Rangkuman Diskusi Kelas DIK Januari/Februari 2020

TERMIN I / TOPIK 1 -- Penciptaan

Pertanyaan: Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan asal-asalan, segala sesuatu dicipta di dalam rencana-Nya dan memiliki tujuan yang pasti. Apakah tujuan besar Tuhan dalam menciptakan alam semesta dan segala isinya? Dan apa tujuan khusus Tuhan menciptakan manusia di hari ke-6 dalam penciptaan?

Jawaban: Di dalam penciptaan, Allah tidak pernah menciptakan sesuatu dengan asal-asalan, karena segala sesuatu diciptakan Allah sesuai rencanaNya dan memiliki tujuan yang pasti. Ada dua tujuan dalam penciptaan yang bisa kita ambil, yaitu tujuan besar Allah dalam menciptakan alam semesta dan segala isinya, serta tujuan khusus Tuhan menciptakan manusia di hari ke-6. Berikut ini kita akan melihat apa saja yang menjadi kedua tujuan Allah di dalam penciptaan ini.

Yang pertama tujuan besar Allah di dalam menciptakan alam semesta dan segala isinya:

  1. Untuk menyenangkan-Nya dan memuliakan nama-Nya (Kolose 1:16).
  2. Untuk menunjukkan kemuliaan, kasih, hikmat dan kuasa-Nya (Mazmur 19:1).
  3. Untuk menunjukkan kebesaran-Nya karena Dia lah Yang Maha Kuasa (Yesaya 40-65) dan supaya semuanya itu memuliakan Dia (Mazmur 150:6).
  4. Sebagai ungkapan kemuliaan, kemegahan, dan kuasa-Nya.
  5. Untuk menyediakan sebuah tempat di mana maksud dan tujuan-Nya bagi umat manusia dapat digenapi (Kejadian 1:26-28).
  6. Untuk merefleksikan karya kasih-Nya yang besar, supaya segala yang indah dan yang baik terlihat sempurna melambangkan kasih Allah.
  7. Sebagai bukti bahwa Dia berkuasa mengadakan segala sesuatu menurut kehendak dan rencana-Nya.

Yang kedua adalah tujuan khusus Allah menciptakan manusia di hari ke-6. Seperti tujuan yang pertama dalam menciptakan alam semesta dan segala isinya, Allah juga Allah tidak sedang main-main atau asal-asalan dalam menciptakan dalam menciptakan manusia di hari yang ke-6. Sebagai ciptaan yang paling mulia, Allah juga pasti merencanakan sesuatu yang baik bagi kepada manusia ketika diciptakan pada hari yang ke-6. Berikut ini juga akan mengetahui bersama apa saja tujuan Allah kepada manusia ketika diciptakan pada hari yang ke-6:

  1. Untuk menjadikan manusia sebagai objek kasih-Nya.
  2. Untuk memelihara, menguasai bumi, mengelola, mengusahakan dan menaklukkannya di dalam tujuan untuk kemuliaan Tuhan. Boleh dikatakan manusia sebagai mitra Allah (Kejadian 1:26).
  3. Untuk menunjukan bahwa manusia adalah ciptaan yang terpenting, termulia, terhormat, tertinggi, terbaik dari semua ciptaan-Nya, yaitu bahwa manusia diciptakan dengan serupa dan segambar dengan Allah Bapa, Pencipta langit dan bumi.
  4. Tuhan ingin kita hidup bersama-sama dengan-Nya secara akrab di Taman Eden dan kita bisa menikmati kasih dan penyertaan Tuhan (sebelum kejatuhan manusia).
  5. Untuk menyediakan sebuah tempat terlebih dahulu bagi manusia, dalam rangka penggenapan maksud dan tujuan-Nya bagi umat manusia, dengan kata lain segala kebutuhan manusia (alam semesta dan segala isinya) sudah tersedia (Kejadian 1:29).
  6. Supaya manusia menikmati kasih dan karya yang telah Allah curahkan dalam dunia ini, karena manusia diciptakan untuk bersekutu, memuliakan Allah dan menikmati karya dan kasih-Nya.
  7. Supaya kita hidup menjadi penyembah-Nya dan hidup bersama-sama dengan-Nya dalam kasih dan penyertaan Tuhan.
  8. Supaya manusia dapat berkuasa, beranakcucu memenuhi bumi, sesuai dengan Alkitab (Kejadian 1:28).
  9. Supaya manusia merasakan kasih dan kemuliaan Allah melalui ciptaan-Nya (Mazmur 19:2).

10 Supaya manusia memahami betapa agung pekerjaan tangan Allah, sehingga manusia dapat mengenali keberadaan, keilahian dan kekuatan Allah yang kekal (Roma 1:19-20).

Pertentangan Penciptaan Menurut Alkitab dengan Sains

Sering kita mendengar pertentangan mengenai terciptanya alam semesta ini dan terciptanya manusia. Dan yang sering terjadi adalah pertentangan antara Alkitab dengan teori sains. Benarkah Alkitab dan sains saling bertentangan? Manakah yang benar dan dapat dipercaya? Banyak orang Kristen menjadi kebingungan, dan tidak sedikit pula akhirnya yang meragukan tentang kebenaran di dalam Alkitab. Namun, sebagai orang percaya pastinya kita akan mengatakan bahwa isi di dalam Alkitablah yang benar. Hanya pergumulannya ialah, bagaimana menjelaskan kebenaran firman Tuhan, dalam hal ini tentang penciptaan supaya dapat dibuktikan secara sains.

Alkitab sendiri cukup konsisten dengan sains. Ini tidaklah berarti bahwa Alkitab mendapatkan pembenaran oleh sains, melainkan sains yang mendapat pembenaran dalam Alkitab. Berikut ini beberapa bukti yang dapat kita lihat mengenai hal itu.

  1. Bumi berbentuk bulat: Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman! (Yesaya 40:22).
  2. Bumi tidak bergantung pada apapun: Allah membentangkan utara di atas kekosongan, dan menggantungkan bumi pada kehampaan.(Ayub 26:7).
  3. Bintang-bintang tidak terhitung banyaknya: Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." (Kejadian 15:5).
  4. Keberadaan lembah dan laut: Lalu kelihatanlah dasar-dasar laut, alas-alas dunia tersingkap karena hardikan TUHAN karena hembusan napas dari hidung-Nya. (2 Samuel 22:16).
  5. Keberadaan mata air dan air terjun: Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit. (Kejadian 7:11).
  6. Keberadaan samudera raya serta isinya: Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud. Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan. Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya? Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu; segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya: burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang melintasi arus lautan. (Mazmur 8:1, 2, 4, 5, 7, 9).
  7. Siklus hidrologi: Ia membungkus air di dalam awan-Nya, namun awan itu tidak robek. (Ayub 26:8); Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan, yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia. (Ayub 36:27-28) Angin bertiup ke selatan, lalu berputar ke utara, terus-menerus ia berputar, dan dalam putarannya angin itu kembali. Semua sungai mengalir ke laut, tetapi laut tidak juga menjadi penuh; ke mana sungai mengalir, ke situ sungai mengalir selalu. (Pengkhotbah 1:6-7).
  8. Konsep entropi: Dahulu sudah Kauletakkan dasar bumi, dan langit adalah buatan tangan-Mu. Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti pakaian, seperti jubah Engkau akan mengubah mereka, dan mereka berubah; (Mazmur 102:25-26).
  9. Dasar dari kesehatan, kebersihan dan penyakit: (Imamat 12-14).

Ada juga beberapa hipotesa yang membutikan bahwa tidak ada pertentangan antara Alkitab dan sains, contohnya:

  1. Hipotesa Big Bang ini berpendapat bahwa alam semesta ini pada awalnya tidak ada tetapi kemudian tercipta dari ketiadaan. Dalam Alkitab (Kejadian 1:2) "Bumi belum berbentuk dan kosong, gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air".
  2. Penjelasan bumi juga terdapat dalam Ayub 28:5 "Tanah yang menghasilkan pangan, dibawahnya dibongkar-bangkir seperti oleh api" bisa diartikan dibawah bumi mengandung lahar panas (inti bumi). Dan Ayub 38:38 "Ketika debu membeku menjadi logam tuangan, dan gumpalan tanah berlekat-lekat" dapat dikatakan penciptaan bumi dari debu kosmik (debu yang membeku) kemudian menjadi bintang termasuk matahari (logam tuangan) lalu sebagian dari bintang tersebut menjadi planet-planet (tanah berlekat-lekatan) hal ini mirip dengan teori nebula yang dikemukakan Emanuel Swedenborg 1772.

Dengan demikian, sangat sulit bagi kita mengatakan bahwa sains dan Alkitab itu bertentangan. Karena hal-hal yang ditemukan oleh sains juga tertulis dalam Alkitab. Sains adalah hasil pemikiran manusia tentang apa yang ada di alam semesta ini, sedangkan Alkitab adalah kebenaran yang berasal dari Tuhan. Namun penemuan dalam sains ternyata secara tidak langsung membuktikan akan kebenaran di dalam Alkitab, khususnya mengenai terciptanya alam semesta ini dan manusia.

TERMIN I / TOPIK 2 -- Kejatuhan Manusia dan Kehendak Bebasnya

Pertanyaan: Apa yang menyebabkan manusia jatuh dalam dosa? Apakah kejatuhan manusia berkaitan dengan kehendak bebas yang dimiliki manusia?

Jawaban: Banyak perbedaaan pendapat tentang kejatuhan manusia ke dalam dosa. Ada yang berpendapat bahwa manusia jatuh dalam dosa karena memang sudah ditentukan demikian, tetapi ada pula yang berpendapat bahwa manusia sudah diberikan kebebasan dalam menentukan pilihan, tetapi manusia memilih tidak taat kepada Allah, dalam hal ini memilih melanggar perintah Allah yaitu dengan memakan buah pengetahuan yang baik dan jahat. Sebagai orang percaya, kita harus mengetahui kebenaran ini. Dengan mengetahui hal ini, kita juga akan mengetahui bagaimana kasih Allah yang tidak pernah berkesudahan kepada kita.

I. Kehendak Bebas Manusia

Ketika manusia pertama kali diciptakan yaitu Adam dan Hawa, Allah memberikan kebebasan kepada manusia. Sebagai buktinya Allah memberikan kebebasan kepada mereka untuk memakan buah-buahan yang ada di Taman Eden (Kejadian 2:16). Namun dari semua buah yang ada di Taman Eden, Allah juga perintah kepada mereka untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan yang baik dan jahat, karena jika mereka memakan buah itu maka manusia akan mati (Kejadian 2:17). Jadi sejak diciptakan, Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih. Namun, dari setiap pilihan tersebut, ada dampak yang diakibatkan. Jika memilih taat kepada perintah Allah maka mereka tetap akan hidup, tetapi jika melanggar dari perintah Allah maka mereka akan mati.

II. Manusia Jatuh Dalam Dosa

Dosa adalah suatu akibat dari ketidaktaatan kepada perintah Allah. Manusia berdosa karena manusia tidak taat terhadap perintah Allah. Kejatuhan manusia ke dalam dosa sangat berkaitan dengan kehendak bebas yang dimiliki manusia sebelum ia jatuh ke dalam dosa. Allah memberikan kehendak bebas kepada manusia agar dapat memilih taat atau tidak. Dosa adalah pelanggaran terhadap aturan/perintah Allah.

Manusia jatuh ke dalam dosa memang bermula akibat dari pengaruh/godaan ular. Namun dari godaan itu manusia memiliki pilihan, yaitu untuk percaya kepada perkataan ular atau taat kepada perintah Allah. Dari pilihan itu, manusia memilih untuk percaya kepada bujukan ular. Dengan tawaran ular yang begitu menarik, yaitu manusia akan menjadi seperti Allah akhirnya manusia tergoda. Ditambah lagi bahwa buah pengetahuan yang baik dan jahat itu terlihat menarik untuk dimakan sehingga mereka semakin yakin jika apa yang dikatan oleh ular merupakan suatu yang benar. Dari situlah awal mula kejatuhan manusia ke dalam dosa.

Manusia jatuh dalam dosa karena ketidaktaatan kepada perkataan Allah. Manusia memilih untuk percaya kepada ular, dan memilih untuk mencoba mengandalkan pemahaman sendiri dalam menentukan yang baik dan yang buruk. Ini merupakan sebuah pemberontakan terhadap Allah (Kejadian 3:1-7). Dengan kata lain, yang menyebabkan kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah kerena manusia gagal menggunakan kehendak bebas yang diberikan oleh Allah, dengan memilih untuk tidak taat kepada Allah.

TERMIN II / TOPIK 1 -- Setan dan Pekerjaannya

Pertanyaan: Siapakah Setan itu? Apakah pekerjaan mereka? (Berikan penjelasan secara mendasar dari bukti-bukti Alkitab dan referensi yang berkaitan!)

Jawaban: Mendengar kata setan bayangan kita adalah makhluk yang menakutkan. Orang juga sering menyebut Setan sebagai makhluk halus. Di dalam Alkitab sering juga sering disebutkan tentang adanya Setan atau Iblis. Setan atau Iblis merupakan roh jahat, sehingga Setan atau Iblis merupakan musuh dari orang percaya (Efesus 6:12). Lantas siapakah sebenarnya Setan atau Iblis itu? Dan dari mana datangnya mereka?

I. Asal Mula Setan

Iblis adalah salah satu malaikat utama di surga yang bernama lucifer artinya Bintang Timur. Berbeda dengan manusia yang adalah mahluk jasmani yang diciptakan Tuhan untuk mengusahakan bumi, malaikat adalah mahluk roh yang merupakan alat Tuhan di sorga untuk memuji dan memulikan Tuhan. Malaikat ini kemudian memberontak kepada Tuhan dan mempengaruhi malaikat lain yang mau mengikutinya dalam pemberontakan kemudian disebut sebagai setan-setan atau roh-roh jahat (Yesaya 14:12-15). Setan itu ialah malaikat Tuhan yang diciptakan dengan keindahan, malaikat paling pintar, cantik dan berkuasa, yang melawan Sang Penciptanya. Alkitab menggambarkan setan sebagai suatu pribadi nyata di alam roh yang tidak kelihatan. Semua malaikat adalah ciptaan Tuhan (Kol. 1:16). Lucifer juga adalah ciptaan dengan gambaran sempurna, pintar dan juga indah (Yehezkiel 28:12-15). Jadi Allah tidak menciptakan Iblis sebagai makhluk jahat, dia jatuh karena keinginannya untuk mencoba menjadikan dirinya setara dengan Allah. Bahkan keinginannya untuk merebut posisi Allah (Yesaya 14:12-14). Kesombongan dan ambisi dirinya yang jahat itulah yang menjadi alasan mengapa dia dikeluarkan dari surga.

II. Pekerjaan Setan

Adapun Setan pekerjaannya ialah menyesatkan dunia, menipu dunia, melancarkan doktrin palsu, menyerang orang Kristen, berusaha menghancurkan karya Allah, menipu siapapun yang dapat ditipu, dan melawan malaikat kudus. Kita bisa melihat bahwa Iblis memegang kekuasaan tertinggi dalam kerajaan kegelapan kemudian di bawahnya terdapat setan-setan. Pekerjaan Setan ialah merampas Injil yang sedang ditaburkan kepada seseorang, membutakan pikiran orang tentang Injil (Matius 13:19; 2 Korintus 4:4) dan memutarbalikkan firman Tuhan. Setan merupakan makhluk yang cerdik dan sekaligus licik. Setan berusaha membujuk orang untuk tinggal dalam kuasa kegelapan untuk menjadi pengikutnya. Dia adalah raja pendusta, bapa dari pendusta, dia menghasut manusia untuk memberontak terhadap Allah seperti apa yang telah dilakukan ular kepada Hawa. Iblis juga sering menipu dengan mengubah dirinya menyerupai "malaikat terang" (2 Korintus 11:14). Di dalam semua aspek kehidupan, Setan memiliki celah untuk bekerja menyesatkan manusia. Misalnya, dalam dunia politik, sosial, budaya, perdagangan, olahraga (Wahyu 18:3), pendidikan, dan filosofi (2 Korintus 4:4; 10:4-5). Semua bisa jadi celah yang dipakai Setan untuk menyesatkan manusia.

TERMIN II / TOPIK 2 -- Apakah Keselamatan bisa Hilang?

Pertanyaan: Bisakah keselamatan itu bisa hilang? Dengan cara apakah seseorang bisa diselamatkan? Jelaskan!

Jawaban: Orang percaya sepakat bahwa keselamatan itu hanya di dalam Yesus. Keselamatan hanya dapat di peroleh melalui pebebusan dosa. Penebusan hanya dapat diperoleh melalui korban penebusan yang kekal. Korban penebusan haruslah yang sempurna yang tak bercacat dan bercela (1 Petrus 1:19), melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. Dengan percaya dan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat secara pribadi, maka orang tersebut akan menerima keselamatan yang sudah Yesus berikan kepada kita (Roma 10:9-10). Namun, apakah keselamatan yag sudah kita terima ini bisa hilang? Masih banyak perdebatan saat ini mengenai keselamatan yang sudah diberikan kepada manusia. Salah satunya adalah apakah keselamatan yang kita terima bisa hilang atau tidak. Ada yang mengatakan bahwa keselamatan yang sudah diterima tidak akan pernah hilang, ada juga yang mengatakan bahwa keselamatan yang kita terima bisa hilang jika kita sudah tidak lagi percaya kepada Yesus. Pandangan terus dipertahankan oleh masing-masing pihak dengan sama-sama mendasari dengan firman Tuhan. Kali ini kita akan membahas kedua pandangan ini.

I. Keselamatan Menurut Pandangan Calvinis

Calvinis berpandangan Allah memanggil dan menentukan (keselamatan) kepada seseorang. Oleh sebab itu, Allah sanggup memelihara dan menjaga apa yang sesuai dengan kehendakNya. Dengan demikian, maka orang yang dipanggil tidak mungkin kehilangan keselamatannya. Pandangan ini menggunakan dasar ayat dari (Yohanes 10:28-29, Roma 8:38-39, Filipi 1:6, 2 Timotius 1:12, 1 Petrus 1:5). Calvin menekankan kedaulatan Allah dan mengecilkan kehendak bebas manusia. Jadi barang siapa yang sudah percaya bahwa Yesus adalah Allah dan Juruselamat yang menjelma menjadi manusia, dan yang telah mati di kayu salib untuk penebusan dosa kita, maka dia akan menerima keselamatan kekal.

Orang juga berpendapat bahwa orang yang sudah terima dan percaya kepada Yesus mereka tidak akan pernah murtad atau berbalik imannya kepada Yesus. Karena di dalam diri orang tersebut ada benih ilahi, sehingga orang percaya tidak dapat berbuat dosa, termasuk murtad dengan iman percayanya kepada Yesus (1 Yohanes 3:9). Jadi jika ada orang yang meninggalkan iman percaya kepada Yesus, berarti orang tersebut belum benar-benar percaya kepadaNya. Jika seseorang yang telah percaya itu kehilangan keselamatan, itu sama saja Yesus telah memungkiri kata-kataNya dan mengubah pikiranNya. Dan hal itu sangatlah tidak mungkin. Karena firmanNya mengatakan setiap orang yang percaya dan menerima Yesus sebagai penyelamatnya akan tetap hidup kekal (Yohanes 3:16-18). Dan apa yang sudah dikatakanNya akan tetap dan tidak akan berubah dari dahulu, hari ini, besok bahkan sampai Ia datang kembali ke dua kalinya. Dari pandangan Calvinis ini dapat kita simpulkan bahwa Allah berdaulat penuh atas keselamatan. Jadi tidak tergantung pada manusia yang memang tidak mampu, sehingga keselamatan tidak bisa hilang.

II. Keselamatan Menurut Pandangan Armenian

Sebaliknya, kaum Armenian berpandangan eternal security (hidup kekal, Red) akan dicapai jika orang percaya tetap di dalam Yesus. Pandangan mereka berdasarkan Yohanes 15:1-8, Ibrani 6:4-6; 10:26-27. Artinya, ketentuan (keselamatan) Allah atas dasar respon manusia (usaha manusia) ditambah dengan kuasa Allah. Jadi apabila seseorang yang sudah percaya Yesus, namun dalam perjalanan hidupnya dia murtad, maka keselamatan akan hilang dari dirinya. Kata murtad disini artinya meninggalkan, dengan pengertian berkhianat, memberontak, mengundurkan diri. Maksudnya orang-orang yang pernah menjadi percaya kepada Yesus akhirnya dia berkhianat, atau memberontak, ataupun mengundurkan diri dari iman percayanya kepada Yesus, sehingga keselamatannya bisa hilang.

Orang yang meninggalkan Tuhan Yesus berarti telah mempermalukan Tuhan di depan umum. Orang yang dulu sudah memiliki iman kepada Yesus, yang sudah mengerti firman bahkan memiliki karunia2 namun sekarang dia murtad, menjadi tidak percaya dan menghina Tuhan Yesus di muka umum. Maka Orang itu akan binasa. "Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum." (Ibrani 6:4-6). Jalan keselamatan untuk sampai ke sorga hanya melalui Anak TunggalNya, yaitu iman kepada Tuhan Yesus. Setiap orang yang melepaskan imannya berarti sedang menuju ke neraka/alam maut. Dari pandangan Armenian ini bisa kita simpulkan bahwa kasih karunia diberikan, tapi manusia menentukan menerima atau tidak, sehingga keselamatan bisa hilang.

III. Kesimpulan

Dari kedua pandangan di atas mungkin bisa kita simpulkan, bahwa keselamatan dari Tuhan itu mutlak bagi siapapun yang percaya pada Yesus. Hanya sebagai orang yang sudah dikuduskan di dalam Yesus, kita juga harus bertanggungjawab dengan stutus kita di dalam Yesus sebagai manusia baru. Sebagai orang percaya dan sudah diselamatkan, kita masih memiliki kehendak bebas. Namun, kita tidak boleh mencobai Tuhan dengan seenaknya saja berbuat dosa atas kehendak kita sendiri. Jadi keselamatan dari Yesus itu harus di imbangi dengan hidup sesuai kehendak Bapa, walaupun manusia tidak mampu sepenuhnya karena daging kita lemah, tapi dengan kasih karunia Tuhan kita akan mampu melakukannya. Orang yang menyadari dirinya telah diselamatkan harus berusaha untuk selalu hidup kudus dan memuliakan Tuhan, sekalipun dalam perjalanan kehidupan akan banyak tantangan dan godaan. Seperti yang sudah Paulus ajarkan untuk terus mengerjakan keselamatan dengan takut dan gentar (Filipi 2:12).

TERMIN III / TOPIK 1 -- Doktrin Allah Tri Tunggal

Pertanyaan: Apakah yang Anda ketahui mengenai Doktrin Allah Tri Tunggal? Kesulitan apa yang Anda hadapi saat belajar mengenai konsep ketritunggalan Allah?

Jawaban: Sebagai orang Kristen, kita harus mengenal siapa Allah yang kita kenal. Orang Kristen percaya dengan ketritunggalan Allah. Namun sebagai orang percaya apakah setiap kita memahami konsep Tri Tunggal ini? Sering ketritunggalan ini dipakai oleh orang lain untuk menyerang kekristenan. Bahaya, jika kita sebagai orang percaya tidak dapat menjelaskan hal ini, sebagai bentuk pertanggunganjawab atas iman percaya kita. Saat ini kita akan membahas tentang ketritunggalan Allah yang kita percayai, supaya kita tidak bingung dan dapat mempertagungjawabkan iman kita di hadapan Tuhan dan sesama manusia.

I. Arti dari Tri Tunggal

Tri Tunggal sendiri berasal dari bahasa Latin yakni Trinitas. Tri Tunggal artinya Tuhan Allah terdiri dari tiga pribadi yaitu Allah Bapa, Allah Anak (Yesus Kristus), dan Allah Roh Kudus yang selanjutnya disebut Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Di mana ketiga pribadi tersebut memilki esensi sifat Ketuhanan yang sama.

II. Analogi-analogi Tentang Tri Tunggal

Ada beberapa anologi yang sering digunakan untuk menjelaskan Allah Tri Tunggal. Pertama, analogi Allah Tri Tunggal itu seperti seseorang suami. Orang tersebut adalah anak di hadapan orang tuanya, lalu sebagai suami di hadapan istrinya, dan saya sebagai ayah dihadapan anak-anaknya. Kedua, analogi Allah Tri Tunggal itu seperti matahari. Matahari yang satu itu sesungguhnya memiliki tiga hal yaitu, bola matahari, sinar dan panasnya. Dan ketiga ialah, analogi Allah Tri Tunggal itu seperti manusia. Dalam diri manusia terdapat tubuh, jiwa dan roh, yang ketiga-tiganya tidak dapat terpisahkan. Dari ketiga analogi ini masih masih menjadi perdebatan apakah bisa benar-benar menggambarkan tentang Ketritunggalan Allah. Namun untuk menggambarkan tentang Ketritunggalan Allah, dalam penjelasan berikutnya kita akan bersama-sama memahami seperti apakah Allah Tri Tunggal itu.

III. Penjelasan Tentang Tri Tunggal

Kekristenan percaya akan Tuhan kita adalah tiga Pribadi dalam satu keberadaan, jadi Allah tetap satu adanya. Tri Tunggal merupakan suatu konsep dalam iman Kristen yang mempercayai ke-Esa-an Allah dalam Tiga Pribadi, Allah Bapa, Allah Anak, Allah Roh Kudus, yang ketigaNya merupakan satu-kesatuan. Doktrin Allah Tritunggal, bahwa 1 Allah 3 pribadi, Allah tidak diciptakan, karena Dia ada dari kekal dan sampai kekekalan. Kristus Yesus sebagai pribadi ke 2 tidak lebih rendah daripada Allah Bapa sebagai pribadi pertama dan Roh Kudus.Allah Tri Tunggal adalah Allah yang Esa yaitu Allah/Bapa yang memiliki Firman/Anak dan Roh di dalam diriNya sejak Kekal. Dikatakan Bapa karena Dialah sumber atau asal segala sesuatuNya, sumber atau asal Firman dan RohNya sejak kekal. Dikatakan Anak karena Firman tersebut dikandung atau di dalam Allah, dan keluar dari Allah. Dikatakan Tunggal karena hanya satu-satunya yang di kandung dan keluar dari Allah sehingga sering disebut Anak Tunggal. Allah sejak kekal mengasihi Firman melalui RohNya, begitu juga sebaliknya Firman mengasihi Allah melalui RohNya. Sehingga di dalam Allah itu ada hubungan cinta kasih di dalam diriNya sejak kekal. Itulah sebabnya, maka sering disebut Allah itu Kasih. Karena kasih itu sifatnya ingin menjangkau keluar, maka dari itu Allah melakukan penciptaan, sehingga Dia dapat mengasihi ciptaanNya.

IV. Bukti Ke-Allahan Ketiga Pribadi Tri Tunggal

Konsep Tri Tunggal dapat diterima melalui penelitian Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Keduanya memuat doktrin Tri Tunggal yang dapat dipahami. Hanya saja harus direnungkan bahwa siapakah yang dapat mengerti tentang kedalaman Pribadi Allah secara tuntas. Karena semua yang terbatas tidak akan mampu untuk memahami yang tidak terbatas. Ajaran Tritunggal bukan ajaran manusia, sebab Allah sendirilah yang telah mengungkapkan tentang diriNya, melalui bukti-bukti Firman Allah. Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus (Allah Tri Tunggal ) itu satu Pribadi yaitu Allah yang Esa dalam 3 Oknum yang masing-masing punyai peran. Berikut ini adalah bukti- bukti Ketiga Oknum tersebut adalah Allah:

  1. Bapa diakui sebagai Allah sebagai kelanjutan Jehovah dalam Perjanjian Lama. Hal ini jelas tidak akan terjadi perbedaan (Yohanes 6:27, 1 Petrus 1:2, Lukas 2:49, Markus 8:38).
  2. Yesus adalah Allah sebagaimana ketiga sifat yg dimiliki oleh Bapa sebagai Allah ,juga ketiga sifat itu dimiliki Yesus Kristus. Yesus Maha Tahu (Matius 9:24), Ia Maha Kuasa (Matius 28:18), Ia Maha Hadir (Matius 28:20), Yesus melakukan pekerjaan yang Bapa lakukan, yaitu mengampuni orang berdosa (Markus 2:1-12), Yesus membangkitkan orang mati (Yohanes 12:9 ), Yesus yang menciptakan segala sesuatu (Yohanes 1:3).
  3. Roh Kudus diakui sebagai Allah, dan mempunyai sifat- sifat Allah yang ada kepadaNya. Roh Kudus sebagai Pribadi yang Maha Tahu (1 Korintus 2:10), Maha Hadir (1 Korintus 6:19), dan juga Maha Kuasa dengan memberi kuasa kepada GerejaNya (Kisah Para Rasul 1: 8).

TERMIN III / TOPIK 2 -- Kristus sebagai Manusia Kedua

Pertanyaan: Manusia pertama, yaitu Adam sudah gagal. Akan tetapi, Allah tidak meninggalkan manusia, maka Dia mengirimkan Manusia kedua. Seperti apakah Manusia kedua itu? Mengapa Manusia Kedua disebut sebagai "Manusia sejati" dan "Allah sejati"?

Jawaban:

I. Kegagalan Adam sebagai Manusia Pertama

Allah menciptakan Adam yaitu manusia yang pertama dari semua manusia. Allah menciptakan Adam segambar dan serupa dengan Allah (Kejadian 1:26). Allah memiliki rencana yang baik atas hidup manusia. Oleh karenanya, Allah menyediakan tempat yang terbaik yaitu taman Eden sebagai tempat tinggalnya. Adam ditempatkan di taman Eden untuk berkuasa dan dapat menikmati kasihNya. Namun dalam perjalanannya, Adam sebagai manusia pertama tidak taat kepada Allah dengan melanggar perintahNya. Akibatnya, manusia jatuh ke dalam dosa dan keluar dari rancanganNya yang semula. Manusiapun diusir dari taman Eden dimana ia ditempatkan Allah.

Setelah jatuh dalam dosa, manusia dan keturunannya semakin terpuruk hidup di dalam dosa. Manusia tidak mampu lepas dari jeratan dosa dengan usaha mereka sendiri. Dengan kata lain, manusia tidak berdaya terhadap dosanya tersebut. Untuk lepas dari dosanya, dibutuhkan seorang yang tidak berdosa untuk menebus dosa manusia. Namun tidak didapati seorangpun manusia yang tidak berdosa di dunia ini, karena semua manusia telah berbuat dosa (Roma 3:23).

II. Yesus sebagai Manusia Kedua

Untuk menyelamatkan manusia, Manusia kedua haruslah seorang manusia yang sempurna dan tidak berdosa, karena manusia kedua ini akan menjadi tebusan penghapusan dosa, sehingga memuaskan keadilan Allah (Roma 3:25, 5:19). Allah menyediakan keselamatan bagi umat manusia melalui Yesus. Berbeda dengan manusia pertama yang berasal dari debu tanah, Yesus sebagai Manusia Kedua ini berasal dari surga. Satu-satunya Pribadi yang berasal dari surga ialah Allah itu sendiri. Dengan kata lain, bahwa Yesus adalah Allah yang berinkarnasi menjadi Anak Allah sebagai Manusia kedua yang tak bercacat dan berdosa Yohanes 1:1, 14). Dengan demikian, Yesus sebagai Manusia kedua dapat melaksanakan misi keselamatan Allah untuk menebus dosa manusia.

III. Yesus Allah Sejati dan Manusia Sejati

Berikut ini adalah beberapa bukti yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah Sejati dan Manusia Sejati.

Bukti bahwa Yesus adalah Allah Sejati:

  1. Yesus sudah ada sejak kekal (Yohanes 8:58; 17:5.
  2. Yesus sebagai Pribadi yang Mahahadir (Matius 18:20; 28:20.
  3. Yesus mampu mengampuni dosa.
  4. Yesus rela mati demi menebus dosa umat manusia.
  5. Yesus mati, bangkit dan naik ke sorga menunjukkan Dia Allah sejati.

Bukti bahwa Yesus adalah Manusia Sejati:

  1. Yesus lahir dari seorang wanita (Galatia 4:4).
  2. Yesus tumbuh dan berkembang seperti manusia normal.
  3. Yesus bisa merasakan lapar, haus, takut, sakit dan lelah.
  4. Yesus memiliki perasaan seperti kita, bisa sedih, marah seperti manusia biasa.

TERMIN IV / TOPIK 1 -- Doktrin dan Hidup Kristen

Pertanyaan: Perlukah doktrin itu diaplikasikan dalam hidup sehari-hari? Manakah yang jauh lebih penting, melakukan doktrin atau menaati kebenaran Alkitab?

Jawaban:

Seiring munculnya beberapa aliran atau denominasi Gereja, berdampak pula dengan munculnya doktrin-doktrin ajaran dari masing-masing aliran atau denominasi gereja tersebut. Dari masing-masing doktrin tersebut terdapat ada kesamaan, namun ada pula terdapat pertentangan antara satu dengan yang lain. Masing-masing mempertahankan doktrinya, karena setiap doktrin tersebut mengambil dari firman Tuhan. Hal ini bisa menimbulkan kebingung bagi orang percaya, mana yang harus mereka percayai dan ikuti jika terdapat pertentangan. Terlebih lagi ini bisa membahayakan bagi orang awam, karena akan timbul anggapan bahwa Alkitab tidak memiliki kebenaran yang mutlak.

I. Sejarah Singkat dan Perkembangan Doktrin Gereja

Doktrin itu adalah sebuah pengajaran yang dipegang oleh seseorang atau suatu golongan berdasarkan dengan apa yang diyakininya sebagai kebenaran. Keyakinan ini didapat dari pengertian akan suatu hal yang diperoleh berdasarkan pada analisa atau pengamatan yang mendalam. Sedangkan doktrin Gereja adalah hasil kesepakatan yang telah di rumuskan oleh Bapa-bapa Gereja pada suatu konsili dalam menghadapi ajaran-ajaran yang tidak sesuai dengan tradisi Gereja yang telah diwariskan oleh para rasul Yesus Kristus. Dan tentulah doktrin-doktrin yang telah disepakati, berdasarkan firman Tuhan yang sudah diajarkan oleh para rasul Yesus Kristus, sehingga tidak bertentangan dengan kebenaran Alkitab. Namun dalam perkembangannya, Gereja mengalami perpecahan dengan memunculkan masing-masing doktrin. Doktrin muncul kerena beberapa faktor, bisa karena faktor perbedaan sudut pandang penafsiran, karena perbedaan budaya dan adat istiadat, perbedaan bahasa, dan masih banyak lagi faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Namun yang paling berbahaya jika doktrin tercipta karena kesalahan penafsiran firman Tuhan, karena itu akan menyesatkan bagi jemaat Tuhan yang mengikuti dan melakukannya.

II. Doktrin dalam Kehidupan Iman Gereja

Doktrin adalah hasil pemikiran manusia, sedangkan doktrin Gereja adalah hasil pemikiran manusia tentang pemahaman akan Alkitab. Tujuannya untuk diajarkan kepada jemaat, sehingga iman jemaat dapat bertumbuh di dalam kebenaran firman Tuhan. Oleh sebab itu doktrin Gereja tidak boleh melenceng dengan kebenaran firman Tuhan, sehingga harus berdasarkan dari hasil penafsiran yang benar terhadap firman Tuhan. Kebenaran Allah adalah mutlak dan karena itu tidak ada doktrin yang sempurna benar karena sudah ada Alkitab yang mempunyai otoritas kebenaran tertinggi. Doktrin diperlukan untuk mengarahkan pemahaman kita akan firman Allah. Karena seharusnya sebuah doktrin bertujuan untuk memudahkan seseorang memahami sesuatu yang telah dipelajari dan diyakini, yaitu firman Tuhan. Doktrin Kristiani sebagai bimbingan yang menuntun kita mengetahui kebenaran Alkitab. Suatu doktrin bisa saja berkembang sesuai pengarahan Roh Kudus dan direkonsiliasikan oleh pemuka-pemuka agama. Namun kebenaran Alkitab tidak bisa berubah karena itu berasal dari firman Allah yang bersifat kekal. Kebenaran Alkitab dipahami berdasarkan iman, suatu karunia Allah pada manusia lewat kesaksian Roh Kudus. Kita tidak akan bisa menaati kebenaran Alkitab jika kita salah dalam memahami Alkitab. Untuk itu perlu memahami dan belajar doktrin kekristenan dengan benar supaya kita boleh dituntun dalam menaati Alkitab. Dengan demikian, apabila sudah mengenal doktrin, marilah kita kembali pada kebenaran Alkitab, selanjutnya marilah kita menjadi pelaku-pelaku firman Tuhan yang taat dan setia.

TERMIN IV / TOPIK 2 -- Pertumbuhan Rohani

Pertanyaan: Sebutkan ciri-ciri orang Kristen yang mengalami pertumbuhan rohani? Mengapa ada yang mengalami pertumbuhan dan kemorosotan rohani? Jelaskan!

Jawaban:

Pertumbuhan rohani itu ibarat seperti pohon yang bertumbuh menjadi besar. Supaya pohon bisa jadi besar dan kuat, maka ditentukan oleh pertumbuhan akarnya. Ketika akar semakin dalam masuk ke tanah, maka pohon tersebut tidak akan goyah, walau diterpa angin dan banjir. Namun supaya akar dapat bertumbuh dan menjadi kuat, maka diperlukan juga faktor-faktor pendukungnya. Misalnya, kondisi tanah yang baik, tercukupinya kebutuhan pupuk dan air, dan tidak adanya gangguan hama atupun gulma yang dapat menggangu pertumbuhannya. Demikian juga dengan pertumbuhan rohani seseorang, diperlukan faktor-faktor pendukung untuk supaya imannya dapat bertumbuh dengan baik.

I. Penyebab Pertumbuhan Rohani

Langkah awal seseorang untuk dapat bertumbuh imannya ialah dengan menjadi percaya, yaitu meneriman Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara pribadi. Namun, setelah seseorang memutuskan untuk menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka tidak secara otomatis orang tersebut akan mengalami pertumbuhan rohaninya dengan sendirinya. Diperlukan suatu usaha dan juga faktor-faktor lainnya untuk orang tersebut dapat bertumbuh secara imannya. Berikut ini faktor-faktor sekaligus sebagai ciri dari seseorang yang mengalami pertumbuhan secara kerohaniannya:

  • Mau mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh.
  • Keinginan belajar akan firman Tuhan.
  • Senang menyembah dan memuji.
  • Adanya kerinduan untuk mengenal Tuhan lebih dalam.
  • Merasa tidak damai sejahtera apabila melakukan perbuatan dosa.
  • Salalu ada keingin dekat dengan Tuhan.
  • Taat untuk berdoa kepada Tuhan.
  • Melaksanakan firman Tuhan di dalam hidup baik dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mengikuti pertemuan ibadah yang diadakan seperti persekutuan, komsel, ibadah di hari Minggu.
  • Mau melayani Tuhan dengan sepenuh hati.
  • Menjadi saksi Tuhan dalam hidup.
  • Menghasilkan buah dalam kehidupannya, yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikkan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.
  • Hidup di dalam kekudusan.
  • Mau menjadi berkat bagi sesamanya.
  • Menaruh pengharapan sepenuhnya akan setiap janji-janji dari firman Tuhan dengan iman.
  • Kerinduan untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus.
  • Kemauan untuk mendisiplin diri sendiri dalam membangun karakter yang saleh.
  • Memberi diri untuk dipimpin dan dibentuk oleh Roh Kudus.
  • Memiliki Respon yang cepat terhadap dosa, mencakup pertobatan sejati.
  • Adanya sukacita di tengah peperangan rohani yang besar.
  • Melihat ujian dan cobaan sebagai kesempatan untuk bertumbuh.

II. Penyebab Kemerosotan Rohani

Seperti penjelasan di atas, bahwa orang percaya tidak secara otomatis dapat bertumbuh dalam kehidupan rohaninya. Dalam perjalan kehidupan kerohaniannya, bahkan banyak orang yang percaya mengalami kemerosotan dalam kehidupan rohaninya. Sama dengan yang mengalami pertumbuhan rohani, ada faktor seseorang mengalami kemerosotan kehidupan rohaninya. Berikut ini beberapa faktor penyebab kehidupan rohani orang percaya mengalami kemerosotan:

  • Ketidaktaatan terhadap firman Tuhan.
  • Tidak adanya kerinduan untuk membaca dan mempelajari firman Tuhan.
  • Kemalasan dalam berdoa.
  • Ketidakmauan dalam memuji dan penyembahan Tuhan.
  • Malas dan menghindari persektuan-persektuan ibadah.
  • Tidak adanya kerindun dalam melayani Tuhan.
  • Mengandalkan kekuatan sendiri dalam mengadapi setiap permasalahan.
  • Kesombongan/tinggi hati/congkak dalam hidup seseorang.
  • Karena cinta akan dunia/mamon/uang.
  • Kegagalan menguasai diri lalu terjebak dalam perbuatan dosa dan malu untuk mengakuinya dihadapan Tuhan.
  • Kecewa kepada Tuhan atas permohonan doa yang tidak mendapat jawaban karena tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
  • Karena keinginan daging.
  • Faktor ekonomi yang tidak baik.
  • Kekecewaan terhadap seseorang yang tidak diselesaikan.
  • Sakit penyakit atau memiliki cacat pada tubuh yang tidak bisa sembuh yang membuat tertekan secara batin.
  • Depresi akibat masalalu yang buruk yang belum dibereskan.
  • Tidak mau mendengar nasihat-nasihat.
  • Merasa diri sudah tahu atau pintar.
  • Tidak mengikuti pimpinan Roh Kudus.
  • Karena teman seiman/segereja yang menunjukan sifat-sifat tidak baik.
  • Pemimpin rohani yang tidak bisa contoh dalam kesaksian hidupnya.
  • Karena faktor pekerjaan yang menuntut mereka melakukan perbuatan di luar iman kristiani.
  • Karena kesibukan di dalam pekerjaan.
  • Masih merasa bahwa tidak layak di hadapan Tuhan.
  • Masih mengikut dan melaksankan tradisi dan adat yang tidak sesuai dengan firman Tuhan.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA