KNB - Pelajaran 02

Nama Kursus : Kehidupan Nabi Besar
Nama Pelajaran : Kehidupan Nabi Besar Yesaya
Kode Pelajaran : KNB-P02

Pelajaran 02 – Kehidupan Nabi Besar Yesaya

Daftar Isi

  1. Latar Belakang Kehidupan Yesaya
    1. Siapakah Yesaya?
    2. Panggilan dan Pelayanan Yesaya
    3. Kondisi Yehuda pada Zaman Pelayanan Yesaya
      1. Mengalami Kemakmuran Ekonomi, tetapi Kemerosotan Moral Terjadi
      2. Ketidakadilan Sosial Terjadi di Mana-Mana
      3. Penyembahan Berhala
    4. Tantangan dalam Pelayanan Yesaya
  2. Kitab Yesaya
    1. Struktur Kitab Yesaya
    2. Tema Kitab Yesaya
      1. Kekudusan Allah
      2. Penghakiman dan Dosa
      3. Sisa Umat
      4. Kedatangan Mesias (Hamba Tuhan)
      5. Keselamatan dan Pemulihan
      6. Pengharapan Eskatologis
  3. Nubuat tentang Mesias
    1. Yesaya 7:14 – Kelahiran dari Seorang Perawan
    2. Yesaya 9:5-6 – Raja Damai yang Akan Datang
    3. Yesaya 53 – Hamba Tuhan yang Menderita
  4. Akhir Hidup Yesaya
    1. Kematian Yesaya
    2. Pelajaran dari Kehidupan Yesaya
      1. Panggilan untuk Hidup Kudus di Tengah Dunia yang Penuh Dosa
      2. Seruan Keadilan Sosial dan Perhatian kepada yang Lemah
      3. Pentingnya Mengandalkan Allah dan Bukan kepada Kekuatan Dunia
      4. Yesaya, Hamba Allah yang Setia meski Pesannya Tidak Populer
      5. Beritakan Pesan Mesianik, Dunia Membutuhkan Yesus
      6. Janji akan Ciptaan Baru dan Masa Depan Kekal

Doa

Pelajaran 02 -- Kehidupan Nabi Besar Yesaya

Nabi Besar pertama yang akan kita bahas adalah Yesaya. Ia adalah salah satu nabi terbesar dalam Perjanjian Lama (PL), yang dipanggil Allah untuk menyuarakan kebenaran di tengah zaman yang penuh ketidakadilan, penyembahan berhala, dan ancaman dari bangsa-bangsa sekitarnya. Pelayanannya membentang selama empat dekade, melewati masa pemerintahan empat raja Yehuda. Mempelajari kehidupan Yesaya akan menolong kita melihat gambaran besar tentang bangsa Israel yang dilayaninya, dan terlebih lagi, tentang Allah yang disembahnya.

  1. Latar Belakang Kehidupan Yesaya
    1. Siapakah Yesaya?

      Banyak dari kita mengenal Yesaya karena namanya sering disebut dalam Perjanjian Baru (PB), terutama karena nubuat-nubuatnya tentang Mesias. Mari kita mempelajari kehidupan Yesaya dengan lebih mendalam.

      Yesaya adalah putra Amos (Yes. 1:1) dan dilahirkan di Yerusalem sekitar 760 SM, berasal dari keluarga bangsawan, terlihat dari kemudahan aksesnya kepada raja-raja Yehuda. Ia menikahi seorang wanita yang juga memiliki karunia kenabian (Yes. 8:3), dan pasangan ini memiliki dua anak laki-laki yang namanya mengandung pesan simbolik bagi bangsa Israel:

      • Shear-Yashub – "Sisa akan kembali".
      • Maher-Shalai-Hash-Baz – "Rampasan segera datang, jarahan segera tiba".

      Nama Yesaya (Yeshayahu) berarti "YHWH adalah keselamatan". Nama ini mencerminkan inti pesan utama kitab yang ditulisnya, yaitu keselamatan hanya datang dari TUHAN. Istilah "keselamatan" muncul dalam kitab Yesaya hampir tiga kali lebih banyak dibandingkan kitab-kitab lain dalam PL.

    2. Panggilan dan Pelayanan Yesaya

      Panggilan Yesaya sebagai seorang nabi adalah salah satu kisah paling mengesankan yang tertulis dalam PL, tercatat di Yesaya 6. Allah memanggilnya melalui suatu penglihatan yang luar biasa di Bait Suci, pada tahun kematian Raja Uzia. Ia melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, sementara para serafim berseru: "Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam; seluruh bumi penuh dengan kemuliaan-Nya!" (Yes. 6:3). Pengalaman yang luar biasa ini mengubah hidupnya.

      Kekudusan Allah menyadarkan Yesaya akan ketidaklayakannya (Yes. 6:5), tetapi Tuhan menyucikan bibirnya dengan bara yang diambil dari mazbah (Yes. 6:6-7). Kemudian, datang panggilan ilahi: "Siapa yang akan Kuutus? Siapa yang mau pergi untuk Kami?" Lalu, aku menjawab, "Ini aku. Utuslah aku!" (Yes. 6:8). Inilah titik awal pelayanan kenabiannya.

      Yesaya adalah seorang yang berpendidikan, memiliki bakat menulis dengan gaya bahasa yang indah dan berwawasan luas. Ia juga memiliki karunia kenabian, mengenal keluarga raja, dan memberikan nasihat serta nubuat kepada para raja, termasuk tentang politik luar negeri Yehuda. Kadang-kadang, Yesaya berbicara langsung kepada para raja (Yes. 7:3-4; 38:1-22). Tuhan mengutusnya untuk menyampaikan firman-Nya, meskipun Yesaya tahu bahwa banyak yang tidak akan mau mendengarkannya. Setelah Raja Uzia, Yotam, Ahaz, dan Hizkia berturut-turut naik takhta di Yehuda (sekitar 783 SM hingga 686 SM). Yesaya dipanggil Allah untuk menegur dosa, memanggil umat kepada pertobatan, dan memberitakan pengharapan akan kedatangan Mesias serta Kerajaan Allah yang akan datang. Periode pelayanannya sekitar tahun 740–681 SM.

    3. Kondisi Yehuda pada Zaman Pelayanan Yesaya

      Raja Yotam, Ahas, dan Hizkia memerintah selama masa pelayanan Yesaya, dan masing-masing membawa tantangan tersendiri. Pada masa itu, meskipun secara ekonomi Yehuda relatif makmur, bangsa ini menghadapi krisis moral, politik, dan rohani karena ketidakadilan sosial, penyembahan berhala, dan kemunafikan ibadah yang merajalela (Yes. 1:10-17). Tekanan besar tidak hanya datang dari dalam, tetapi juga dari luar, seperti ancaman dari Asyur dan Babel.

      1. Mengalami Kemakmuran Ekonomi, tetapi Kemerosotan Moral Terjadi

        Pada masa peperangan antara bangsa-bangsa, nubuat Yesaya menyingkapkan ancaman dari kerajaan Asyur, keruntuhan yang menjadi akhir dari kerajaan Israel (kerajaan Utara), dan juga kemerosotan rohani serta moral di Yehuda (kerajaan Selatan). Yesaya memperingatkan Raja Ahas dari Yehuda agar tidak mengandalkan bantuan Asyur dalam melawan Israel dan Aram. Ia juga menasihati Raja Hizkia, setelah kejatuhan Israel pada 722 SM, untuk tidak menjalin persekutuan dengan bangsa-bangsa asing yang menentang Asyur. Kepada dua raja ini, Yesaya menyampaikan pesan untuk percaya kepada Tuhan saja sebagai perlindungan mereka (Yes. 7:3-7; 30:1-17).

      2. Ketidakadilan Sosial Terjadi di Mana-Mana

        Selama masa pelayanan Yesaya, keadaan sosial sangat buruk. Ada kelompok orang kaya dan berkuasa yang menindas orang-orang miskin. Orang yang jahat menipu orang-orang miskin, mengambil rumah serta tanah mereka, dll.. Keadaan di Yerusalem pun sangat buruk.

      3. Penyembahan Berhala

        Orang Israel juga gagal membagikan kebenaran dari Tuhan kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah karena mereka sendiri telah jatuh dalam penyembahan ilah-ilah palsu. Kehidupan rohani yang benar sangat minim. Bahkan, banyak nabi yang pemabuk dan tidak peduli terhadap kesejahteraan rohani bangsa itu.

    4. Tantangan dalam Pelayanan Yesaya

      Yesaya melayani selama tahun-tahun kritis setelah kejatuhan kerajaan Utara, ketika Asyur menjadi ancaman yang mengerikan bagi kerajaan Selatan. Pelayanannya penuh dengan tantangan. Ia harus menegur umat yang keras kepala dan menyampaikan pesan penghukuman, tetapi juga pengharapan. Ia juga harus menghadapi raja-raja yang sering menerima pesannya.

      Selama 40 tahun, Yesaya memberitakan firman Tuhan. Ia menubuatkan pembebasan dan menyampaikan pesan-pesan Tuhan serta menasihati para raja dan pemimpin. Meskipun ia adalah seorang negarawan besar, Yesaya sangat mengasihi orang miskin. Ia berkhotbah tentang keadilan, baik secara ekonomi maupun sosial. Yesaya adalah seorang yang rohani dan benar. Sejak penglihatannya di Bait Allah, ia terus bertumbuh dalam pengertian akan hal-hal yang bersifat rohani. Ia berjalan dekat dengan Tuhan dan membuat orang lain menyadari kebenaran dari kata-katanya. Ia berusaha membawa umatnya kembali kepada Allah. Namun, jalan yang ditempuh tidak selalu mulus. Meskipun sering ditolak, keteguhan Yesaya dalam menyampaikan kebenaran menjadi teladan bagi kita, yaitu untuk tetap berpegang pada iman dan setia menjalankan panggilan-Nya.

  2. Kitab Yesaya

    Kitab Yesaya bukan hanya penting bagi sejarah Israel, tetapi juga menjadi fondasi utama dalam memahami karya keselamatan Allah yang digenapi dalam Yesus Kristus. Karena itu, mari kita melihat secara sekilas isi kitab Yesaya.

    1. Struktur Kitab Yesaya

      Bukan suatu kebetulan bahwa kitab Yesaya terdiri dari 66 pasal. Karena itu, kitab ini sering disebut sebagai "Alkitab mini". Bagian pertama, Yesaya 1-39 (39 pasal), berisi tentang penghakiman dan sejarah, sedangkan bagian kedua, Yesaya 40-66 (27 pasal), berisi pengharapan, penghiburan, dan janji pemulihan.

    2. Tema Kitab Yesaya

      Ada 6 tema utama yang menonjol terlihat sepanjang kitab ini.

      1. Kekudusan Allah

        Allah berulang kali disebut sebagai "Yang Maha Kudus dari Israel" (misalnya, Yes. 1:4; 6:3). Kekudusan-Nya menuntut umat Israel untuk hidup benar dan menjauhi penyembahan berhala serta segala bentuk ketidakadilan.

      2. Penghakiman dan Dosa

        Bukan hanya bangsa Israel, tetapi bangsa-bangsa lain pun akan menerima penghakiman Allah karena ketidaktaatan mereka. Namun, Yesaya menjelaskan bahwa penghakiman bukanlah akhir dari cerita, melainkan bagian dari proses pemurnian yang Allah kerjakan.

      3. Sisa Umat

        Tema "sisa" (bhs Ibr. "shear") memberikan kesan yang sangat kuat bahwa Allah akan menyelamatkan sisa umat yang tetap setia (Yes. 10:20-22).

      4. Kedatangan Mesias (Hamba Tuhan)

        Yesaya dengan jelas menubuatkan tentang kedatangan seorang Hamba TUHAN yang akan membawa keselamatan melalui penderitaan-Nya (Yes. 42, 49, 50 dan 53). Yesaya menggambarkan Hamba Tuhan itu adalah Sang Mesias, yang akan menjadi Raja Damai (Yes. 9:5-6) dari Tunas Isai (Yes. 11).

      5. Keselamatan dan Pemulihan

        Allah menawarkan pengampunan dan pemulihan kepada umat yang bertobat (Yes. 1:18). Puncaknya adalah penghiburan dan pemulihan dari pembuangan. Pesan ini memberikan simbol keselamatan rohani dalam Kristus.

      6. Pengharapan Eskatologis

        Ada janji tentang ciptaan baru, Yerusalem baru, dan Kerajaan Damai pada masa depan (Yes. 65-66). Gambaran ini menunjuk pada penggenapan akhir zaman dan kedatangan Kerajaan Allah yang kekal.

  3. Nubuat tentang Mesias

    Kita akan secara khusus membahas nubuat-nubuat Yesaya tentang Mesias karena Yesaya adalah nabi PL yang paling banyak menubuatkan tentang kedatangan Mesias. Nubuat-nubuat Nabi Yesaya ini banyak dikutip dalam PB dan menjadi dasar pengajaran tentang Yesus sebagai Penggenap janji Allah.

    1. Yesaya 7:14 – Kelahiran dari Seorang Perawan

      Nubuat tentang kelahiran dari seorang perawan ini diberikan kepada Raja Ahas sebagai tanda dari Tuhan: Semua hal ini terjadi untuk menggenapi yang difirmankan oleh Tuhan melalui nabi-Nya, "Lihatlah, seorang perawan akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki. Mereka akan menyebut nama-Nya Imanuel," yang artinya: "Allah beserta kita", (Mat. 1:22-23) yang digenapi dalam kelahiran Yesus Kristus.

    2. Yesaya 9:5-6 – Raja Damai yang Akan Datang

      Penggenapan nubuat tentang Anak yang lahir dari keturunan Daud (pasal 9) adalah Yesus Kristus. Sesungguhnya, seorang anak telah lahir bagi kita, seorang putra telah dikaruniakan bagi kita, dan pemerintahan akan ada di bahunya; nama-Nya akan disebut: "Penasihat Ajaib", "Allah Yang Mahakuasa", "Bapa Yang Kekal", "Raja Damai". (Yes. 9:5) Ini menunjuk pada pemerintahan Mesias yang damai dan kekal.

    3. Yesaya 53 – Hamba Tuhan yang Menderita

      Nubuat ini adalah nubuat yang paling khusus dan jelas dalam seluruh Alkitab mengenai penderitaan Mesias dan kematian-Nya. Hamba ini akan tertikam oleh karena pemberontakan kita dan oleh bilur-bilurnya kita disembuhkan (Yes. 53:5). Bagian ini merujuk secara langsung pada karya penebusan Yesus Kristus yang akan menanggung dosa umat manusia agar dapat diselamatkan.

  4. Akhir Hidup Yesaya

    Yesaya melayani selama 40 tahun. Bagaimanakah akhir hidup sang nabi besar ini?

    1. Kematian Yesaya

      Alkitab tidak mencatat secara eksplisit kematiannya. Namun, menurut tradisi Yahudi dan tulisan apokrif, Yesaya kemungkinan mati sebagai martir dengan tubuh yang digergaji menjadi dua oleh Raja Manasye, putra Hizkia yang jahat pada +680 SM (Ibr. 11:37).

    2. Pelajaran dari Kehidupan Yesaya

      Kehidupan Yesaya menjadi teladan bagi para pelayan Tuhan dalam generasi mana pun, termasuk generasi digital saat ini. Banyak prinsip dari pelayanan Yesaya bisa menjadi cermin rohani dan pedoman hidup bagi kita.

      1. Panggilan untuk Hidup Kudus di Tengah Dunia yang Penuh Dosa

        Kita hidup dalam dunia yang mirip dengan zaman Yesaya: penuh kemunafikan, ketidakadilan, dan penyembahan berhala modern. Namun, panggilan Allah tetap sama: hidup dalam kekudusan dan kemurnian supaya kita boleh dipakai Allah untuk menyampaikan firman-Nya.

      2. Seruan Keadilan Sosial dan Perhatian kepada yang Lemah

        Yesaya menentang ketidakadilan sosial, korupsi, dan penindasan. Dunia hari ini juga menghadapi krisis moral dan sosial yang sama. Yesaya menantang kita untuk tidak tinggal diam terhadap ketidakadilan.

      3. Pentingnya Mengandalkan Allah dan Bukan kepada Kekuatan Dunia

        Raja Ahas lebih percaya pada aliansi politik daripada janji Tuhan. Ini mencerminkan sikap banyak orang zaman sekarang yang lebih bergantung pada sistem dunia, uang, teknologi, atau kekuatan manusia daripada Tuhan. Siapa yang akan kita andalkan?

        Raja Ahas lebih memercayai aliansi politik daripada janji Tuhan. Sikap ini mencerminkan kondisi banyak orang pada zaman sekarang yang lebih bergantung pada sistem dunia, seperti uang, teknologi, atau kekuatan manusia, daripada kepada Tuhan. Pertanyaannya, siapa yang akan kita andalkan?

      4. Yesaya, Hamba Allah yang Setia meski Pesannya Tidak Populer

        Yesaya dipanggil untuk menyampaikan pesan yang tidak disukai banyak orang. Dalam era media sosial dan budaya digital, menyuarakan kebenaran firman Tuhan sering membuat kita tidak populer.

      5. Beritakan Pesan Mesianik, Dunia Membutuhkan Yesus

        Dunia modern juga haus akan kedamaian, keadilan, dan pengharapan. Pesan Yesaya tentang Sang Mesias memberi kita keyakinan bahwa hanya dalam Yesus Kristus terdapat pemulihan yang sejati, bukan dalam politik, filsafat, teknologi, atau agama yang bersifat formal. Mari beritakan Kabar Baik itu kepada dunia.

      6. Janji akan Ciptaan Baru dan Masa Depan Kekal

        Di tengah krisis lingkungan, konflik global, dan ketidakpastian hidup, Yesaya menubuatkan tentang Yerusalem Baru dan ciptaan yang baru. Nubuat ini memberi petunjuk bahwa kita pun dipanggil untuk membawa harapan eskatologis bagi umat percaya. Fokuskan berita kita kepada kekekalan.

Kehidupan Yesaya memberi pesan bagi kita semua: tetaplah setia, suarakan kebenaran, dan wartakan pengharapan kekal dalam Yesus Kristus di tengah zaman yang gelap ini.

Akhir Pelajaran (KNB-P02)

Doa

"Bapa yang baik, aku bersyukur karena Engkau memakai Yesaya dengan luar biasa. Tolonglah aku agar dapat meneladani hidup dan semangatnya agar aku dapat terus memberitakan firman-Mu. Amin."

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA