), dengan rendah hati 2 Kor. 10:12), dengan
lemah lembut (Galatia 6:1), dan dengan kasih (1 Kor. 13:4).
Jemaat yang setia dalam semua ini, penyembahan, pemberitaan Injil,
dan pemeliharaan serta pengawasan, akan sungguh menjadi jemaat yang
memuliakan Tuhan (Efesus 1:12).
|