MPH - Pelajaran 05
Nama Kelas | : | Mempraktikkan Prinsip Hermeneutika |
Nama Pelajaran | : | Prinsip Umum - Gaya Bahasa |
Kode Pelajaran | : | MPH-P05 |
Pelajaran 05 -- Prinsip Umum - Gaya Bahasa
Daftar Isi
- Mempelajari Prinsip-Prinsip Khusus
- Mengapa Penting Mempelajari Prinsip-Prinsip Khusus?
- Alkitab Berisi Berbagai Jenis Literatur
- Jebakan untuk Menafsirkan secara Literal Saja atau Spiritual Saja
- Macam-Macam Prinsip Khusus
- Menafsirkan Gaya Bahasa
- Menafsirkan Simbol
- Menafsirkan Tipologi
- Menafsirkan Perumpamaan
- Menafsirkan Idiom Ibrani
- Menafsirkan Puisi
- Menafsirkan Nubuat
- Menafsirkan Doktrin
- Menafsirkan Gaya Bahasa
- Apa Itu Gaya Bahasa?
- Alkitab Adalah Firman Allah
- Gaya Bahasa Alkitab Punya Tujuan Penyataan Allah
- Jenis-Jenis Gaya Bahasa
- Metafora
- Simile
- Sinekdot
- Antromorf
- Personifikasi
- Hiperbola
- Retoris
- Ironi
- Mengapa Menafsirkan Gaya Bahasa Penting?
- Membedakan Arti Harfiah dan Arti Kiasan
- Menangkap Kedalaman Maknanya
- Menghindari Salah Tafsir yang Berakibat Teologis
- Membuka Keindahan Firman yang Membangun Iman
- Petunjuk Menafsir Gaya Bahasa
- Perhatikan Konteks Terdekat
- Kenali Jenis Gaya Bahasa
- Pelajari Latar Belakang Budaya dan Historis
- Memberikan Makna Teologis di Baliknya
- Hal yang Harus Dihindari
- Memaksakan Makna Literal
- Berspekulasi Bebas Tanpa Dasar Konteks
- Mengambil Potongan Ayat Lepas dari Keseluruhan
- Mempraktikkan Menafsir Gaya Bahasa dan Contohnya
- Template Tugas Mempraktikkan Menafsir Gaya Bahasa
Doa
Pelajaran 05: Prinsip Umum - Gaya Bahasa
Setelah mempelajari prinsip-prinsip umum Hermeneutika, kita perlu melanjutkan dengan mempelajari prinsip-prinsip khusus Hermeneutika. Prinsip-prinsip ini akan membahas tentang bagaimana menafsir jenis-jenis karya sastra (genre) khusus dalam Alkitab.
- Prinsip Hermeneutika Khusus (Spesial)
- Mengapa Penting Mempelajari Prinsip-Prinsip Khusus?
- Alkitab Berisi Berbagai Jenis Literatur
- Jebakan untuk Menafsirkan secara Literal Saja atau Spiritual Saja
- Macam-Macam Prinsip Khusus
- Menafsirkan Gaya Bahasa
- Menafsirkan Simbol
- Menafsirkan Tipologi
- Menafsirkan Perumpamaan
- Menafsirkan Idiom Ibrani
- Menafsirkan Puisi
- Menafsirkan Nubuat
- Menafsirkan Doktrin
- Menafsirkan Gaya Bahasa
- Apa Itu Gaya Bahasa?
- Alkitab Adalah Firman Allah
- Gaya Bahasa Alkitab Punya Tujuan Penyataan Allah
- Jenis-Jenis Gaya Bahasa
- Metafora
- Simile
- Sinekdot
- Antromorf
- Personifikasi
- Hiperbola
- Retoris
- Ironi
- Mengapa Menafsirkan Gaya Bahasa Penting?
- Membedakan Arti Harfiah dan Arti Kiasan
- Menangkap Kedalaman Maknanya
- Menghindari Salah Tafsir yang Berakibat Teologis
- Membuka Keindahan Firman yang Membangun Iman
- Petunjuk Menafsir Gaya Bahasa
- Perhatikan Konteks Terdekat
- Kenali Jenis Gaya Bahasa
- Pelajari Latar Belakang Budaya dan Historis
- Memberikan Makna Teologis di Baliknya
- Hal yang Harus Dihindari
- Memaksakan Makna Literal
- Berspekulasi Bebas Tanpa Dasar Konteks
- Mengambil Potongan Ayat Lepas dari Keseluruhan
- Mempraktikkan Menafsir Gaya Bahasa dan Contohnya
- Template Tugas Mempraktikkan Menafsir Gaya Bahasa
Kitab-kitab dalam Alkitab memiliki bermacam-macam jenis Literatur. Masing-masing menuntut keterampilan khusus yang harus diperhatikan ketika ditafsirkan. Ada yang memerlukan penekanan penafsiran pada aspek literalnya, tetapi ada juga yang aspek simbolisnya atau spiritualnya. Kita harus bisa membedakan secara bijaksana.
Jangan memilih salah satu ekstrem, kita harus memakai prinsip-prinsip penafsiran yang benar, yaitu mulai dengan pengertian literal/harfiah, tetapi jika konteksnya tidak bisa diterima secara akal sehat, kita perlu melihat arti simbolisnya atau spiritualnya.
Alkitab sering menggunakan gaya bahasa (kiasan) untuk mengungkapkan berita kebenaran rohani yang abstrak dengan cara yang menarik dan hidup.
Alkitab juga banyak menggunakan simbol, seperti benda, warna, angka, atau peristiwa yang memiliki arti lebih dari sekadar harfiahnya. Simbol sering dipakai untuk mengungkapkan hal-hal yang kompleks dengan cara yang sederhana supaya mudah diingat.
Tipologi adalah gambaran atau bayang-bayang dari kebenaran yang akan diungkapkan. Ada cukup banyak bentuk tipologi dalam Alkitab yang menunjukkan kebenaran Alkitab yang sangat indah dan berharga untuk dipelajari.
Perumpamaan diartikan sebagai suatu cerita yang mengandung kebenaran, tetapi tidak sungguh-sungguh terjadi, tujuannya untuk menunjukkan kebenaran moral atau rohani.
Idiom adalah ungkapan khas yang maknanya tidak bisa diartikan secara harfiah. Alkitab kaya dengan idiom yang berlatar belakang Ibrani sehingga memerlukan pengetahuan khusus.
Banyak bagian Alkitab berupa puisi, terutama Mazmur, Amsal, Kidung Agung, dan sebagian kitab para nabi. Puisi ini memadukan kebenaran rohani dengan keindahan bahasa sehingga menyentuh pikiran sekaligus hati.
Nubuat dalam Alkitab bukan sekadar ramalan masa depan, tetapi firman Allah yang juga menegur, mengajar, menghibur, dan menuntun umat kepada ketaatan. Nubuat tidak hanya berbicara tentang masa depan, tetapi juga kondisi rohani umat pada masa itu dan memanggil mereka untuk bertobat.
Doktrin dibangun dari hasil penafsiran bagian-bagian Alkitab yang mengajarkan tema-tema yang sama, lalu disusun secara sistematis menjadi pokok-pokok ajaran besar Alkitab.
============
Untuk mempraktikkan penafsiran, akan dipilih salah satu prinsip, yaitu Menafsirkan Gaya Bahasa.
Dalam Alkitab, gaya bahasa bukan sekadar hiasan kata-kata, tetapi sarana ilahi untuk menyalurkan kebenaran, peringatan, dan penghiburan. Kadang Allah berbicara lembut seperti desiran angin sepoi-sepoi, kadang mengguncang seperti gemuruh petir di Sinai. Menafsirkan gaya bahasa dalam Alkitab tidak sama dengan menafsirkan karya sastra manusia biasa, sebab:
Meski memakai bentuk sastra manusia, setiap kata diinspirasikan Roh Kudus. Kita tidak sekadar menikmati, kita tunduk.
Bukan hanya keindahan, tetapi membawa pesan keselamatan, pengajaran, dan pembentukan iman.
Alkitab memakai beragam gaya bahasa untuk menyampaikan kebenaran-Nya dengan kuat dan indah. Mari kita melihat jenis-jenis gaya bahasa yang bisa kita jumpai di Alkitab:
Membandingkan dua hal yang mempunyai arti yang berlainan tanpa kata pembanding.
Contoh: "Akulah roti hidup ..." (Yoh. 6:35)
Membandingkan dua hal yang berlainan memakai kata "seperti" atau "bagaikan".
Contoh: "Orang yang benar akan berkembang seperti pohon kurma..." (Mzm. 92:13)
Bagian yang mewakili keseluruhan atau sebaliknya. Contoh: "... semua orang Yerusalem ..." (Mrk. 1:5)
Berbicara kepada benda mati yang diperlakukan sebagai manusia.
Contoh: ".... Hai mazbah! Hai mazbah! ..." (1Raj. 13:2).
Memberikan sifat manusia kepada benda atau konsep.
Contoh: "Biarlah sungai-sungai bertepuk tangan; ...." (Mzm. 98:8).
Pernyataan yang dilebih-lebihkan untuk penekanan.
Contoh: "Mataku mengalirkan arus air, ..." (Mzm. 119:136)
Bentuk pertanyaan yang jawabannya sudah diharapkan oleh orang yang bertanya.
Contoh: "... dan anak manusia sehingga Engkau memperhatikannya?" (Mzm. 8:5)
Mengatakan sesuatu dengan makna yang berlawanan.
Contoh: "... dan hikmat akan mati bersamamu." (Ayb. 12:2).
Tanpa memahami gaya bahasa, kita bisa salah mengira bahwa setiap kata harus diartikan secara literal. Namun sebenarnya, banyak bagian Alkitab menggunakan bahasa figuratif untuk menyampaikan kebenaran rohani.
Gaya bahasa sering memuat nuansa, emosi, dan gambaran yang tidak muncul dalam pernyataan literal. Mengetahuinya membuat kita tidak hanya memahami isi pesan, tetapi juga merasakan kekuatan dan keindahannya.
Kesalahan dalam mengenali gaya bahasa bisa menimbulkan ajaran yang keliru.
Contoh: Yesus berkata, "Akulah roti hidup ..." (Yoh. 6:35) Jika diartikan harfiah secara fisik, maknanya akan salah.
Memahami gaya bahasa membuat pembacaan Alkitab lebih hidup, menguatkan imajinasi rohani, dan memperkaya penghayatan iman.
Bacalah ayat sebelum dan sesudahnya untuk memahami alur pikiran penulis. Lihat apakah gaya bahasa itu sedang memperkuat poin tertentu atau sekadar memberi ilustrasi.
Kenali jenis gaya bahasanya karena akan memengaruhi cara menafsirkan.
Banyak gambaran Alkitab lahir dari dunia agraris Timur Tengah kuno.
Contoh: Tanduk sering melambangkan kekuatan atau kuasa dalam budaya Ibrani (Mzm. 92:11).
Tanyakan: apa pesan rohani atau kebenaran ilahi yang ingin disampaikan melalui kiasan ini? Sesuaikah dengan seluruh Alkitab? Pastikan penafsiran tidak bertentangan dengan ajaran keseluruhan kebenaran Alkitab.
Jangan menuntut agar semua kata diterjemahkan secara harfiah jika jelas itu kiasan.
Hindari tafsiran yang hanya berdasarkan imajinasi pribadi tanpa dukungan teks, konteks, atau latar budaya.
Jangan hanya memetik bagian bergaya bahasa tanpa melihat konteks dan teks seutuhnya.
Teksnya:
"Akan tetapi, mereka yang menanti-nantikan TUHAN akan memperoleh kekuatan baru. Mereka akan naik dengan sayap-sayap, seperti burung rajawali. Mereka akan berlari, tetapi tidak menjadi lesu, mereka akan berjalan, tetapi tidak menjadi letih." (Yes. 40:31)
Langkah #0 - Berdoa
Langkah #1 Bacalah Ayat dalam Konteksnya
* Baca ayat tersebut bersama ayat sebelum dan sesudahnya. Perhatikan alur pikiran atau cerita yang sedang dibangun penulis. Jangan memisahkan kalimat bergaya bahasa dari pesan utuhnya.
Hasil:
Konteks pasal: Yesaya 40 adalah pesan penghiburan bagi umat yang akan mengalami pembuangan di Babel. Ayat 27-30 menggambarkan kelemahan manusia, sedangkan ayat 31 memberi kontras bahwa mereka yang berharap pada TUHAN akan diberi kekuatan rohani yang luar biasa.
Langkah #2 Identifikasi Jenis Gaya Bahasanya
* Tentukan apakah itu metafora, simile, hiperbola, personifikasi, ironi, simbol, atau bentuk kiasan lainnya.
Hasil:
Frasa "seumpama rajawali yang naik terbang" adalah simile (perbandingan eksplisit dengan kata "seumpama").
Berlari tanpa lesu dan berjalan tanpa lelah adalah hiperbola yang menekankan ketahanan luar biasa.
Langkah #3 Cari Makna Kata atau Simbol dalam Budaya Asli
* Telusuri arti kata atau simbol itu dalam bahasa Ibrani/Yunani. Perhatikan bagaimana kata kiasan tersebut digunakan di bagian Alkitab lainnya atau dalam budaya zaman itu.
Hasil:
- Rajawali dalam budaya Timur Tengah kuno sering menjadi simbol kekuatan, kebebasan, dan perspektif tinggi.
- Dalam Alkitab, rajawali juga melambangkan perlindungan Allah (Kel. 19:4) dan kecepatan (Yer. 4:13).
- Terbang tinggi menggambarkan pembaruan kekuatan rohani yang membuat orang mampu mengatasi kesulitan.
Langkah #4 Tentukan Makna yang Dimaksud Penulis Asli
* Tanyakan: apa yang penulis ingin sampaikan melalui kiasan ini kepada pembaca pertamanya? Apakah dimaksudkan untuk menghibur, memperingatkan, mengajar, atau mengungkapkan sifat Allah?
Hasil:
Yesaya memakai gambaran rajawali untuk meyakinkan bangsa Israel bahwa menantikan TUHAN (memercayai, berharap, dan berserah penuh pada-Nya) akan memberi mereka kekuatan baru untuk bertahan, bangkit, dan maju, meski situasi kelihatan mustahil.
Langkah #5 Uji dengan Prinsip Teologi Alkitab
* Pastikan penafsiran Anda selaras dengan keseluruhan ajaran Alkitab. Hindari kesimpulan yang bertentangan dengan doktrin jelas yang ada di bagian Alkitab lain.
Hasil:
- Prinsip ini konsisten dengan kebenaran Alkitab bahwa kekuatan rohani berasal dari Allah, bukan dari diri kita sendiri (2Kor. 12:9-10; Mzm. 27:14).
- Gaya bahasa ini mendukung ajaran tentang ketekunan iman, bukan janji bahwa orang percaya akan selalu bebas dari kesulitan fisik.
Langkah #6 Tarik Aplikasi untuk Masa Kini
* Setelah makna asli ditemukan, tanyakan: bagaimana prinsip ini berlaku bagi saya atau jemaat sekarang? Pastikan aplikasinya sejalan dengan pesan aslinya, bukan hasil spekulasi bebas.
Hasil:
Bagi kita sekarang, ayat ini mengajarkan bahwa:
- Menunggu dan berharap pada TUHAN memperbarui kekuatan rohani di tengah masalah.
- Kita dapat menghadapi tantangan hidup dengan keteguhan hati, bukan karena kekuatan sendiri, tetapi karena kekuatan yang diberikan Allah.
- Terbang seperti rajawali berarti melihat masalah dari perspektif ilahi, lebih tinggi daripada sekadar pandangan manusia.
Pilih ayat bergaya bahasa yang akan ditafsirkan
Langkah #0. Berdoa
Langkah #1 Bacalah Ayat dalam Konteksnya
Langkah #2 Identifikasi Jenis Gaya Bahasanya
Langkah #3 Cari Makna Kata atau Simbol dalam Budaya Asli
Langkah #4 Tentukan Makna yang Dimaksud Penulis Asli
Langkah #5 Uji dengan Prinsip Teologi Alkitab
Langkah #6 Tarik Aplikasinya untuk Masa Kini
Penutup
Prinsip-prinsip Umum dan Khusus Hermeneutika sudah kita pelajari. Mempraktikkan semua prinsip ini akan menjadi sebuah perjalanan iman untuk semakin mengenal firman-Nya dengan benar. Setiap kitab dalam Alkitab memiliki keunikan yang menuntut kita mendekatinya dengan sikap hati yang mau belajar dan tunduk pada kebenaran-Nya. Kiranya pembelajaran ini menolong kita bukan hanya menjadi penafsir yang terampil, tetapi juga murid Kristus yang taat dengan membiarkan firman Tuhan membentuk pikiran dan hati kita.
Akhir Pelajaran (MPH-P05)
Doa
"Aku bersyukur atas keunikan setiap sastra yang Engkau pakai untuk menuliskan firman-Mu. Ajarkan aku untuk selalu rendah hati dan mau belajar sehingga Firman-Mu dapat aku mengerti dengan seluruh kekayaan-Nya. Amin."
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA