Alkitab Dalam Pengudusan

Alkitab merupakan sarana utama pengudusan dalam kehidupan orang Kristen. Roh Kudus bekerja di dalam dan melalui Alkitab yang diembuskan Allah untuk menguduskan anak-anak Allah (2 Tesalonika 2:13). Alkitab mengajar orang kudus mengenai apa yang dapat ia percayai tentang Allah dan apa yang Allah tuntut darinya. Tanpa suatu pemahaman mengenai firman Allah, tidak mungkin seorang Kristen mengetahui bagaimana ia harus dengan suatu sikap yang menyenangkan Tuhan. Hal inilah yang menyebabkan Petrus menuntut orang percaya untuk mempelajari Kitab Suci supaya ia dapat "bertumbuh dalam keselamatan" (1 Petrus 2:1,2). Yakobus menyebut Alkitab sebagai hukum kebenaran yang sempurna (Yakobus 1:25, Yakobus 2:8-12). Inilah yang disebut Calvin sebagai kegunaan Taurat Allah yang ketiga dan bersifat prinsip. Para reformator membicarakan tiga tujuan Taurat:

(1) Pedagogis: Taurat memberikan standar kebenaran Tuhan sehingga menyingkapkan keberdosaan setiap manusia. Hal ini memimpin seseorang untuk mencari Kristus dan keselamatan (Galatia 3:24).

(2) Politis: Taurat mengendalikan para penjahat dan orang-orang yang tidak percaya, dan memberikan aturan yang digunakan untuk mengatur masyarakat (1 Timotius 1:8-10; Roma 2:14,15).

(3) Pola: Taurat memberikan kita standar kebenaran yang sempurna, yang melaluinya kita harus hidup. Pemazmur menggambarkan firman Allah sebagai cahaya yang menuntunnya berjalan (Mazmur 119:105). Firman Allah memperingatkan orang Kristen dan mendesaknya untuk taat kepada Allah (Roma 8:3-5; Matius 5:17-19). Sekali Taurat mendorong seseorang kepada Juru Selamat, Taurat tersebut menjadi pola hidupnya. Taurat tersebut merupakan suatu kuasa yang terus-menerus bersifat mendidik dalam kehidupan orang suci.

Hal ini dinyatakan dalam 2 Timotius 3:16-17. Paulus berbicara tentang Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) sebagai yang diinspirasikan Allah dan berguna dalam empat hal:

(1) Pengajaran: sarana yang digunakan untuk memberikan pengetahuan. Alkitab memberi aturan iman dan hidup bagi kita. Alkitab merupakan sumber dari semua pengetahuan (Mazmur 19:7; Amsal 2:6).

(2) Teguran: dalam firman Allah, orang Kristen yang bersalah ditegur atas dosa-dosa mereka. Mereka dinyatakan bersalah. Mazmur 19:11 dan Ibrani 4:12 menegaskan fungsi Alkitab ini.

(3) Koreksi: sarana yang digunakan untuk "meluruskan kembali" orang Kristen. Alkitab pertama-tama menegur pembaca atas dosa mereka. Lalu, Alkitab menunjukkan bagaimana cara menghadapi dosa supaya ia dapat kembali berjalan bersama Allah.

(4) Berlatih dalam kebenaran (righteousness): sarana yang digunakan untuk orang percaya dibentuk di jalan yang benar dalam hidupnya. Alkitab mengajar orang kudus bagaimana berjalan dalam jalan kebenaran (Mazmur 23:3). Alkitab menjadi sumber kekuatannya (Matius 4:4; Kisah Para Rasul 20:32).

Pada ayat 17 bagian ini, Paulus mengatakan bahwa firman Allah cukup untuk memperlengkapi anak Allah dalam menghadapi setiap dan semua keadaan darurat dalam kehidupannya. Firman Allah tidak pernah meninggalkan orang kudus tanpa suatu jawaban (1 Korintus 10:13). Agustinus mengatakan bahwa orang Kristen harus mempunyai pikiran yang diubahkan oleh Alkitab (Roma 12:12) bahwa ia terus-menerus memikirkan pemikiran-pemikiran Allah dalam hidupnya. Kemudian, ia dengan cekatan mengaplikasikan Firman dalam kehidupannya dan mengajarkannya kepada yang lain (Ezra 7:10).

Ada fungsi-fungsi lain Alkitab yang harus dipertimbangkan sebagai subfungsi dari empat fungsi yang terdapat dalam 2 Timotius 3:16:

(1) Firman Allah memberi orang Kristen jaminan keselamatan sementara ia berusaha memasuki melalui jalan Kristus yang lurus dan sempit (1 Yohanes 5:13; Ibrani 12:14).

(2) Alkitab adalah sumber sukacita dan penghiburan yang bersifat terus-menerus (Mazmur 119:52; Roma 15:4; 1 Tesalonika 4:18).

(3) Alkitab adalah senjata yang digunakan dalam peperangan rohani (Matius 4:1-10; Efesus 6:17). Baca pula 2 Korintus 10:3-5.

Sebagaimana wahyu khusus bersifat progresif dalam sejarah penebusan, begitu juga penyucian orang percaya. Yesus mengajarkan hal ini dalam Yohanes 17:17 dan Matius 13:31-33. Ketika orang Kristen mempelajari Kitab Suci, Roh Allah akan bekerja di dalamnya secara progresif untuk membentuknya menjadi gambar dan rupa Kristus (2 Korintus 3:17,18). Jika seseorang setia menyantap (baca: membaca) firman Allah, ia akan bertumbuh secara bertahap menjadi orang kudus yang dewasa (Ibrani 5:14). Orang Kristen yang dipenuhi Roh Kudus adalah seseorang yang firman Allah berdiam di dalam hatinya (Efesus 5:18 dan Kolose 3:16).

Diambil dan disunting dari:

Judul buku : Alkitab: Firman Allah (Verbum Dei)
Penulis : W. Gary Crampton
Penerbit : Momentum, Surabaya 2011
Halaman : 87 -- 89
Kategori: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA