HUA - Pelajaran 04

Nama Kelas : Hermeneutika Untuk Awam
Nama Pelajaran : Prinsip-Prinsip Khusus Hermeneutika
Kode Pelajaran : HUA-P04

Pelajaran 04 -- Prinsip-Prinsip Khusus Hermeneutika

Daftar Isi

  1. Mempelajari Kata-Kata Kiasan dan Gaya Bahasa
    1. Macam-Macam Kata Kiasan
      1. Metafora
      2. Simili
      3. Sinekdot
      4. Antromorf
      5. Personifikasi
      6. Hiperbola
      7. Interogasi
      8. Ironi
    2. Petunjuk Mempelajari Kata-Kata Kiasan/Gaya Bahasa
  2. Memahami Simbol-Simbol
    1. Mengapa Penting Memahami Simbol-Simbol?
    2. Petunjuk Menafsirkan Simbol
  3. Memahami Tipologi/Gambaran
    1. Sifat-Sifat Tipologi dalam Alkitab
    2. Petunjuk Menafsirkan Tipologi
  4. Mempelajari Tujuan Perumpamaan dan Alegori
    1. Mengapa Yesus Memakai Banyak Perumpamaan?
    2. Petunjuk Memahami Perumpamaan
  5. Mempelajari Idiom-Idiom Bahasa Ibrani
    1. Macam-Macam Idiom Bahasa Ibrani
  6. Mempelajari Bentuk Puisi
    1. Beberapa Sifat Puisi Ibrani
    2. Bentuk-Bentuk Paralelisme dalam Alkitab
  7. Mempelajari Nubuatan
    1. Ciri/Karakteristik Nubuatan
    2. Macam-Macam Nubuatan
  8. Mempelajari Doktrin
    1. Hal-Hal yang Perlu Dipahami
    2. Petunjuk Menafsirkan Doktrin

Doa

Pelajaran 04: Prinsip-Prinsip Khusus Hermeneutika

Setelah mempelajari prinsip-prinsip umum Hermeneutika, kita perlu melanjutkan dengan mempelajari prinsip-prinsip khusus Hermeneutika. Prinsip-prinsip ini akan membahas tentang bagaimana menafsir jenis-jenis karya sastra (genre) khusus dalam Alkitab. Ada 8 prinsip khusus Hermeneutika yang perlu kita pelajari bersama berikut ini.

  1. Mempelajari Kata-Kata Kiasan dan Gaya Bahasa
  2. Kata kiasan/gaya bahasa adalah kata atau ungkapan yang digunakan untuk mengomunikasikan konsep yang abstrak, tetapi tidak dengan arti harfiahnya (sesungguhnya). Walaupun kata-kata kiasan itu tidak membawa arti kata harfiahnya, tetapi mengungkapkan suatu berita kebenaran tertentu dengan cara yang lebih menarik dan hidup. Dalam Alkitab, kita menemui banyak kata kiasan yang dipakai dengan tujuan sebagai penegasan atau untuk menekankan. Untuk itu, kita perlu mengenal macam-macam kata kiasan dan bagaimana kata itu dipakai supaya tidak salah ditafsirkan beritanya.

    1. Macam-Macam Kata Kiasan
      1. Metafora
        Membandingkan dua hal yang mempunyai arti yang berlainan.
        Contoh: "Akulah roti hidup ...." (Yoh. 6:35).
      2. Simili
        Membandingkan dua hal yang berlainan memakai kata "seperti".
        Contoh: "Aku akan seperti embun bagi Israel, ..." (Hos. 14:6).
      3. Sinekdot
        Bagian yang mewakili keseluruhan atau sebaliknya.
        Contoh: "... semua penduduk Yerusalem ...." (Mrk. 1:5).
      4. Antromorf
        Berbicara kepada benda mati yang diperlakukan sebagai manusia.
        Contoh: ".... Hai mazbah! Hai mazbah! ..." (1 Raj. 13:2, AYT).
      5. Personifikasi
        Berbicara mengenai benda yang tidak hidup, tetapi menjadi seolah-olah hidup.
        Contoh: "Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan ...." (Mzm. 98:8).
      6. Hiperbola
        Pernyataan yang dilebih-lebihkan.
        Contoh: "Air mataku berlinang seperti aliran air ...." (Mzm. 119:136).
      7. Interogasi
        Bentuk pertanyaan yang jawabannya sudah diharapkan oleh orang yang bertanya.
        Contoh: ".... Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?" (Mzm. 8:5).
      8. Ironi
        Berlawanan dengan arti yang sebenarnya.
        Contoh: "... bersama-sama kamu hikmat akan mati." (Ayb. 12:2).
    2. Petunjuk Mempelajari Kata-Kata Kiasan/Gaya Bahasa
      1. Kata-kata kiasan biasanya cukup mudah ditemukan. Identifikasikan kata-kata tersebut termasuk jenis yang mana, artikan dengan pengertian literal, dan tempatkan pada konteksnya.
      2. Jika ada kata/frasa yang memberi arti yang bertentangan dari akal sehat/tidak biasa, identifikasikan apakah termasuk salah satu dari jenis kata-kata kiasan. Jika ya, artikan dengan melihat konteksnya secara tepat.
  3. Memahami Simbol-Simbol
  4. Lambang/simbol diartikan sebagai penambahan arti pada arti biasa yang sudah ada (diketahui umum). Alkitab menggunakan banyak lambang/simbol untuk mengungkapkan kebenaran atau justru menyembunyikannya. Kata-kata lambang itu bisa berupa orang, nama, benda, warna, nomor dll.. Simbol sering dipakai dalam karya puisi, dan biasa dipakai untuk mengungkapkan hal-hal yang kompleks dengan cara yang sederhana supaya memberi kesan yang lebih mendalam dan mudah diingat.

    1. Mengapa Penting Memahami Simbol-Simbol?
      1. Karena para penulis Alkitab cukup sering memakai simbol untuk menjelaskan konsep-konsep abstrak, tetapi tidak secara jelas memberikan arti terhadap simbol-simbol tsb.. Jadi pembacalah yang harus menemukannya sendiri.
      2. Menafsirkan simbol harus hati-hati dan bijaksana, apakah simbol-simbol tersebut betul-betul dimaksudkan oleh Alkitab atau tidak. Contoh: baptisan, perjamuan kudus, dll..
    2. Petunjuk Menafsirkan Simbol
      1. Pelajari cara Alkitab sendiri menafsirkan simbol.
      2. Kalau itu benda, kualitas/sifat benda tersebut bisa menjadi petunjuk arti yang dimaksud.
      3. Benda atau objek yang sama bisa memberikan simbol dengan arti yang berbeda, jadi perlu melihat konteksnya.
      4. Hindari berspekulasi. Kalau Alkitab tidak memberikan petunjuk, kita tidak perlu mereka-reka.
  5. Memahami Tipologi/Gambaran
  6. Ada cukup banyak bentuk tipologi dalam Alkitab yang menunjukkan aspek-aspek dari kebenaran Alkitab yang sangat indah dan berharga untuk kita ketahui. Sebab, tipologi tersebut sering merupakan bayang-bayang mengenai apa yang akan terjadi, seperti yang sudah Allah tetapkan.

    1. Sifat-Sifat Tipologi dalam Alkitab
      1. Mempunyai maksud ilahi.
      2. Tipologi adalah bayang-bayang dari kebenaran yang akan diungkapkan.
        Contoh: Iman Besar PL adalah gambaran dari Kristus dalam PB (Im. 9:7 menunjuk kepada Ibr. 5:3).
      3. Tipologi dalam PL akan digenapkan dalam PB sehingga sering dikatakan bahwa Tipologi mempersatukan PL dan PB.
        Contoh: Yoh. 3:14-15 referensi Bil. 21:4-9, 1 Kor. 5:7-8 referensi Kel. 12:3-13
    2. Petunjuk Menafsirkan Tipologi
      1. Tipologi/gambaran PL bisa ditentukan kepastiannya kalau diparalelkan dengan PB. Namun, kalau tidak disebutkan dalam PB, berarti penafsir harus hati-hati.
      2. Bila tipologi tertentu itu tidak disebutkan dalam PB, tidak perlu dicari artinya. Namun, ada teolog yang percaya bahwa semua gambaran dalam PL merupakan gambaran dari apa yang akan datang (PB). Jadi, harus dicari artinya.
  7. Mempelajari Tujuan Perumpamaan dan Alegori
  8. Perumpamaan biasanya diartikan sebagai sebuah cerita yang mengandung kebenaran hidup, tetapi tidak sungguh-sungguh terjadi (tidak ada nilai sejarah) dan diceritakan dengan maksud untuk memberikan kebenaran moral atau rohani. Mungkin bisa disebut sebagai perpanjangan dari simili karena mengandung suatu perbandingan. Perumpamaan banyak terdapat dalam Injil Sinoptik

    1. Mengapa Yesus Memakai Banyak Perumpamaan?
      1. Untuk menjawab pertanyaan.
      2. Untuk ilustrasi khotbah.
      3. Untuk membungkam perdebatan dll..
        Contoh: Anak yang hilang, Orang Samaria yang baik hati, dll..
    2. Petunjuk Memahami Perumpamaan
      1. Perumpamaan biasanya mempunyai satu pesan/berita/tujuan. Jadi, kita tidak perlu mengartikan semua detailnya dengan arti rohani. Yang penting, temukan tujuan utamanya (inti berita yang akan disampaikan).
      2. Pikirkan arti harfiahnya ketika pertama membaca perumpamaan. Karena perumpamaan biasanya terdiri dari 3 unsur: Situasi, Cerita, dan Aplikasi, pikirkanlah latar belakang budaya atau sejarahnya, lalu apa tujuan aplikasinya jika kita kesulitan mengerti artinya.
      3. Periksa arti perumpamaan itu dengan pengajaran langsung dari Alkitab.
        Alegori juga hampir sama dengan perumpamaan. Alegori juga bisa disebut sebagai perpanjangan dari metafora. Yesus kadang menggunakan metode alegori dalam menyampaikan pengajaran-Nya (Yoh. 10 dan Yoh. 15), tetapi artinya cukup jelas karena Yesus sendiri biasanya menjelaskan artinya.
  9. Mempelajari Idiom-Idiom Bahasa Ibrani
  10. Idiom adalah ungkapan, biasanya kata kerja dengan kata benda sebagai objeknya, yang memiliki arti yang berbeda dari arti umum yang melekat pada benda tersebut. Idiom sering sama dengan pemakaian gaya bahasa (kata kiasan). Namun, hal ini dibedakan karena karena kekhususan cara berpikir dalam bahasa Ibrani. Kesulitan utama untuk mengerti idiom bahasa Ibrani adalah kebanyakan pembaca tidak memahami latar belakang budaya Ibrani.

    1. Macam-Macam Idiom Bahasa Ibrani
      1. Antrophomorfisme
      2. Artinya mengambil bentuk manusia. Dalam Alkitab, secara khusus banyak berbicara tentang Allah. Perlu diperhatikan bahwa sering kali arti kata-kata tersebut bukan menunjuk kepada arti harfiahnya.
        Contoh: "... tangan-Nya yang kuat ...." (Ul. 11:2).

      3. Mengabsolutkan yang Relatif
      4. Menyebut sesuatu yang relatif dengan cara yang absolut.
        Contoh: "Jikalau seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, ..." (Luk. 14:26).

      5. Merelatifkan yang Absolut
      6. Menyebut sesuatu yang absolut dengan cara yang relatif.
        Contoh: "Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan mereka akan menghukumnya ...." (Luk. 11:32).

      7. "Anak dari ..."
      8. Menyebutkan arti lain dari arti harfiahnya.
        Contoh: "anak Daud" artinya keturunan Daud.

  11. Mempelajari Bentuk Puisi
  12. Bentuk sastra Ibrani biasanya ditandai dengan struktur baris tertentu yang disebut paralelisme, tetapi tidak bersajak/irama. Dalam Alkitab cukup banyak dijumpai bentuk tulisan puisi: Nyanyian Perang (Kel. 17:16), Nyanyian Cinta (Kidung Agung), Ratapan (beberapa bagian Kitab Mazmur dan Kitab Ratapan), Nyanyian Pujian (beberapa bagian Kitab Mazmur, Nyanyian Maria), Ucapan Hikmat/Pengajaran (beberapa bagian Kitab Mazmur).

    1. Beberapa Sifat Puisi Ibrani
      1. Puisi adalah alat pengekspresi perasaan dan pikiran manusia yang paling dalam dan biasanya memakai bahasa kiasan.
      2. Puisi Ibrani bisa terdiri dari 2 baris pendek (paralelisme) atau lebih, tidak terlalu beraturan.
      3. Ritme/irama pada akhir baris bukan hal yang penting.
      4. Banyak yang berbentuk akrostik alphabet.
    2. Bentuk-Bentuk Paralelisme dalam Alkitab
      1. Paralel Sinonim (searti), misal: Mzm. 24:3.
      2. Paralel Antitesis (bertentangan/berlawanan), misal: Mzm. 37:9.
      3. Paralel Sintesis (terpadu), misal: Mzm. 35:1-2.
  13. Mempelajari Nubuatan
  14. Nubuatan adalah salah satu bentuk sastra yang mungkin paling sulit untuk ditafsirkan sehingga paling banyak disalahtafsirkan. Dari banyaknya jumlah nubuatan yang ada di Alkitab, sangat perlu kita memberi perhatian dalam menafsir.

    1. Ciri/Karakteristik Nubuatan
      1. Biasanya menggunakan gaya bahasa/kiasan sehingga artinya tidak langsung jelas.
      2. Memiliki perspektif ke depan (kata kerja ke-akan-an) yang bersyarat atau tidak bersyarat.
      3. Penggenapannya adalah untuk waktu yang akan datang, bisa waktu dekat atau jauh.
      4. Kebenarannya tersembunyi atau dinyatakan.
    2. Macam-Macam Nubuatan
      1. Nubuatan yang terjadi langsung saat dikatakan.
        Contoh: "Aku akan mengeraskan hati Firaun ...." (Kel. 14:4)
      2. Nubuatan PL yang digenapi kemudian pada masa PL.
        Contoh: Yos. 6:26; 1 Raj. 16:34.
      3. Nubuatan PL yang digenapi kemudian pada masa PB.
        Contoh: nubuatan-nubuatan tentang Mesias.
      4. Nubuatan PB yang digenapi kemudian pada masa PB.
        Contoh: Mrk. 13:2.
      5. Nubuatan PL dan PB yang belum digenapi.
        Contoh: kedatangan Kristus yang kedua kali.
  15. Mempelajari Doktrin
  16. Pengajaran/Doktrin diartikan sebagai prinsip-prinsip kebenaran yang berisi pokok-pokok iman yang diajarkan oleh Alkitab, yang telah disusun secara sistematis.

    1. Hal-Hal yang Perlu Dipahami:
      1. Alkitab berisi semua doktrin yang Tuhan ingin kita ketahui.
      2. Alkitab adalah sumber dari semua doktrin Kristen.
      3. Alkitab memberikan satu kesatuan doktrin yang utuh. Karena itu, tidak mungkin isinya saling bertentangan.
      4. Doktrin dipelajari dari mempelajari semua bagian Alkitab yang berbicara tentang topik tertentu, lalu disusun secara sistematis.
      5. Tidak mungkin kita bisa mengerti semua tentang Allah.
      6. Adakalanya kita akan menemukan suatu kebenaran yang paradoks dalam Alkitab.
    2. Petunjuk Menafsirkan Doktrin
      1. Dasarkan penafsiran doktrin pada pernyataan-pernyataan yang jelas arti harfiahnya dan bukan berdasar dari kata-kata kiasan atau yang tidak jelas.
      2. Dasarkan doktrin pada perikop-perikop (konteks) yang bersifat didaktik (pengajaran) bukan sejarah.
      3. Dasarkan doktrin pada seluruh kebenaran Alkitab, tidak cukup kalau hanya sebagian kebenaran, dan jangan merumuskannya dari kebenaran yang tidak disebutkan dalam Alkitab.
      4. Pakailah semua prinsip umum Hermeneutika untuk menafsirkan doktrin, khususnya studi kata.
      5. Hindarkan unsur-unsur spekulasi dalam menafsirkan doktrin.

    Akhir Pelajaran (HUA-P04)

    Doa

    "Tuhan, aku bersyukur atas keunikan tulisan setiap sastra yang Kau pakai untuk menuliskan firman-Mu. Ajarkan aku untuk menaati dan menikmati-Mu. Biarlah Roh Kudus-Mu terus memimpinku untuk mengerti kehendak-Mu. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA