Rangkuman Diskusi DIK Januari/Februari 2010

Termin I

Topik I. Penciptaan Manusia.

Bagaimana manusia diciptakan oleh Tuhan? Apakah manusia diciptakan setelah/sebelum kejatuhan Lucifer dalam dosa? Apakah ada fakta-fakta Alkitab yang mendukung pendapat Anda?

Manusia merupakan makluk yang paling sempurna dan istimewa karena diciptakan serupa dan segambar dengan Allah untuk dapat berotoritas atas semua ciptaan yang Allah telah kerjakan (Kej. 1:26). Selanjutnya proses kreasi ini dijelaskan lebih jelas lagi, bahwa Allah telah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup (Bnd. Kej. 2:7).

Alkitab tidak menjelaskan secara gamblang khususnya berhubungan dengan waktu yang tepat tentang kejatuhan Iblis kedalam dosa. Hal ini tentunya menjadikan pertanyaan besar bagi kita untuk mencari sumber referensi dari Alkitab untuk masalah ini. Bukan berarti kita tidak mendapatkan sumber terkait tentang masalah ini. Para peserta DIK setuju bahwa peristiwa kejatuhan Iblis terjadi sebelum penciptaan manusia. Fakta yang mendukung hal ini terdapat dalam kitab Kejadian 3, Yesaya 14:12, ayat tradisional untuk membuktikan kejatuhan Iblis. Selain itu dalam 2 Petrus 2:4 disebutkan kalau Iblis itu adalah Malaikat yang memberontak.

Topik II. Alkitab Dan Penciptaan

Mengapa kadang informasi dari ilmu pengetahuan tidak sama dengan Alkitab? Contohnya, pandangan tentang asal usul manusia menurut teori Evolusi (Darwin). Sebagai orang Kristen yang percaya pada Alkitab, bagaimana kita menyikapi hal ini?

Perdebatan antara informasi Alkitab dan ilmu pengetahuan sudah berlangsung sangat lama. Perdebatan ini telah menghasilkan beragam sikap untuk menjelaskan relasi antara ilmu pengetahuan dan Alkitab. Sebagian orang mengangap bahwa dua hal ini sama sekali terpisah dan tidak seharusnya dibicarakan bersama-sama apalagi dalam konteks mencari kaitan keduanya. Bagi sebagian orang yang lain berpandangan bahwa salah satu dari bidang ini memiliki kebenaran yang lebih tinggi. Kontradiksi yang terjadi membuktikan bahwa minimnya pemahaman yang terjadi pada tingkat penafsiran (theologi dan sains). Secara ontologis Alkitab dan alam tidak mungkin mengandung kontradiksi jika keduanya ditafsirkan secara tepat. Bagaimana menyingkapi berbagai pandangan informasi sains dan Alkitab sebagai orang percaya? Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan kebenaran Alkitab justru semakin lebih jelas dan diteguhkan. Sebagai contohnya dalam bidang arkeologi berbagai penemuan baru telah memberi kontribusi positif khususnya bagi studi biblika maupun apologetika. Jika ilmu pengetahuan semakin berkembang maka dikemudian hari kebenaran Alkitab justru akan semakin terlihat. Sebagai orang percaya hendaknya kita harus menyatakan kebenaran dari dua sisi, kitab suci dan alam.

Termin II

Topik I. Kejatuhan Manusia.

Mengapa Tuhan membiarkan setan menggoda sehingga manusia jatuh dalam dosa? Apakah ada perbedaan antara kejatuhan setan dan kejatuhan manusia? Jelaskan.

Tuhan menghargai manusia dan Ia menghendaki manusia bisa bertanggung jawab untuk memilih yang benar. Manusia sudah diberi kehendak bebas agar memilih sesuai dengan batasan-batasan yang ditetapkan oleh Tuhan. Artinya, seseorang mampu untuk memilih sesuai dengan keinginannya, meskipun pilihan itu dilakukannya tidak dalam ketaatan, dan ketidaktaatan itulah yang menjatuhkan manusia ke dalam dosa. Jikalau ia melakukan sesuatu yang benar di dalam ketaatan, bukan untuk memuaskan keinginan diri sendiri, maka Allah akan memberkati hidupnya.

Perbedaannya ialah bahwa Allah di dalam kasih karunia-Nya sudah merencanakan penyelamatan dan penebusan manusia. Mengapa? Karena manusia adalah puncak karya-Nya, sebab manusialah satu-satunya ciptaan yang diciptakan sesuai dengan gambar Allah. Ia akan menebus puncak karya cipta-Nya itu dengan perantaraan Anak-Nya, Yesus Kristus. Namun tentu saja, Allah tidak pernah merencanakan kejatuhan manusia. Iblislah yang mencobai untuk menjatuhkan manusia, seiring penggunaan kehendak bebas manusia secara tidak bertanggung jawab.

Karya penebusan yang dikerjakan Allah dalam Yesus Kristus, meliputi pembaruan terhadap penggunan kehendak bebas itu. Roh yang memberi kehidupan akan memandu hati nurani manusia untuk memilih yang benar. Bagaimanapun, manusia merupakan fokus rencana keselamatan dari Allah (Bnd. Ibr. 2:16). Iblis tidak masuk dalam skema penyelamatan karena ia memang tidak pernah ingin berdamai kembali dengan Allah.

Topik II. Hukuman Kematian.

Ketika Adam melanggar perintah Allah, maka Allah menghukumnya dengan kematian. Apakah artinya? Apakah dampak hukuman ini bagi manusia keturunan Adam?

Alkitab menyatakan bahwa sejak manusia jatuh ke dalam dosa, ia tidak lagi mempunyai relasi yang intim dengan Tuhan. Allah menghukumnya dengan kematian fisik dan rohani. Kematian rohani menyangkut masalah tentang hubungan Allah dan manusia yang telah tercemar oleh dosa. Kematian secara rohani ini lebih parah dari penyakit yang mematikan. Tidak ada kehidupan rohani sedikit pun didalam diri kita jika Allah sendiri tidak menghidupkannya. Ada banyak konsekuensi dari hukuman yang Allah berikan untuk keturunan Adam, salah satunya kematian rohani yang mengakibatkan hubungan yang tidak harmonis antara pencipta dan ciptaan yang berakibat pada kematian kekal yang berujung pada penghakiman terakhir manusia.

Mati rohani - sesudah Adam jatuh dalam dosa maka Tuhan menjatuhkan penghukuman yang sangat berat kepada Adam dan semua keturunannya, yaitu putus hubungan dengan Allah. Mereka tidak lagi bisa bersama dengan Allah dan mereka dibuang dari hadapan Allah.

Mati kekal - sesudah jatuh dalam dosa, Tuhan memberi kesempatan kepada manusia untuk percaya kepada Kristus dan menerima keselamatan. Bagi mereka yang tidak percaya kepada Kristus maka melalui penghakiman terakhir manusia akan menerima kematian kekal, kematian selama-lamanya di dalam neraka. Sesudah ini tidak akan ada lagi kesempatan untuk menerima keselamatan.

Kematian fisik yang menjadi momok yang mengerikan bagi semua orang.

Termin III

Topik I. Kelahiran Baru.

Apakah artinya "lahir baru" dalam Kristus? Apakah pentingnya "lahir baru"? Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah "lahir baru"?

Kelahiran baru atau dilahirkan kembali merupakan awal dari kehidupan baru tetapi bukan merupakan keseluruhan hidup baru itu sendiri. Kelahiran baru merupakan satu moment transisi yang penting, merupakan perubahan atau perpindahan dari mati secara rohani menjadi hidup secara rohani. Ini merupakan pekerjaan Allah sendiri, tidak ada sedikitpun usaha manusia. Tindakan Allah yang melahirbarukan itu merupakan suatu perbuatan anugerah.

Kelahiran baru merupakan syarat mutlak agar seseorang bisa datang kepada Allah di dalam Kristus, dan diperkenankan masuk ke dalam kerajaan Allah.

Allah akan mengubah hati kita dan memperbarui karakter kita sehingga kita bertumbuh di dalam Kristus. Kita akan belajar mengutamakan keinginan Kristus dan menjadikan keinginan Kristus itu sebagai keinginan kita sendiri. Jika seseorang belum dilahirbarukan, ia tidak akan mampu memilih dan mengutamakan Kristus di dalam hidupnya.

Topik II. Keselamatan Hilang?

Ada pendapat yang mengatakan bahwa "sekali selamat tetap selamat." Apakah betul bahwa keselamatan yang sudah kita terima dalam Kristus tidak akan bisa hilang?

Beberapa tanggapan peserta DIK menunjukkan kesimpang-siuran pemahaman mereka menyangkut pokok ini. Sebagian mengatakan "keselamatan tidak hilang", tetapi yang lain mengatakan "keselamatan dapat hilang." Persoalan ini tentu saja membuat orang sering bertanya-tanya tentang kepastian keselamatan. Pokok bahasan ini bukan hanya menarik untuk didiskusikan di dalam kelas ini, melainkan juga sudah termasuk perdebatan klasik mengenai keselamatan (soteriologi).

Meskipun demikian, sebenarnya sudah terdapat satu titik terang khususnya mengenai hasil akhirnya jikalau seseorang tetap setia mengikuti Tuhan hingga akhir hidupnya. Setiap orang yang dipilih oleh Allah tidak akan mengalami kebinasaan, sebab Allah senantiasa bekerja memelihara rancangan-Nya dalam kehidupan setiap orang yang percaya. Ketetapan Allah menyangkut pemilihan itu tidak dapat berubah. Doktrin tentang jaminan hidup kekal dan pemeliharaan orang-orang kudus didasarkan pada janji-janji Allah (lih. 1 Pet. 1:3-5; Ibr. 10:14; Yoh. 10:27-29; Rom. 8:33-39). Ayat-ayat tersebut menyatakan bahwa keyakinan kita didasarkan pada kuasa pemeliharaan Allah dan bukan pada usaha kita untuk mempertahankan keselamatan itu.

Termin IV

Topik I. Doktrin dan Hidup Kristen.

Apakah pentingnya mempelajari doktrin Kristen yang benar? Apakah jika kita memiliki doktrin yang benar otomatis hidup Kristen kita juga benar? Bagaimana supaya doktrin Kristen dan hidup Kristen kita bisa berjalan seirama (tidak munafik)?

Pentingnya kita mempelajari doktrin Kristen secara benar dan tepat agar praktik hidup kita sehari-hari dapat diarahkan sesuai dengan tuntutan firman Tuhan. Selain itu, pemahaman doktrin yang benar menolong kita untuk menghadapi berbagai jenis pengajaran yang menyimpang dari iman Kristen.

Doktrin yang benar berfungsi seperti peta penunjuk arah dan kompas. Hidup kita akan berjalan pada arah yang benar jika kita senantiasa mengikuti petunjuk peta dan kompas tersebut. Namun, ketidaksediaan kita mengikuti arah yang ditunjukkannya membuat hidup kita menyimpang dari jalan kebenaran. Jadi pokok persoalannya, bersediakah kita mengikuti peta dan kompas itu atau tidak? Penerapan hidup sehari-hari sesuai dengan ajaran iman Kristen yang benar akan menghasilkan keselarasan dalam segala sesuatu. Kita tidak perlu munafik, sebab semua praktik hidup kita memang tepat seperti doktrin yang kita yakini.

Fokus pada Firman Tuhan akan membuat hidup kita selaras dan menjadi berkat bagi sesama. Dengan pengenalan akan Allah dan firman-Nya, kita tidak lagi merasa perlu untuk mementingkan diri sendiri, sebab kita lebih suka tunduk pada otoritas firman Allah. Kita bersedia menanggalkan sifat-sifat manusia lama dan mengenakan sifat-sifat baru yang sesuai dengan karakter Kristus.

Topik II. Pertumbuhan Rohani.

Setelah seseorang menerima Kristus dan menjalani hidup Kristennya sekian lama, mengapa seringkali kerohaniannya semakin lama semakin kaku dan membosankan sehingga tidak lagi memiliki kegairahan untuk bertumbuh? Bagaimana memelihara pertumbuhan rohani kita supaya terus bertumbuh?

Kejenuhan adalah indikasi hidup yang dijalani tanpa pemaknaan, masuk dalam perangkap rutinitas, dan sekadar melakukan sesuatu secara legalistis. Tidak ada sukacita dan rasa syukur atas anugerah Tuhan dalam segala sesuatu. Jika kita ingin terus bertumbuh, tidak ada jalan lain kecuali berakar, bertumbuh, serta bertambah teguh dalam Yesus Kristus. Tidak ada yang bisa menggantikan persekutuan pribadi yang erat dengan Sang Firman yang hidup. Marilah kita senantiasa membuka hidup kita untuk disentuh oleh-Nya, mengalami sendiri perjumpaan pribadi dengan-Nya setiap hari.

Minimnya relasi pribadi dengan Allah telah membuat banyak orang percaya mundur dari hadapan Tuhan. Akibatnya, mereka harus bergumul seorang diri, tanpa sumber pertolongan dan kekuatan, untuk mengatasi berbagai persoalan hidup. Oleh sebab itu, persekutuan pribadi dengan Dia adalah kunci untuk hidup yang berkemenangan. Allah menghendaki kita hidup di dalam anugerah-Nya, maka janganlah kita meninggalkan jalan kasih karunia. Pengenalan yang dangkal membuat hidup kita mudah rapuh dan mudah menyerah. Sebaliknya, bersama dengan Allah kita dimampukan untuk senantiasa bertumbuh di dalam Kristus.

Umum: 
Jadwal: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA