Tolong, Rawatlah Tubuhmu dengan Penuh Tanggung Jawab!

Baca: I Korintus 6:19, 3:17
”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (I Kor. 6:19)
”Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu adalah kamu.” (I Kor. 3:17)

Banyak orang cenderung lebih memperhatikan harta benda miliknya daripada tubuhnya sendiri. Bahkan beberapa orang cenderung untuk merusak tubuh mereka. Padahal, justru tubuh merupakan harta berharga yang dimiliki manusia. Tubuh, selain napas kehidupan tentunya, merupakan anugerah Tuhan kepada tiap manusia ciptaan-Nya. Tubuh sengaja dirancang, diciptakan, dan dikaruniakan Allah kepada manusia sebagai pemberian yang amat baik agar menjadi tempat-Nya bermukim dalam diri kita selama masih hidup di dunia ini. Sebagaimana kita menyukai tempat yang bersih dan nyaman untuk kita tinggali, maka Allah pun pasti demikian. Itulah sebabnya Allah selalu tak jemu-jemu meminta umat-Nya untuk hidup benar dan bersih. Kalau pikiran dan perilaku kita benar dan bersih, maka tubuh kita pun menjadi tempat yang layak untuk Allah diami.

Bayangkan kalau tubuh kita dipenuhi berbagai racun yang kita dapatkan dari rokok, bagaimana Allah bisa tinggal nyaman di dalamnya? Nikotin merupakan salah satu racun yang sangat berbahaya yang terdapat dalam rokok. Nikotin dapat meningkatkan denyut jantung sampai melewati batas normal. Racun lain yang terdapat dalam rokok adalah furfural yang ternyata memiliki kadar racun 50 kali lebih kuat dari racun biasa. Itu baru dua racun, sementara dalam rokok paling sedikit masih ada 19 macam racun lainnya.

Sama halnya dengan merokok, perilaku lain yang merusak tubuh kita adalah seks bebas, minum minuman keras, dan perilaku menyimpang lainnya yang banyak terjadi di sekitar kita.

Merusak tubuh sebenarnya sama dengan menyakiti diri sendiri, bahkan bunuh diri. Selain kita tidak menyediakan tempat yang nyaman untuk Allah diami, dampak perilaku yang merusak tersebut pada dasarnya kembali kepada diri kita sendiri. Sama artinya kita sendiri yang mengumpankan atau melemparkan diri ke dalam api yang menyala. Dalam I Yoh 2: 15,16 kita diingatkan untuk tidak mengikuti keinginan daging yang bukan berasal dari Allah.

Kalau saat ini kita masih sering merusak tubuh, mari kita segera ubah perilaku itu. Tetap tersedia kesempatan dan waktu untuk meminta pengampunan. Marilah kita mengaku dosa-dosa kita (I Yoh. 1:19) dan sungguh-sungguh hidup dalam Kristus (Rom. 8:1), sehingga kita layak untuk diangkat sebagai anak dan menjadi ahli waris dalam Kerajaan Sorga.