KNB - Pelajaran 01

Nama Kursus : Kehidupan Nabi Besar
Nama Pelajaran : Pengantar dan Latar Belakang
Kode Pelajaran : KNB-P01

Pelajaran 01 – Pengantar dan Latar Belakang

Daftar Isi

  1. Pengertian Nabi
    1. Definisi Nabi
      1. Juru Bicara
      2. Abdi Allah
      3. Pelihat (Ro'eh)
    2. Tugas dan Tanggung Jawab Nabi
      1. Menyampaikan Firman
      2. Mengajar, Menegur, dan Memperingatkan Umat Allah
      3. Memberikan Penghiburan dan Pengharapan
      4. Bernubuat
    3. Perbedaan Nabi Besar dan Nabi Kecil
  2. Konteks Sejarah pada Zaman Nabi-Nabi Besar
    1. Kerajaan Israel dan Yehuda Sebelum Pembuangan
    2. Peristiwa Pembuangan ke Babel
    3. Masa Pemulihan dan Kembalinya Bangsa Israel (Yehuda)
  3. Tema Pesan Nabi-Nabi Besar
    1. Penghakiman dan Pemulihan
    2. Nubuat Mesias dan Akhir Zaman
    3. Kesetiaan Allah dalam Penghakiman dan Pemulihan
  4. Pelajaran dari Kehidupan Para Nabi Besar
    1. Penderitaan dalam Ketaatan
    2. Tanggung Jawab terhadap Raja dan Umat
    3. Keberanian Melawan Arus Zaman

Doa

Pelajaran 01 -- Pengantar dan Latar Belakang

Modul Kehidupan Nabi Besar (KNB) dirancang untuk membantu kita mempelajari secara lebih mendalam tentang kehidupan, pelayanan, dan pesan yang disampaikan oleh para nabi besar dalam kitab Perjanjian Lama. Ada banyak hal yang akan kita pelajari. Selain konteks sejarah pada zaman para nabi besar dan tantangan yang mereka hadapi, kita juga akan mempelajari bagaimana pesan Allah melalui para nabi besar itu masih relevan bagi kita saat ini.

Mari kita mulai dengan pelajaran pertama yang akan membahas terlebih dahulu tentang siapakah yang disebut nabi, konteks sejarah masa para nabi besar, tema pesan mereka, dan pelajaran dari hidup mereka.

  1. Pengertian Nabi
  2. Nabi dalam Alkitab, khususnya dalam Perjanjian Lama (PL), adalah seorang yang dipanggil dan diutus oleh Tuhan untuk menyampaikan firman-Nya kepada umat-Nya, atau seorang yang menjadi "mulut" Allah. Nabi bukanlah peramal, tetapi alat Tuhan untuk menyampaikan peringatan, teguran, serta penghiburan kepada umat-Nya. Mari kita telusuri lebih dalam.

    1. Definisi Nabi

      Kata "nabi" berasal dari bahasa Ibrani "navi", artinya:

      1. Juru Bicara
        Seorang yang dipilih Allah untuk menyerukan atau menyampaikan pesan atau kata-kata di bawah kuasa atau dorongan Roh Allah (Kej. 20:7).
      2. Abdi Allah
        Seorang hamba Allah atau utusan Allah yang memiliki Roh Allah atasnya (Yes. 20:3; Hag. 1:13).
      3. Pelihat (Ro'eh)
        Para nabi juga disebut "pelihat", yaitu mereka yang memiliki kemampuan rohani untuk menafsirkan mimpi yang bersifat nubuat dan untuk "melihat" ke masa depan.

      Jadi, seorang nabi adalah juru bicara Allah. Ia dipanggil untuk berbicara atas nama Allah dan dengan otoritas-Nya (Kel. 7:1). Ia menjadi "mulut" Allah untuk berbicara kepada umat-Nya (Yer. 1:9; Yes. 51:16), dan karena itu, apa yang dikatakan nabi bukanlah berasal dari manusia, melainkan dari Allah (2Ptr. 1:20-21; bandingkan Ibr. 3:7; Kis. 4:25; 28:25).

      Ada banyak nabi PL, tetapi hanya enam belas nabi PL yang nubuatnya menjadi bagian dari kanon yang diilhami (Alkitab). Mereka dibagi ke dalam empat kelompok:

      • Nabi-nabi Kerajaan Utara (Israel): Hosea, Amos, Yoel, dan Yunus.
      • Nabi-nabi Yehuda: Yesaya, Yeremia, Obaja, Mikha, Nahum, Habakuk, dan Zefanya.
      • Nabi-nabi Masa Pembuangan: Yehezkiel dan Daniel.
      • Nabi-nabi Masa Pemulihan: Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.
    2. Tugas dan Tanggung Jawab Nabi

      Sebagai seorang yang dipanggil dan dipilih oleh Allah, mereka memiliki tugas dan tanggung jawab berikut ini:

      1. Menyampaikan Firman
      2. Nabi tidak berbicara atas nama diri sendiri, tetapi menyampaikan apa yang Tuhan katakan untuk umat-Nya. Karena itu, sering tulisan mereka disebutkan, "TUHAN berkata kepadaku ...." (Yer. 1:9)

      3. Menegur, Mengajar, dan Memperingatkan Umat Allah
      4. Nabi sering dipanggil pada masa umat Allah sedang menyeleweng atau menyimpang dari jalan Tuhan. Merekalah penjaga moral bangsa Israel. Sering kali mereka harus menegur raja/pemimpin/rakyat Israel yang tidak taat kepada Tuhan (Yes. 58:1).

      5. Memberikan Penghiburan dan Pengharapan
      6. Selain menyampaikan penghakiman, nabi juga menyampaikan penghiburan dan janji pemulihan bagi umat-Nya yang mau bertobat (Yes. 4:1-2).

      7. Bernubuat
      8. Nabi juga dipakai Allah untuk bernubuat tentang masa yang akan datang, termasuk kedatangan Mesias dan penggenapan rencana Tuhan pada akhir zaman.

    3. Perbedaan Nabi Besar dan Nabi Kecil

      Perjanjian Lama membagi para nabi menjadi dua kelompok: Nabi Besar dan Nabi Kecil. Ada 4 nabi besar (Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Daniel), dan 12 Nabi Kecil (Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi). Pembagian ini bukanlah berdasarkan tingkat spiritualitas atau pentingnya pelayanan mereka, melainkan berdasarkan panjang-pendeknya kitab yang mereka tulis. Namun, pesan-pesan yang mereka tulis sama pentingnya, baik oleh nabi besar maupun nabi kecil.

      Kitab nabi besar dan nabi kecil sering kurang diminati oleh banyak orang Kristen. Salah satu alasannya adalah gaya bahasanya yang penuh simbol, nubuat, dan peringatan, yang sering kali sulit dipahami dan diterima. Kitab-kitab ini sering kali berisi teguran keras, kutukan, dan penghakiman atas umat yang memberontak sehingga terasa berat untuk diterima. Namun, di balik nada keras tersebut tersembunyi kebenaran yang dalam dan janji-janji yang penuh harapan, seperti janji kedatangan Mesias karena Tuhan selalu rindu agar umat-Nya bertobat dan kembali kepada-Nya.

  3. Konteks Sejarah pada Zaman Nabi-Nabi Besar
  4. Ketika kita mempelajari kehidupan dan pelayanan para nabi besar (Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Daniel), kita tidak bisa lepas dari konteks sejarah yang berlangsung pada masa mereka hidup dan menulis. Memahami konteks sejarah ini akan sangat membantu kita dalam menangkap isi pesan kenabian secara lebih utuh dan tepat.

    1. Kerajaan Israel dan Yehuda Sebelum Pembuangan

      Israel adalah bangsa pilihan Tuhan. Namun, sejarah membuktikan bahwa mereka sering kali melukai hati Tuhan. Setelah mengalami masa kejayaan di bawah kepemimpinan Raja Daud dan Salomo, kerajaan Israel pecah menjadi dua, yaitu kerajaan Utara (Israel) dengan ibu kota di Samaria, dan kerajaan Selatan (Yehuda) dengan ibu kota di Yerusalem. Kedua kerajaan ini sering kali hidup dalam ketidaktaatan kepada Allah, dipenuhi dengan penyembahan berhala, ketidakadilan sosial, dan korupsi moral. Hal inilah yang membuat Allah sangat murka dan berulang kali mengingatkan Israel melalui nabi-nabi-Nya. Nabi-nabi diutus Allah untuk memperingatkan bangsa ini agar bertobat. Namun, kebanyakan pesan mereka sering kali diabaikan.

      Yesaya bernubuat di Yehuda sekitar tahun 740–686 SM, pada masa pemerintahan Raja Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia. Ia dipanggil Tuhan sekitar tahun 740 SM untuk memperingatkan Yehuda agar bertobat sebelum mengalami nasib yang sama seperti kerajaan Utara. Kerajaan Utara (Israel) akhirnya jatuh ke tangan bangsa Asyur pada tahun 722 SM, sementara Yehuda masih bertahan lebih dari 100 tahun setelahnya. Keduanya jatuh karena dosa yang sama, yaitu ketidaksetiaan dan penyembahan berhala.

    2. Peristiwa Pembuangan ke Babel

      Kejatuhan Yehuda merupakan titik balik besar dalam sejarah bangsa Israel. Banyak orang, terutama dari kalangan bangsawan dan terpelajar, dibawa ke pembuangan di Babel. Ini adalah masa yang sangat gelap, ketika Bait Allah dihancurkan, Yerusalem dibakar, dan identitas nasional mereka sebagai umat Allah terguncang. Yeremia mulai bernubuat di Yehuda sekitar tahun 627 SM (pada masa Raja Yosia), dan pelayanannya berlangsung hingga sesaat setelah kejatuhan Yerusalem pada tahun 586 SM.

      Daniel dibuang lebih awal, pada tahun 605 SM, saat gelombang pembuangan pertama. Ia adalah seorang pemuda bangsawan yang dibawa ke istana Babel dan melayani di sana selama lebih dari 60 tahun. Sementara itu, Yehezkiel dibuang ke Babel pada gelombang kedua dan mulai bernubuat di sana sekitar tahun 593 SM. Ia bernubuat kepada para buangan, memperkuat pengharapan bahwa Tuhan belum selesai dengan umat-Nya.

      Berikut adalah masa nabi besar dalam bernubuat:

      • Yesaya: Sebelum pembuangan, memperingatkan Yehuda.
      • Yeremia: Tepat sebelum dan saat kejatuhan Yerusalem.
      • Yehezkiel: Dalam masa pembuangan di Babel.
      • Daniel: Dalam pembuangan di istana kerajaan Babel dan Persia.

      Dalam semua kegelapan yang dialami Israel, Tuhan tidak tidur dan tidak meninggalkan umat-Nya. Para nabi, seperti Yeremia dan Yehezkiel, terus menyampaikan firman Tuhan, baik kepada mereka yang tertinggal di tanah Yehuda maupun kepada mereka yang berada dalam pembuangan. Mereka menyampaikan pengharapan bahwa Tuhan belum selesai dengan umat-Nya.

    3. Masa Pemulihan dan Kembalinya Bangsa Israel (Yehuda)

      Kehidupan dalam pembuangan bukanlah waktu yang sebentar. Setelah 70 tahun di pembuangan, Tuhan menggerakkan hati Raja Koresh dari Persia untuk mengizinkan umat Israel kembali ke tanah air mereka (Ezr. 1:1-4). Peristiwa ini terjadi sekitar 538 SM. Yesaya telah menubuatkan pemulihan Israel dalam pasal 40–66, dan sebagian penglihatan mengenai hal ini juga tercatat dalam kitab Daniel. Kembalinya bangsa Israel menandai awal dari kebangkitan mereka, meskipun berbagai permasalahan terus muncul karena ketidaktaatan bangsa ini.

  5. Tema Pesan Nabi-Nabi Besar
  6. Panggilan dan tujuan dari panggilan adalah dua hal yang saling berkaitan. Allah memanggil para nabi bukan tanpa alasan, melainkan dengan maksud yang besar bagi umat-Nya. Tema-tema besar inilah yang menjadi dasar dari pesan kenabian yang mereka sampaikan. Mari kita simak satu per satu.

    1. Penghakiman dan Pemulihan

      Salah satu pesan utama yang disampaikan para nabi besar adalah berita penghakiman atas dosa-dosa umat Israel, serta bangsa-bangsa di sekitar mereka. Israel berkali-kali jatuh dalam penyembahan berhala dan pemberontakan terhadap Tuhan. Nabi-nabi seperti Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel memperingatkan bahwa hukuman Tuhan akan datang jika mereka tidak bertobat, dan hukuman itu akhirnya terwujud dalam pembuangan ke Babel. Namun, di balik penghakiman, selalu ada janji pemulihan. Allah tetap setia pada perjanjian-Nya dan menjanjikan pembebasan serta pemulihan bagi umat-Nya, misalnya dalam Yeremia 29:11. Jadi, meskipun Tuhan menghukum, kasih-Nya tetap tersedia bagi mereka yang bertobat dan kembali kepada-Nya.

    2. Nubuat Mesias dan Akhir Zaman

      Selain pesan penghakiman dan pemulihan, nabi-nabi besar juga menubuatkan tentang kedatangan Sang Mesias dan rencana akhir zaman (lih. Yes. 7:14; 9:5-6; 53:1-12). Lebih dari itu, mereka juga menyampaikan pesan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan akhir zaman. Daniel, misalnya, mengungkapkan penglihatan tentang kerajaan-kerajaan dunia dan pemerintahan Tuhan yang akan datang. Yehezkiel juga berbicara tentang pemulihan Israel dan Bait Suci yang akan datang. Jadi, nubuat-nubuat ini memberikan harapan bahwa Allah sedang dan akan menggenapi rencana-Nya, dan bahwa kemenangan akhir akan datang melalui Yesus Kristus.

    3. Kesetiaan Allah dalam Penghakiman dan Pemulihan

      Sekalipun bangsa Israel dan Yehuda terus memberontak, menyembah berhala, dan menolak firman Tuhan, Allah tetap setia pada perjanjian-Nya. Ia menghukum dosa dengan seadil-adilnya, itulah sisi penghakiman-Nya. Namun, Ia juga tidak meninggalkan umat-Nya. Di tengah hukuman, Allah menjanjikan pemulihan, penghiburan, dan harapan akan kedatangan Mesias. Inilah wujud kesetiaan Allah yang tidak berubah, meskipun umat-Nya tidak setia.

  7. Pelajaran dari Kehidupan Para Nabi Besar
  8. Kita telah belajar bahwa Tuhan memanggil para nabi bukan dalam keadaan yang baik-baik saja, melainkan justru dalam situasi yang kacau dan sangat sulit. Namun, apa pelajarannya?

    1. Penderitaan dalam Ketaatan

      Para nabi besar tidak hidup dalam kemudahan. Ketaatan mereka kepada panggilan Allah sering membawa mereka pada penolakan, penganiayaan, bahkan risiko kehilangan nyawa. Namun, mereka tetap teguh karena mereka adalah hamba Tuhan yang percaya akan kebenaran firman-Nya.

    2. Tanggung Jawab terhadap Raja dan Umat

      Nabi-nabi besar memiliki tugas yang sangat berat: mereka harus menyampaikan pesan Allah, bukan hanya kepada umat biasa, tetapi juga kepada para pemimpin—raja dan penguasa yang sering keras hati. Mereka harus berani menegur, memperingatkan, dan tetap memegang integritas meskipun di hadapan kekuasaan yang tidak taat.

    3. Keberanian Melawan Arus Zaman

      Di tengah masyarakat yang rusak secara moral, menyimpang dari firman, dan dipenuhi kompromi, nabi-nabi besar berdiri sebagai suara kenabian yang menantang arus. Mereka tidak mengikuti arus yang aman, tetapi justru menunjukkan arah yang bertentangan karena itulah yang benar.

    Nabi-nabi besar dalam Alkitab memberikan banyak pelajaran berharga bagi kita. Mereka dipanggil untuk melayani di tengah bangsa yang tegar tengkuk dan itu bukanlah tugas yang mudah. Namun, mereka tetap setia menyuarakan firman Tuhan meskipun sering diabaikan dan ditolak. Kiranya melalui pelajaran ini, kita semakin terdorong untuk memahami dan menghidupi panggilan Tuhan, dengan hidup dalam kebenaran firman-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.

Akhir Pelajaran (KNB-P01)

Doa

"Tuhan Yesus, terima kasih atas pelajaran pertama tentang arti dan tugas nabi-nabi besar yang harus dijalankan sesuai dengan panggilan-Mu. Ajarlah aku untuk melihat betapa agungnya panggilan itu, dan betapa mulianya hidup dalam kehendak-Mu, sekalipun sulit dan penuh bahaya. Amin."

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA