OKB-Pelajaran 05

Nama Kursus : Orang Kristen yang Bertanggung Jawab
Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab dalam Hal Memberi dan Menggunakan Waktu
Kode Pelajaran : OKB-P05

Pelajaran 05 - BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL MEMBERI DAN MENGGUNAKAN WAKTU

DAFTAR ISI

  1. Bertanggung Jawab dalam Hal Memberi
    1. Kita Memberi Karena Anugerah Allah
    2. Enam Bagian Dalam Tanggung Jawab Memberi
  2. Bertanggung Jawab dalam Penggunaan Waktu
    1. Waktu Untuk Berencana
    2. Waktu Untuk Berdoa
    3. Waktu Untuk Bekerja
    4. Waktu Untuk Beribadah Dan Beristirahat
    5. Kesimpulan

DOA

BERTANGGUNG JAWAB DALAM HAL MEMBERI DAN MENGGUNAKAN WAKTU

  1. Bertanggung Jawab dalam Hal Memberi

    Dalam pelajaran ini kita akan belajar dua alasan mengapa kita harus memberi. Pertama, kita bertanggung jawab untuk memberi karena anugerah Allah. Kedua, ada enam bagian dalam tanggung jawab memberi berdasarkan kisah pemberian orang-orang di Makedonia.

    Kejadian pasal 1, mengatakan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu. Segala sesuatu adalah milik Allah, demikian juga kita dan segala sesuatu di sekitar kita. Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya (Mazmur 24:1). Jika kita tidak memiliki sesuatu, bagaimana kita bisa memberikan sesuatu untuk Allah? Anugerah Allah mengijinkan kita untuk menggunakan beberapa dari milik-Nya, seakan-akan semua itu adalah milik kita.

    1. Kita Memberi karena Anugerah Allah

      Pernahkah Anda melihat seorang ibu memberikan sebuah biskuit kepada seorang anak yang sedang ia gendong? Seringkali anak itu mencoba memberikan biskuit itu kepada ibu. Ibu tidak perlu makan biskuit anaknya karena ia memiliki sekantong biskuit untuk dirinya sendiri. Akan tetapi, anak itu ingin berbagi dengan ibunya yang telah memberinya. Anugerah Allah bekerja dengan cara yang sama. Sebagai anak-Nya kita ingin berbagi dengan Dia apa yang telah Ia berikan kepada kita.

    2. Enam Bagian dalam Tanggung Jawab Memberi

      Dalam 2 Korintus 8:1-5, Rasul Paulus berbicara tentang anugerah Allah yang bekerja di Makedonia. Orang-orang Makedonia memberikan kembali kepada Allah apa yang telah Allah berikan untuk mereka. Mereka melakukan hal tersebut dengan cara membagikan berkat itu kepada orang yang membutuhkan di kota Yerusalem. Orang-orang di kota Korintus telah berjanji untuk menolong, tetapi mereka tidak mengirimkan pemberian mereka. Itulah sebabnya Paulus mengirimkan surat kepada jemaat Korintus supaya hal ini menjadi pelajaran bagi mereka. Ia ingin mereka mengetahui cara orang Makedonia dalam hal memberi (2 Korintus 8:1). Sesuatu yang mengagumkan telah terjadi! Cara orang-orang Makedonia memberi menyenangkan hati Paulus. Ia yakin bahwa orang-orang di kota Korintus akan bersemangat jika mereka mengetahui apa yang telah terjadi. Ada enam hal yang telah dilakukan oleh orang-orang Makedonia yang menunjukkan pemberian yang bertanggung jawab. Mari kita lihat satu per satu.

      Pertama dan hal terpenting terdapat dalam 2 Korintus 8:5. Mereka memberi diri mereka sendiri. Mereka memberi diri dalam dua cara: Mereka memberi diri mereka pertama dalam pertobatan dan iman agar menjadi Kristen yang lahir baru. Kemudian mereka memberikan kehidupan total mereka dalam pelayanan kepada Kristus. Seorang pemberi yang bertanggung jawab harus memulai dengan cara seperti ini. Pertama, yakinkan bahwa diri Anda sudah lahir baru dalam Kristus. Saat Anda sudah yakin, berikanlah hidup Anda seluruhnya untuk melayani Kristus. Anda berhak melangkah lebih jauh lagi dalam hal memberi jika Anda telah melakukan dua hal ini.

      Kedua, mereka tidak membiarkan hal-hal di sekeliling mereka menentukan apa yang mereka beri. Banyak hal tidak berjalan dengan baik bagi orang-orang Kristen di Makedonia. Dalam 2 Korintus 8:2, Paulus menjelaskan bahwa mereka menderita dalam percobaan dan penganiayaan. Lagipula, ayat ini mengatakan bahwa mereka sangat miskin. Jika kita melihat keadaan mereka, kita melihat beberapa alasan yang bisa mereka pakai untuk tidak memberi. Tetapi mereka tidak memberi alasan. Mereka memberikan persembahan. Seorang pemberi yang bertanggung jawab tidak mencari-cari alasan, tetapi mencari kesempatan untuk memberi.

      Ketiga, 2 Korintus 8:3 berkata bahwa mereka memberi berdasarkan banyaknya yang mereka miliki. Mereka yang memiliki lebih banyak memberi lebih banyak lagi. Mereka yang memiliki sedikit memberi semampu mereka. Pemberian semacam ini disebut sebagai pemberian seimbang. Pemberian seimbang berarti memberi suatu bagian atau satu porsi dari apa yang Anda miliki. Perpuluhan adalah memberi sepersepuluh dari apa yang Anda miliki. Ini adalah pemberian yang seimbang. Yesus berkata bahwa kita tidak boleh melupakan untuk memberikan perpuluhan kita (Matius 23:23). Yesus memberi semangat untuk memberi secara seimbang.

      Keempat, 2 Korintus 8:3 juga mengatakan bahwa mereka memberi "melebihi kemampuan mereka". Mereka memberi lebih banyak dari apa yang mampu mereka berikan. Pemberian semacam ini disebut memberi dengan pengorbanan. Dalam Markus 12:41-44, orang janda itu memberi semua yang ada padanya. Dalam Kisah Para Rasul 2:45, orang-orang Kristen memberi segala sesuatu. Tidak ada dalam Alkitab bahwa Tuhan mengatakan untuk memberi lebih sedikit daripada sepersepuluh, tetapi memberi seperpuluh tidak selalu mencukupi. Ada waktu-waktu dimana seorang pemberi yang bertanggung jawab memberi dengan pengorbanan.

      Kelima, orang-orang Makedonia memberi sebab mereka ingin memberi. Dalam 2 Korintus 8:4, mengatakan bahwa mereka memohon untuk dapat memberi dan kemudian memberi dengan sukacita. Tidak ada tempat di dalam gereja untuk pemberian terpaksa. Orang-orang harus memberi dengan rela sebab mereka ingin memberi. Memberi dengan tanggung jawab berarti memberi dengan sukarela.

      Keenam, mereka memberi sesuai dengan kehendak Allah (2 Korintus 8:5). Suatu pertanyaan yang sangat sulit muncul saat kita memikirkan pemberian semacam ini. Pertanyaannya adalah, "Berapa banyak seharusnya saya memberi?" Beberapa orang berkata berikanlah semuanya dan biarkan gereja memutuskan bagian apa yang diberikan kembali kepada Anda. Beberapa gereja menghendaki para imam atau pendeta mereka untuk melakukan hal ini. Beberapa pemimpin gereja berkata bahwa Anda harus memberi sejumlah yang ditentukan oleh gereja. Masih ada yang lain lagi berkata bahwa Anda harus memberi perpuluhan anda. Jika Anda memberi perpuluhan, mereka berkata bahwa itu sudah meliputi semua tanggung jawab Anda dalam hal memberi. Orang-orang Kristen yang murni kadang-kadang berkata bahwa Anda harus memberi sampai Anda menderita. Mereka berkata bahwa memberi sampai ia menderita membuktikan bahwa ia benar-benar memberi dengan pengorbanan. Orang Kristen lainnya yang sama murninya berkata bahwa Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita. Mereka berkata bahwa kita tidak perlu memberi sampai menderita tetapi berilah sampai bersukacita.

      Dengan jawaban-jawaban yang berbeda-beda ini, bagaimana kita dapat mengetahui mana yang benar? Hanya ada satu jawaban yang benar, kita harus memberi berdasarkan kehendak Allah (2 Korintus 8:5). Kita harus memberi apa yang Tuhan katakan untuk kita berikan pada saat ini.

  2. Bertanggung Jawab dalam Penggunaan Waktu

    Tuhan memberikan kepada setiap orang suatu pemberian yang jauh lebih berharga daripada uang. Tak seorangpun dapat membeli apa yang telah diberikan Tuhan ini. Tidak ada cara lain untuk memperoleh kecuali menerimanya dari Tuhan. Apakah pemberian itu? Itu adalah waktu. Tuhan memberikan waktu kepada kita untuk digunakan, sehingga waktu yang kita punya bukanlah benar-benar milik kita, melainkan milik Tuhan. Bagaimana kita dapat menggunakan waktu yang telah diberikan Tuhan dengan cara yang terbaik? (baca Mazmur 90:12, Pengkhotbah 12:1, dan Efesus 5:15-16) Dengan mengakui dan mengenal kehendak Allah dalam kehidupan, barulah hidup yang sulit dan singkat itu berarti.

    1. Waktu untuk Berencana

      Pertama, kita harus merencanakan bagaimana kita ingin menggunakan waktu kita, sebagaimana Tuhan memimpin kita (Mazmur 19:8). Kita harus mendaftar segala sesuatu yang ingin kita lakukan, termasuk berdoa, belajar Alkitab, berbakti dan semua kegiatan kita. Jika kita merencanakannya, kita dapat memilih bagaimana kita akan menggunakan hari-hari dan waktu-waktu kita. Jika kita gagal berencana, waktu akan berlalu, lalu kita akan heran atau menyesali apa yang telah terjadi pada waktu itu. Tanpa sebuah rencana kita tidak akan melakukan hal-hal yang ingin kita lakukan.

      Kita harus merencanakan apa yang ingin kita lakukan di dalam waktu setahun, sebulan maupun dalam waktu seminggu. Kita harus merencanakan bagaimana hari kita akan digunakan. Tulislah hal-hal yang ingin dilakukan pada selembar kertas. Bahkan waktu beberapa menitpun akan berharga jika kita merencanakan bagaimana kita akan menggunakannya. Mungkin kita memerlukan waktu rapat selama 10 menit dengan teman kita untuk merencanakan sebuah program. Kita harus memikirkan tentang apa yang harus diputuskan dan membuat daftar untuk barang-barang yang dibutuhkan. Kemudian kita akan mempertimbangkan yang terpenting untuk dilakukan pertama, sehingga jika ada beberapa hal belum selesai, paling tidak hal-hal terpenting sudah dilaksanakan seperti yang tertulis dalam Mazmur 90:12.

    2. Waktu untuk Berdoa

      Bagian terpenting dari setiap hari adalah memulai hari bersama dengan Tuhan (Mazmur 5:4). Kita harus merencanakan untuk menyediakan waktu bersama-Nya setiap pagi sebelum kita melakukan hal lainnya. Selama waktu itu kita akan memuji Tuhan dan bersyukur atas berkat-berkat- Nya. Kita perlu membaca Firman-Nya dan membiarkan Dia berbicara kepada kita. Kita akan meminta-Nya untuk memberkati permintaan-permintaan kita dan mengawasi kegiatan-kegiatan kita sepanjang hari. Tidak ada bagian dari hari itu yang terpenting dari waktu kita bersama Tuhan. Seluruh hari itu akan menjadi lebih baik jika kita memulainya bersama dengan Dia. Mungkin kita perlu bangun lebih pagi dari biasa. Akan lebih berharga jika kita kehilangan waktu beberapa menit untuk tidur agar kita dapat memulai hari bersama dengan Allah. Nikmatilah berkat-berkat Tuhan yang mengalir lewat setiap doa-doa kita.

    3. Waktu untuk Bekerja

      "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi (Pengkhotbah 9:10)."

      Kita harus selalu menyediakan waktu yang benar untuk tanggung jawab pekerjaan atau sekolah. Ini juga merupakan pemberian dari Allah, dan kita harus mengusahakannya dengan sebaik-baiknya. Jika kita mendapat pekerjaan, kita harus bersyukur kepada Tuhan atas pekerjaan itu dan memberikan yang terbaik untuk majikan kita. Kita mengharapkan dia untuk membayar kita atas pekerjaan kita. Dia juga mengharapkan kita bekerja dengan baik karena ia menggaji kita. Kita akan berlaku tidak jujur jika kita tidak memberikan satu hari kerja yang baik untuk gaji yang kita dapatkan. Kita seharusnya jangan pernah mencoba untuk memberikan lebih sedikit dari yang majikan kita harapkan. Pekerjaan sekolah juga pantas menerima usaha terbaik kita. Kita memiliki berkat yang besar pada saat kita memiliki kesempatan untuk bersekolah.

      Yesus mengajarkan pentingnya mempersiapkan diri untuk pekerjaan di masa depan. Yesus sendiri menghabiskan 30 tahun sebelum Ia memulai pelayanan-Nya. Kemudian setelah dibaptis, Ia pergi ke padang gurun selama 40 hari dalam persiapan untuk pekerjaan yang akan Ia lakukan. Dalam Injil Markus 1:9-13, Yesus juga menghabiskan banyak waktu bersama dengan para murid-Nya dan mengajar mereka sebelum mereka memulai pekerjaan mereka. Tuhan tidak akan memberikan kesempatan bersekolah jika Ia tidak ingin kita menggunakan waktu persiapan itu untuk pekerjaan di masa depan.

      Kadang-kadang pelajaran-pelajaran itu kelihatannya kurang penting. Mungkin kita merasa bahwa kita tidak perlu mempelajari beberapa hal yang guru ajarkan kepada kita. Penulis Pengkhotbah 3:1-11 mengajar kita bahwa ada waktu untuk segala sesuatu. Ketika Tuhan memberi kita kesempatan untuk mempelajari sesuatu yang baru, kita harus mencoba dengan tekun untuk mengerti hal itu. Kita selalu tidak tahu bagaimana Ia merencanakan untuk menggunakannya di masa yang akan datang. Ia mungkin memiliki rencana-rencana untuk kita dimana Ia memakai pelajaran-pelajaran yang dulunya kita anggap tidak penting itu.

    4. Waktu untuk Beribadah dan Beristirahat

      "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat" (Keluaran 20:8).

      Makna hari Sabat bukan sekadar umat harus berhenti dari pekerjaan dan aktivitasnya, tetapi karena Allah sang pencipta bersedia berhenti bekerja untuk menguduskannya. Dengan demikian hari Sabat menjadi hari yang kudus. Dalam satu minggu Tuhan menyisihkan satu hari kepada kita sebagai hari peristirahatan. Ini berarti pada hari yang dikhususkan untuk istirahat dan penyembahan ini, kita tidak akan melakukan aktivitas yang biasa kita lakukan sepanjang minggu. Akan tetapi, ini bukan berarti bahwa kita harus menolak semua pekerjaan. (Matius 12:9-12) Hari Minggu adalah sebuah hari bagi orang Kristen pergi ke gereja dan menyembah Allah. Hari itu adalah hari untuk berdoa dan mempelajari Alkitab. Hal inilah yang terpenting untuk dilakukan orang Kristen pada hari Minggu. Hari itu juga baik untuk beristirahat, relaks/santai, mengunjungi teman-teman dan mencari kawan-kawan baru. Hari itu adalah waktu untuk memuji Tuhan yang mana kadang-kadang sulit dilakukan di sepanjang minggu yang sibuk.

    5. Kesimpulan

      Setiap hari pada waktu kita berdoa kepada Tuhan, kita harus minta kepada-Nya untuk menolong kita merencanakan jadwal hari itu. Kemudian kita harus meminta-Nya untuk memberkati segala rencana kita agar dilakukan sesuai dengan apa yang telah Ia berikan kepada kita. Kita harus meminta agar Ia menolong kita melihat cara-cara yang dapat kita lakukan untuk membantu orang lain dalam nama-Nya. Tuhan akan memberkati kita saat kita mencari pimpinan-Nya dalam menggunakan waktu kita.



Akhir Pelajaran (OKB-P05)

DOA

"Terima kasih Bapa, untuk pelajaran yang Engkau berikan kepadaku saat ini, khususnya tentang keuangan dan tentang waktu. Aku menyadari bahwa segala sesuatu yang aku punya adalah berasal dari Engkau. Karena itu ajarkan kepadaku untuk bertanggung jawab dan mengelolanya dengan baik. Amin."

[Catatan: Tugas pertanyaan ada di lembar terpisah.]