Rangkuman Diskusi DIK Mei/Juni 2014

Termin I

Topik 1

Subjek: Kebenaran Alkitab dan Penciptaan

Pertanyaan: Serangan IPTEK sangat gencar terhadap iman Kristen, diantaranya tentang teori Big Bang yang mengatakan bahwa dunia terjadi karena "kebetulan" dan manusia merupakan hasil Evolusi (Darwin). Bagaimana orang Kristen dapat menanggapi hal ini dengan pemahaman yang benar? Apakah berarti Alkitab bertentangan dengan ilmu pengetahuan?

Kitab Kejadian merupakan kitab pertama yang ditempatkan dalam Perjanjian Lama. Sebagai kitab pertama, Kitab Kejadian membuka Alkitab dengan sangat tepat yaitu dengan menyatakan bahwa dunia diciptakan oleh Allah. Bahkan, Musa yang diyakini sebagai penulis Kitab Kejadian menjelaskan bahwa Allah yang adalah Roh menciptakan dunia dengan berfirman atau bersabda. Ayat 1 kitab ini, menjelaskan bahwa "Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi", ayat 1 ini sekaligus menjadi senjata untuk menolak ajaran-ajaran sesat maupun IPTEK yang menjelaskan dan mengajarkan bahwa dunia merupakan hasil dari Teori Big Bang. Secara lugas dan jelas, dinyatakan bahwa Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi.

Dunia dan alam semesta tidak diciptakan dengan kebetulan, tetapi Allah adalah Creator yang handal dan seorang Master Plan yang telah menentukan segala sesuatunya sejak semula. Maka, Allah menciptakan dunia atau biasa disebut "creatio ex-nihilo", yaitu menciptakan dari keadaan yang benar-benar kosong dan belum berbentuk atau yang dalam Ibrani disebut "Tohu wa Bohu". Pernyataan dalam kitab Kejadian, sekaligus menjadi apologetika bahwa dunia diciptakan oleh Allah, yang awalnya kosong, belum berbentuk dan samudra raya menutupinya, tetapi Allah menjadikan dunia dengan firman-Nya.

Berkaitan dengan penciptaan, Kejadian 1:27 menuliskan bahwa Allah menciptakan manusia berdasarkan gambar dan rupa Allah. Manusia adalah makhluk ciptaan, dan penciptanya adalah Allah. Sementara Charles Darwin dengan ajarannya, menjelaskan bahwa manusia adalah proses evolusi seekor kera yang terus-menerus berkembang, sehingga menjadi manusia yang sempurna. Hal ini dikuatkan dengan manusia-manusia purba, yang memiliki ciri fisik seperti kera. Sebagai contoh, Homo Soloensis dan Pithecantropus Erectus memiliki fisik seperti kera yang berjalan tegak, dan kontur wajah mirip dengan kera, sehingga penemuan fosil manusia purba bisa menguatkan Teori Evolusi Charles Darwin.

Tetapi, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia sesuai dengan gambar dan rupa Allah. Kebenaran ini tidak bisa ditolak, Allah yang menyatakan dan apa yang dikatakan adalah benar. Oleh karena itu, teori-teori IPTEK mengenai penciptaan dunia dan penciptaan manusia adalah salah. Karena, ilmu pengetahuan kita harus berdasarkan kepada Alkitab sebagai satu-satunya dasar dan kebenaran Iman Kristen.

Topik 2

Subjek: Penciptaan

Pertanyaan: Pembacaan sekilas Kejadian ps. 1 dan Kejadian ps. 2 terkadang menimbulkan kesan adanya 2 kisah penciptaan yang berbeda. Apakah kisah penciptaan dalam Kejadian 1 dijelaskan oleh Kejadian 2 atau Kejadian 2 berisi kisah penciptaan lain yang melengkapi kisah Kejadian 1? Seandainya sama, mengapa Penulis kitab memaparkan kembali kembali kisah ini di pasal 2?

Kisah penciptaan dalam Alkitab seringkali disangkal kebenarannya. Dalam pasal 1 dan pasal 2 dalam Kitab Kejadian, ada pula teori yang menyatakan bahwa kisah penciptaan dalam pasal 1 berbeda dengan yang ditulis dalam pasal 2, hal ini biasa disebut dengan Teori Kesenjangan. Teori ini mendasarkan pemahaman pada kisah penciptaan dan menyatakan bahwa tedapat dua kali kisah penciptaan dalam Alkitab. Bahkan Kejadian pasal 2 dinilai sebagai pelengkap atau melengkapi kisah penciptaan dalam pasal 1.

Kejadian 2:1-3 adalah lanjutan dari cerita Kejadian 1. Terjadi rentang waktu antara Kejadian 1:10 & 11, disini Kejadian 2:4-5 adalah penjelasan keadaannya. Ada rentang waktu dalam Kejadian 2:5 & 6, dimana Kejadian 1:11-26 terjadi atau ada didalam masa ini, dan Kejadian 2:6-7 menjelaskan Kejadian 1:27.

Kejadian 2:8-25 adalah cerita pekerjaan Allah yang berbeda tetapi dengan Adam yang sama. Karena kata mencipta di Kejadian 1 : dari yang tidak ada menjadi ada. Kata membuat/membentuk/dibangun-Nya di Kejadian 2:8-22 : bisa berarti dari bahan yang sudah ada.

Alasannya:

  1. Cerita masa penciptaan selesai di Keadian 2:3. Lalu Kejadian 2:8 memulai cerita baru dengan kata Selanjutnya– Berarti ini dilakukan setelah masa perhentian itu berlalu, Allah bekerja lagi.
  2. Kejadian 1:11-13 Penciptaan hari ke-3 untuk berbagai tumbuhan dan pohon buah yang berbiji sebelum manusia diciptakan. Berbeda dengan Kejadian 2:8-9 dimana manusia sudah ada, lalu Tuhan baru menumbuhkan lagi berbagai pohon (termasuk pohon kehidupan & pohon pengetahuan).
  3. Kejadian 1:28. Adam telah diciptakan dengan perempuan lain yang tidak diambil dari rusuknya, melainkan diciptakan sama seperti cara Adam diciptakan. Dan ini bukan Hawa. Hawa diciptakan saat Adam sudah di Taman Eden. Seluruh isi Alkitab tdk ada menyatakan Hawa sebagai wanita ciptaan yang pertama. Istilah Ibu dari segala yang hidup di Kejadian 3:20 bisa berupa suatu istilah/gelar atau menandakan suatu konsep lembaran baru kehidupan yang diinginkan Adam dengan meninggalkan kehidupan lalu dengan wanita pertamanya.

Maka, dapat diambil satu kesimpulan bahwa Pasal 1 dan Pasal 2 dalam Kitab Kejadian bukanlah menceritakan mengenai dua cerita penciptaan. Pasal 1 menciptakan bahwa Tuhan Allah sudah menciptakan langit dan bumi, dan di Pasal 2 dituliskan mengenai penjelasan lebih luas mengenai penciptaan dan kehidupan manusia selama mereka berada di taman Eden.

Termin II

Topik 1

Subjek: Kejatuhan Manusia

Pertanyaan: Jelaskan apa yang dimaksud dengan kejatuhan manusia dalam dosa! Benarkah pada waktu itu manusia sengaja untuk melanggar perintah Tuhan untuk tidak memakan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat? Apa saja hukuman manusia setelah mereka jatuh ke dalam dosa?

Pada waktu manusia diciptakan oleh Tuhan, Tuhan menempatkan manusia di dalam taman Eden dan Tuhan menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah. Tidak hanya itu saja, Tuhan juga memberikan kehendak bebas kepada manusia. Manusia tidak diperlakukan Tuhan seperti seorang robot yang dapat dengan bebas dimainkan dan melakukan berbagai instruksi dari si pembuat robot. Namun, Tuhan memahami dengan pasti keberadaan manusia dan dalam taman Eden, Tuhan juga memberikan tugas dan pekerjaan kepada manusia.

Di dalam taman Eden, manusia berkuasa atas apa yang ada. Akan tetapi, Tuhan juga memberikan larangan kepada manusia, yaitu manusia tidak diperbolehkan untuk memakan buah yang berada di tengah-tengah taman, sebab pada saat mereka memakannnya pastilah mereka akan mati. Semula manusia taat kepada apa yang diperintahkan oleh Tuhan. Akan tetapi, dituliskan dalam Kejadian pasal 3 bahwa iblis datang dalam rupa seekor ular dan membujuk Hawa yang pada saat itu memang berada di dekat pohon itu. Iblis memutarbalikkan perintah Tuhan dan mengatakan bahwa ketika memakan buah itu, mereka tidak akan mati justru mereka akan menjadi seperti Tuhan. Mendengar bujukan itu, Hawa pun tergoda dan mulai timbul keinginan dalam hatinya. Maka Hawa pun mulai tergerak untuk mengambil dan memakan buah itu, sekaligus ia memberikannya kepada Adam.

Inilah yang dinamakan manusia jatuh dalam dosa, manusia sudah gagal untuk melakukan apa yang Tuhan kehendaki. Manusia sudah terpeleset jatuh, mereka lebih mendengar bujuk rayu Iblis daripada mendengar dan melakukan perintah Tuhan.

Oleh sebab itu, ketika Tuhan berjalan-jalan di taman Eden, Tuhan memanggil keduanya. Namun, manusia justru bersembunyi di antara semak-semak, sebab mereka mendapati bahwa dirinya telanjang. Karena manusia sudah berdosa, maka Tuhan pun menghukum mereka dan menghukum si ular juga.

Topik 2

Subjek: Kekekalan dan Dosa

Pertanyaan: Apakah Allah sudah tahu sebelumnya bahwa manusia yang diciptakannya akan jatuh dalam dosa? Apakah dosa sudah ada dalam penetapan Allah? Jelaskan!

Allah adalah Pribadi yang Mahakudus, Mahatahu dan Ia mengetahui bahwa manusia yang telah Ia ciptakan akan gagal dalam melakukan apa yang Ia perintahkan. Akan tetapi, Allah adalah Pribadi yang Mahakudus, Ia tidak menciptakan dosa. Sebab, dosa berasal dari si jahat, yaitu dari Lucifer yang telah memberontak sehingga Lucifer dan kelompok malaikat yang membelanya dijatuhkan ke bumi. Seperti yang dituliskan dalam Alkitab adalah si jahat adalah penyebab dosa, bahkan ia adalah bapa segala dusta.

Mengingat rencana penciptaan yang Allah rencanakan bahwa Tuhan Allah melihat bumi belum berbentuk, kosong dan gelap gulita menutupi samudera raya. Maka, Allah mulai menciptakan alam semesta dengan firman-Nya dan Allah melihat semua ciptaan berada dalam tatanan yang baik. Allah tidak pernah menetapkan dosa, karena itu bertolak belakang dengan pribadi-Nya. Akan tetapi, Allah tahu apabila manusia akan gagal dan jatuh dalam dosa. Manusia yang diciptakan diberikan kehendak bebas, sehingga manusia bukan seperti robot yang bisa dimainkan oleh pembuatnya sesukanya. Manusia dengan kehendak bebas yang ia miliki dapat bertindak sesuai isi hatinya dan memiliki kemampuan untuk bersikap dan bertindak tanpa mendengar perintah atau instruksi dari pembuatnya. Namun, manusia tidak menggunakan kehendak bebas secara benar, dengan kehendak bebasnya manusia lebih memilih menuruti perkataan iblis dan membuatnya dilempar dari taman Eden.

Seharusnya, manusia lebih tahu dan memahami bahwa Tuhan menempatkan mereka di taman Eden untuk sebuah maksud yang baik dan mulia. Tetapi, Setan telah memperdaya mereka sehingga mereka gagal dan mereka jatuh dalam dosa. Oleh karena itu, Tuhan Allah mencari manusia ketika mereka mengetahui bahwa dirinya telanjang dan mereka bersembunyi di semak-semak. Tuhan memanggil nama mereka, namun mereka tetap sembunyi dan menyatakan bahwa mereka malu sebab mereka telanjang. Melihat semuanya itu, Allah tidak tinggal diam. Dalam Kejadian 3:15 dituliskan bahwa Allah menetapkan keselamatan mula-mula bagi manusia. Dalam kejatuhan manusia, Allah memang menunjukkan kekudusan dan keadilan-Nya dengan cara mengusir mereka keluar dari taman Eden. Akan tetapi, Allah juga menunjukkan kasih-Nya, dengan menjanjikan keselamatan kepada keturunan mereka bahwa Allah membuatkan mereka pakaian dari kulit binatang untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang.

Termin III

Topik 1

Subjek: Allah Tri Tunggal

Pertanyaan: Apakah yang Anda ketahui mengenai Allah Tri Tunggal? Apa saja peran Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus? Kesulitan apa yang Anda hadapi saat belajar mengenai konsep ketritunggalan Allah?

Inilah pertanyaan yang mengganggu ribuan orang percaya yang sungguh-sungguh. Tidak seorang pun yang harus berkecil hati karena memang doktrin Trinitas itu sulit, sebab memang patut diingat, bahwa fakta-fakta tentang Allah adalah jauh lebih besar ketimbang otak manusia sehingga kita tidak dapat diharapkan dalam keadaan manusia seperti sekarang ini untuk bisa memahaminya. Iman ortodoks mengakui bahwa Allah adalah oknum Tritunggal. Orang Kristen merasakan melalui pengalaman bahwa Allah adalah Bapa mereka, bahwa Kristus adalah Juruselamat ilahi mereka, bahwa Roh Kudus adalah Penghibur, yang menguduskan dan menguatkan mereka.

Bapa adalah oknum; Anak adalah oknum; Roh Kudus adalah oknum; tiga oknum yang berbeda dalam satu wujud kekal yang utuh dan tidak terbagi. Bagaimana hal ini dapat terjadi tidak melampaui pemahaman orang yang telah belajar memercayai dan tahu bahwa bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin dan semua keraguan akan lenyap oleh pemikiran indah bahwa bagi semua orang ada satu misteri agung yang begitu mendalam yang olehnya kita berkenalan dengan alam yang membahagiakan. Dan buktinya? Bukti apa yang lebih meyakinkan yang bisa diminta ketimbang bukti firman Anak Allah dan Anak Manusia yang tidak diragukan oleh siapa pun. Dia berfirman kepada kita "Aku dan Bapa adalah satu", "Barangsiapa melihat Aku, ia melihat Dia yang telah mengutus Aku". Dalam kata perpisahan-Nya kepada murid-murid, Dia berbicara tentang Penghibur yang adalah Roh Kudus yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku. Pada saat Dia dibaptis, suara Bapa terdengar dari surga dan Roh Kudus turun dalam bentuk seekor merpati dan turun ke atas-Nya. Ya, di awal mula segala sesuatu Allah berfirman tentang diri-Nya dalam bentuk jamak, "Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita", sementara itu "Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air". Sesungguhnya bukti cukup bagi semua orang yang mau memercayai ketiga pribadi yaitu Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus.

Topik 2

Subjek: Keselamatan yang Hilang

Pertanyaan: Bisakah keselamatan itu bisa hilang? Bagaimana cara mempertahankan keselamatan? Dengan cara apakah seseorang bisa diselamatkan? Jelaskan!

Keselamatan adalah anugerah yang utama dan pertama dari Kristus Yesus. Pada saat seseorang menyatakan bahwa ia sudah menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka pada saat itulah mereka sudah memperoleh anugerah keselamatan. Keselamatan diperoleh setiap orang percaya dengan cuma-cuma, sebab untuk mendapatkan keselamatan itu, setiap orang percaya hanya cukup untuk percaya kepada Kristus dan pada saat itu juga mereka diselamatkan. Kebenaran ini adalah mutlak dan keselamatan di bawah kolong ini hanya ada di dalam nama Yesus. Sebagaimana yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 4:12 yaitu, "Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan." Ayat ini secara jelas dan lugas berbicara bahwa keselamatan hanya ada di dalam nama Yesus. Tidak ada nama lain yang sanggup untuk menyelamatkan manusia. Sebab, Kristus telah membayar lunas dosa manusia dengan darah-Nya yang mahal, tanpa dosa dan tanpa cela.

Yang menjadi pertanyaan dan problematika selama ini adalah sebuah pertanyaan apakah keselamatan itu bisa hilang? Selama bertahun-tahun, tiap-tiap orang Kristen berdebat dan berusah menjawab dan menguraikan pertanyaan ini. Akan tetapi, justru terjadi perpisahan antara orang Kristen karena perbedaan prinsip atau doktrin. Oleh sebab itu, kita harus berbicara atau membahas keselamatan dalam sudut pandang Alkitab. Ada beberapa point-point penting mengenai keselamatan yang dituliskan dalam Alkitab, yaitu:

  1. Keselamatan hanya ada dan dapat diperoleh di dalam nama Yesus
  2. Tidak ada keselamatan di luar Yesus
  3. Syarat untuk memperoleh keselamatan adalah mengaku dengan mulut bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat, serta percaya dalam hati
  4. Menjadi pengikut Kristus yang setia
  5. Merealisasikan bahwa setiap kita adalah orang-orang yang diselamatkan melalui tindakan kita sehari-hari
  6. Jaminan keselamatan di dalam Kristus itu pasti

Maka dari itu, berpijak pada kebenaran Alkitab bahwa keselamatan hanyalah ada di dalam Kristus. Oleh sebab itu, mari kita terus hidup dan berjalan di dalam Kristus sebab Ia adalah Juru Selamat dunia, Ia yang telah menebus hidup kita dari kelamnya dosa dan memberikan pengharapan baru kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya.

Termin IV

Topik 1

Subyek: Doktrin dan Hidup Kristen

Pertanyaan: Perlukah doktrin itu diaplikasikan dalam hidup sehari-hari? Manakah yang jauh lebih penting, melakukan doktrin atau menaati kebenaran Alkitab?

Doktrin adalah ajaran, asas, ideologi, prinsip dan teori. Doktrin Kristen tentunya harus berdasarkan kepada Alkitab, sebagai kebenaran dasar iman Kristen. Doktrin dibuat oleh para teolog dengan menafsirkan Alkitab, meyakininya dan mengaplikasikannya dalam hidup sehari-hari. Setiap orang Kristen bisa membuat doktrin berdasarkan keyakinan mereka sendiri. Tetapi, yang perlu diingat doktrin Kristen haruslah Theo-Kristo Sentris. Kebenaran Allah dan Kristuslah yang harus diyakini dan diaplikasikan dalam hidup sehari-hari. Sehingga, pengajaran yang benar, yang dilakukan hanyalah berdasarkan kepada Alkitab sebagai sumber pengajaran Kristen.

Banyak sekali doktrin dalam kekristenan, hal ini dikarenakan perbedaan dalam menafsirkan Alkitab. Sebagai contohnya, mengenai doktrin keselamatan, gereja tentu sering mendengar mengenai doktrin keselamatan menurut Calvin dan Armenian. Calvin dan Armenian adalah bapa gereja pada masa reformasi abad ke 15. Calvin meyakini bahwa manusia sekali selamat tetap selamat. Namun, Allah telah menentukan sejak semula bahwa hanya beberapa orang saja yang diselamatkan. Sedangkan, Armenian meyakini bahwa keselamatan bisa hilang, oleh karena itu manusia perlu mengusahakan keselamatan. Perdebatan mengenai keselamatan dari sudut pandang Calvin dan Armenian nampaknya telah menjadi sebuah perdebatan yang sangat panjang dan urung dipecahkan hingga saat ini.

Melihat dari contoh diatas, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa setiap orang bisa membuat doktrin, dan ada kalanya seorang Kristen bimbang akan mengikuti doktrin yang mana. Untuk itu, doktrin yang benar adalah doktrin yang alkitabiah. Akan lebih baik untuk belajar Alkitab, merenungkan firman dan mengaplikasikan kebenaran firman itu dalam hidup sehari-hari. Karena, firman Tuhan adalah sebuah pelita bagi setiap orang untuk berjalan dalam kebenaran. Dan, sebagaimana yang difirmankan Tuhan dalam Mazmur 1:3, "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil." Demikianlah gambaran setiap orang yang mencintai firman Tuhan, seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang senantiasa berbiah pada musimnya, daunnya tidak layu dan apa saja yang diperbuatnya pasti berhasil.

Oleh karena itu, marilah kita melakukan apa yang benar di hadapan Tuhan. Mendasarkan hidup pada Alkitab dan menimbang segala doktrin atau pengajaran dengan Alkitab, sebagaimana yang pernah diutarakan oleh Martin Luther yakni Sola Scriptura, semua harus kembali kepada Alkitab. Alkitab lah yang menjadi filter untuk semua doktrin dan melakukan kebenaran Alkitab, hidup tumbuh dan berbuah dalam pengenalan akan Kristus.

Topik 2

Subyek: Pertumbuhan Rohani

Pertanyaan: Sebutkan ciri-ciri orang Kristen yang mengalami pertumbuhan rohani? Mengapa ada yang mengalami pertumbuhan dan kemorosotan rohani? Jelaskan!

Pertumbuhan adalah tumbuh (hidup), bertambah besar dan sempurna. Pertumbuhan adalah ciri utama dari makhluk hidup, karena setiap makhluk hidup haruslah bertumbuh. Demikian juga, orang Kristen dalam kehidupan kekristenan harus senantiasa bertumbuh dan menghasilkan buah-buah rohani yang menandakan bahwa orang tersebut adalah orang yang bertumbuh dan bisa dilihat buahnya.

Pertumbuhan rohani setiap orang Kristen memang tidak bisa diukur. Tetapi, buah-buah yang dihasilkan bisa dijadikan tolok ukur bahwa orang tersebut berbuah. Sebagaimana perkataan Yesus dalam Matius 7:17, "Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik." Perkataan Yesus ini merupakan sebuah tolok ukur bahwa pohon yang baik akan menghasilkan buah yang baik pula. Seperti itulah kehidupan orang Kristen, jika benar-benar mengikut Kristus, melakukan apa yang benar sesuai kebenaran Kitab Suci dan hidup dalam bimbingan dan penyertaan Roh Kudus, maka kehidupan akan berbuah dan menghasilkan buah yang baik.

Rasul Paulus menuliskan dalam Galatia 5:22-23 mengenai buah Roh, dan buah itulah seharusnya muncul dalam kehidupan kekristenan. Buah itu antara lain:

  • Kasih
  • Sukacita
  • Damai Sejahtera
  • Kesabaran
  • Kemurahan
  • Kebaikan
  • Kesetiaan
  • Kelemahlembutan
  • Penguasaan diri
  • Sembilan buah inilah yang seharusnya tumbuh, ada dan nampak dalam kehidupan orang Kristen. Karena dunia akan melihat kekristenan kita melalui hidup kita, jika kehidupan kita masih serupa dengan dunia ini maka kita akan dilihat sebagai anak-anak dunia. Sedangkan, jika hidup kita benar dan memberikan dampak yang positif maka dunia yang menyebut kita sebagai anak-anak terang yang tidak serupa dengan dunia ini, tetapi senantiasa menyukakan Allah Bapa yang di sorga.

    Oleh karena itu, marilah kita menjadi anak-anak terang, yang menjadi pelita di tengah-tengah kegelapan dunia. Menjadi saksi Kristus yang setia dan melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Sehingga, mereka akan melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa yang di sorga.

    Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA