MDD - Pelajaran 03

Nama Kelas : Manusia Dan Dosa
Nama Pelajaran : Kejatuhan Manusia dalam Dosa
Kode Pelajaran : MDD-P03

Pelajaran 03 -- Kejatuhan Manusia dalam Dosa

Daftar Isi

  1. Bagaimana Manusia Jatuh dalam Dosa?
    1. Setan Mencobai Manusia
    2. Manusia Masuk dalam Perangkap Setan
    3. Manusia Saling Menyalahkan
  2. Konsekuensi Kejatuhan Adam
    1. Kerusakan
    2. Keterasingan
    3. Kematian
  3. Gambar, Rupa Allah setelah Kejatuhan
    1. Gambar, Rupa Allah dalam Kejatuhan
    2. Kerusakan Gambar, Rupa Allah Akibat Kejatuhan
      1. Penyakit Fisik
      2. Pikiran yang Sia-sia
      3. Kasih Manusia Menjadi Kering
    3. Janji Pemulihan Gambar, Rupa Allah
  4. Kejatuhan Dosa Adam Menjadi Kejatuhan Seluruh Umat Manusia
    1. Adam Adalah Wakil Umat Manusia
    2. Ketidaktaatan Adam Adalah Ketidaktaatan Manusia
    3. Kematian Adam Adalah Kematian Manusia

Doa

Pelajaran 03: Kejatuhan Manusia dalam Dosa

Para teolog sering menyebut seluruh peristiwa - pencobaan oleh ular hingga pengusiran manusia dari Taman Eden - dengan sebutan "Kejatuhan". Nama "Kejatuhan" mencerminkan gagasan bahwa dosa Adam dan Hawa menyebabkan seluruh umat manusia jatuh dari perkenanan dan berkat Allah. Bagaimana rincian peristiwa "Kejatuhan" ini terjadi?

  1. Bagaimana Manusia Jatuh dalam Dosa?
    1. Setan Mencobai Manusia
    2. Setelah Adam diciptakan, Allah menempatkannya di Taman Eden, demikian juga istrinya. Tidak seperti cerita dongeng, suami istri ini tidak hidup bahagia selamanya di Taman Eden karena Setan, pemimpin malaikat yang jatuh, yang dibuang Allah di bumi, juga berada di Taman Eden. Meskipun, Kitab Kejadian tidak mengidentifikasi ular itu dengan Setan, tetapi dari Wahyu 12:9 dan 20:2 kita tahu keduanya menyebut Setan sebagai "ular purba".

      Dengan mengambil wujud seekor ular, ia memulai tipu muslihatnya untuk menggoda manusia dan menuntun Hawa untuk masuk dalam perangkapnya. Setan menggunakan strategi yang sama untuk mencoba menipu Yesus (Mat. 4:6) dan menggunakan ular di taman untuk menipu Hawa. Dalam kedua kasus tersebut, strategi setan adalah mengutip dan kemudian menyalahgunakan firman Tuhan.

      Dia memilih berbincang-bincang dengan Hawa dengan menunjukkan betapa menggiurkannya buah terlarang dari Pohon Pengetahuan Baik dan Jahat. Si Ular Tua mendorong Hawa untuk meragukan Tuhan dengan melembutkan firman Tuhan, menuduh Tuhan itu keras, dan akhirnya memutarbalikkan secara langsung kebenaran perintah Allah. "Kamu sama sekali tidak akan mati ...."" melambangkan puncak dari contoh ajaran palsu, ajaran palsu pertama di dunia (Kej. 3:4). Kemudian, Hawa membiarkan ajaran palsu ular menyebabkan dia menginginkan buah terlarang; buahnya selalu indah, tetapi Hawa sekarang melihatnya dengan cara yang salah. Dia mengambil, makan, dan Adam bergabung dengannya dalam melakukannya (Kej. 3:6). Setan berhasil menabur benih ketidakpercayaan terhadap firman Allah (Yoh. 8:44; Rm. 16:20; 2 Kor. 11:3; Why. 12:9).

    3. Manusia Masuk dalam Perangkap Setan
    4. Singkat cerita, Kejadian 3:6 mencatat bahwa, baik Hawa maupun Adam memakan buah terlarang itu. Mereka mengetahui perintah Tuhan, lalu dengan keinginannya sendiri memilih untuk tidak menaatinya. Tidak ada paksaan dari kekuatan internal ataupun eksternal. Pikiran dan pilihan mereka adalah ide mereka sendiri. Kejatuhan inilah yang membuat seluruh umat manusia bersalah atas dosa mereka.

      Adam gagal mengindahkan perintah yang Allah berikan sebelumnya, yaitu untuk menguasai segala sesuatu termasuk binatang melata (Kej. 1:30). Adam bukan hanya gagal -- menjaga -- Taman Eden, tetapi dia juga diam saja saat Ular Tua itu menggoda istrinya untuk berdosa melawan Allah (Kej. 3:1-7). Pertanyaan yang sering ditanyakan adalah mengapa Tuhan membiarkan manusia berbuat dosa? Apa tujuannya?

    5. Manusia Saling Menyalahkan
    6. Baik Adam maupun Hawa, mereka mencoba berargumen bahwa pembuat dosa harus ditimpakan pada orang lain. Tampaknya, mereka melakukan ini untuk menghindari hukuman. Akan tetapi, tentu saja, Allah tidak setuju dengan alasan mereka. Sekalipun Allah tidak menyangkal bahwa ada pengaruh luar, tetapi pengaruh luar tidak cukup memberi alasan untuk tidak menghukum mereka.

  2. Konsekuensi Kejatuhan Adam
  3. Untuk tujuan pelajaran ini, kita akan memfokuskan pada tiga konsekuensi dari kejatuhan manusia dalam dosa: kerusakan, pengasingan diri, dan kematian.

    1. Kerusakan
    2. Kerusakan manusia akibat kejatuhan Adam tidak terbatas pada ketidakmampuan manusia untuk menghindari dosa. Kerusakan itu meluas ke setiap aspek sifat manusia, termasuk setiap bagian dari tubuh dan jiwa kita. Misalnya, tubuh kita menderita dan mati, seperti yang Tuhan katakan dalam Kejadian 3:16-19. Pikiran kita tidak mengerti, seperti yang ditunjukkan Paulus dalam Roma 3:11. Hati kita bernafsu akan dosa, seperti yang ditunjukkan oleh Yohanes dalam 1 Yohanes 2:16.

      Kerusakan yang mengerikan terjadi ketika kita menjadi tidak mudah memercayai kebenaran karena konsep pikiran kita telah dirusakkan. Itulah sebabnya, Paulus menuduh guru-guru palsu berdosa karena ketidaktahuan mereka yang salah dan pikiran mereka yang rusak (1Tim. 6:3-5). Doktrin palsu dan konsep yang salah adalah kebohongan yang mengaburkan kebenaran Allah, dan yang membawa manusia ke dalam dosa perilaku yang semakin jelas, yang sangat dibenci Allah (Kej. 6:5).

    3. Keterasingan
    4. Dosa merusak persekutuan manusia dengan Tuhan, dan merusak hubungan manusia dengan sesamanya. Itu sebabnya, Tuhan mengusir Adam dan Hawa dari Taman Eden. Bahkan, Allah menempatkan malaikat di gerbangnya untuk memastikan mereka tidak menyelinap masuk kembali (Kej. 3:24). Akibatnya, manusia terpaksa hidup terasing di padang belantara yang liar, jauh dari kehadiran dan perlindungan Tuhan. Kejadian 4-6 memperlihatkan umat manusia dengan cepat berbalik melawan satu sama lain, Kain membunuh saudaranya, Habel (Kej. 4:1-16), dan menjadi ayah dari banyak generasi orang yang memperlakukan orang lain dengan jahat. Akhirnya, pelecehan manusia satu sama lain menjadi begitu hebat sehingga Tuhan membanjiri seluruh dunia pada zaman Nuh (Kej. 7).

      Keterasingan yang paling mengerikan dari kejatuhan adalah keterasingan dari Allah. Dosa telah mengasingkan manusia, baik dari Allah maupun dari satu sama lain. Manusia seharusnya diciptakan untuk hidup dalam hubungan yang damai dan penuh kasih dengan Allah dan orang lain. Kejatuhan membuat manusia egois, sombong, dan penuh kebencian. Alih-alih melayani Allah, manusia menjadi musuh Allah. Dosa membuat manusia mengasingkan diri dari Allah, dan merusak hubungan manusia dengan sesamanya.

    5. Kematian
    6. Kejatuhan Adam tidak membuatnya langsung mati ketika Tuhan mengutuknya, setidaknya secara fisik. Alkitab menyiratkan bahwa Adam mati secara rohani. Demikian juga, keturunannya mati secara rohani sebelum mereka menjadi percaya. Orang-orang yang digambarkan Paulus hidup secara fisik, tetapi mereka berperang melawan Allah dalam perang rohani. Paulus menyebut mereka "mati" karena mereka berada di bawah penghukuman Allah, dan karena mereka kekurangan vitalitas rohani yang diperlukan untuk menyenangkan Allah. Paulus juga mengatakan bahwa bahkan orang percaya pun pernah "mati" dengan cara yang sama. Semua manusia yang jatuh berbagi kondisi mati rohani ini sampai kita menerima kehidupan rohani dalam Kristus. (Rm. 8:10)

  4. Gambar, Rupa Allah setelah Kejatuhan
  5. Masihkah manusia memiliki gambar dan rupa Allah setelah dia jatuh dalam dosa? Pertanyaan ini telah dijawab dengan jelas oleh Alkitab.

    1. Gambar, Rupa Allah dalam Kejatuhan
    2. Alkitab menyebutkan, "Siapa pun yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan ditumpahkan oleh manusia. Sebab, Allah menciptakan manusia sesuai dengan rupa-Nya sendiri." (Kej. 9:6) Setelah air bah, Tuhan membuat perjanjian dengan Nuh bahwa Allah akan membuat perhitungan bagi mereka yang mengambil nyawa manusia. Memang hati manusia menentang Allah dalam dosa, tetapi manusia tetap diciptakan menurut gambar Allah. Jadi, tidak dapat disangkal bahwa setelah kejatuhan, manusia masih memiliki gambar dan rupa Allah. Namun, Alkitab juga mengatakan bahwa kejatuhan manusia membuat gambar Allah dalam diri manusia rusak sehingga manusia perlu dipulihkan kembali.

    3. Kerusakan Gambar, Rupa Allah Akibat Kejatuhan
    4. Sekalipun gambar, rupa Allah dipertahankan, manusia sudah tidak lagi "seperti Allah" karena mereka telah berdosa. Semua aspek manusia telah dicemari oleh realitas dosa (Rm. 3:23). Beberapa contoh akibat pencemaran dosa, misalnya:

      1. Penyakit Fisik
      2. Penyakit fisik masuk ke dalam dunia dan menjangkiti manusia. Alam yang dikutuk tidak lagi selalu bersahabat dengan kondisi fisik manusia.

      3. Pikiran yang Sia-sia
      4. Pemahaman pikiran manusia menjadi gelap karena tidak lagi bersekutu dengan Allah (Ef. 4:17-18). Pusat pikiran manusia beralih kepada kedagingan dan memusuhi Allah (Rm. 8:6-7).

      5. Kasih Manusia Menjadi Kering
      6. Manusia lebih menyukai kegelapan daripada terang (Yoh. 3:19). Kasih tidak lagi menjadi motor utama manusia. Sebaliknya, manusia lebih mencintai dan mementingkan diri sendiri.

    5. Janji Pemulihan Gambar, Rupa Allah
    6. Manusia hidup, tetapi dalam daging karena rohnya telah mati secara rohani. Secara perlahan tubuh manusia akan mengalami degradasi, mati secara fisik, dan kemudian akan masuk dalam kematian kekal, jika bukan karena kasih karunia Allah dalam karya Kristus memberinya kehidupan baru melalui iman. Jadi, melalui keselamatan rohani, Allah berjanji bahwa gambar-Nya dapat dikembalikan secara sempurna dalam Kristus. Melalui proses pengudusan (sanctification), gambar Allah dalam diri orang percaya semakin hari akan semakin jelas (Ef. 4:24). Inilah pentingnya lahir baru dan hidup baru dalam Kristus dalam diri orang percaya.

      Catatan: Secara detail pembahasan janji pemulihan dari Allah akan dibahas dalam modul Doktrin Keselamatan Manusia (DKM).

  6. Kejatuhan Dosa Adam Menjadi Kejatuhan Seluruh Umat Manusia
    1. Adam Adalah Wakil Umat Manusia
    2. Adam adalah nenek moyang dari seluruh umat manusia. Ketika dia jatuh dalam dosa, dia tidak hanya mewakili dirinya sendiri, tetapi juga istrinya, dan setiap manusia lain yang akan diturunkan dari dia dan istrinya. Dari silsilah Yesus yang ditulis dalam Injil Lukas 3:38, tertulis bahwa Adam adalah cikal bakal seluruh generasi manusia, keturunannya. Kejatuhan Adam berarti kejatuhan seluruh umat manusia, kecuali manusia Yesus yang dilahirkan bukan oleh benih manusia.

    3. Ketidaktaatan Adam Adalah Ketidaktaatan Manusia
    4. Satu tindakan ketidaktaatan Adam mengutuk seluruh umat manusia karena Adam adalah kepala perjanjian umat manusia. Dosanya diperhitungkan sebagai dosa manusia. Dan, ketidaktaatannya menjadi ketidaktaatan manusia. Karena manusia mengambil bagian dalam kesalahan itu, manusia juga mengambil bagian dalam kutukan Allah selanjutnya.

    5. Kematian Adam Adalah Kematian Manusia
    6. Itu sebabnya, Paulus mengatakan bahwa dosa Adam mengakibatkan kematian umat manusia dan itu mengubah semua manusia menjadi orang berdosa yang akan mati dalam kebinasaan (Ef. 2:1). Melalui Adam, dosa telah merusak kita semua sehingga kita lahir ke dunia dengan membawa dosa Adam, diperbudak oleh dosa, dan dijatuhi hukuman mati. Seperti yang dikatakan Paulus dalam 1 Korintus 15:22, "Karena dalam Adam semuanya mati ...."

Peristiwa Kejatuhan memberi pelajaran yang sangat berharga bagi manusia bahwa Allahlah Sang Pencipta dan Pemilik semua ciptaan-Nya. Tanpa bergantung sepenuhnya kepada Dia, yang adalah sumber hidup, manusia tidak dapat berbuat apa-apa (Yoh. 15:5). Ketika Allah memberikan solusi dosa, hal itu membuktikan bahwa Allah tidak sepenuhnya membuang manusia. Masih ada harapan bagi manusia karena melalui Kristus, Allah memulihkan hubungan yang terputus. Kematian-Nya di atas kayu salib menjadi dasar bahwa dosa sudah dimatikan. Oleh kematian-Nya, tumit-Nya diremukkan, tetapi kepala "si ular tua" diremukkan, berarti sengat maut kematian dikalahkan (Kej. 3:15).

Akhir Pelajaran (MDD-P03)

Doa

"Tuhan Yesus, terima kasih karena melalui materi ini aku mendapatkan pelajaran tentang bagaimana kebesaran dan sifat-Mu yang adil dan setia. Dalam manusia yang berdosa, Engkau menyediakan jalan agar manusia kembali kepada-Mu. Ajar aku untuk terus bersyukur kepada-Mu. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA