SIM - Referensi 06c

Nama Kursus : Studi Injil Markus
Nama Pelajaran : Penderitaan dan Kebangkitan Kristus
Kode Pelajaran : SIM-R06c

Referensi SIM-R06c diambil dari:

Judul Buku : Dunia Perjanjian Baru
Judul Artikel : Minggu Terakhir
Penulis : J.I. Packer, Merril C. Tenney, dan William White, JR.
Penerbit : Gandum Mas
Halaman : 136 -- 141

REFERENSI PELAJARAN 06c - PENDERITAAN DAN KEBANGKITAN KRISTUS

MINGGU TERAKHIR

Minggu terakhir sebelum penyaliban, Yesus mendapat banyak tempat dalam catatan-catatan Injil. Di Betania, Yesus mengunjungi sebuah pesta di rumah Simon, si orang kusta, tempat maria mengurapi-Nya dengan minyak narwastu dan menyeka kaki-Nya dengan rambutnya. Yudas mencela perbuatan itu karena ia menganggap itu cuma pemborosan belaka. Namun, Yesus membela Maria. Yesus menjelaskan bahwa yang dilakukan Maria sesungguhnya merupakan persiapan bagi penguburan-Nya nanti (Matius 26:12; Markus 14:3-9).

Esok harinya (hari Minggu), Yesus memasuki Yerusalem dengan mengendarai seekor keledai yang punggungnya diselimuti jubah para murid-Nya (Yohanes 12). Para peziarah yang datang ke Yerusalem untuk merayakan Paskah berdiri di sepanjang jalan sambil melambaikan daun palma dan menyerukan bahwa Yesus adalah Mesias. Ketika orang-orang Farisi menyuruh Yesus menegur orang-orang itu, Ia menjawab bahwa jika para pengikut-Nya diam, maka batu-batu akan berteriak. Malam itu, Yesus dengan kedua belas murid-Nya kembali ke Betania (Matius 21:1-9; Markus 11:1-10; Lukas 19:28-38).

Keesokan harinya, mereka kembali pergi ke Yerusalem. Di tengah perjalanan, Yesus mengutuk sebuah pohon ara yang tidak berbuah ketika Ia membutuhkan buahnya (Matius 21:18-19; Markus 11:12-14). Esok paginya, pohon ara itu telah layu.

Pada hari Selasa, para imam Yahudi meminta Yesus menjelaskan dengan kuasa apa Ia bertindak. Yesus menjawab mereka dengan menceritakan beberapa perumpamaan. Ia berhasil menggagalkan jebakan orang-orang Farisi untuk mempertentangkan Dia dengan Musa supaya Ia tidak lagi dipercayai oleh rakyat banyak. Pada suatu saat, Yesus secara terang-terangan mengecam para ahli Taurat dan orang-orang Farisi (Matius 23:1-36).

Ini diikuti oleh suatu pernyataan tentang kerinduan-Nya agar orang-orang mengasihi Dia (Matius 23:37-39). Ia juga memuji persembahan seorang janda miskin (Markus 12:41-44) dan berbincang-bincang dengan sekelompok orang Yunani yang ingin berbicara dengan-Nya (Yohanes 12:20). Ia menyampaikan kepada para murid-Nya hal-hal yang akan terjadi pada akhir zaman (Matius 24:4-25:15; Markus 13:5-37). Dan, mungkin hari ini pula, pada malam harinya, Yudas menemui pihak Sanhedrin dan bersedia mengkhianati Yesus dengan bayaran 30 keping perak. Jika dinilai dengan nilai uang sekarang, bayaran itu tidak lebih dari 20 dolar Amerika, jumlah itu adalah seharga seorang budak pada masa Yesus hidup.

Hari Rabu digunakan Yesus untuk beristirahat di Betania. Esok malamnya, Ia makan Paskah bersama murid-murid-Nya (Matius 26:17-30; Markus 14:12-25). Ia menyuruh Petrus dan Yohanes mencari tempat untuk perjamuan Paskah itu. Perayaan itu meliputi mempersembahkan seekor domba ke Bait Suci dan memakannya secara bersama-sama di seputar meja perjamuan dengan seluruh anggota keluarga. Yesus menyuruh Petrus dan Yohanes menjumpai dan mengikuti seorang yang membawa kendi berisi air yang akan menunjukkan kepada mereka tempat untuk perjamuan. Mereka mengikuti perintah Yesus, dan orang itu membawa mereka ke rumah seorang yang telah mempersiapkan ruangan untuk perjamuan Paskah itu.

Selama perjamuan itu, para murid Yesus berdebat tentang siapa di antara mereka yang akan menjadi yang terbesar. Yesus bangkit berdiri dan membasuh kaki mereka, sambil mencoba mengajar mereka bahwa mereka harus saling melayani (Yohanes 13:1-7). Setelah makan, Yesus memberi perintah tentang Perjamuan Kudus yang harus mereka laksanakan sampai Ia datang kembali. Perjamuan simbolik ini terdiri atas memakan roti (yang melambangkan tubuh-Nya) dan meminum anggur (yang melambangkan darah-Nya).

Yudas meninggalkan perjamuan itu untuk melaksanakan rencananya mengkhianati Yesus. Yesus memperingatkan para murid-Nya bahwa mereka akan kehilangan iman mereka pada-Nya malam itu. Namun, Petrus meyakinkan Yesus akan kesetiaannya; Yesus menjawab bahwa Petrus akan menyangkal Yesus tiga kali sebelum ayam berkokok pada pagi hari.

Yesus dan murid-murid yang tersisa meninggalkan ruang atas tempat perjamuan dan pergi ke Taman Getsemani. Sementara Yesus bergumul dalam doa, para murid-Nya tertidur. Tiga kali Ia datang dan menemui mereka sedang tertidur lelap. Akhirnya, Ia menenangkan jiwa-Nya dan bersiap sedia menghadapi kematian-Nya serta seluruh penderitaan yang akan menimpa-Nya (Matius 26:36-46; Markus 14:32-42). Pada saat itu, Yudas datang bersama serombongan orang bersenjata. Ia menunjukkan Yesus kepada para prajurit dengan mencium-Nya (Matius 26:47-56; Markus 14:43-52; Lukas 22:47-53; Yohanes 18:1-11).

Yesus diadili, baik oleh para pemimpin agama maupun para penguasa pemerintah. Pengadilan agama berlangsung secara ilegal malam itu; tetapi mereka baru mencapai keputusan membunuh Dia keesokan harinya. Walau begitu, jalannya pengadilan sesungguhnya tidak adil sama sekali (Matius 26:59-68; Markus 14:55-65; Lukas 22:65-71).

Pengadilan sipil berlangsung pada hari Jumat pagi di hadapan Pilatus, yang sama sekali tidak menemukan kesalahan pada diri Yesus. Pilatus mengirim Kristus kepada Herodes, yang mengejek Dia dan mengembalikan-Nya kepada Pilatus (Lukas 23:6-16). Gubernur Romawi itu berharap dapat membebaskan Yesus berdasarkan permintaan orang banyak; tetapi orang banyak malah berseru-seru meminta agar Barabas (seorang perampok dan pembunuh) yang dibebaskan. Mereka mendesak Pilatus untuk menyalibkan Kristus. Pilatus mengusulkan agar Yesus disiksa untuk menenangkan kemarahan umum, kemudian dilepaskan; lalu ia mengejek-ejek Kristus dan menyiksa-Nya. Namun, kembali kerumunan orang banyak itu berseru-seru, "Salibkan Dia!" Akhirnya, Pilatus mengalah dan menyerahkan Yesus untuk disalibkan. Di tengah seluruh gejolak ini, Yesus tetap tenang dan sabar (Matius 27:11-31; Markus 15:1-20; Lukas 23:1-25; Yohanes 18:28-19:16a).

Dari tempat pengadilan Pilatus, Yesus dibawa keluar tembok tua Yerusalem ke Bukit Golgota, tempat Ia disalibkan sekitar pukul 9 pagi, pada Jumat itu. Peristiwa-peristiwa seputar penyaliban-Nya tercatat dalam Matius 27:32-56 dan dalam Injil-Injil lain yang paralel.

Nikodemus dan Yusuf dari Arimatea menurunkan tubuh Yesus dari kayu salib dan menguburkan-Nya di kubur milik Yusuf sendiri. Pilatus menyegel kubur itu dan memerintahkan beberapa orang prajurit menjaganya agar tubuh Yesus tidak dicuri oleh para murid-Nya.

Yesus dikuburkan menjelang petang pada hari Jumat itu (disebut "hari pertama", oleh karena kebiasaan Yahudi yang menghitung satu hari dari petang sampai petang berikutnya). Tubuh-Nya berada dalam kubur dari Jumat petang sampai Sabtu petang ("hari kedua"), dan dari Sabtu petang sampai Minggu subuh ("hari ketiga"). Pada pagi hari yang ketiga, para penjaga terkejut ketika tiba-tiba gempa bumi melanda mereka dan seorang malaikat tampak menggulingkan batu besar yang menutupi kubur Yesus. Mereka segera melarikan diri. Tidak lama kemudian, beberapa perempuan datang ke kubur Yesus untuk mengurapi tubuh-Nya dengan rempah-rempah. Namun, mereka menemukan kubur Yesus telah kosong. Mereka segera berlari kembali ke kota, dan melaporkan peristiwa itu kepada murid-murid Yesus. Petrus dan Yohanes pergi ke kubur Yesus dan menemukannya seperti yang dilaporkan oleh perempuan-perempuan itu (Matius 27:57-28:10, dan bagian-bagian Injil lain yang paralel). Yesus telah bangkit dari kematian.

Yesus menampakkan diri kepada para pengikut-Nya dalam sepuluh peristiwa yang dicatat dalam Injil setelah kebangkitan-Nya. Dalam salah satu penampakan-Nya ini, Yesus memerintahkan 11 rasul yang masih ada untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa murid-Nya, membaptis, dan mengajar mereka. Perintah ini dikenal sebagai Amanat Agung (Matius 28:19-20). Kali terakhir Ia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya adalah ketika Ia terangkat ke surga (Lukas 24:50-53; Kisah 1:6-11). Yesus berjanji akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kenaikan-Nya secara fisik dan dapat dilihat. (Setelah kebangkitan-Nya, Yesus tetap memiliki tubuh nyata, walau tubuh itu tidak terbatasi oleh ruang dan waktu.) Ia sekali lagi menjanjikan akan datangnya Roh Kudus. Kini, walaupun Roh Kudus telah dicurahkan, Gereja dan umat-Nya tetap menantikan kedatangan-Nya yang kedua kali.

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA