KNB - Pelajaran 05

Nama Kursus : Kehidupan Nabi Besar
Nama Pelajaran : Kehidupan Nabi Besar Daniel
Kode Pelajaran : KNB-P05

Pelajaran 05 -- Kehidupan Nabi Besar Daniel

Daftar Isi

  1. Latar Belakang Kehidupan Daniel
    1. Siapakah Daniel?
    2. Panggilan dan Pelayanan Daniel
    3. Kondisi Yehuda pada Zaman Pelayanan Daniel
      1. Kerajaan Babel (Babylon)
      2. Kondisi Spiritual Umat
      3. Religiusitas Babel
    4. Tantangan dalam Pelayanan Daniel
      1. Hidup di Tengah Lingkungan Kafir
      2. Iman di Tengah Budaya Asing
      3. Ancaman Nyawa
      4. Tekanan dari Rekan dan Lawan Politik
      5. Membawa Pesan yang Tidak Populer
      6. Kesetiaan Jangka Panjang
  2. Kitab Daniel
    1. Struktur Kitab Daniel
    2. Tema Kitab Daniel
      1. Kedaulatan Allah atas Sejarah
      2. Kesetiaan kepada Allah
      3. Pemerintahan Manusia Akan Digantikan Kerajaan Allah
      4. Kebangkitan dan Penghakiman Akhir
      5. Penggenapan Nubuat dalam Sejarah dan Masa Depan
  3. Penafsiran Mimpi dan Penglihatan Daniel
    1. Mimpi Patung Besar dan Kerajaan Dunia (Daniel 2)
    2. Penglihatan tentang Empat Binatang dan Akhir Zaman (Daniel 7)
    3. Anak Manusia yang Datang dengan Awan (Daniel 7:13-14)
    4. Nubuat 70 Minggu (Daniel 9:24–27
  4. Akhir Hidup Daniel
    1. Kematian Daniel
    2. Pelajaran dari Kehidupan Daniel
      1. Kesetiaan sekalipun Hidup dalam Budaya Sekuler
      2. Integritas dan Karakter dalam Pelayanan
      3. Ketekunan dalam Doa dan Spiritualitas Pribadi
      4. Berpikir Eskatologis dan Visioner

Doa

Pelajaran 05 -- Kehidupan Nabi Besar Daniel

Pelajaran terakhir akan membahas Nabi Daniel. Panggilan Daniel sebagai nabi tidak dimulai dari Bait Allah, melainkan dari istana Babel, tempat dia dibuang sebagai tawanan. Daniel adalah pemuda yang cerdas dan dipakai Allah bukan hanya untuk umat Yehuda, tetapi juga untuk menyatakan kedaulatan-Nya atas dunia.

  1. Latar Belakang Kehidupan Daniel
    1. Siapakah Daniel?
    2. Daniel dibuang ke Babel saat masih remaja, dalam gelombang pembuangan pertama pada tahun 605 SM, ketika Nebukadnezar menaklukkan Yerusalem, sebelum kota itu benar-benar dihancurkan pada 586 SM. Keluarga Daniel adalah bangsawan kerajaan Yehuda. Fakta inilah yang membuatnya dipilih untuk menjalani pelatihan di istana Babel (Dan. 1:1–4).

      Sebagai bentuk asimilasi budaya, raja Babel mengubah identitas para tawanan Yehuda dengan mengganti nama-nama mereka, termasuk Daniel. Nama asli Daniel dalam bhs. Ibrani adalah "daniyel"; "dan" = 'hakim' dan "el" = 'Allah'. Jadi, Daniel artinya 'Allah adalah Hakimku'. Nama barunya di Babel adalah "Beltsazar" (Dan. 1:7), mengandung unsur nama dewa Babel "Bel". Para tawanan ini diberi pendidikan bahasa dan kesusastraan orang Kasdim (Dan. 1:4), dan disediakan makanan ala istana (Dan. 1:5). Namun, Daniel menolak menajiskan dirinya dengan makanan dari meja raja (Dan. 1:8).

      Sebagai dasar dari pelayanan kenabian Daniel, Tuhan mengaruniakan hikmat dan kemampuan supranatural (memahami mimpi dan penglihatan) supaya Daniel mengetahui rencana besar-Nya. Ini menunjukkan bahwa Daniel tahu sejak awal, ia bukan sekadar tawanan raja, tetapi juga "utusan Allah" di tanah asing (Dan. 1:17).

    3. Panggilan dan Pelayanan Daniel
    4. Tidak seperti nabi besar lainnya, Daniel tidak dipanggil dengan perintah untuk menyampaikan firman-Nya, tetapi melalui serangkaian peristiwa dan ujian iman, yang menegaskan bahwa Tuhan membentuk pelayan-Nya. Bahkan, Daniel juga tidak disebut secara eksplisit sebagai "nabi" dalam kitabnya sendiri. Namun, dalam Matius 24:15, Yesus menyebut dia: "Nabi Daniel."

      Daniel sudah terlihat menonjol sejak awal pelayanannya, yaitu ketika menolak makan makanan raja (Dan. 1:8). Keputusan ini mencerminkan komitmen totalnya kepada Tuhan, dan menjadi titik awal Tuhan memakainya. Setelah lulus dalam ujian pertama, Tuhan memberi hikmat, pengertian, dan kemampuan menafsirkan mimpi (Dan. 1:17). Mimpi Raja Nebukadnezar tentang patung besar (Dan. 2) menjadi kesempatan pertama Daniel tampil sebagai penyampai wahyu ilahi untuk menunjukkan bahwa hikmat sejati datangnya dari Tuhan.

      Daniel hidup dan melayani selama lebih dari 70 tahun, melewati empat pemerintahan besar:
      - Nebukadnezar (Babel)
      - Belsyazar (Babel)
      - Darius (Media)
      - Koresh (Persia)

      Meskipun hidup dan dibesarkan di tanah asing, Daniel tidak pernah melupakan imannya kepada Allah Israel dengan setia berdoa, beribadah, dan hidup kudus.

    5. Kondisi Yehuda pada Zaman Pelayanan Daniel
      1. Kerajaan Babel (Babylon)
      2. Babel pada masa Daniel adalah kerajaan "superpower" yang menggulingkan Asyur. Dikenal sebagai pusat budaya, politik, pendidikan, dan religi yang dipimpin oleh Nebukadnezar II (604–562 SM).

        Tahun 605 SM, Nebukadnezar menyerang Yerusalem untuk pertama kali dan membawa sejumlah tawanan muda ke Babel (Dan. 1:1–7). Para tawanan yang dipilih (seperti Daniel, Sadrakh, Mesakh, Abednego) dididik dalam bahasa, tulisan, dan kebudayaan Kasdim. Mereka disiapkan untuk melayani raja dalam sistem pemerintahan Babel (Dan. 1:4–5).

      3. Kondisi Spiritual Umat
      4. Umat Yehuda mengalami guncangan iman setelah Yerusalem ditaklukkan. "Di manakah Allah kita?", "Mengapa kita kalah dan dibuang?" Dalam situasi ini, Daniel tampil untuk menunjukkan bahwa Tuhan tetap berdaulat meskipun umat-Nya dalam pembuangan. Bagi Yehuda, pembuangan ini adalah bentuk penghakiman Allah, tetapi juga menjadi awal pemurnian/pemulihan.

      5. Religiusitas Babel
      6. Babel penuh dengan takhayul, perdukunan, perbintangan, dan penyembahan dewa-dewa. Daniel sering berhadapan langsung dengan tukang-tukang sihir dan ahli-ahli nujum yang tidak mengenal Allah sejati. Namun, justru di tengah konteks ini, kemuliaan Tuhan dinyatakan melalui hikmat dan kesetiaan Daniel.

    6. Tantangan dalam Pelayanan Daniel
      1. Hidup di Tengah Lingkungan Kafir
      2. Daniel terbukti dapat hidup kudus dan setia di tengah lingkungan kafir dan budaya yang sangat bertentangan dengan imannya. Namun, justru di situlah Allah menunjukkan kuasa-Nya.

      3. Iman di Tengah Budaya Asing
      4. Daniel hidup di tengah budaya Babel yang sangat politeistik, penyembahan berhala, dan praktik perdukunan. Daniel dan Hananya, Misael, dan Azarya menjadi contoh orang-orang minoritas yang menjaga identitasnya sebagai umat perjanjian dan tetap mengutamakan ibadah kepada Allah Israel (Dan. 6:11).

      5. Ancaman Nyawa
      6. Daniel dan rekan-rekannya menghadapi hukuman mati karena memilih taat kepada Allah:
        - Sadrakh, Mesakh, Abednego dilempar ke perapian yang menyala-nyala (Dan. 3).
        - Daniel dilempar ke gua singa (Dan. 6).

      7. Tekanan dari Rekan dan Lawan Politik
      8. Daniel mencapai posisi tinggi di istana sehingga menjadi sasaran kecemburuan. Pejabat-pejabat lain menjebaknya karena dia setia berdoa setiap hari (Dan. 6).

      9. Membawa Pesan yang Tidak Populer
      10. Daniel mendapat penglihatan-penglihatan profetik yang sulit dipahami, yang berisi berita penghakiman dan penderitaan yang tidak disukai.

      11. Kesetiaan Jangka Panjang
      12. Daniel melayani di Babel (dan kemudian di Persia) selama lebih dari 60 tahun, di bawah 4 raja. Namun, Daniel mampu memelihara iman secara konsisten sepanjang hidupnya tanpa kompromi.

  2. Kitab Daniel
  3. Kitab Daniel dibuka dengan latar sejarah yang signifikan, yaitu penawanan Yehuda oleh Babel di bawah Raja Nebukadnezar (605 SM).

    1. Struktur Kitab Daniel
    2. Kitab Daniel adalah salah satu kitab paling unik dalam (PL) karena menggabungkan sejarah dan nubuat serta memakai 2 bahasa, Ibrani dan Aram. Pembagian kitab Daniel:

      - Sejarah dan Kesaksian (Pasal 1–6)
      Kisah hidup Daniel dan teman-temannya di istana Babel.
      Bahasa dominan: Aram (2:4–7:28), sisanya Ibrani.

      - Penglihatan dan Nubuat (Pasal 7–12)
      Nubuat Mesianik dan akhir zaman (apokaliptik).
      Bahasa: Ibrani.

    3. Tema Kitab Daniel
      1. Kedaulatan Allah atas Sejarah
      2. Allah mengatur bangsa-bangsa dan raja-raja, bahkan di tengah pembuangan. Tema ini sangat kuat, terutama dalam kisah mimpi dan nubuat (Dan. 2, 4, 7).

      3. Kesetiaan kepada Allah
      4. Daniel dan teman-temannya menjadi teladan kesetiaan dalam tekanan budaya Babel.

      5. Pemerintahan Manusia Akan Digantikan Kerajaan Allah
      6. Nubuat Daniel menunjuk kepada datangnya kerajaan ilahi yang kekal (Dan. 2:44; 7:13-14).

      7. Kebangkitan dan Penghakiman Akhir
      8. Salah satu pengajaran paling jelas di PL tentang kebangkitan orang mati (Dan. 12:2).

      9. Penggenapan Nubuat dalam Sejarah dan Masa Depan
      10. Nubuat Daniel merentang dari masa Babel, Media-Persia, Yunani, Romawi, sampai kedatangan Mesias, dan akhir zaman.

  4. Penafsiran Mimpi dan Penglihatan Daniel
  5. Daniel juga tampil sebagai nabi yang menerima nubuat-nubuat dari Tuhan dalam bentuk mimpi dan penglihatan yang kaya dengan unsur simbolik. Inti pesannya menegaskan bahwa Kerajaan Allah akan mengalahkan semua sistem dunia dan berdiri untuk selama-lamanya.

    1. Mimpi Patung Besar dan Kerajaan Dunia (Daniel 2)
    2. Nebukadnezar bermimpi tentang patung besar yang terbuat dari berbagai logam: kepala dari emas, dada dan lengan dari perak, perut dan paha dari tembaga, kaki dari besi, dan kaki yang bercampur besi dan tanah liat.

      Setelah berdoa, Daniel diberi hikmat oleh Allah untuk menafsirkan mimpi tersebut.
      - Emas: Babel (Nebukadnezar)
      - Perak: Media-Persia
      - Tembaga: Yunani (kekaisaran Aleksander Agung)
      - Besi: Romawi
      - Besi bercampur tanah liat: Kerajaan-kerajaan lemah dan kuat yang muncul kemudian. Lalu, muncul sebuah batu (Kerajaan Allah) yang menghancurkan semua kerajaan itu dan menggantikan semua sistem dunia yang fana (Dan. 2:44). Batu itu adalah Mesias dan kerajaan-Nya yang kekal.

    3. Penglihatan tentang Empat Binatang dan Akhir Zaman (Daniel 7)
    4. Dalam pasal 7, Daniel mendapat penglihatan tentang empat binatang mengerikan yang keluar dari laut:
      - Singa bersayap burung rajawali,
      - Beruang dengan tiga tulang rusuk di mulutnya,
      - Macan tutul berkepala empat,
      - Binatang keempat yang mengerikan, kuat, dengan sepuluh tanduk.

      Binatang-binatang ini melambangkan kerajaan-kerajaan dunia yang jahat dan destruktif. Puncak penglihatan ini adalah kedatangan "Anak Manusia" (Dan. 7:13-14) yang diberikan kuasa kekal oleh Yang Maha Tinggi.

    5. Anak Manusia yang Datang dengan Awan (Daniel 7:13-14)
    6. Yesus secara sadar memakai istilah "Anak Manusia" dari Daniel 7 untuk menjelaskan identitas Mesianik-Nya yang ilahi dan manusiawi (Mat. 24:30; Mrk. 14:62). Ini menunjuk langsung pada kedatangan-Nya hanya sebagai manusia, tetapi juga sebagai Raja Surgawi.

      Kitab Daniel memang berisi nubuat-nubuat Mesianik yang menghubungkan sejarah bangsa Israel dan kedatangan Mesias yang akan memulihkan segalanya. Di pengasingan pun, Allah menunjukkan bahwa Mesias pasti datang.

    7. Nubuat 70 Minggu (Daniel 9:24–27)
    8. Doa Daniel memohon belas kasihan Allah atas Israel dijawab dengan nubuat 70 Minggu, yang berbicara tentang kedatangan Sang Mesias.

      "Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa, akan disingkirkan seorang yang diurapi, yang tidak bersalah..." (ayat 26). Kata "diurapi" = Mashiach (Mesias - bhs. Ibrani). Ini adalah salah satu nubuat paling detail tentang waktu kedatangan dan kematian Yesus Kristus.

      "70 minggu" = simbolik 70x7 = 490 tahun. Dibagi dalam 7 minggu, 62 minggu, dan 1 minggu terakhir. Periode dimulai dari "perintah untuk membangun kembali Yerusalem." Setelah 69 minggu (7+62), akan datang seorang Mesias yang "dihapuskan" (kematian Kristus), lalu muncul penderitaan dan akhir zaman.

  6. Akhir Hidup Daniel
  7. Tentang kehidupan pribadi Daniel, terutama tentang akhir hidupnya, tidak dijelaskan dalam Alkitab. Namun, warisan rohani Daniel tetap hidup dan berbicara kuat sampai hari ini.

    1. Kematian Daniel
    2. Alkitab tidak menyebutkan tentang kematian Daniel. Kitab Daniel berakhir dengan penglihatan malaikat Tuhan berkata, "Akan tetapi, kamu, Daniel, pergilah sampai kesudahan tiba. Kamu akan beristirahat dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada akhir zaman." (Dan. 12:13) Ini mengisyaratkan Daniel mati dalam damai.

      Berdasarkan catatan tradisi Kristen awal, Daniel mati di Babel pada usia tua (80–90 tahun), setelah lama mengabdi pada pemerintahan Babel dan Persia. Daniel tetap dihormati sebagai orang kudus, berhikmat, dan seorang nabi besar. Tidak jelas tempatnya dimakamkan, tetapi Daniel tidak pernah kembali ke Yerusalem meskipun dia sempat menyaksikan umat mulai keluar dari pembuangan di bawah Raja Koresh (Ezr. 1:1–4).

    3. Pelajaran dari Kehidupan Daniel
    4. Kisah Daniel memberikan pelajaran luar biasa yang melintasi zaman. Berikut pelajaran utama dari kehidupan Daniel:

      1. Kesetiaan sekalipun Hidup dalam Budaya Sekuler
      2. Babel adalah pusat kekuasaan dunia yang penuh dengan kemegahan, penyembahan berhala, budaya, dan nilai-nilai yang bertentangan dengan iman Yahudi Daniel. Meskipun demikian, Daniel tidak terpengaruh secara moral dan spiritual (Dan. 1:8). Daniel mengajarkan kita untuk tetap teguh dan setia pada Allah dan tidak mengikuti arus dunia.

      3. Integritas dan Karakter dalam Pelayanan
      4. Daniel dikenal karena integritas dan kejujuran, bahkan lawan politiknya pun tidak menemukan celah untuk menjatuhkannya, kecuali dalam hal hubungannya dengan Allah (Dan. 6:4-5).

      5. Ketekunan dalam Doa dan Spiritualitas Pribadi
      6. Daniel disiplin dalam berdoa, bahkan ketika dilarang raja (Dan. 6:10). Dia juga berpuasa, membaca kitab nabi-nabi, dan mencari wajah Tuhan dengan sungguh-sungguh (Dan. 9). Daniel mengajarkan kita bahwa koneksi dengan Tuhan jauh lebih penting daripada apa pun.

      7. Berpikir Eskatologis dan Visioner
      8. Daniel tidak hanya hidup untuk masa kini, tetapi juga mampu melihat rencana besar Allah bagi dunia (Dan. 2, 7, 9). Kita pun harus hidup dengan kesadaran akan kekekalan dan menantikan warisan yang kekal dari Allah.

      Daniel menjalankan panggilannya sebagai seorang nabi, utusan Allah yang mengenal Allahnya dan hidup mengandalkan hikmat ilahi dan kekudusan.

Akhir Pelajaran (KNB-P05)

Doa

"Ya Tuhan, sungguh aku bersukacita karena memiliki nabi yang bisa aku teladani dalam keteguhan imannya. Tuntunlah aku agar dapat tetap teguh dalam iman, memancarkan cahaya-Mu di tengah godaan duniawi ini. Amin."

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA