MDD - Pelajaran 04

Nama Kursus : Manusia Dan Dosa
Nama Pelajaran : Manusia dan Pengharapannya
Kode Pelajaran : MDD-P04

Pelajaran 04 - MANUSIA DAN PENGHARAPANNYA

Daftar Isi

  1. Konsep Anugerah
    1. Arti dan Definisi Anugerah
    2. Dua macam Anugerah
    3. Perbedaan Anugerah Khusus dan Anugerah Umum
    4. Kebutuhan Manusia Akan Anugerah
  2. Perjanjian Anugerah
    1. Pembuat Perjanjian Anugerah
    2. Isi Perjanjian Anugerah
    3. Mengapa Allah Membuat Perjanjian Anugerah dengan manusia?
    4. Sifat Perjanjian Anugerah

DOA

MANUSIA DAN PENGHARAPANNYA

Seluruh umat manusia telah jatuh ke dalam dosa. Akibat dari dosa, seluruh manusia telah menjadi pemberontak yang melawan Allah. Akan tetapi, kasih dan anugerah-Nya tidak membiarkan manusia tetap dalam dosa dan maut. Pengurbanan Yesus Kristus di kayu salib menganugerahkan hidup bagi semua yang percaya kepada-Nya.

  1. Konsep Anugerah
    1. Arti dan Definisi Anugerah

      Konsep anugerah di dalam Alkitab berakar erat pada konsep Perjanjian Anugerah. Akan tetapi, sebelum membicarakan tentang perjanjian anugerah, mari terlebih dahulu kita mempelajari arti dan definisi serta macam-macam anugerah:

      1. Arti dan definisi "Anugerah" dalam Perjanjian Lama

        Sebenarnya tidak ada kata Ibrani yang tepat yang dipakai sebagai terjemahan kata "grace" (anugerah) seperti yang diartikan dalam bahasa Inggris. Kata yang paling mendekati adalah kata "Hanan", artinya "perkenanan" atau "kebaikan" (to be merciful/gracious). Berasal dari kata "Hen", artinya merendahkan diri, membungkuk.

        Konsep ini dipakai untuk menjelaskan tindakan kebaikan yang diberikan seseorang yang lebih tinggi kepada orang yang sangat membutuhkan pertolongan karena ketidakmampuannya. Alkitab sering menunjukkan bahwa Allah adalah orang yang memiliki sifat kasih dan belas kasihan, yang selalu memberikan kebaikan kepada manusia yang ada dalam keadaan terdesak yang berteriak minta tolong (Mazmur 119:132). Pertolongan yang Allah berikan bukan berdasarkan karena kebaikan manusia, tetapi karena Dia tahu keputusasaan manusia yang memohon pertolongan yang hanya bisa diberikan oleh Allah. Oleh karena itu, respons yang umum diharapkan dari penerima anugerah adalah ucapan syukur, namun bukan karena ia layak atau pantas menerima anugerah itu, tetapi justru karena perasaan ketidaklayakannya menerima anugerah.

        Kata Ibrani lain yang sering dipakai adalah "Khesed" artinya "loving kindness" atau "mercy", yang mengandung arti kasih setia Allah yang dilimpahkan kepada manusia berdasarkan perjanjian yang telah dibuat untuk umat-Nya (Keluaran 15:13).

      2. Arti dan Definisi "Anugerah" dalam Perjanjian Baru

        Konsep anugerah dalam Perjanjian Baru jauh lebih berkembang dibandingkan dengan Perjanjian Lama. Kata Yunani yang sering dipakai adalah "Charis", artinya "menunjukkan kebaikan dan kasih". Paulus mengembangkan konsep charis berdasarkan pengajaran yang ia terima dari Yesus, bahwa Allah merendahkan diri untuk memberi belas kasihan kepada manusia, yang putus asa karena dosa yang ditanggungnya. (Matius 11:28; Lukas 7:36)

        Konsep yang dijabarkan oleh Paulus dalam tulisan-tulisannya diadopsi oleh gereja sebagai konsep penting sehubungan dengan pekerjaan penyelamatan yang dilakukan Kristus untuk menebus dosa manusia, yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya. (Roma 11:6, 2 Korintus 4:15,6:1)

        Dalam Perjanjian Baru, makna "Charis" atau kasih karunia begitu ditekankan. Tuhan Yesus datang ke dunia untuk memberikan kasih karunia kepada semua orang yang percaya kepada-Nya (Yohanes 3:16). Konteks Perjanjian Lama, kasih karunia Tuhan itu sesungguhnya ada dalam Hukum Taurat, tetapi orang-orang Israel justru hanya menganggap Taurat sebagai hal-hal atau pedoman dasar yang harus dilakukan secara harafiah, padahal makna utama dari Hukum Taurat dan seluruh ketetapan Allah adalah Kasih Allah itu sendiri. Kata "Khesed" berulang kali dinyatakan Allah kepada bangsa Israel, Allah menyatakan bahwa kasih setia-Nya tetap untuk selama-lamanya.

    2. Dua macam Anugerah

      Ada dua istilah yang dipakai untuk membedakan macam-macam anugerah, yaitu Anugerah Umum (common grace) dan Anugerah Khusus (special grace).

      1. Anugerah Umum

        Anugerah umum adalah kebaikan yang dinyatakan oleh Tuhan melalui pemeliharaan-Nya akan semua ciptaan-Nya (manusia dan alam seisinya), sekalipun manusia dan dunia telah mendapat kutukan akibat dosa. Dengan demikian dunia dan isinya masih dapat terus berlanjut dan berkembang biak, bahkan untuk memungkinkan manusia hidup dengan nyaman, tertib dan penuh kebaikan. Itu adalah karena anugerah umum yang Tuhan sediakan.

        Berkat-berkat dalam anugerah umum meliputi berkat jasmani dan juga hal-hal yang lebih bersifat abstrak, misalnya rasa keindahan, kebaikan, keadilan, kebajikan pengetahuan dan kesopanan. Anugerah umum ini diberiKan secara cuma-cuma kepada semua orang tanpa pandang bulu. (Matius 5:45)

        Tujuan Allah memberikan anugerah umum ini adalah agar manusia dapat menopang hidupnya, khususnya bagi mereka yang akan menerima anugerah keselamatan (anugerah khusus) sedangkan untuk mereka yang tidak diselamatkan anugerah umum merupakan penundaan akan pelaksanaan hukuman kekal.

      2. Anugerah Khusus

        Anugerah khusus adalah kebaikan yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk melepaskan manusia dari hukuman dosa kekal, melalui karya keselamatan Yesus Kristus. Disebutkan khusus karena anugerah ini diberikan dengan cuma-cuma, tetapi tidak kepada semua orang, hanya kepada orang-orang khusus yang dipilih-Nya.

        Sifat dari anugerah khusus adalah untuk penyelamatan. Oleh karena itu, hasil akhirnya adalah keselamatan umat Allah. Bagaimana anugerah khusus ini diefektifkan dalam hidup manusia? Melalui kesadarannya akan kebutuhan keselamatan sehingga ia menjawab panggilan Injil yang diwartakan untuk membawa kepada pengenalan akan Kristus yang menjadi sumber dari anugerah khusus.

    3. Perbedaan Anugerah Khusus dan Anugerah Umum

      1. Jangkauan anugerah khusus ditentukan oleh ketetapan untuk menentukan orang pilihan. Anugerah ini terbatas pada orang pilihan saja, sedangkan anugerah umum tidak terbatas, tetapi diberikan kepada manusia tanpa terkecuali.

      2. Anugerah khusus menyingkirkan kesalahan dan hukuman dosa, mengubah keadaan batiniah manusia, dan sedikit demi sedikit membersihkan diri dari kecemaran dosa melalui pekerjaan Roh Kudus yang supranatural. Pekerjaan ini terutama dalam keselamatan orang berdosa. Di pihak lain, anugerah umum tidak pernah menyingkirkan kesalahan karena dosa, tidak memperbarui natur manusia, tetapi hanya memunyai pengaruh menguasai dosa dan dalam satu derajat tertentu mengurangi akibat dosa, walaupun pada sebagian bentuknya (panggilan eksternal dan iluminasi moral) masih terkait erat dengan pelaksanaan penebusan dan memiliki aspek Soteriologi.

      3. Anugerah khusus tidak dapat ditolak. Anugerah khusus menjadikan manusia berkemauan menerima Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat dan mau taat sepenuhnya kepada kehendak Allah. Hal ini dilakukan di dalam hati, sedangkan anugerah umum dapat ditolak. Paulus menunjukkan dalam Roma pasal 1 dan 2 bahwa orang Yahudi maupun kafir tidak hidup sesuai dengan terang yang dimiliki oleh mereka. Anugerah ini tidak berpengaruh pada keselamatan sebab tidak mengubah hati manusia.

    4. Kebutuhan Manusia akan Anugerah

      Melalui penjelasan di atas, maka jelaslah bahwa Allah memberikan anugerah-Nya kepada manusia karena Ia tahu bahwa manusia tidak mungkin hidup tanpa anugerah-Nya, baik Anugerah Umum maupun Anugerah Khusus.

      Anugerah umum memungkinkan manusia menjalankan kehidupannya sebagaimana layaknya manusia hidup. Namun, anugerah umum tidak akan mendatangkan keselamatan kekal. Sebaliknya, hanya anugerah khusus yang memungkinkan manusia dapat hidup dalam persekutuan dengan Allah, karena di dalam anugerah khusus Allah menyediakan keselamatan kekal kepada manusia.

      Dapat disimpulkan bahwa hubungan Anugerah Umum dan Anugerah Khusus sangat jelas karena Anugerah Umum pada ujungnya akan melayani Anugerah Khusus. Anugerah umum memungkinkan semua manusia menyadari akan ketergantungannya kepada Allah. Namun, bagi mereka yang ditentukan untuk binasa akan menolak mengakui kebutuhannya akan Allah. Penolakan akan Anugerah Umum sekaligus membuktikan bahwa mereka tidak layak untuk menerima Anugerah Khusus.

  2. Perjanjian Anugerah

    1. Pembuat Perjanjian Anugerah

      Bahwa Allah telah menetapkan pada diriNya suatu perjanjian penebusan bagi manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Ia sendiri datang mencari manusia dan berinisiatif menyelamatkan manusia. Ia menetapkan "Convenant" (perjanjian) dalam menyelamatkan manusia. Ada dua perjanjian yang Allah berikan:

      1. Perjanjian Penebusan adalah perjanjian yang dibuat oleh tiga Pribadi Allah Tritunggal yang memunyai misi untuk menyelamatkan manusia dari kutukan dosa kekal. Bahwa Allah Bapa menetapkan untuk mengirim Allah Anak untuk menjadi tebusan bagi dosa-dosa manusia, dan Allah Anak setuju untuk melaksanakan ketetapan itu. Allah Roh Kudus setuju untuk melaksanakan kehendak Bapa dengan memberi kuasa atas karya penebusan Kristus untuk bekerja dalam hati manusia setelah Kristus naik ke surga.

      2. Perjanjian Anugerah adalah perjanjian yang dibuat Allah dengan manusia. Bahwa Allah sebagai pihak yang lebih tinggi membuat perjanjian dengan manusia ciptaan-Nya bahwa Ia akan menyelamatkan umat pilihan-Nya dari kebinasaan kekal. Perjanjian ini tidak dapat diubah dan sudah dinyatakan sejak zaman Perjanjian Lama melalui kehidupan orang-orang pilihan Allah, seperti Nuh, Abraham dan keturunannya. Namun, sebelum janji itu dinyatakan secara konkret melalui kedatangan Kristus ke dunia, perjanjian itu hanya dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol saja. Kristus dalam Perjanjian Anugerah adalah "Mediator" antara Allah Bapa dan manusia. Di dalam perannya sebagai Mediator ini, Kristus memenuhi semua tuntutan perjanjian pihak manusia sehingga sanggup mendamaikan manusia dengan Allah.

    2. Isi Perjanjian Anugerah

      Janji Allah dinyatakan berulang-ulang dengan ungkapan, "Supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu" (Kejadian 17:7; Yeremia 31:33 32:38-40; Yehezkiel 34:23-25, 2 Korintus 6:16-18; Ibrani 8:10). Kepenuhan janji Allah ini akan digenapi sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 21:3, bahwa "Yehova adalah Allahku." Janji Allah yang tercakup adalah:

      1. Berkat-berkat selama di dunia.
      2. Pembenaran sehingga menjadi anak-anak Allah.
      3. Pelaksanaan penuh akan berkat keselamatan.
      4. Pemuliaan akhir.

      Semua hal tersebut, dijanjikan Allah. Manusia hanya perlu merespons dan menerima janji-janji itu. Perjanjian Anugerah tidak hanya berbicara mengenai berkat-berkat selama di dunia ini, tetapi tujuan utama Perjanjian Anugerah adalah manusia diselamatkan, diangkat menjadi anak-anak Allah dan ikut memerintah bersama-sama dengan Allah dalam Kerajaan Sorga. Tentu, isi perjanjian ini sangat luar biasa, perlu respons manusia untuk menerima kasih karunia Allah.

    3. Mengapa Allah Membuat Perjanjian Anugerah dengan manusia?

      Kata "janji" atau "perjanjian" dalam bahasa Ibrani adalah "Berith", sedangkan dalam bahasa Yunani adalah "Syntheke" (perjanjian atau persetujuan antara dua pihak) dan "diatheke" (suatu aturan atau penetapan yang dibuat oleh satu pihak, sedang pihak yang lain hanya bisa menerima atau menolak). Dalam konteks ini, "Diatheke" yang dipakai. Kata yang sepadan dipakai dalam bahasa Latin adalah "Testamentum", artinya surat wasiat, surat yang ditinggalkan orang sebelum mati.

      Allah membuat janji kepada manusia bukan karena manusia baik sehingga layak untuk menerima anugerah itu. Allah membuat janji karena kasih dan anugerah-Nya kepada manusia (baca Efesus 1:5-7). Perjanjian yang dibuat oleh Allah bersifat kekal sebab Allah yang berjanji adalah Allah yang kekal. Dalam bahasa Ibrani, kata "berith" selalu dipadankan dengan kata "karath" yang artinya adalah "Allah yang mengikat perjanjian". Sedangkan dalam Perjanjian Baru menggunakan kata "Diatheke" yang artinya adalah perjanjian yang benar-benar baru, belum ada jenis atau konsep sebelumnya dan sifatnya juga kekal. Orang berdosa menerima janji Allah melalui iman mereka. Dalam janji Allah, ada kasih karunia-Nya, dan kasih karunia itu dilimpahkan kepada semua manusia yang menerima, dan diberi-Nya kuasa untuk menjadi anak-anak Allah.

    4. Sifat Perjanjian Anugerah

      Perjanjian Anugerah dibuat antara Allah dan manusia. Perjanjian anugerah ini memang pemberian Allah semata, namun demikian perjanjian ini memiliki sifat yang bersyarat, yaitu dari pihak Allah, Ia memberikan jaminan atas janji-janji-Nya, sedangkan dari pihak manusia, manusia harus menerima dengan "iman" untuk memungkinkan mereka mewarisi janji-janji itu. Namun, apakah manusia dengan keberadaannya yang berdosa, dapat melakukannya? Dalam hal ini hanya anugerah Allah yang memungkinkan manusia untuk menerima janji itu, yaitu melalui kelahiran baru dan hidup baru dalam Kristus.

      Perjanjian Anugerah merupakan "Grace" atau anugerah dari Allah. Allah yang menjanjikan dan memberikannya, dan manusia tidak melakukan apa pun, hanya menerima janji itu sendiri. Perjanjian Anugerah adalah keselamatan yang diberikan oleh Allah sendiri, atas inisiatif Allah sendiri. Berbagai ayat dalam menjelaskan bahwa semua usaha manusia untuk memperoleh keselamatan adalah sia-sia. Entah itu dengan kekayaan, hikmat, ilmu pengetahuan dan lain-lain tidak akan bisa untuk mendapatkan keselamatan. Sebab keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus, dan kematian Yesus di kayu salib menjadi sarana, supaya manusia diselamatkan. Iman yang akan membawa manusia untuk mengenal, menerima dan hidup dalam keselamatan, tanpa iman akan sukar bagi manusia untuk menerima keselamatan. Dengan demikian, setiap orang akan melihat anugerah Allah tampak di dalam diri kita.

      Setelah diselamatkan melalui karya Kristus, maka orang yang telah ditebus diikat dalam perjanjian anugerah di mana dia dinyatakan sebagai milik Allah, dan Allah menganugerahkan kepadaNya segala berkat keselamatannya dan berbagai pemberian dengan iman. Perjanjian ini bukan usaha manusia mendapatkan keselamatan tetapi ada tanggung jawab untuk mengikat diri dalam perjanjian berkat Allah yaitu ketaatan. Kematian Kristus di kayu salib telah menebus kita dari dosa-dosa membentangkan jalan anugerah yang ditawarkan Allah. (Roma 3:26)


Akhir Pelajaran (MDD-P04)

DOA

"Bapa, aku mengucap syukur untuk kasih karunia yang Bapa berikan kepadaku. Anugerah dan kasih setia Tuhan yang tidak terbatas membuat aku layak untuk berdiri di hadapan-Mu dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Mu. Oleh sebab itu ya Tuhan, ajarilah aku untuk menjadi saksi-saksi Kristus yang setia dan memberitakan Injil kepada sesamaku." Amin.

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA