Lima Hal untuk Diperhatikan Saat Anda Membaca Kisah Natal Lukas Tahun Ini

Pada musim Natal ini, Lukas 2 kemungkinan akan menjadi bagian Alkitab yang paling sering dibaca. Bagian itu menceritakan tentang perjalanan Yusuf dan Maria ke Betlehem, kelahiran Yesus, pengumuman para malaikat kepada para gembala di padang, kunjungan para gembala ke kandang, bahkan masa kecil Yesus. Bab Perjanjian Baru ini menceritakan tentang kisah Natal yang usianya sudah sejak zaman dahulu kala, tetapi juga sangat amat relevan dengan hidup kita pada masa kini dalam cara-cara yang praktis.

Berikut ini lima pelajaran dari Lukas 2 yang dapat kita terapkan dalam hidup kita pada masa kini:

Yesus pun Tidak Terlepas dari Keadaan yang Sederhana

Saat kita membayangkan tentang raja, kita membayangkan mahkota, takhta, dan istana, bukan kandang hewan yang penuh dengan hewan ternak yang bau dan palungan sebagai tempat tidur bayi yang baru lahir. Namun, Yesus, meski adalah Raja segala raja, datang ke dalam dunia ini dengan cara yang sangat sederhana, hina, dan bersahaja. Kelahiran-Nya sangat jauh dari penyambutan bagi seorang raja pada umumnya. Beberapa di antara kita mengenal dengan hal-hal terkait kerajaan, dan untuk sekadar memahami betapa mendetail dan indahnya gaya hidup semacam itu pun merupakan hal yang sulit. Sebaliknya, sebagian dari kita dapat menjelaskan secara terperinci tentang kandang hewan. Saya mendapati bahwa bagian tentang kisah Natal ini begitu indah -- Yesus tidak datang ke dunia sebagai Raja yang perkasa dan agung yang mengintimidasi dan tidak dapat disentuh. Sebaliknya, Dia datang sebagai Bayi yang polos, membutuhkan perhatian, dan bergantung pada orang lain, yang lahir bagi orang tua yang miskin dan senormal dan sesederhana mungkin. Segala sesuatu tentang permulaan hidup-Nya di bumi itu sederhana dan bersahaja, memberi kita Juru Selamat yang dengan mudah kita dapat menghubungkan diri dan memahami-Nya, bukan sosok yang jauh atau duduk pada takhta yang megah. Ini merupakan kebenaran yang begitu menghibur -- kita tidak harus memiliki pekerjaan yang bergengsi, memiliki rekening bank dengan persediaan yang banyak, ataupun menjadi terkenal untuk dapat dipakai oleh Allah, sebab Anak-Nya pun tidak memerlukan hal-hal tersebut.

Kemuliaan Allah Layak Mendapat Pujian Kita, bahkan Saat Kita Merasa Takut

Saat malaikat Tuhan berdiri di hadapan para gembala yang sedang menjaga kawanan domba mereka pada waktu malam, ayat 9 berkata, "mereka sangat ketakutan". Saya juga akan demikian! Meski mereka ketakutan dan mungkin mencoba memahami apa yang sedang mereka lihat dan dengar, bertanya-tanya apakah mereka sedang bermimpi atau apakah ini benar-benar terjadi, perkataan pertama dari malaikat itu adalah, "Jangan takut".

Saat Tuhan Berjanji, Kita Bisa Yakin bahwa Dia Akan Menepatinya

Para gembala mendengar dari para malaikat bahwa Sang Bayi telah lahir, dan mereka tidak meragukannya. Ayat 15 berkata, "Ketika para malaikat meninggalkan para gembala itu dan kembali ke surga, para gembala itu berkata satu kepada yang lain, 'Mari kita ke Betlehem untuk melihat hal-hal yang sudah terjadi ini, yang telah Tuhan beritahukan kepada kita.'" Mereka mendengar pesannya, lalu segera menindaklanjutinya, tanpa meragukan atau mempertanyakan apa yang disampaikan oleh malaikat Tuhan kepada mereka. Seharusnya kita juga melakukan hal yang sama dalam hidup kita. Kita memiliki Alkitab sebagai dokumentasi yang jelas tentang janji dan kebenaran Tuhan, dan kita harus menindaklanjutinya tanpa mempertanyakan kesetiaan dan sifat-Nya yang dapat dipercaya.

Firman dari dan tentang Tuhan Harus Dihargai

Saat para gembala mengunjungi Maria dan Yusuf dan Sang Bayi di dalam palungan, ayat 17 dan 18 berkata, "Ketika para gembala melihat Dia, mereka menceritakan perkataan yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan, semua orang yang mendengar hal itu heran atas hal-hal yang dikatakan para gembala kepada mereka." Saya tidak dapat membayangkan seperti apa cerita para gembala setelah melihat para malaikat dalam segala kemuliaan Tuhan di padang, tetapi saya tahu itu pasti berkuasa dan indah. Ayat 19 berkata, "Akan tetapi, Maria menyimpan hal itu dan merenungkannya dalam hatinya." Ayat 51 kemudian berkata, "Namun, ibu-Nya menyimpan perkataan itu dalam hatinya," setelah Yesus ditemukan di Bait Suci sedang belajar dari para guru. Hal-hal yang Maria dengar tentang Anaknya dan hal-hal yang dia lihat diperbuat oleh-Nya merupakan harta yang berharga baginya, dan seharusnya demikian juga bagi kita. Kisah-kisah yang kita miliki dalam Alkitab menceritakan kepada kita tentang Yesus dan apa yang Dia perbuat di dunia, dan kita harus menyimpannya dengan penuh kasih sayang dalam hati kita.

Kita Harus Meluangkan Waktu untuk Belajar dari Mereka yang Lebih Tua dari Kita

Yesus melakukan hal ini sebagai seorang anak kecil di Bait Suci, melukis gambar yang indah bagi kita. Yesus adalah Anak Allah yang mahatahu dan mahakuasa, tetapi Dia duduk di antara para guru di Bait Suci untuk mendengarkan mereka, mengajukan pertanyaan, dan belajar. Ayat 47 berkata, "Semua orang yang mendengar-Nya terheran-heran akan pengetahuan dan jawaban-jawaban-Nya." Ayat 52 kemudian berkata, "Yesus pun bertumbuh semakin besar dan semakin bijaksana. Ia juga semakin disukai Allah dan manusia." Sebagai seorang anak kecil, Dia tahu bahwa para tua-tua di sekitar-Nya memiliki hikmat yang dapat Dia pelajari untuk bertumbuh, dan Dia mencarinya. Kita seharusnya juga demikian, mencari nasihat dan pengetahuan dari orang-orang yang lebih dewasa dan berpengetahuan dalam iman mereka. Kita dapat belajar begitu banyak dari mentor, guru, dan pendeta saat kita mendengarkan perkataan mereka, mengajukan pertanyaan, dan menghabiskan waktu di antara mereka.

Saat Anda mendengarkan Lukas 2 pada masa Adven ini, ingatlah kelima hal ini. Lihatlah lebih dalam melampaui kisah Natal yang sudah akrab itu dan lihatlah bahwa ayat-ayat ini relevan secara praktis bagi kita, bahkan ribuan tahun setelahnya.

Kisah Natal yang Ditemukan dalam Lukas 2

Lukas 2:1-21: "Pada waktu itu, Kaisar Agustus mengeluarkan perintah agar diadakan sensus bagi semua penduduk di seluruh dunia. Inilah sensus penduduk yang pertama kali diadakan ketika Kirenius menjadi gubernur di Siria. Maka, semua orang kembali ke kota asal mereka masing-masing untuk mendaftarkan diri.

Yusuf juga meninggalkan Nazaret, kota di Galilea, dan menuju Yudea, ke kota Daud yang disebut Betlehem, karena ia berasal dari garis keturunan Daud, supaya ia didaftarkan bersama dengan Maria, tunangannya, yang sedang hamil. Ketika Yusuf dan Maria berada di Betlehem, tibalah waktunya bagi Maria untuk melahirkan. Maria pun melahirkan Anak laki-lakinya yang pertama. Ia membungkus-Nya dengan kain lampin dan membaringkan-Nya di dalam palungan karena tidak ada kamar bagi mereka untuk menginap.

Di daerah yang sama, ada beberapa gembala yang tinggal di padang untuk menjaga kawanan domba mereka pada waktu malam. Tiba-tiba, malaikat Tuhan berdiri di depan mereka dan kemuliaan Tuhan bersinar di sekeliling mereka sehingga mereka sangat ketakutan. Akan tetapi, malaikat itu berkata kepada mereka, "Jangan takut sebab dengarlah, Aku memberitakan kepadamu kabar baik tentang sukacita besar yang diperuntukkan bagi semua bangsa. Pada hari ini, telah lahir bagimu seorang Juru Selamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Inilah tanda bagimu: Kamu akan menemukan Bayi yang dibungkus dengan kain lampin dan berbaring di dalam palungan."

Tiba-tiba, tampaklah bersama-sama malaikat itu sekumpulan besar tentara surgawi yang memuji Allah dan berkata, "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi, di antara orang-orang yang berkenan kepada-Nya."

Ketika para malaikat meninggalkan para gembala itu dan kembali ke surga, para gembala itu berkata satu kepada yang lain, "Mari kita ke Betlehem untuk melihat hal-hal yang sudah terjadi ini, yang telah Tuhan beritahukan kepada kita."

Lalu, mereka cepat-cepat pergi dan menemukan Maria dan Yusuf, serta Bayi yang terbaring di palungan. Ketika para gembala melihat Dia, mereka menceritakan perkataan yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan, semua orang yang mendengar hal itu heran atas hal-hal yang dikatakan para gembala kepada mereka. Akan tetapi, Maria menyimpan hal itu dan merenungkannya dalam hatinya. Lalu, para gembala kembali kepada domba-domba mereka sambil memuliakan dan memuji Allah atas semua yang telah mereka lihat dan dengar seperti yang dikatakan kepada mereka.

Dan, setelah genap delapan hari untuk menyunatkan Bayi itu, nama-Nya disebut Yesus, seperti nama yang diberikan oleh malaikat sebelum Ia dikandung di dalam rahim."

(t/Odysius)

Diterjemahkan dari:
Nama situs: Bible Study Tools
Alamat situs: https://www.biblestudytools.com/bible-study/topical-studies/5-things-to-notice-when-you-read-luke-s-christmas-story-this-year.html
Judul asli artikel: 5 Things to Notice When You Read Luke's Christmas Story This Year
Penulis artikel: Cold-Case Christianity

Kategori: 
Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA