Sebagai hasil dari kunjungan-kunjungan Paulus, baik "orang-orang yang takut kepada Allah" maupun orang-orang yang kafir sama sekali, menjadi percaya kepada Yesus Kristus. Paulus mulai menyadari betapa penting panggilannya itu. Pengalamannya pada waktu ini juga meyakinkannya bahwa orang-orang bukan-Yahudi yang percaya harus diterima dalam persekutuan Kristen tanpa kewajiban disunat dan memelihara peraturan- peraturan lain dari hukum Taurat. Paulus menyadari setelah pertobatannya, hubungannya yang baru dengan Yesus Kristus juga mengakibatkan suatu hubungan yang baru dengan orang-orang lain termasuk dengan orang-orang yang dibencinya dahulu. Jadi sekarang dia menginsyafi bahwa walaupun dahulu dia tergolong orang Yahudi yang ketat, dia dipersatukan dengan orang-orang bukan-Yahudi dengan cara yang baru dan lebih mendalam, begitu mereka menerima tuntutan Yesus Kristus atas hidup mereka. Setelah pengalamannya di jalan menuju Damsyik, hal itulah yang memang sudah diperkirakan terjadi atas Paulus. Telah diterangkan kepadanya waktu itu bahwa dia akan memainkan peranan yang sangat khusus dalam usaha penyebaran berita Kristen ke seluruh dunia. Ketika Paulus dan Barnabas kembali ke Antiokhia di Siria, mereka menemukan jemaat di sana setuju dengan mereka tentang pokok tersebut, dan menyambut keberhasilan mereka menginjili orang-orang di Asia Kecil bagian selatan (Kisah Para Rasul 14:27-28).