OTK - Pelajaran 03

Nama Kelas : Orang Tua dan Keluarga
Nama Pelajaran : Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua
Kode Pelajaran : OTK-P03

Pelajaran 03 -- Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua

Daftar Isi

  1. Arti Tugas dan Tanggung Jawab
  2. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Mengasihi
  3. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Memenuhi Kebutuhan Anak
    1. Kebutuhan Fisik (Physical Needs)
    2. Kebutuhan Rasa Aman (Physiological Needs)
    3. Kebutuhan Rasa Dimiliki dan Kasih (Belongingness and Love)
    4. Kebutuhan Penghargaan Diri (Esteem Needs)
    5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
    6. Kebutuhan Rohani (Spiritual Needs)
  4. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Mendidik
  5. Tantangan Orang Tua Kristen pada Era Digital

Doa

Pelajaran 03 -- Tugas dan Tanggung Jawab Orang Tua

Tugas orang tua dalam keluarga bukan hal yang ringan. Selain tugas rutin rumah tangga, memelihara, dan membesarkan anak-anak, ada juga tugas yang sangat penting, yaitu menjaga keharmonisan seluruh anggota keluarga dalam hubungannya dengan Tuhan agar mereka semua bertumbuh dalam pengenalan dan kasih kepada Tuhan. Mari kita mempelajarinya lebih jauh.

  1. Arti Tugas dan Tanggung Jawab
  2. Tanggung jawab dapat diartikan sebagai suatu tugas, kewajiban, dan tanggungan yang harus dikerjakan. Dari pelajaran sebelumnya, kita telah belajar orang tua adalah pihak yang dikaruniai anak oleh Tuhan, yang juga dituntut untuk bertanggung jawab atas karunia yang diberikan. Sementara itu, anak adalah pihak yang disebut sebagai karunia sekaligus tanggungan bagi orang tua. Jadi, orang tua adalah pribadi yang telah mendapatkan karunia sekaligus beban atau tugas pekerjaan untuk merawat anak-anaknya. Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab orang tua, ayat-ayat berikut ini mungkin akan sangat menolong.

    - Amsal 29:17, "Didiklah anakmu, maka dia akan memberimu ketenteraman, dan mendatangkan kesenangan bagi jiwamu."
    - Amsal 22:6, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya, dia tidak akan menyimpang dari jalan itu."

  3. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Mengasihi
  4. Kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada seseorang. Kasih biasanya dibagi menjadi 4 jenis, yaitu: kasih kepada Allah, kasih kepada lawan jenis (asmara/birahi), kasih kepada keluarga, dan kasih persahabatan. Ikatan atau bentuk kasih yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya adalah kasih keluarga.

    Dalam menerapkan kasih kepada anak, perlakuan orang tua harus bijak, tidak boleh membeda-bedakan kasihnya antara anak yang satu dengan yang lainnya. Kasih orang tua kepada anak sulung harus sama dengan kasih yang diberikan kepada anak yang berikutnya. Demikian juga, kasih kepada anak tiri harus sama dengan kasih yang diberikan kepada anak kandung. Demikian juga, terhadap anak angkat, anak yang cacat fisik maupun mental, anak yang membenci kita, semuanya harus mendapatkan kasih dengan takaran yang bijaksana.

    Pemberian kasih kepada anak sangat penting dalam keluarga. Sebab, kasih agape merupakan dasar yang paling penting dalam pembentukan keluarga yang harmonis. Jika dalam sebuah keluarga kasih Kristus bertumbuh dengan begitu baik, kecil kemungkinan keluarga mengalami perpecahan, sebab dasar yang paling utama, yaitu kasih, telah diterapkan.

    Pengungkapan kasih orang tua kepada anak dapat diberikan dengan bermacam-macam cara. Bisa melalui perkataan, sentuhan fisik, pemberian barang-barang tertentu yang dibutuhkan dan disukai, dan masih banyak lagi cara lainnya. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam mengungkapkan kasih kepada anak, kita perlu memperhatikan pribadi yang kita kasihi, karakternya, hal-hal apa yang ia sukai, dan berapa usianya, dll.. Setiap anak memiliki cara yang berbeda dalam menangkap kasih yang diberikan oleh orang tuanya. Karenanya, orang tua dan anak harus saling mengenal dan memperhatikan.

  5. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Memenuhi Kebutuhan Anak
  6. Orang tua harus belajar memperhatikan fase-fase perkembangan anak, sebab kebutuhan anak dipengaruhi oleh fase perkembangannya. Secara umum, kebutuhan manusia dibagi menjadi 6 kategori, yaitu: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman (physiological needs), kebutuhan rasa dimiliki dan kasih (belongingness and love), kebutuhan penghargaan diri (esteem needs), kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs), dan terakhir kebutuhan rohani.

    1. Kebutuhan Fisik (Physical Needs)
    2. Berbicara tentang kebutuhan fisik anak, orang tua harus memperhatikan klasifikasi usia anak. Kebutuhan fisik anak selalu berkaitan dengan makanan, minuman, keamanan, dan hal-hal lain yang dapat mendukung pertumbuhan fisik anak. Sebagai contoh, pada usia dalam kandungan, kondisi kesehatan anak bergantung penuh dengan kondisi fisik ibu. Jadi, ibu harus menjaga makanan, minuman yang dikonsumsinya, serta menjaga kesehatan fisiknya demi kebaikan bayi yang masih dikandung. Ketika anak sudah dilahirkan, orang tua memberikan asupan gizi yang akan membantu pertumbuhan bayinya, demikian seterusnya ketika bayi tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dan pemuda. Dengan perlahan tetapi pasti, tanggung jawab orang tua akan kebutuhan fisik anak, termasuk merawat dan menjaga kebersihan, serta melatih seluruh fungsi fisik anak, semakin berkurang.

    3. Kebutuhan Rasa Aman (Physiological Needs)
    4. Pada masa prakelahiran, orang tua harus menjaga keamanan anak dengan memberikan perhatian dalam bentuk perlindungan, termasuk kondisi psikologisnya. Pada masa bayi, rasa aman dapat diberikan kepada bayi melalui dekapan, ciuman, dan sikap perlindungan orang tua terhadap situasi di sekitar bayi. Ketika anak mulai masuk masa kanak-kanak, orang tua dapat menunjukkan sikap perhatian dan perlindungan dari hal-hal yang membahayakan nyawa dan emosi anak supaya anak tidak mudah merasa takut dan ragu-ragu.

      Ketika anak sudah memasuki masa remaja, mungkin sedikit berbeda. Anak mungkin akan mulai bergumul dengan banyak masalah sekolah, sosial, keuangan, teknologi, dsb.. Orang tua harus peka dengan semua itu dan bersikap siaga untuk memberikan pertolongan kepada anak remajanya. Hal yang sama juga dapat dilakukan ketika anak sudah masuk usia remaja dan pemuda. Sementara itu, ketika anak mulai dewasa, orang tua harus membatasi diri untuk selalu terlibat dalam masalah mereka, kecuali untuk kasus-kasus besar yang memaksa orang tua harus terlibat langsung.

      Pastikan juga kebutuhan rasa aman anak sebagai generasi digital juga terpenuhi. Mereka perlu mendapatkan edukasi dan perlindungan dari orang tua terkait keamanan mereka di ruang virtual. Kita bisa mengajarkan perilaku-perilaku yang pantas dan tidak pantas di ruang virtual. Orang tua juga harus menjadi contoh yang baik (role model) bagi anak-anak dalam menggunakan internet yang aman dan sehat.

    5. Kebutuhan Rasa Dimiliki dan Kasih (Belongingness and Love)
    6. Ketika anak masih dalam kandungan, rasa kasih sayang bisa ditunjukkan dengan cinta antara kedua orang tua dan kepada anak. Sikap penolakan secara fisik dan psikologis terhadap anak harus dihindari meskipun secara fisik bayi belum bisa melihatnya. Ketika anak memasuki masa bayi, kasih sayang orang tua dapat ditunjukkan dengan mencium, memeluk, menggendong, dan sering mengajaknya bergurau atau mengucapkan kata-kata kasih. Hal seperti ini harus dimulai sejak bayi berusia di bawah tiga tahun. Secara mendasar, juga masih perlu dilakukan ketika anak mulai beranjak dewasa walaupun dengan cara-cara yang disesuaikan dengan usia anak. Bahasa kasih kepada anak remaja dapat ditunjukkan dengan cara verbal dan nonverbal, dengan menunjukkan perhatian yang tulus. Secara prinsip, cara-cara ini berlaku bagi anak usia pemuda, dewasa, dan pertengahan dewasa, tetapi dengan kualitas dan cara yang berbeda-beda.

      Pada era digital ini, banyak orang tua yang cenderung menggantikan -- kehadiran dan kasih sayang -- mereka terhadap anak dengan memberikan smartphone sejak anak berusia dini. Orang tua Kristen harus waspada terhadap hal ini karena dapat menimbulkan tidak terpenuhinya kebutuhan rasa dimiliki dan dikasihi dalam diri anak, pemicu berbagai masalah kepribadian seseorang.

    7. Kebutuhan Penghargaan Diri (Esteem Needs)
    8. Bagi bayi yang masih dalam kandungan, mungkin kebutuhan ini belum begitu terlihat, tetapi orang tua tetap harus memberikan penghargaan atas keberadaan mereka sehingga mereka bertumbuh sebagai pribadi yang dihargai orang tuanya. Memberikan penghargaan bisa diwujudkan dengan menunjukkan sikap pujian atas setiap tindakan baik, kreativitas, prestasi, dan hal-hal sederhana yang mereka lakukan bagi orang lain. Orang tua tidak boleh merendahkan apa pun yang dilakukan oleh anak jika itu adalah hal-hal yang positif.

    9. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self Actualization Needs)
    10. Bentuk aktualisasi diri anak berbeda-beda dalam tiap periode. Orang tua harus memberikan bimbingan untuk setiap kebebasan dalam anak mengaktualisasikan diri. Anak bayi misalnya, ketika anak mulai aktif dengan berbagai aktivitasnya, orang tua harus membimbing dan mendukung mereka. Begitu pula saat mereka memasuki usia anak-anak atau sekolah, remaja, pemuda, dan seterusnya. Pada era digital ini, anak sangat terekspos dengan banyak informasi dan tawaran dari dunia internet yang sering menjauhkan mereka dari Tuhan. Oleh karena itu, orang tua harus dekat dengan anak-anak yang sedang bertumbuh ini supaya mereka mendapatkan bimbingan prinsip-prinsip rohani yang jelas sehingga mereka tidak salah arah.

    11. Kebutuhan Rohani (Spiritual Needs)
    12. Perlu diperhatikan bahwa kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang paling esensial bagi masa depan mereka. Pada masa prakelahiran, orang tua harus melingkupi janin dengan doa, pujian kepada Allah, pembacaan firman Tuhan, bahkan sampai bayi lahir dan bertumbuh memasuki usia anak-anak. Berikan didikan rohani dan bimbingan bacaan dan firman Tuhan. Ketika anak mulai remaja dan pemuda, berikan mereka bahan-bahan renungan rohani untuk membantu mereka bertumbuh. Banyak tersedia bahan media rohani digital yang lebih cocok dengan kebutuhan generasi digital. Orang tua perlu memberikan prinsip-prinsip firman Tuhan supaya mereka bisa memilih bahan-bahan yang alkitabiah agar anak mendapat asupan rohani yang kaya dengan kebenaran firman Tuhan. Orang tua bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan rohani anak sampai mereka dewasa, bahkan sampai mereka menjadi orang tua bagi anak-anak mereka.

  7. Tanggung Jawab Orang Tua dalam Mendidik
  8. Seperti yang telah kita bahas dalam pelajaran sebelumnya, orang tua adalah wakil Tuhan, dan salah satu tugasnya adalah mendidik anak-anak Tuhan di dunia. Adapun didikan yang paling utama adalah rohani, selanjutnya diikuti dengan pendidikan umum. Pendidikan keluarga Kristen harus berpusat pada Alkitab sebagai dasar pengenalan Allah yang benar, keselamatan, dan nilai-nilai kehidupan Kristen yang harus ditaati maupun larangan-larangan yang harus dihindari. Seperti halnya keluarga milik Allah, yang hidup pada masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yang menjalankan amanat Allah, demikian seharusnya keluarga Kristen pada masa kini.

    Kita mengenal bahwa dunia mengajarkan banyak ajaran agama. Di Indonesia sendiri, kita mengenal setidaknya ada enam agama yang dilegalkan pemerintah. Sementara itu, beberapa keyakinan lain juga dijalankan meskipun secara hukum belum diakui pemerintah. Dengan adanya fakta ini, orang tua harus mampu meyakinkan anak-anak bahwa Allah yang benar hanya ada dalam Yesus Kristus dan Alkitab. Hal ini penting untuk dilakukan supaya pemahaman anak terhadap kepercayaan tidak rancu.

    Selain pendidikan rohani, orang tua juga memberikan pendidikan umum dan pendidikan formal/sekolah yang mengandung norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat dan dunia pendidikan. Beberapa contoh, misalnya hukum pemerintahan, hukum adat-istiadat, hukum etika-etika, dan juga pengetahuan yang diajarkan di sekolah-sekolah. Hal ini dilakukan supaya anak dapat diterima oleh masyarakat dan dapat berfungsi dalam kehidupan umum.

    Pendidikan umum atau formal diberikan kepada anak didasarkan dengan klasifikasi umur. Mengingat bahwa daya tangkap anak berbeda-beda sesuai dengan perkembangan umurnya. Pada usia-usia tertentu, ketika anak sudah mulai belajar mandiri dan dewasa, orang tua cukup memberikan bimbingan dengan mengawasi segala aktivitas belajar anak. Dalam keluarga Kristen, bapak adalah pemegang tonggak pimpinan, dan bersama istri memimpin anak-anak bertumbuh, baik secara rohani maupun pendidikan umum dalam keluarganya.

  9. Tantangan Orang Tua Kristen pada Era Digital
  10. Perkembangan teknologi telah mengubah banyak hal, termasuk pandangan tentang keluarga dan orang tua. Namun, sebagai orang Kristen yang berpacu pada pengajaran Alkitab, kita harus menilai setiap pandangan dunia agar kita tidak keluar dari kebenaran firman Tuhan. Ada pandangan-pandangan dunia yang tidak sesuai dengan ajaran firman Tuhan, misalnya tentang keluarga yang tidak lagi terdiri dari satu laki-laki dan satu perempuan (LGBT), dll..

    Pesan firman Tuhan tidak pernah berubah, tetapi cara-cara menyampaikan firman Tuhan berubah seiring dengan perkembangan zaman. Teknologi telah memungkinkan Alkitab diakses dan dipelajari dengan cara-cara yang lebih relevan dengan zaman ini. Karena itu, orang tua harus bijaksana dalam melihat kebutuhan generasi digital akan teknologi yang canggih.

Akhir Pelajaran (OTK-P03)

Doa

"Tuhan Yesus, aku bersyukur Engkau tolong aku untuk mengenal anak-anak yang Engkau percayakan kepadaku. Ajarlah aku untuk mengasihi mereka, baik melalui kelebihan-kelebihan mereka maupun kekurangan-kekurangan mereka. Berilah aku kesabaran untuk melihat mereka bertumbuh sebagaimana Engkau melihatnya. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA