CINTA MULA-MULA

Jika kita ingin memahami mengenai cinta mula-mula atau kasih mula-mula, kita bisa membayangkan saat First Love yang tumbuh di dalam hati, saat anak muda menanti-nantikan waktu pacaran, hari-hari saat mengatur pernikahan, hari-hari menunggu kelahiran anak pertama, dll. Cinta mula-mula begitu meluap-luap dan menggebu-gebu, dan orang biasa mengaitkannya dengan “chemistry”.

Chemistry yang selalu diekspos dalam novel-novel, film-film maupun drama TV percintaan. Bagaimana seorang laki-laki atau perempuan berusaha melakukan segala upaya untuk mendapatkan orang yang dicintainya. Segala perjuangan dan liku-liku kehidupan menjadi komoditi menarik dalam alur cerita dan akhirnya ditutup dengan happy ending, atau sebaliknya tragedi yang memilukan seperti dalam kisah terkenal Romeo dan Juliet.

Akan tetapi ada satu kesamaan dari semua kisah itu bahwa yang diperlihatkan adalah masa-masa pengejaran cinta, karena itu bagian yang sangat menarik. Setelah mereka berhasil memperoleh pujaan hatinya, cerita ditutup untuk memberikan kesan yang mendalam bagi penonton. Cerita tidak akan dilanjutkan dalam rumah tangga yang tetap diwarnai cinta mula-mula, hidup penuh kebahagiaan bersama pasangannya dari hari ke sehari.

CHEMISTRY LENYAP

Para pembuat cerita, novel dan semua film itu tahu, bahwa cinta mula-mula yang abadi itu tidak menarik untuk diceritakan. Pembaca dan penonton hanya tertarik bagaimana pengejaran dan semua konflik untuk mandapatkan cinta itu. Setelah cerita dan film ditutup, penonton akan mencari cerita dan film berikutnya. Selain kisah cinta abadi tidak menarik, para penulis cerita memahami bahwa “chemistry” ini akan segera memudar dan lenyap seiring berjalannya waktu.

Di dunia ini first Love banyak yang berakhir digantikan dengan second love, third love dan seterusnya. Saat-saat indah masa pacaran tiba-tiba menjadi hal yang sangat mustahil, ketika pulang kantor dan membayangkan istri menunggu di rumah yang memasang muka perang karena konflik reguler dalam keluarga. Hari-hari menunggu kelahiran anak menjadi ingatan yang pahit ketika melihat anak-anak tumbuh dewasa memberontak terhadap orang tua sehingga karena pahitnya ada orang-orang tua yang memutuskan hubungan keluarga, dll. Semua chemistry yang menyalakan cinta mula-mula tidak terasa lagi, karena chemistry manusia sangat terbatas masanya dan berangsur lenyap ...

Karena chemistry yang segera menguap hilang ini, seorang pengacara kondang Hotman Paris Hutapea dalam sebuah wawancara TV melarang anak-anaknya menikah dengan orang “bule” dengan alasan, “Orang bule romantisnya pas pacaran saja ... Pas udah nikah biasa-biasa saja ... “

Segala janji ketika pacaran, janji-janji pernikahan di depan altar, luapan kasih ketika memandang kelahiran anak pertama, semuanya itu bisa pudar seiring berjalannya waktu dan karena berbagai pengaruh dari luar maupun dari dalam. Cinta mula-mula manusia tidak akan pernah bertahan tetap dan terus menggebu-gebu karena memang sifat manusia yang terbatas dalam tubuh yang berdosa. Tapi apakah kemudian kita tidak akan pernah bisa mempertahankan cinta mula-mula ini?

REALITAS KELUARGA

Di dunia ini banyak sekali pakar-pakar konseling pernikahan dan hubungan rumah tangga, tetapi tetap saja banyak orang-orang Kristen yang disharmonis dalam hubungan berumah tangga. Kasih suami, istri dan anak-anak menjadi padam sekalipun mereka tetap tinggal dalam satu atap rumah dan tidak bercerai. Lebih dari itu ada juga orang-orang Kristen yang memutuskan untuk mengakhiri hubungan pernikahan mereka lewat lembaga pengadilan. Itu adalah sebuah kenyataan modern ini.

Dalam pelayanan kita menjumpai keluarga-keluarga Kristen, bahkan hamba Tuhan yang tetap memepertahankan rumah tangganya karena hanya terikat dalam janji pernikahan di depan altar gereja, tapi cinta mula-mulanya sudah lenyap. Ada yang sepakat punya WIL (Wanita Idaman Lain) atau PIL (Pria Idaman Lain) sambil menjaga keutuhan rumah tangganya. Ada juga yang secara resmi berpisah rumah, ada yang secara resmi bercerai dll.

Ketika kita tanyakan apakah mereka tidak melakukan upaya untuk menyelamatkan bahtera rumah tangganya, umumnya mereka menjawab sudah melakukan segala upaya termasuk mediasi oleh masing-masing keluarga besarnya. Itu artinya semua langkah-langkah yang dirumuskan oleh para ahli pernikahan sudah diupayakan tetapi hasilnya tetap nihil. Yang menarik adalah bahwa ilmu psikologi dan juga konseling pernikahan berkembang dan tumbuh pesat di Eropa dan Amerika, namun justru di negara-negara itu angka perceraian dan orang tua tunggal menduduki peringkat tertinggi di dunia

Ada satu kesimpulan yang kita dapatkan selama bertahun-tahun melayani konflik keluarga, yaitu manusia pada dasarnya tidak menginginkan konflik apalagi kehancuran rumah tangganya. Akan tetapi semakin lama mereka berumah tangga, maka mereka semakin sulit untuk berkomunikasi karena masing-masing memiliki pola pikir dan sikapnya yang semakin mengkristal. Bahkan tidak sedikit opa oma atau lansia yang sama sekali tidak bisa berbicara lagi satu dengan yang lainnya. Semakin tua dan semakin lama berumah tangga, semakin tidak nyambung dalam berkomunikasi ...

TELADAN CINTA MULA-MULA

Di jaman modern, di tengah keputusasaan manusia menghadapi pasangan hidup maupun anak-anak, Tuhan yang adalah Allah yang setia TETAP memberikan satu solusi bagaimana kita bisa tetap mempertahankan cinta mula-mula yang serasa mustahil ini.

Ada satu teladan yang tidak pernah kehilangan chemistry dari cinta mula-mula ini yaitu Yesus Kristus, yaitu Allah Bapa, yaitu Roh Kudus. Allah Bapa begitu mengasihi manusia sejak diciptakan di taman Eden, jatuh ke dalam dosa, ratusan tahun bahkan ribuan tahun setelahnya, chemistry terhadap manusia tetap menyala-nyala. Sehingga Allah Bapa menyerahkan anakNya yang tunggal turun ke dunia dan mati untuk menebus manusia yang sangat dikasihiNya.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes 3:16)

Setelah itu, Allah Bapa masih memberikan RohNya dalam Roh Kudus untuk menolong dan menghibur manusia yang sangat dicintainya, selama ratusan dan ribuan tahun sampai hari ini. Meskipun dalam kehidupan sehari-hari orang Kristen banyak memilih hidup dalam dosa dan kecemaran, tetapi Allah Bapa tidak menarik RohNya untuk selalu mengingatkan mereka semua akan kebenaran FirmanNya.

MEMPEROLEH KEMBALI KASIH MULA-MULA

Kemudian bagaimana kita bisa mempunyai kasih mula-mula yang selalu menyala seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus, Allah Bapa dan Roh Kudus?

Rumah tangga adalah lembaga yang dibentuk oleh Tuhan sendiri, begitu juga cinta mula-mula juga adalah anugerah Allah kepada manusia ciptaannya. Allah Bapa menyadari bahwa manusia tidak akan bisa mempertahankan cinta mula-mulanya ketika berusaha dengan chemistry yang timbul ataupun dengan kekuatannya sendiri, karena manusia terikat di dalam tubuh yang berdosa.

Cara yang diberikan Tuhan ketika kita mulai kehilangan chemistry adalah bukan dengan mengarahkan pandangan dan fokus kepada pasangan atau orang-orang di dekat kita, tetapi kita mengarahkan pandangan selalu kepada Tuhan. Ketika membangun rumah tangga, Tuhan mendudukkan dirinya sebagai KEPALA di atas semuanya, sehingga puncak rumah tannga adalah Tuhan sendiri. Polanya berbentuk segitiga sama kaki dengan puncak Tuhan, dan ujung sisi-sisi di bawahnya adalah suami dan istri. Sisi bisa ditambah menjadi bentuk piramid ketika ada anak-anak atau orang-orang yang dipersatukan Tuhan ke dalam rumah tangga kita.

Jika suami istri dan anak-anak makin berjalan menuju ke arah Tuhan maka jarak mereka semakin dekat dan dipersatukan. Sebaliknya, jika mereka manjauh dari Tuhan maka jarak hubungan juga semakin jauh. Begitu juga jika anak-anak yang dididik untuk takut akan Tuhan, maka mereka akan menjadi anak-anak yang menyenangkan hati Allah dan kedua orang tuanya. Hubungan kasih orang tua dan anak-anak akan selalu menyala-nyala karena nyala apinya berasal dari api Roh Kudus yang adalah Roh Allah sendiri.

Akan tetapi bagaimana jika hanya ada satu pihak saja yang sadar untuk memulihkan hubungannya dengan Tuhan, sementara pasangan yang lain tetap hidup mengandalkan akal pikirannya? Bahkan lebih esktrem bagaimana kalau yang bertobat dan mau hidup baru hanya satu orang saja.

Jika kita dalam posisi seperti itu, jangan berputus asa dan tetap menjalankan POLA yang sudah diberikan oleh Tuhan, yaitu : berjalan terus mendekat dan melekat kepada hati Tuhan Yesus saja. Sekalipun suami atau istri masih non Kristen, sekalipun anak-anak atau orang tua masih non Kristen, tetapi ketika ada satu orang yang bertobat dan mau bertekun di dalam kebenaran Firman Tuhan maka keselamatan akan terjadi atas seluruh keluarga itu.

-- Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus. (1 Korinuts 7:14)
-- Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu, supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya, jika mereka melihat, bagaimana murni dan salehnya hidup isteri mereka itu. (1 Petrus 3:1)

Dalam pelayanan kita dipertemukan Tuhan dengan orang-orang yang bertobat dari non Kristen, dan mereka rindu supaya keluarganya juga diselamatkan. Satu solusi yang kita berikan yaitu bertekun di dalam kebenaran Firman Tuhan dan setia mendoakan satu-persatu orang-orang yang dikasihi supaya diselamatkan. Ketika mereka hidup melekat dengan kasih Kristus, maka kuasa Tuhan menjamah hati orang-orang yang dikasihi untuk bertobat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Bahkan kasih mula-mula yang sudah puluhan tahun lenyap tinggal kenangan, diperbaharui dengan kasih surgawi yang indah yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Kasih mula-mula yang berasal dari Allah sendiri ...

MEMUTUSKAN MELANGKAH

Jika satu hari kita teringat akan indahnya kasih mula-mula puluhan tahun silam terhadap istri, suami, anak-anak, keluarga atau orang-orang di sekitar kita dan kita sedih karena kini itu semua hanya menjadi sebuah kenangan, inilah saatnya untuk bangkit dan mengembalikan kasih mula-mula itu bersama dengan Tuhan Yesus. Kita hanya perlu mulai memperbaharui hubungan kita dengan Tuhan, dengan mulai merendahkan diri bertekun di dalam pembacaan Firman Tuhan, melakukan setiap kebenaranNya yang ditunjukkan oleh Roh Kudus serta membawa satu persatu orang-orang yang kita kasihi di dalam doa pribadi setiap hari.

Mungkin kita sudah tidak bisa lagi terbuka dan mulai canggung untuk membuka percakapan, mungkin kita sudah segan untuk mendekat dan berinteraksi seperti pertama kali kita bertemu, dan berbagai penghalang yang merintangi hubungan kita. Tetapi ketika kita mau melangkah untuk merendahkan diri tunduk di dalam kasih Kristus, maka Tuhan Yesus sendiri yang akan memulihkan kasih mula-mula kita secara ajaib. Tuhan akan mengubah hati pasangan kita dan orang-orang yang kita kasihi dengan caraNya sendiri, dan kita akan terheran-heran melihat begitu mudahnya kita mulai berbicara, terbuka dan saling mengasihi penuh dengan chemistry.

Kasih sejati, cinta mula-mula yang abadi hanya ada di dalam Tuhan. Jika kita merindukan untuk kembali merasakan dan memilikinya, maka satu-satunya cara adalah dengan mulai berjalan melangkah, mendekat dan melekat erat kepada Pemilik Cinta Abadi, yang akan memberikannya secara berlimpah-limpah kepada anak-anakNya. Di dalam kasih Kristus, saya dan istri mempunyai satu istilah dan komitmen untuk hal ini, “Pacaran terus, sekalipun sudah menikah.” -- dan ternyata itu bukanlah hal yang mustahil ...

Tetap semangat di dalam Firman Tuhan dan Langkah Iman.

GBU
(Indriatmo)

* * * * *

TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia. (Mazmur 103:8)

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA