KNB - Pelajaran 03

Nama Kursus : Kehidupan Nabi Besar
Nama Pelajaran : Kehidupan Nabi Besar Yeremia
Kode Pelajaran : KNB-P03

Pelajaran 03 -- Kehidupan Nabi Besar Yeremia

Daftar Isi

  1. Latar Belakang Kehidupan Yeremia
    1. Siapakah Yeremia?
    2. Panggilan dan Pelayanan Yeremia
    3. Kondisi Yehuda pada Zaman Pelayanan Yeremia
      1. Akhir Pemerintahan Raja Manasye yang Kejam
      2. Masa Pemerintahan Raja Yosia
      3. Kehancuran Yerusalem
    4. Tantangan dalam Pelayanan Yeremia
      1. Pelayanan di Tengah Penolakan dan Penganiayaan
      2. Tantangan Menjadi Nabi pada Masa Kehancuran Yehuda
  2. Kitab Yeremia
    1. Struktur Kitab Yeremia
    2. Tema Kitab Yeremia
      1. Pertobatan Sejati Adalah Satu-Satunya Jalan untuk Selamat
      2. Peringatan tentang Penghakiman dari Babel
      3. Kritik terhadap Para Pemimpin dan Nabi Palsu
      4. Harapan dan Janji Pemulihan bagi Sisa Umat
      5. Nubuat tentang Perjanjian Baru
  3. Nubuat tentang Mesias
    1. Yeremia 23:5-6
    2. Yeremia 33:14-16
    3. Yeremia 31:31-34
  4. Akhir Hidup Yeremia
    1. Kematian Yeremia
    2. Pelajaran dari Kehidupan Yeremia
      1. Setia menyampaikan Kebenaran meski Tidak Populer
      2. Panggilan untuk Integritas dan Kemurnian Ibadah
      3. Kepedihan dan Kasih Seorang Hamba Tuhan
      4. Menolak Kompromi dengan Dunia
      5. Pengharapan di Tengah Penghakiman

Doa

Pelajaran 03 -- Kehidupan Nabi Besar Yeremia

Yeremia dianggap sebagai nabi besar kedua, baik dalam Alkitab Ibrani (Yahudi) maupun Perjanjian Lama (PL) Kristen. Sebagian besar pelayanannya berkaitan dengan invasi Babel atas Yehuda, penaklukan Yerusalem, dan masa pembuangan. Ingin tahu kehidupan nabi besar ini?

  1. Latar Belakang Kehidupan Yeremia
  2. Yeremia sering disebut sebagai "nabi yang meratap/menangis". Julukan ini tentu bukan tanpa alasan. Kesulitan seperti apa yang dihadapi Yeremia sebagai seorang nabi Tuhan?

    1. Siapakah Yeremia?
    2. Yeremia berasal dari Anatot, kota kecil di wilayah suku Benyamin (dekat kota Yerusalem). Dia berasal dari keluarga imam, anak dari Hilkia, bagian dari garis keturunan imam Lewi (Yer. 1:1). Yeremia lahir semasa pemerintahan Raja Manasye yang jahat.

      Nama "Yeremia" dalam bahasa Ibrani "Yirmeyahu" atau "Yirmeyah", artinya "Yahweh akan meninggikan" atau "Yahweh menegakkan." Nama Yeremia merangkum esensi pelayanan kenabian Yeremia: penghakiman yang akan datang dan pemulihan pada masa depan.

      Tentang kehidupan berkeluarga, Yeremia dilarang Tuhan untuk menikah. Ini menjadi simbol penghakiman dan penderitaan umat Israel (Yer. 16:1-4). Dia sangat mengasihi bangsanya, hatinya remuk melihat dosa umat dan kehancuran bangsanya (Yer. 9:1). Itu sebabnya, dia dijuluki sebagai "peratap atau nabi yang menangis". "Seandainya di kepala-Ku ada air dan mata-Ku adalah pancaran air mata, Aku akan menangis siang dan malam untuk putri jemaat-Ku yang terbunuh." (Yer. 9:1)

    3. Panggilan dan Pelayanan Yeremia
    4. Yeremia dipanggil Allah sejak masih remaja. Pada awalnya, ia merasa tidak layak karena usianya yang muda, tetapi Tuhan berkata: "Jangan berkata, 'Aku masih muda' .... Aku menyertaimu ...." (Yer. 1:7-8) Allah memanggil Yeremia untuk menjadi nabi bagi bangsa yang keras kepala, dengan tugas yang cukup berat: "mencabut dan meruntuhkan, untuk menghancurkan dan menggulingkan, untuk membangun dan menanam." (Yer. 1:10)

      Kehidupannya yang dekat dengan firman Tuhan membuat Yeremia peka terhadap suara panggilan-Nya. Ia segera menyadari bahwa Allah telah memiliki rencana besar atas hidupnya bahkan sebelum ia dilahirkan. Tuhan berkata: "Sebelum Aku membentuk kamu dalam kandungan, Aku mengenalmu; dan sebelum kamu dilahirkan, Aku menguduskanmu. Aku menetapkan kamu menjadi seorang nabi bagi bangsa-bangsa." (Yer. 1:5)

      Yeremia memulai pelayanannya sebagai nabi pada tahun ke-13 masa pemerintahan Raja Yosia, seorang raja yang baik. Ia turut mendukung gerakan pembaruan rohani yang dipimpin oleh Yosia. Namun, Yeremia segera menyadari bahwa perubahan yang terjadi tidak menghasilkan perubahan yang berarti karena pertobatan mereka bukan pertobatan yang lahir dari hati.

    5. Kondisi Yehuda pada Zaman Pelayanan Yeremia
    6. Yeremia melayani selama masa pemerintahan 3 raja Yehuda:
      - Yosia, raja yang saleh dan rindu mengadakan reformasi rohani.
      - Yoyakim, raja yang jahat dan menolak nubuat-nubuat Yeremia.
      - Zedekia, raja terakhir sebelum kehancuran Yerusalem.

      1. Akhir Pemerintahan Raja Manasye yang Kejam
      2. Periode pelayanan Yeremia berlangsung dari tahun 627 SM – 586 SM (40 tahun pelayanan), di tengah masa kekacauan nasional dan kerusakan rohani yang besar. Manasye, raja Yehuda yang paling jahat, telah memerintah selama 55 tahun sebelum Yeremia memulai pelayanannya. Pada masa itu, banyak orang tidak bersalah dibunuh dan dipersulit untuk menyembah Allah. Yeremia menyaksikan dengan mata kepala sendiri kemunduran moral dan rohani Yehuda, kehancuran Yerusalem, dan awal masa pembuangan ke Babel.

      3. Masa Pemerintahan Raja Yosia
      4. Yosia menjadi raja Yehuda pada 641 SM. Ia adalah seorang raja muda yang ingin membawa bangsanya kembali kepada Allah. Pada 623 SM, Yosia memulai kampanye untuk membersihkan Bait Allah dan memperbarui kehidupan keagamaan rakyat. Ketika kitab Hukum Tuhan ditemukan di Bait Allah, terjadilah kebangunan rohani yang besar di tanah Yehuda. Yeremia sangat mendukung hal ini.

      5. Kehancuran Yerusalem
      6. Selama bertahun-tahun memberitakan firman Tuhan di Yerusalem, Yeremia menyaksikan pemerintahan beberapa raja sampai dengan kehancuran Yerusalem di tangan Raja Babel, Nebukadnezar. Ketika banyak orang Yehuda dibuang ke Babel, Yeremia sendiri dibiarkan tetap tinggal di Yerusalem. Di sana, ia berkhotbah untuk Yehuda dan bangsa-bangsa lain.

    7. Tantangan dalam Pelayanan Yeremia
    8. Pelayanan Yeremia tidaklah mudah. Seperti Yesaya, Yeremia membawa pesan-pesan yang tidak populer, yaitu menyerukan pertobatan dan memperingatkan bahwa Yehuda akan dikalahkan oleh kerajaan Babel. Karena itu, ia sering dianggap sebagai pengkhianat bangsa (Yer. 38:6).

      1. Pelayanan di Tengah Penolakan dan Penganiayaan
      2. Yeremia disebut "nabi peratap" karena ia tahu bahwa kerabat dan sahabat, para imam dan raja, serta sebagian besar bangsa Yehuda menolak firman nubuat Allah dengan angkuh (Yer. 8:21; 9:19:1). Bahkan, Yeremia harus menghadapi hukuman penjara, penghinaan di depan umum, ancaman pembunuhan, dipukuli, dan dilempar ke dalam sumur berlumpur karena komitmennya yang teguh untuk menyampaikan pesan Tuhan. Yeremia termasuk nabi yang paling tegas dan berani dalam menghadapi perlawanan berat selama menjalankan panggilannya sebagai nabi.

        Untuk merangkum kehidupan Yeremia, seorang penulis pernah mengatakan: "Tidak pernah manusia fana memperoleh beban yang begitu meremukkan. Sepanjang sejarah bangsa Yahudi tidak pernah ada teladan kesungguhan yang begitu mendalam, penderitaan tak henti-hentinya, pemberitaan amanat Allah tanpa takut, dan syafaat tanpa kenal lelah dari seorang nabi seperti Yeremia. Namun, tragedi kehidupannya ialah: ia berkhotbah kepada telinga yang tuli dan hanya menuai kebencian sebagai balasan kasihnya kepada orang-orang di negerinya."

      3. Tantangan Menjadi Nabi pada Masa Kehancuran Yehuda
      4. Pelayanan Yeremia sebagai nabi diarahkan kepada kerajaan Selatan, yakni Yehuda. Selama hidupnya, ia menyaksikan serbuan Babel ke Yehuda yang berakhir pada kehancuran Yerusalem dan Bait Suci. Tidak mengherankan, kitab Yeremia dipenuhi dengan kesuraman dan firasat buruk.

        Pada 612 SM, Asyur dikalahkan oleh koalisi Babel. Sekitar empat tahun setelah kematian Raja Yosia, Mesir juga dikalahkan oleh Babel. Pada tahun yang sama, pasukan Babel di bawah pimpinan Nebukadnezar menyerang dan merebut Yerusalem, serta membawa sebagian pemuda pilihan Yehuda ke Babel. Di antara mereka, ada Daniel dan ketiga sahabatnya. Penyerbuan kedua ke Yerusalem terjadi pada 597 SM, saat 10.000 orang Yehuda dibawa sebagai tawanan ke Babel, termasuk Nabi Yehezkiel. Namun, peringatan-peringatan Yeremia tentang hukuman Allah tetap diabaikan hingga akhirnya kehancuran menimpa Yerusalem, Bait Suci, dan seluruh kerajaan Yehuda ditawan pada 586 SM.

  3. Kitab Yeremia
  4. Menurut tradisi Yahudi, Yeremia menulis kitab Yeremia dibantu oleh Barukh yang adalah juru tulis dan muridnya.

    1. Struktur Kitab Yeremia
    2. Kitab Yeremia tidak disusun secara kronologis seperti kitab nabi besar lainnya, melainkan lebih bersifat tematis dan naratif. Kitab ini terdiri dari 52 pasal, dimulai dengan kisah panggilan Yeremia dan tugas yang Tuhan berikan kepadanya. Di bagian tengah, Yeremia kembali membagikan pengalaman pribadinya yang meratap atas kondisi bangsanya. Bagian-bagian lain berisi nubuat-nubuat kepada Yehuda dan bangsa-bangsa lain. Kitab ini ditutup dengan kisah tragis kejatuhan Yerusalem ke tangan Babel, serta pembuangan banyak umat Israel ke Babel.

    3. Tema Kitab Yeremia
    4. Selain pergumulan pribadi Yeremia, kitab ini juga memuat tema-tema besar yang nantinya menjadi dasar teologis bagi Injil, bahwa keselamatan dan hubungan dengan Allah bukan lagi melalui sistem hukum luar, melainkan melalui kasih karunia dalam Yesus Kristus.

      1. Pertobatan Sejati Adalah Satu-Satunya Jalan untuk Selamat.
      2. Yeremia terus-menerus menyerukan pertobatan yang tulus dari hati, bukan hanya secara lahiriah dan simbol-simbol religius semata. Ia menentang kemunafikan agama dan ibadah yang kosong (Yer. 7:11).

      3. Peringatan tentang Penghakiman dari Babel
      4. Tuhan tidak akan menoleransi penyembahan berhala, penindasan terhadap orang miskin, dan ketidakadilan sosial. Penghakiman akan datang melalui penaklukan oleh Babel.

      5. Kritik terhadap Para Pemimpin dan Nabi Palsu
      6. Yeremia menyerang pemimpin rohani dan politik yang menyesatkan umat. Mereka memberi harapan palsu dan mengabaikan dosa (Yer. 5:31).

      7. Harapan dan Janji Pemulihan bagi Sisa Umat
      8. Walau banyak berbicara tentang peringatan dan hukuman, Yeremia juga membawa kabar pengharapan bahwa Tuhan akan memulihkan umat-Nya. Allah akan membangun kembali umat-Nya setelah disiplin selesai.

      9. Nubuat tentang Perjanjian Baru
      10. Yeremia menunjukkan bahwa masalah utama umat Allah adalah hati yang tidak taat. Solusinya bukan sekadar reformasi lahiriah, tetapi juga pembaruan batiniah, yang hanya bisa dilakukan oleh Roh Tuhan. "... Aku akan membuat sebuah perjanjian baru dengan keluarga Israel .... Aku akan meletakkan Taurat-Ku dalam batin mereka, dan menuliskannya pada hati mereka; ...." (Yer. 31:31-34)

  5. Nubuat tentang Mesias
  6. Meskipun tidak sebanyak dalam kitab Yesaya, Yeremia juga memberikan beberapa nubuat penting tentang Mesias dan masa depan umat Allah.

    1. Yeremia 23:5-6
    2. "Tunas Daud yang Adil" = simbol Mesias dari keturunan Daud. Ini menunjuk langsung kepada Yesus Kristus sebagai Raja yang adil. Dia akan memulihkan pemerintahan yang benar, yang berbeda dari raja-raja Yehuda yang gagal.

    3. Yeremia 33:14-16
    4. Nama Mesias: "Tuhan Keadilan Kita" (YHWH Tsidkenu) menunjukkan bahwa kebenaran bukan berasal dari usaha manusia, melainkan dari Allah sendiri, melalui Kristus. "... Pada hari-hari itu, Yehuda akan diselamatkan dan Yerusalem akan tinggal dengan aman. Dan, Dia akan dipanggil dengan nama ini: 'TUHAN adalah kebenaran kita.'"

    5. Yeremia 31:31-34
    6. "Ketahuilah, hari-harinya akan datang," firman TUHAN, "ketika Aku akan membuat sebuah perjanjian baru ...." Salah satu nubuat paling eksplisit tentang perjanjian yang berbeda dari perjanjian Sinai yang ditulis di atas batu, Perjanjian Baru ditulis dalam hati manusia, oleh Roh Kudus.

  7. Akhir Hidup Yeremia
  8. Pada masa pembuangan, Yeremia tidak ikut dibawa ke Babel seperti yang lainnya. Dia dibiarkan bebas oleh raja Babel karena dianggap tidak membahayakan. Dia tinggal di Yehuda bersama sisa orang-orang miskin dan tua yang tidak bermanfaat bagi Babel (Yer. 39:11-14; 40:1-6).

    1. Kematian Yeremia
    2. Alkitab sebenarnya tidak menyebutkan tentang kematian Yeremia, tetapi tradisi Yahudi dan Kristen kuno mengisi kekosongan ini. Walaupun tidak ada sumber sejarah yang dapat mengonfirmasi, dikatakan bahwa Yeremia dibunuh dengan dirajam (dilempari batu) oleh orang-orang Yahudi di Mesir karena mereka marah dengan nubuat-nubuat Yeremia yang terus menegur mereka. Jika benar demikian, Yeremia mati sebagai martir.

      Menurut beberapa sumber, Yeremia mungkin menghabiskan fase terakhir hidupnya di Mesir karena dia bersama juru tulis dan pelayannya (Barukh), serta rombongan yang lain dipaksa untuk melarikan diri ke Mesir. Di Mesir, Yeremia tetap bernubuat sampai kematiannya (Yer. 43:1; Yer. 43-44; 44:30) pada abad ke-6 SM.

    3. Pelajaran dari Kehidupan Yeremia
    4. Relevansi hidup dan pelayanan Yeremia sangat besar bagi gereja masa kini dan pelayan-pelayan Tuhan zaman modern, terutama dalam konteks dunia yang semakin menolak kebenaran.

      1. Setia Menyampaikan Kebenaran meski Tidak Populer
      2. Yeremia terus menyuarakan pesan Tuhan meskipun ditolak. Pada zaman sekarang, ketika banyak gereja dan hamba Tuhan tergoda untuk menyampaikan apa yang "enak didengar", Yeremia mengingatkan bahwa kebenaran Allah bukan untuk disesuaikan dengan tren, melainkan harus diberitakan apa adanya dengan kasih dan ketegasan.

      3. Panggilan untuk Integritas dan Kemurnian Ibadah
      4. Yeremia menyerukan pertobatan sejati, bukan ibadah lahiriah yang kosong. Dia menegur umat yang datang ke Bait Allah, tetapi hidup dalam dosa (Yer. 7:4).

      5. Kepedihan dan Kasih Seorang Hamba Tuhan
      6. Yeremia dikenal sebagai "nabi yang menangis", bukan karena lemah, tetapi karena mengasihi umat Allah yang keras kepala. Dia merasakan penderitaan umat dan menjadi penanggung beban rohani (Yer. 9:1).

      7. Menolak Kompromi dengan Dunia
      8. Yeremia tidak berkompromi meski tekanan datang dari para nabi palsu, pemimpin politik, dan mayoritas umat.

        "... dengan berkata, 'Damai, damai,' padahal tidak ada kedamaian." (Yer. 6:14)

      9. Pengharapan Di Tengah Penghakiman
      10. Meski banyak berbicara tentang penghukuman, Yeremia juga membawa pesan pengharapan dan pemulihan (Yer. 29:11).

Yeremia adalah contoh pelayan Tuhan yang tangguh dalam penderitaan, tulus dalam kasih, dan setia dalam kebenaran. Dia tetap setia, bahkan ketika tidak melihat hasil pelayanan yang "sukses" secara manusia dan harus mengalami kesepian, penderitaan, dan kematian tragis. Gereja dan pelayan zaman sekarang dipanggil untuk meneladani semangat ini.

Akhir Pelajaran (KNB-P03)

Doa

"Tuhan Yesus, ajari aku untuk hidup seperti Yeremia yang berani menyuarakan kebenaran-Mu di tengah dunia yang menolak Engkau. Bentuklah hatiku agar tetap setia dalam panggilan, mengerti akan visi-Mu, dan teguh dalam pengharapan akan janji-Mu. Amin."

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA