KRP - Pelajaran 02

Nama Kelas : Kehidupan Rasul Paulus
Nama Pelajaran : Perjalanan Misi Paulus yang Pertama
Kode Pelajaran : KRP-P02

Pelajaran 02 -- Perjalanan Misi Paulus yang Pertama

Daftar Isi

  1. Gereja Mulai Bergerak
    1. Gereja di Antiokhia
    2. Pekerjaan Roh Kudus
  2. Perjalanan Misi yang Pertama
    1. Ke Siprus
    2. Ke Asia Kecil
    3. Paulus di Listra
      1. Paulus Melakukan Mukjizat
      2. Orang Yahudi Iri Hati
    4. Kembali ke Antiokhia
  3. Masalah dalam Gereja
    1. Bagaimana Orang Bukan Yahudi Menjadi Orang Kristen?
    2. Hasil Sidang di Yerusalem

Doa

Pelajaran 02: Perjalanan Misi Paulus yang Pertama

Amanat Agung adalah perintah Yesus terakhir sebelumnya ia naik ke surga (Matius 28:19-20). Bagaimana para murid menjalankan perintah ini? Pada pelajaran ini kita akan melihat bagaimana Tuhan memanggil Paulus untuk menggerakkan gereja mula-mula menjalankan perintah Amanat Agung ini. Ada 3 perjalanan misi yang dicatat dalam Kitab Kisah Para Rasul yang menceritakan tentang misi Paulus untuk menyebarkan Injil ke bangsa-bangsa lain. Mari kita mulai dengan Perjalanan Misi Paulus yang Pertama.

  1. Gereja Mulai Bergerak
  2. Sebagian besar murid Yesus mula-mula menetap di Yerusalem. Namun, karena penganiayaan yang semakin menjadi-jadi di sana, akhirnya mereka tercerai-berai dan tersebar ke daerah-daerah lain. Pada awalnya, mereka hanya fokus untuk menjangkau orang-orang Yahudi. Namun, perjumpaan Paulus dengan Yesus yang bangkit memberinya keyakinan bahwa Injil juga harus disebarkan ke bangsa-bangsa lain. Sepuluh tahun setelah pertobatannya, Paulus dipersiapkan Tuhan untuk menggerakkan gereja menuju misi yang Allah inginkan.

    1. Gereja di Antiokhia
    2. Antiokhia berpenduduk lebih dari setengah juta jiwa dan pada waktu itu menjadi salah satu kota terbesar di wilayah kekaisaran Romawi. Para pembawa berita firman pertama, yang tiba di Antiokhia dari Yerusalem, berencana untuk melayani orang-orang Yahudi di kota itu. Namun, rencana Allah adalah agar seluruh dunia mendengar berita keselamatan Yesus Kristus.

      Di bawah kepemimpinan Barnabas, jemaat Antiokhia bertumbuh dengan pesat sehingga ia meminta Paulus dari Tarsus untuk membantunya mengajar di sana. Jemaat menjadi makin kuat karena Paulus memiliki karunia mengajar. Puji Tuhan, melalui pengajaran yang Paulus berikan, jemaat mulai memperhatikan orang-orang bukan Yahudi dari tempat-tempat lain. Mulailah mereka mengerahkan usaha untuk menjangkau mereka dan jemaat Antiokhia memperoleh hak istimewa untuk menjadi pusat penyebaran Injil kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Di Antiokhia inilah, murid-murid pertama kali disebut "Kristen" (Kisah Para Rasul 11:22-26).

    3. Pekerjaan Roh Kudus
    4. Ketika para pemimpin jemaat Antiokhia sedang berdoa dan berpuasa, Roh Kudus berbicara kepada mereka dan berkata, "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagiku untuk tugas yang telah ditentukan bagi mereka." (Kisah Para Rasul 13:1-4) Alkitab selanjutnya menceritakan kepada kita bagaimana mereka menumpangkan tangan dan mengutus kedua orang itu pergi untuk melakukan tugas misi keluar yang pertama.

  3. Perjalanan Misi yang Pertama
  4. Dalam Kisah Para Rasul 13:4-13, Barnabas, Paulus, dan Yohanes Markus, saudara sepupu Barnabas dari Yerusalem, memulai pelayanan misi pertama. Paulus dan Barnabas adalah sahabat baik dan keduanya saling menghargai. Yohanes Markus, anak Maria, seorang Kristen muda yang aktif, ikut untuk membantu perjalanan mereka.

    1. Ke Siprus
    2. Mereka berlayar ke Seleukia dan berjalan sepanjang 110 km ke Salamis, di pantai timur Siprus. Siprus adalah rumah lama Barnabas. Para penginjil ini mengunjungi tempat-tempat penting di Pulau Siprus sampai akhirnya mereka tiba di Pafos. Di Pafos, mereka bertemu dengan dua tokoh masyarakat terkemuka, yaitu seorang tukang sihir yang bernama Elimus Baryesus, dan Sergius Paulus yang menjadi gubernur pulau itu. Sergius Paulus memanggil Barnabas dan Paulus, sebab ia ingin mendengar firman Tuhan. Ketika para penginjil itu melayani Sergius Paulus, Elimus berusaha menghalang-halangi mereka. Akhirnya, Paulus menantang si tukang sihir ini dan membuat mata orang itu buta untuk beberapa saat. Melihat apa yang terjadi, Sergius Paulus merasa sangat takjub dan percaya akan ajaran Tuhan (Kisah Para Rasul 13:4-12).

    3. Ke Asia Kecil
    4. Paulus dan kawan-kawannya sekarang meninggalkan Pafos dan berlayar ke Perga di Pamfilia. Di sana, Yohanes Markus meninggalkan kelompok ini dan kembali ke rumahnya di Yerusalem. Akan tetapi, Paulus dan Barnabas meneruskan perjalanannya ke Antiokhia Pisidia. Di Antiokhia, Paulus pergi ke rumah ibadah dan memberitakan firman Tuhan di sana. Pemberitaan itu membuat orang-orang di sana takjub dan mereka memintanya berkhotbah lagi (Kisah Para Rasul 13:13-43).

      Pada hari Sabat berikutnya, Paulus berkhotbah dan hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Tuhan. Hal ini membuat jengkel orang-orang Yahudi di sana. Mereka merasa iri dan mulai membantah apa yang dikatakan Paulus. Namun, Paulus mengatakan bahwa kepada orang Yahudilah firman Tuhan pertama kali diberitakan. Namun, apabila mereka menolaknya, Paulus dan Barnabas berpaling kepada bangsa-bangsa lain. Mendengar itu, semua orang yang tidak mengenal Allah bergembira dan mereka memuliakan firman Tuhan. Lalu, semua orang yang mendengar Injil menerima hidup yang kekal. Firman Tuhan pun tersiar ke seluruh daerah itu. Injil Allah mulai masuk di hati bangsa-bangsa lain. Namun, sebaliknya, orang-orang Yahudi berbalik melawan Paulus dan Barnabas serta mengusir mereka dari kota itu (Kisah Para Rasul 13:48-50).

      Kira-kira, 120 km di sebelah tenggara Antiokhia, terdapat satu kota yang bernama Ikonium. Paulus dan Barnabas langsung pergi ke tempat ibadah di sana dan memberitakan firman Tuhan. Banyak orang menjadi percaya dan menerima Kristus. Namun, ada juga musuh-musuh di sana. Para Rasul memperlihatkan banyak tanda dan mukjizat, dan tinggal lama di sana untuk memberitakan firman Tuhan. Akhirnya, musuh-musuh itu membentuk suatu kelompok massa dan mengancam untuk membunuh para pengabar Injil ini. Akibatnya, Paulus dan Barnabas terpaksa harus menyingkir dari kota itu (Kisah Para Rasul 14:1-6).

    5. Paulus di Listra
    6. Kota tujuan Paulus berikutnya adalah Listra. Di kota ini, diperkirakan ada beberapa keluarga Yahudi, setidak-tidaknya ada satu keluarga Yahudi yang dikunjungi Paulus, yaitu seorang janda bernama Eunike. Dia memiliki anak yang bernama Timotius. Lois, ibu Eunike, juga tinggal di rumah itu. Paulus dan Barnabas memenangkan keluarga ini bagi Kristus (Kisah Para Rasul 16:1).

      1. Paulus Melakukan Mukjizat
      2. Di Listra, ada seorang lumpuh yang mendengarkan Paulus berkhotbah. Dia lumpuh sejak lahir dan hanya bisa duduk di pinggir jalan. Mungkin saja, dia seorang pengemis yang dikenal oleh banyak orang di sana. Paulus memperhatikan orang ini dan berkata dengan suara nyaring, "Berdirilah tegak dengan kakimu!" Orang itu segera berdiri dan berjalan. Ketika orang-orang bukan Yahudi melihat kejadian itu, mereka menyangka Paulus dan Barnabas adalah dewa-dewa yang turun dan menjelma sebagai manusia. Mereka memanggil Paulus dan Barnabas dengan sebutan Zeus dan Hermes, nama dua dewa Yunani (Kisah Para Rasul 14:8-20).

        Orang-orang mulai mempersiapkan perayaan besar untuk menghormati mereka. Dengan segera, Paulus dan Barnabas memberitahukan bahwa mereka bukan dewa, melainkan manusia biasa. Mereka juga menjelaskan bahwa mereka datang ke kota itu untuk memberitakan firman Tuhan. "Saudara-saudara, mengapa kamu melakukan semua hal ini? Kami juga manusia biasa sama seperti kamu dan membawa Kabar Baik bagi kamu supaya kamu berbalik dari hal-hal yang sia-sia ini kepada Allah yang hidup, yang menciptakan langit, dan bumi, dan laut, dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Di generasi-generasi yang lalu, Ia membiarkan semua bangsa berjalan menurut jalan-jalannya sendiri. Namun, Ia tidak membiarkan diri-Nya tanpa saksi. Sebab, Ia melakukan yang baik dengan memberikan kepadamu hujan dari langit dan musim-musim berbuah yang memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan." (Kisah Para Rasul 14:15-17)

      3. Orang Yahudi Iri Hati
      4. Kemudian, datang sekelompok orang Yahudi yang memimpin massa dan melempari Paulus dengan batu. Sesudah itu, mereka meninggalkan Paulus, sebab menyangka dia sudah mati. Akan tetapi, teman-teman Paulus menemukannya dalam keadaan hidup dan menolongnya untuk melarikan diri (Kisah Para Rasul 14:19-20). Kemudian, Paulus dan Barnabas pergi ke Derbe. Sekarang, tiba saatnya untuk menyelesaikan pelayanan misi mereka yang pertama dan memulai perjalanan pulang. Dalam perjalanan pulang, mereka kembali mengunjungi Listra, Ikonium, Antiokhia, dan Perga untuk menolong orang-orang Kristen baru ini mendirikan jemaat/gereja. Paulus dan Barnabas juga menolong mereka memilih penatua yang akan bertanggung jawab untuk jemaat-jemaat ini. Mereka mendirikan jemaat/gereja di setiap kota di bagian Asia ini dan menetapkan pemimpin-pemimpin sebagai gembala dan guru (Kisah Para Rasul 14:12-23).

    7. Kembali ke Antiokhia
    8. Ketika tiba kembali di Antiokhia, para penginjil itu mengumpulkan jemaat dan menceritakan semua hal yang telah Tuhan lakukan, yaitu membuka pintu bagi bangsa-bangsa lain untuk beriman (Kisah Para Rasul 14:24-28). Sungguh merupakan kisah yang luar biasa tentang bagaimana mereka melayani bangsa-bangsa lain selama 2 tahun. Jemaat mendengarkan dengan rasa puas bahwa pekerjaan di antara orang Yunani telah dimulai dan Tuhan telah memberkatinya. Pekerjaan penginjilan Paulus bukan lagi angan-angan, melainkan kenyataan yang mulia. Bangsa-bangsa lain telah mengetahui kasih Kristus dan mereka tidak akan melupakan-Nya. Salah satu dari perubahan besar dalam sejarah manusia telah terjadi. Baik orang Yahudi maupun Yunani, kini menjadi bagian dari tubuh Kristus.

      "Dalam Yesus Kristus, kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman. Kamu semua yang telah dibaptis dalam Kristus telah mengenakan Kristus. Tidak ada lagi orang Yahudi atau orang Yunani, budak atau orang merdeka, laki-laki atau perempuan karena kamu semua satu dalam Yesus Kristus." (Galatia 3:26-28)

  5. Masalah dalam Gereja
  6. Sementara Paulus dan Barnabas beristirahat dan bersekutu di Antiokhia, mereka menerima kabar bahwa ada masalah besar yang mengancam kehidupan jemaat.

    1. Bagaimana Orang Bukan Yahudi Menjadi Orang Kristen?
    2. Masalahnya adalah dapatkah orang bukan Yahudi menjadi orang Kristen? Kita tahu bahwa Filipus dan Petrus bersaksi dan memberitakan Injil di antara orang Samaria, dan banyak orang bertobat di sana. Petrus secara terang-terangan menceritakan pelayanannya untuk memenangkan Kornelius dan orang-orang Yunani lainnya di Kaisarea (Kisah Para Rasul 10-11). Sebenarnya, jemaat sudah menyetujui adanya orang Kristen Yunani di jemaat Antiokhia di Siria. Namun, ketika Paulus dan Barnabas meninggalkan mereka, orang-orang ini mulai mempertanyakan apakah orang-orang bukan Yahudi dapat dibenarkan menjadi orang Kristen tanpa melakukan tradisi Yahudi. Beberapa orang dari jemaat di Yerusalem datang ke Antiokhia untuk membahas masalah ini. Orang-orang ini berkeyakinan bahwa orang bukan Yahudi tidak dapat menjadi Kristen tanpa terlebih dahulu menjalankan tradisi Yahudi seperti disunat, dll... Dengan kata lain, orang itu harus menjadi orang Yahudi terlebih dahulu. Ada banyak masalah di Antiokhia yang timbul karena ajaran yang salah ini (Kisah Para Rasul 15:1).

      Ketika Paulus mendengar hal ini, dengan segera ia melihat bahaya yang benar-benar mengancam jemaat. Masalah ini bisa memecah belah jemaat dan menghambat pertumbuhan kekristenan itu sendiri. Paulus langsung mengambil sikap yang tegas atas masalah ini. Paulus mengatakan bahwa sunat tidak diperlukan untuk menjadi Kristen dan diselamatkan (Kisah Para Rasul 15:2a).

      Kemudian, diputuskan untuk membawa masalah ini ke Yerusalem karena orang-orang dari Yerusalemlah yang pertama kali mempertanyakan hal ini dalam jemaat di Antiokhia. Paulus juga ingin supaya para pemimpin di Yerusalem mengambil keputusan yang benar dalam hal ini sehingga tidak membingungkan jemaat (Kisah Para Rasul 15:2b).

    3. Hasil Sidang di Yerusalem
    4. Di Yerusalem, para pemimpin jemaat mengadakan sidang di Yerusalem. Dalam sidang ini, Petrus menceritakan kesaksiannya tentang Kornelius, seorang bukan Yahudi. Paulus dan Barnabas juga membagikan berkat-berkat yang telah mereka terima pada saat mereka bersaksi kepada bangsa-bangsa lain. Keputusan akhir yang mereka ambil memberikan kemenangan yang melimpah. Mereka memutuskan untuk mengirim surat kepada seluruh jemaat dan menyatakan bahwa sunat dan upacara penerimaan secara Yahudi tidak dibutuhkan bagi orang yang bukan Yahudi untuk menjadi orang Kristen (Kisah Para Rasul 15:6-20). Apa yang penting bagi bangsa-bangsa lain untuk bisa selamat? Petrus mengatakan dengan begitu indahnya dalam Kisah Para Rasul 15:11, "Namun, kita percaya bahwa kita diselamatkan melalui anugerah Tuhan Yesus, sama seperti mereka juga."

Perjalanan Misi Pertama Paulus sangat penting karena perjalanan ini menandai dimulainya usaha misi yang luas dengan fokus menyebarkan Injil kepada komunitas bukan Yahudi. Perjalanan misi ini sangat sukses. Ini membuktikan bahwa Allah sungguh berkenan agar mereka membawa Injil kepada orang-orang bukan Yahudi. Namun, bukan berarti tanpa masalah. Puji Tuhan untuk Konsili Yerusalem yang memutuskan bahwa orang yang bertobat dari agama lain tidak perlu disunat atau mengikuti hukum Yahudi untuk dapat diselamatkan.

Akhir Pelajaran (KRP-P02)

Doa

"Aku bersyukur bisa mempelajari kisah awal pertobatan dan pelayanan Rasul Paulus. Sungguh luar biasa Engkau mengubah kehidupan manusia. Orang yang paling kejam sekalipun dapat Engkau pakai menjadi alat bagi kemuliaan-Mu. Aku rindu pertobatan hidupku pun menghasilkan buah yang dapat dinikmati banyak orang. Amin."

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA