PDR-Pelajaran 03

Nama Kelas : Pembentukan Disiplin Rohani
Nama Pelajaran : Macam-Macam Disiplin Rohani (2)
Kode Pelajaran : PDR-P03

Pelajaran 03 -- Macam-Macam Disiplin Rohani (2)

Daftar Isi

  1. Berdoa
    1. Belajar Bagaimana Berdoa
    2. Membina Komunikasi Pribadi dengan Tuhan
    3. Menjadi Pendoa Syafaat
  2. Menyendiri Bersama Tuhan
    1. Membina Relasi Pribadi dengan Tuhan
    2. Retret Pribadi
  3. Berpuasa
    1. Arti dan Tujuan Puasa
    2. Macam-macam Puasa
  4. Jurnal Rohani
    1. Mencatat Hari-Hari Bersama Tuhan
    2. Manfaat Menulis Jurnal Rohani

Doa

Pelajaran 03 - Macam-Macam Disiplin Rohani (2)

Selain disiplin belajar firman Tuhan (yang dibahas pada Pelajaran 2), ada macam-macam disiplin rohani lain yang juga dapat kita terapkan dalam kehidupan rohani kita. Pada Pelajaran 3 ini kita akan mengenal empat macam disiplin rohani lainnya, yaitu berdoa, menyendiri bersama Tuhan, berpuasa, dan jurnal rohani. Dengan melakukan empat disiplin rohani ini, jiwa kita akan dilatih untuk semakin dekat dan intim dengan Tuhan. Mari kita pelajari satu per satu.

  1. Berdoa
  2. Doa adalah alat komunikasi setiap orang percaya dengan Allah. Tidak ada hal yang lebih menyukakan hati Bapa daripada mendengar anak-anak-Nya berbicara dan berbagi hati. Namun, berdoa bukanlah komunikasi satu arah. Karena itu, dalam berdoa diharapkan anak-anak-Nya juga memiliki antusias untuk mendengar suara Bapa dan bersekutu dengan-Nya. Dengan berdoa, jeritan hati kita yang paling dalam didengar oleh Tuhan dan kita diharapkan mendengar yang dikehendaki-Nya untuk kita lakukan. Karena itu, doa harus diiringi dengan mendekatkan diri pada firman-Nya sebab melalui doa firman-Nya menjadi semakin nyata (Kol. 4:2; 1 Tes. 5:17). Jika murid-murid Yesus bertanya, "Tuhan, ajarlah kami berdoa," kita tahu bahwa doa adalah sesuatu yang perlu dipelajari dan perlu dilakukan secara teratur.

    Alkitab memberikan tiga alasan khusus mengapa kita harus berdoa. Pertama, berdoa adalah perintah Tuhan (Kol. 4:2; 1 Tim. 5:17). Kedua, Kristus memberi kita contoh berdoa (Mrk. 1:35; Luk. 6:12). Apabila Dia yang sempurna tanpa dosa saja berdoa, betapa lebih banyak lagi kita seharusnya berdoa. Ketiga, Kristus mengajar kita berdoa, artinya Dia ingin kita berdoa. Doa adalah tindakan ketaatan serta penyembahan kepada Tuhan (Mat. 6:5-9). Jika kita mengasihi Allah, kita akan serius dalam berdoa.

    1. Belajar Bagaimana Berdoa
      1. Harus dimulai dengan berdoa (Yohanes 16:13).
      2. Seperti halnya belajar berenang, kita tidak mungkin melakukannya jika kita tidak berada di dalam air. Untuk belajar berdoa, kita harus memberikan waktu dan hati untuk berdoa.

      3. Merenungkan firman Tuhan (Mzm. 5:1; 19:14).
      4. Ketika kita berdoa, kita berbicara dengan Tuhan dan Tuhan sering berbicara melalui firman-Nya yang tertulis, yaitu Alkitab. Firman Tuhan menjadi jalan bagi kita untuk mencari wajah-Nya dan mendengar suara-Nya.

      5. Kita dapat berdoa bersama orang lain (Luk. 11:1).
      6. Berdoa bukan belajar berkata-kata saja. Ada banyak prinsip dan sikap hati yang dapat kita pelajari melalui doa bersama.

      7. Membaca buku tentang doa (Ams. 13:20).
      8. Selain berdoa, membaca buku tentang doa dapat menambah kedalaman pengertian dan pengajaran tentang doa.

    2. Membina Komunikasi Pribadi dengan Tuhan
    3. Doa adalah komunikasi dengan Tuhan. Dalam berdoa kita tidak hanya meminta, tetapi berinteraksi dengan Tuhan. Beberapa nasihat tentang berdoa dalam Alkitab:

      1. Jangan berdoa seperti orang munafik (Mat. 6:5).
      2. Berdoalah di kamar dengan pintu yang tertutup (Mat. 6:6).
      3. Sebelum berdoa, ampuni orang lain yang bersalah (Mrk. 11:25).
      4. Berdoa dengan tidak jemu-jemu (Luk. 18:1; 1 Tes. 5:17).
      5. Berdoa dalam roh dan dengan seluruh akal budi (1 Kor. 14:15).
      6. Berdoa bukan untuk memuaskan nafsu pribadi (Yak. 4:3).
    4. Menjadi Pendoa Syafaat
    5. Doa syafaat dapat diartikan sebagai doa yang dilakukan untuk menyampaikan permintaan kepada Tuhan bagi kepentingan orang lain. Salah satu contoh dalam Perjanjian Lama yang menjadi pendoa syafaat adalah Nehemia (Neh. 1:1-11; 2:1-10). Paling tidak, ada empat karakteristik yang dimiliki Nehemia sebagai pendoa syafaat, yaitu:

      1. Proaktif dalam mencari informasi yang jelas tentang apa yang didoakan.
      2. Memiliki empati terhadap orang yang didoakan.
      3. Memiliki konsep doa yang benar.
      4. Siap untuk menjadi jawaban atas doanya sendiri jika Tuhan menghendaki.
  3. Menyendiri Bersama Tuhan
  4. Fakta menunjukkan bahwa semakin sibuk seseorang semakin sedikit waktu yang ia berikan untuk Tuhan. Melatih diri untuk secara sengaja menyendiri bersama Tuhan sangatlah penting agar di tengah-tengah kesibukan, pertumbuhan rohani kita tetap terjaga. Berikut ini ada beberapa cara untuk menyendiri bersama Tuhan.

    1. Membina Relasi Pribadi dengan Tuhan
    2. Menyendiri bersama Tuhan artinya kita memberikan waktu dan tempat kepada Allah untuk berbicara kepada kita. Menyendiri dengan Tuhan merupakan salah satu disiplin rohani yang penting, tetapi sekaligus disiplin yang paling sulit dijalankan. Dalam menyendiri ini kita secara sukarela berpantang berbicara (untuk sementara waktu) supaya pikiran kita terfokus kepada Tuhan. Namun, bukan berarti kita diam saja. Kita bisa melakukan aktivitas membaca, menulis, berdoa, atau memuji Tuhan, dll.. Pada era digital, menyendiri dan berdiam diri untuk berfokus kepada Tuhan bukanlah hal yang mudah. Perlu disiplin dan usaha yang keras untuk menjauhkan diri dari gangguan HP. Namun, kalau berhasil, ini akan sangat menguntungkan hidup rohani kita.

      Mengapa Alkitab mengajarkan kita untuk berdiam diri bersama Tuhan?

      1. Untuk mengikuti teladan Kristus (Mat. 4:1; 14:23; Mrk. 1:35; Luk. 4:42).
      2. Untuk mendengarkan suara Tuhan (1 Raj. 19:11-13; Hab. 2:1; Gal. 1:17).
      3. Untuk mengekspresikan penyembahan kita kepada-Nya (Hab. 2:20; Zef. 1:7).
      4. Untuk mengekspresikan iman kita kepada Tuhan (Mzm. 62:1-2; Yes. 30:15).
      5. Untuk mencari keselamatan dari Tuhan (Rat. 3:25-28).
      6. Untuk memulihkan kekuatan jasmani dan rohani (Mrk. 6:31).
      7. Untuk mendapatkan perspektif rohani (Luk. 1:20).
      8. Untuk mencari kehendak Tuhan (Luk. 16:12-13).
      9. Untuk belajar mengontrol lidah (Yak. 1:26; 3:2).
    3. Retret Pribadi
    4. Retret pribadi diartikan sebagai kegiatan yang disengaja untuk menyepi atau mengasingkan diri dari keramaian/aktivitas sehari-hari untuk menikmati Tuhan. Mengapa orang Kristen membutuhkan retreat secara rutin?

      1. Untuk latihan spiritual sehingga mendapatkan kesegaran hubungan dengan Allah.
      2. Untuk membina relasi dengan Tuhan di tengah pergumulan yang berat.
      3. Untuk meningkatkan kepekaan sosial terhadap sesama sebagai wujud dari kedewasaan iman.

      Dengan melakukan retret pribadi, kita menciptakan "break", waktu istirahat sejenak untuk menemukan kesegaran kembali dari kepenatan hidup. Jika dilakukan dengan benar, retreat dapat memperbarui perspektif hidup kita sehingga tujuan hidup kita menjadi lebih sesuai dengan kehendak Tuhan.

  5. Berpuasa
  6. Donald S. Whitney mengatakan bahwa puasa merupakan disiplin rohani yang paling ditakuti dan disalahmengerti. Bagi sebagian orang Kristen, puasa hampir sama sekali tak terpikirkan. Mari kita lihat arti, tujuan, dan macam-macam puasa.

    1. Arti dan Tujuan Puasa
    2. Dalam arti umum, puasa sering diartikan sebagai "kehendak sukarela untuk tidak makan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu". Untuk orang Kristen, kita bisa mengikuti Richard Forster yang mendefinisikan disiplin puasa sebagai "penyangkalan diri secara sukarela terhadap fungsi tubuh yang normal agar dapat melakukan aktivitas rohani dengan lebih sungguh-sungguh".

      Sebagai disiplin rohani, puasa harus berpusat kepada Tuhan. Puasa dapat membantu kita mengendalikan keinginan kedagingan kita dan mengalihkannya kepada Kristus. Dalam melakukan puasa, sifat-sifat dalam diri yang menguasai kita dapat terungkap, seperti kesombongan, kemarahan, kecemburuan, ketakutan, dll.. Karena itu, kita harus mengisi puasa dengan aktivitas yang membangun kekuatan rohani kita, misalnya membaca firman, berdoa, memuji Tuhan, dan bersyukur.

    3. Macam-Macam Puasa
    4. Alkitab telah memberikan banyak petunjuk mengenai macam-macam puasa yang dapat kita pelajari lebih lanjut.

      1. Puasa Normal (Mat. 4:2) -- Tidak makan makanan keras, hanya minum air putih.
      2. Puasa Sebagian (Dan. 1:12) -- Tidak makan jenis makanan tertentu.
      3. Puasa Penuh (Ezr. 10:6; Kis. 9:9) -- Tidak makan dan tidak minum.
      4. Puasa Supernatural (Ul. 9:9) -- Tidak makan dan tidak minum dalam jangka waktu di luar batas kekuatan manusia.

      Ada juga macam-macam puasa untuk tujuan-tujuan tertentu:

      1. Puasa Pribadi (Mat. 6:16-18) -- Dilakukan secara pribadi.
      2. Puasa Jemaat (Yl. 2:15-16; Kis. 13:2) -- Panggilan umat untuk berpuasa bersama-sama.
      3. Puasa Nasional (2 Taw. 20:3; Neh. 9:1; Est. 4:16; Yun. 3:5-8) -- Ajakan puasa untuk seluruh bangsa.
      4. Puasa Biasa (Im. 16:29-31; Za. 8:19; Luk. 18:12) -- Puasa yang telah ditetapkan dalam hukum Tuhan.
      5. Puasa Kadang-Kadang (Mat. 9:15) -- Puasa untuk waktu-waktu tertentu/khusus.
  7. Jurnal Rohani
  8. Jurnal Rohani adalah catatan yang kita buat secara teratur tentang hal-hal yang kita alami bersama Tuhan. Jadi, semacam "diary" (catatan harian) yang mencatat hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan rohani kita. Mari kita pelajari lebih lanjut.

    1. Mencatat Hari-Hari Bersama Tuhan
    2. Dalam konteks disiplin rohani, jurnal rohani adalah catatan yang menolong kita melihat kehidupan rohani secara teratur dan transparan sehingga kita dapat melihat apakah ada peningkatan dan perkembangan, sebagaimana halnya perusahaan yang mencatat grafik kemajuan perusahaan tersebut.

      Selain itu, jurnal juga bisa berupa catatan rutin yang kita buat tentang:
      - Pelajaran firman Tuhan yang saya dapatkan dalam saat teduh saya setiap hari.
      - Hal-hal yang saya bicarakan dengan orang lain yang sangat memberi semangat bagi hidup rohani saya.
      - Apa saja yang perlu saya doakan bagi diri sendiri atau orang lain?
      - Kemajuan rohani apa yang saya capai hari ini.
      - Pelajaran apa yang Tuhan berikan kepada saya melalui peristiwa yang terjadi hari ini?
      - Janji dan komitmen yang harus saya lakukan, misalnya untuk berdoa, berpuasa, bersaat teduh, dll..
      - Dsb..

    3. Manfaat Menulis Jurnal Rohani
    4. Adapun manfaat melakukan disiplin membuat buku jurnal rohani adalah untuk menolong kita:

      1. Mengerti dan mengevaluasi diri (Rm. 12:3).
      2. Melakukan meditasi (Mzm. 1:1-3; Yos. 1:8).
      3. Mengekspresikan pikiran dan perasaan kita kepada Tuhan (Mzm. 62:8).
      4. Mengingatkan kita akan karya Tuhan dalam hidup kita (Mzm. 77:11-12).
      5. Menyimpan harta rohani untuk masa depan (Ul. 6:4-7; 2 Tim. 1:5).
      6. Mengartikulasikan ide-ide dan kesan-kesan (1 Pet. 3:15).
      7. Memonitor target dan prioritas (Flp. 3:12-16).
      8. Mempertahankan disiplin rohani (Mzm. 119:11; Rm. 8:13).

Akhir Pelajaran (PDR-P03)

Doa

"Tuhan, Engkau sungguh baik karena senantiasa melengkapi aku supaya aku bisa bertumbuh dalam kebenaran dan kasih-Mu. Biarlah melalui disiplin pribadi yang Engkau inginkan ini, aku bisa semakin indah di mata-Mu. Ajarkan aku untuk senantiasa tekun dan bergairah sehingga aku semakin menikmati persekutuanku dengan-Mu. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA