Rangkuman Diskusi DIK Agustus/September 2007


Inilah hasil Rangkuman Dasar-dasar Iman Kristen (DIK) periode September-Oktober 2007. Topik-Topik yang didiskusikan adalah:
1. Alkitab dan Penciptaan
2. Asal-Usul Iblis
3. Kehendak Bebas
4. Kelahiran Baru
5. Doktrin dan Praktek
6. Kematian kekal

Selamat Membaca

Topik I. ALKITAB DAN PENCIPTAAN

[?] Apakah informasi dari Alkitab tentang bagaimana Allah menciptakan alam semesta dan manusia bertentangan dengan teori-teori penciptaan yang dibuat oleh manusia? [Misalnya: Teori Evolusi, Teori Big Bang dll.] Bagaimana kita, sebagai orang Kristen yang beriman pada Alkitab, menyikapi hal ini?

Alam semesta dan segala isinya diciptakan oleh Allah. Allah adalah Allah Pencipta. Ia menciptakan segala sesuatu dari yang tidak ada menjadi ada. Alam semesta, lingkungan, benda-benda penerang, hewan adalah ciptaan-Nya. Proses penciptaan adalah inisiatif Allah. Manusia juga adalah ciptaan-Nya. Dalam kitab Kej. 1:26 dan 27, dikatakan bahwa Allah menciptakan manusia segambar dan serupa dengan diri-Nya. Manusia bukan hasil proses evolusi. Alkitab menunjukkan bahwa Allah menciptakan manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke hidungnya. Kisah penciptaan di Kej. 1:1-27 tidak memerlukan pembuktian ilmiah, tetapi untuk diimani. Khusus dalam kisah penciptaan ini, Tuhan tidak menggiring manusia untuk mengakuinya secara ilmiah (berdasarkan teori yang spekulatif); melainkan Tuhan ingin memberitahukan tentang penciptaan dan asal mula manusia adalah seperti yang tertulis dalam Alkitab.

Teori Evolusi dan Big Bang bertentangan dengan Alkitab.

Memang teori Evolusi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang berusaha untuk memecahkan misteri kehadiran manusia di tengah bumi ini. Tetapi yang perlu diingat bahwa pengetahuan manusia sangat terbatas dan tidak akan bisa memahami Allah secara utuh. Jika Allah dapat dipahami secara utuh oleh "otak kecil" manusia maka Dia bukanlah Allah yang Mahabesar. Evolusi adalah kebenaran relatif, karena terdapat 'missing link' yang belum terpecahkan.

Meskipun demikian, teori Evolusi tetap memberi manfaat bagi kita karena memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Misalnya, gagasan mengenai ide dasar 'seleksi alam' yang memungkinkan kita untuk studi tentang hereditas, genetis dan yang lainnya. Namun tidak akan bisa menjelaskan secara keseluruhan karya penciptaan Allah. Teori itu hanya berusaha menjelaskan "yang ada" dan prosesnya, sedangkan penciptaan Tuhan adalah dari yang tidak ada menjadi ada.

Teori Big Bang juga bertentangan dengan Alkitab karena alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan (Ibr. 11:3, Kej. 1:1, Yes. 45:12, Maz. 145:5-6, Kol. 1:16); Teori ini gugur karena menyatakan bahwa alam semesta ini terbentuk dari ledakan maha dahsyat yang terjadi sekitar 13.700 juta tahun lalu. Bagaimana ada ledakan jika pada awalnya tidak ada sesuatu apapun di alam semesta ini?

Ada banyak teori yang dibuat manusia yang bertentangan dengan Alkitab. Dengan pertentangan itu, bukan berarti kita meragukan kebenaran Alkitab. Informasi bahwa alam semesta diciptakan oleh Allah adalah sudah final dan tidak untuk diperdebatkan. Namun demikian Alkitab memang tidak menjelaskan detail-detailnya, karena itu tidak ada perlunya untuk diperdebatkan. Yang harus diperdebatkan sebenarnya adalah teori itu sendiri. Teori itu adalah pengetahuan, tetapi sumber dari segala pengetahuan adalah Allah (Maz. 36:10, Maz. 94:10b) dan takut akan Allah adalah permulaan pengetahuan (Ams. 1:7). Alkitab termasuk sumber ilmu pengetahuan.

Sadarilah kita hanyalah ciptaan Allah yang hidup dalam keterbatasan, hanya Pencipta yang tak terbatas. Manusia dengan akal budinya telah berkreasi dan menghasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Namun sebagai seorang yang beriman kepada Allah dan Firman-Nya, kita patut menguji ilmu-ilmu ciptaan manusia itu agar tidak berbalikkan dengan kebenaran Alkitab.

Ke Atas


Topik II. ASAL-USUL IBLIS

[?] Siapakah Setan itu sebenarnya? Apakah setan itu diciptakan oleh Tuhan?

Dari Mana Asal-usul Iblis?

Awalnya, sebelum disebut Iblis, Lucifer adalah malaikat yang diciptakan Tuhan. Lucifer adalah kepala para malaikat Tuhan. Nama aslinya berarti 'bintang timur' atau 'bintang fajar' (disebutkan dalam kitab Yesaya). Namun karena kesombongan yang lahir dari hati Lucifer, ia menjadi tidak taat dan ingin menyamakan diri dengan Tuhan. Ini merupakan tindakan pemberontakan kepada Tuhan. Dengan pemberontakan ini, maka ia telah jatuh ke dalam dosa dan memisahkan diri dari Allah. Keterpisahan dengan Allah membuat ia menjadi musuh Allah. Sejak kejatuhannya itulah maka ia kemudian diusir dari surga dan dibuang ke dunia, lalu namanya diganti menjadi Setan. Dalam bahasa Indonesia, istilah Aetan atau 'Iblis' umumnya dipakai untuk menyebutkan si Lucifer, yaitu pemimpin para malaikat yang jatuh. Sebutan 'Lucifer' tidak ada dalam Alkitab bahasa Indonesia, tapi ada di dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris. Nama Lucifer sering diambil sebagai tafsiran terhadap sebutan 'bintang timur', artinya, 'pembawa terang'.

Di 2 Pet. 2:4, dituliskan bahwa Allah tidak menyayangkan malaikat-Nya yang telah berbuat dosa. Ayat ini mengindikasikan perihal asal usul dan masa depan Iblis. Bahwa Allah tidak menyediakan keselamatan bagi setan seperti Tuhan menyediakan keselamatan bagi manusia yang jatuh dalam dosa.

Dari mana datangnya sifat sombong Si Iblis itu ?

Malaikat diciptakan dengan kelengkapan memiliki kehendak bebas. Lucifer juga adalah malaikat. Lucifer sangat cantik dan istimewa, jadi ia ingin menyaingi Penciptanya; tetapi Tuhan tidak mengijinkan hal itu terjadi. Tidak ada penjelasan langsung di Alkitab mengenai dari mana asal kesombongan itu, tetapi secara implisit kita tahu bahwa kesombongan itu berasal dari hati Lucifer yang iri dan sombong. Unsur kejahatan ini ada dalam diri malaikat ketika ia memilih dan memutuskan untuk bertentangan dan memberontak kepada Allah, tidak sekehendak dengan Allah, tidak mau tunduk kepada Allah. Perlu diperhatikan bahwa kejahatan muncul dari dalam hati ketika memberontak kepada Allah; dan hal inilah yang memulai pertentangan setan melawan Allah terus menerus sampai pada hari penghakiman.

Apakah orang percaya bisa dirasuki/dikuasai setan?

Istilah "dikuasai atau dirasuk" bisa merujuk kepada "menguasai" keseluruhan hidup manusia. Orang percaya tidak dapat "dirasuki/dikuasai" jiwa rohnya oleh setan/iblis. Tetapi pikirannya dapat dikuasai ketika orang percaya tidak berhati-berhati dan tidak taat kepada Tuhan.

Ke Atas


Topik III. KEHENDAK BEBAS

[?] Mengapa Tuhan memberi kehendak bebas kepada manusia? Apakah kehendak bebaslah yang membuat manusia jatuh ke dalam dosa? Setelah diselamatkan, apakah manusia masih memiliki kehendak bebas?

Isu kehendak Bebas masih menjadi topik yang diperdebatkan hingga saat ini. Dasar pemikiran tentang kehendak bebas adalah bahwa Tuhan adalah Mahatahu dan Mahakuasa, implikasinya bahwa Tuhan tidak hanya mengetahui apa yang akan dilakukan oleh orang tersebut, tetapi Tuhan juga menentukan pilihan yang akan diambil oleh orang itu. Sehingga dengan pengetahuanNya, Ia mengetahui faktor apa saja yang akan mempengaruhi pilihan manusia tersebut. Karena Tuhan juga Mahakuasa, maka Ia secara otomatis mengontrol hal itu.

Karena kita diciptakan serupa dan segambar dengan Allah sehingga sifat-sifat yang kita miliki adalah sifat-sifat Allah itu sendiri dan mau tidak mau, kehendak bebas yang semestinya milik Allah menjadi bagian dari diri manusia. Allah tidak menciptakan manusia seperti robot. Allah mau manusia yang Dia ciptaan yang terakhir ini segambar dengan diriNya dalam arti, memiliki kehendak bebas.

Kehendak bebas adalah karunia Tuhan kepada manusia. Karunia yang membuat manusia dapat melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya, manusia sendiri bisa untuk memutuskan apa yang hendak dia lakukan. Manusia kebebasan untuk bertindak dalam segala hal dengan segala konsekuensinya. Di samping itu, Allah memberikan kehendak bebas untuk menguji hati manusia, sejauh mana dia mencari Allah-Nya dengan segenap hati, jiwa dan pikiran serta menjauhi laranganNya.

Kehendak bebas adalah sarana untuk melakukan kehendak Tuhan. Oleh sebab itu, diperlukan pembiasaan dan pembelajaran terus menerus untuk semakin mahir menggunakan karunia ini. Tuhan memberi kehendak bebas semata-mata untuk kemuliaanNya.

Apakah kehendak bebaslah yang membuat manusia jatuh ke dalam dosa?

Ada dua pendapat peserta diskusi:

Pendapat Pertama, Ya!: Ya, bebas sampai lupa harus tunduk kepada Allah. Kehendak bebas membuat manusia jatuh ke dalam dosa ketika membuat pilihan. Ketika manusia pertama diperdayakan oleh si 'ular' yang pandai memutar balikkan perkataan Tuhan maka dengan kehendak bebasnya Hawa terperdaya oleh ular begitu pula dengan Adam sehingga mereka jatuh dalam "dosa". Itu juga terjadi pada Daud ketika mengambil Bethseba.

Ya, karena kalau manusia tidak punya kehendak bebas, atau dengan kata lain manusia diciptakan dengan tanpa kehendak, maka pasti manusia akan taat dan tidak melanggar perintah Tuhan. Tetapi, karena diberikannya kehendak bebas, maka manusia sebenarnya diperhadapkan pada pilihan; memilih untuk taat pada Tuhan atau tidak.

Manusia tidak dapat mengekang kehendak bebasnya. Kehendak bebas manusia yang tidak terkontrollah yang menyebabkan manusia jatuh ke dalam dosa.

Pendapat Kedua, Tidak/Ragu-Ragu: Sebelum manusia digoda oleh iblis, apakah manusia sudah diciptakan dengan kehendak bebas? Jika ya... mengapa mereka masih bertahan tidak berdosa, sampai pada saat kejatuhannya? Jika tidak kapan kehendak bebas itu diberikan kepada menusia? Saya berbeda dengan anda, sebab menurut saya, kehendak bebas tidak membuat orang berdosa. Tetapi keputusan manusia yang salah itulah yang mengakibatkan orang tersebut berdosa. kehendak bebas juga memberikan kesempatan kepada manusia untuk memilih maupun tidak memilih. Sebab sebelum jatuh ke dalam dosa, manusia sudah memiliki kehendak bebas. Pada saat itu kehendak bebas tidak mengakibatkan manusia berdosa. Namun ketika si penggoda datang, Adam dan Hawa di perhadapkan dengan pilihan, hal itu yang membuat mereka jatuh dalam dosa.

Kehendak bebas justru membuat manusia mampu memuliakan Tuhan dengan sadar, artinya kehendak bebas memampukan manusia untuk memilih hidup kudus. Kehidupan dosa adalah kehidupan yang tidak menggunakan karunia kehendak bebas, semata-mata mengikuti keinginan daging yang reaktif terhadap tujuan-tujuan kenikmatan saat ini. Pikirannya itu sendiri yang menyeret manusia ke dalam dosa.

Tidak ada maksud Tuhan memberikan kehendak bebas itu untuk mencelakakan manusia ciptaan-Nya. Dengan demikian, kita bisa berkata kehendak bebas, tidak dan bukan penyebab manusia berdosa.

Setelah diselamatkan, apakah manusia masih memiliki kehendak bebas?

Masih, dan sekali lagi manusia diberi kemampuan untuk memilih apakah menggunakan kehendak bebas itu menjadi suatu kemuliaan bagi Tuhan atau sebaliknya. Buktinya setelah kita diselamatkan, kita masih berbuat dosa. Tapi perbedaannya adalah, setelah kita diselamatkan, kehendak bebas kita seharusnya kita letakkan di bawah kuasa dan otoritas Tuhan, bukan mengikuti kemauan kita. Setelah diselamatkan, kehendak bebas pada manusia semakin nyata. Tinggal kita mau menaruh kemana kehendak bebas itu, dan akan lebih baik apabila kehendak bebas itu kita berikan kepada Allah, karena yang hidup bukan aku lagi melainkan Kristus yang di dalam aku, melalui Roh-Nya yang kudus yang senantiasa hadir untuk mengingatkan akan semua kebenaran Yesus. Sampai ajal pun kita diberikan kehendak bebas oleh Tuhan. Bahkan keselamatan-pun merupakan kehendak bebas manusia. Jadi seolah-oalh udah gak punya kehendak tapi sebenarnya kita punya kehendak untuk menaati kehendak Allah dalam hidup kita

Setelah percaya, kehendak bebasnya dilakukan dalam koridornya Allah; untuk memuliakan dan menyenangkan Allah dan melayani sesama, walaupun sering tidak menyenangkan. Contoh, kisah Yusuf. Orang yang sudah diselamatkan, tunduk dalam otoritas Allah. Inilah menyangkalan diri yang dimaksud oleh Yesus di Matius 16. Seperti Rasul Paulus katakan: bukan kita lagi yang hidup melainkan Kristus yang hidup dalam kita. Jadi buah-buah roh yang akan tuai yaitu salah satunya adalah: “pengendalian diri“, dimana dengan bantuan Roh Allah dan firmanNya kita berusaha mengekang diri kita dan mengatur kehendak bebas itu untuk memuliakan Allah dan bukan berbuat dosa.

Ke Atas


Topik IV. KELAHIRAN BARU

Alkitab berkata bahwa untuk memperoleh keselamatan yang Tuhan berikan bagi manusia, maka manusia harus dilahirkan baru (Yohanes 3:3). Apakah hakekat dilahirkan baru? Mengapa kelahiran baru menjadi awal kehidupan baru di dalam Kristus?

Kelahiran baru adalah pekerjaan Allah melalui Roh Kudus untuk menghidupkan kerohanian orang berdosa yang dulunya mati. Karya Roh Kudus ini adalah karya rahasia Allah karena sering manusia tidak tahu kapan dan bagaimana terjadinya. Kelahiran baru ini akan menjadi efektif ketika firman Tuhan berbicara dan menyadarkan keberdosaan seseorang sehingga ia bersedia bertobat dari hidupnya yang lama dan berbalik kepada Tuhan. "Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang." (2 Kor. 5:17). Kelahiran baru, berarti dilahirkan dalam Roh dan Kebenaran.

Anugerah Allah tidak hanya membenarkan namun juga membuat "ciptaan baru" yang merupakan hasil-hasil dari kehidupan yang telah diubahkan." "Ciptaan baru" dari kelahiran baru adalah penggenapan dari penciptaan yang pertama, pembaharuan manusia yang telah jatuh kepada keadaan orisinilnya sebelum kejatuhan. Manusia tidak memiliki andil sama sekali dalam kelahiran baru seperti pada waktu penciptaan yang pertama, di Taman Eden. Manusia dilahirkan kembali oleh anugerah Allah sendiri, tanpa bantuan manusia. "Orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah" (Yoh. 1:13).

Kelahiran baru adalah keharusan untuk diselamatkan dan hidup di dalam Kerajaan Allah. Pada kenyataannya, itu lebih dari sekedar perubahan, tetapi suatu penciptaan. Ini bukan pekerjaan manusia, tetapi pekerjaan Allah di dalam Kristus Yesus. Dengan lahir baru, status kita diubah dari yang seharusnya menerima hukuman kematian kekal menjadi orang yang diselamatkan.

Lahir baru adalah bukti janji Allah akan anugerah keselamatan bagi manusia. Manusia yang setelah dilahirbarukan oleh Allah akan diberikan kemampuan untuk bertobat dan mengenal pencipta-Nya secara pribadi, takut akan Nama-Nya, taat pada-Nya, rindu menjalankan semua hukum dan ketetapan-Nya, mencari-Nya dengan sungguh-sungguh dengan segenap hati, jiwa dan akal budi serta menjauhi larangan-Nya. Dia akan mampu mengambil keputusan untuk mematikan segala keinginan daging dan bertekad untuk hidup senantiasa mengikuti kehendak-Nya. (2 Kor. 15:7).

Ke Atas


Topik V. DOKTRIN DAN PRAKTEK

[?] Apa pentingnya memiliki doktrin Kristen yang benar? Apakah memiliki doktrin Kristen yang benar akan menjadi jaminan bahwa hidup Kristen kita juga benar?

Doktrin Kristen yang benar adalah suatu pokok pengajaran yang bersumber dari Alkitab, firman Tuhan. Doktrin adalah prinsip-prinsip kebenaran yang ditemukan dalam Alkitab. Oleh para teolog dan rohaniawan, prinsip-prinsip itu diselidiki dan disusun secara sistematis dan akumulatif, sehingga membentuk tema-tema tertentu sebagai "pokok-pokok kepercayaan" yang dapat diajarkan secara konsisten, bertangungjawab dan benar. Pusat doktrin adalah Kristus dan pengajaran-Nya.

Boleh juga dikatakan, bahwa doktrin merupakan hasil kesimpulan yang sistematis dari apa yang tertulis dalam Alkitab dalam pokok pembahasan tertentu untuk dipercayai sebagai pengakuan iman dan kehidupan praktis. Doktrin dalam kehidupan orang Kristen adalah panduan untuk memahami pesan Alkitab secara keseluruhan dan sebaliknya menjadi panduan kehidupan praktis.

Memiliki doktrin yang benar jelas sangat penting karena doktrin yang salah bisa membuat seseorang terbawa kepada ajaran yang salah dan menyesatkan. Memiliki doktrin yang salah sama artinya menolak Alkitab (firman Tuhan) dan menjadi sesat.

Penting bagi kita untuk memiliki doktrin Kristen yang benar, agar kita benar-benar kuat dalam menghadapi cobaan, masalah dsb. Sebab dengan memiliki doktrin Kristen yang benar, kita mengenal siapa Allah kita yang sebenarnya. Doktrin juga sebagai dasar untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari.

Manfaat praktis pentingnya mempelajari dan memahami doktrin-doktrin Kristen dengan baik, benar dan bertanggungjawab adalah, agar:

(1) Kita semakin mengenal Allah, kita tahu bagaimana kita harus hidup seperti kehendak Allah.
(2) Kita selalu ingin melakukan kehendak Allah, semakin taat akan firman Tuhan.
(3) Kita semakin mengenal siapa diri kita, sehingga kita tidak lagi hidup menurut jalan pikiran kita.
(4) Kita siap menjadi saksi Kristus baik melalui tingkah laku kita maupun perkataan kita.
(5) Kita siap menghadapi ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Firman Tuhan.

Doktrin dapat dipahami dengan kekuatan kognitif/pikiran, tetapi hidup benar merupakan perjuangan perpaduan pikiran, perasaan, perbuatan, tutur kata dan tingkah laku yang menuju kepada kekudusan.

Mengatahui doktrin dengan baik dan benar memang tidak serta-merta menjadi jaminan bahwa hidup orang kristen menjadi benar. Contoh, pasutri Ananias dan safira atau murid Yesus, Yudas Iskariot. Tetapi sebaliknya, seseorang tidak mungkin mengetahui dan melakukan kehendak Tuhan tanpa pengetahuan doktrin yang baik dan benar. Memahami doktrin Kristen yang benar mengarahkan iman kita kepada kehendak Tuhan. Dengan memiliki doktrin Kristen yang benar, kita mengenal siapa Allah kita yang sebenarnya. Doktrin mempengaruhi cara pandang kita terhadap hidup, Tuhan, diri sendiri, dan orang lain.

Kelemahan dan kelalaian manusia sering menjadi halangan untuk menjadi orang percaya yang konsisten dengan pengajaran dokrin yang benar. Meskipun seseorang memiliki pemahaman yang baik dan benar tentang doktrin-doktrin Kristen yang alkitabiah, namun jika hati kita tidak taat dan tidak mau untuk hidup sesuai dengan kebenaran-Nya, maka tidak mungkin kita memiliki hidup yang benar. Tapi tanpa memiliki pedoman hidup yang benar, maka hidup kita menjadi ngawur.

Berusaha memahami dan rajin mempelajari doktrin yang benar dan alktabiah adalah langkah penting untuk menjadi orang percaya yang bertanggungjawab. Dalam hal ini, Tuhan sebagai sumber doktrin itu akan memampukan kita untuk mengerti ajaran-Nya dengan benar dan Dia akan memotivasi kita untuk melakukannya sesuai dengan pimpinan Tuhan. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku (Yoh 14:15).

Ke Atas


Topik VI. KEMATIAN KEKAL

[?] Ketika manusia Adam melanggar perintah Allah, maka Allah menghukum Adam dengan kematian kekal. Apakah artinya? Apakah dampak kematian kekal bagi manusia keturunan Adam?

Dalam cerita kejatuhan manusia pertama, Adam dan Hawa tidak serta merta 'mati fisik saat makan buat terlarang tetapi ia mengalami kematian 'non fisik' yang berakibat putus hubungannya dengan Allah dan diusir dari taman Firdaus. Kematian yang dialami mereka ini adalah kematian rohani. Dampaknya adalah setiap manusia keturunan Adam memiliki status berdosa, artinya natur manusianya sudah tercemar oleh dosa sehingga memiliki kecenderungan berbuat dosa, dan di dalam diri manusia tersebut mengalir benih dosa. Itu berarti, tidak ada manusia di kolong langit ini yang lahir dari keturunan Adam yang tidak berdosa.

Kata "mati" di dalam Alkitab, memiliki lebih dari satu arti. Penting untuk mengerti hubungan orang percaya dengan berbagai arti kematian. Ketika manusia tidak menaati perintah Allah, mereka dijatuhi hukuman atas dosa itu, yaitu kematian.

Kematian ini mencakup:

(1). Tunduk kepada hukum kematian. Setelah Adam dan Hawa memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, Allah mengatakan, "engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu". Maka, sekalipun mereka "tidak mati" secara jasmaniah pada hari mereka memakan buah itu, mereka kini tunduk pada hukum kematian sebagai akibat dari kutukan Allah. Demikian juga seluruh keturunan dari mereka.

(2). Mati secara Moral. Adam dan Hawa juga mati secara moral. Allah mengingatkan Adam bahwa ketika ia makan buah yang terlarang itu, ia pasti akan mati. Peringatan itu sangat serius. Sekalipun Adam dan Hawa tidak mati secara jasmaniah pada hari itu, mereka mati secara moral, yaitu tabiat mereka menjadi berdosa. Sejak Adam dan Hawa, semua orang dilahirkan dengan tabiat berdosa, yaitu suatu keinginan bawaan untuk mementingkan diri sendiri tanpa mempedulikan Allah atau orang lain.

(3). Mati secara rohani. Adam dan Hawa juga mati secara rohani ketika mereka tidak taat kepada Allah, yaitu hubungan intim mereka yang dahulu dengan Allah menjadi rusak. Mereka tidak lagi mengharapkan saat-saat berjalan dan berbincang-bincang dengan Allah di taman; sebaliknya mereka bersembunyi dari hadapan-Nya. Di bagian lainnya, Alkitab mengajarkan bahwa terlepas dari Kristus, semua orang terasing dari Allah; mereka mati secara rohani.

(4). Kematian kekal. Akhirnya, kematian sebagai akibat dosa mencakup kematian kekal. Kematian kekal adalah hukuman dan pemisahan kekal dari Allah sebagai akibat ketidaktaatan, yaitu menjalani hukuman kebinasaan selama-lamanya, dijauhkan dari hadirat Tuhan dan dari anugerah keselamatan selama-lamanya. Kematian kekal adalah terputusnya persekutuan antara manusia dengan Tuhan (secara roh, tidak ada persekutuan yang indah lagi antara manusia dengan Tuhan karena dosa), sehingga manusia menuju kepada penghukuman kekal karena dosa: kematian kekal (neraka).

Akibatnya, keturunan Adam dan Hawa semuanya menjadi orang-orang berdosa, yang dilahirkan dengan mewarisi sifat-sifat dosa (Rom. 3:23). Tetapi, Allah tidak meninggalkan manusia yang telah dihukum-Nya, Ia memberikan Anak-Nya Yang Tunggal ke dunia ini untuk menyelamatkan manusia. Atas inisiatif Allah saja kematian kekal itu bisa pulih atau dicabut sehingga hanya kematian fisik saja yang dialami. Allah mau menyelamatkan manusia melalui Yesus sehinga kematian kekal dibatalkan bagi orang percaya. Manusia hanya dapat diselamatkan dari kematian kekal dengan menerima karya penebusan Yesus di kayu salib, selagi manusia itu masih hidup. Di dunia orang mati, tidak ada lagi kesempatan untuk orang memutuskan menerima Yesus sebagai Juruselamat. Paulus menuliskan di Roma 5:17, "Sebab, jika oleh dosa satu orang, maut telah berkuasa oleh satu orang itu, maka lebih benar lagi mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dananugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus.

Ke Atas


Kontributor atau Peserta Diskusi:

Andy Hardjono - Artha Senna - Bobby Putrawan - Erfia Salim - Fero Nica - Hendric Spits - Mei Harijanto - Novalia Hioe - Pratama Adhi – Sebastian - Slamet Mulyadi - Vena Kristianti - Winta Karna - Bangun Gultom - Budi Purnomo - Jhon Boas - Nelson Saragih - Ruth JC – Sartono - Yuli Rahayu - Yuli Yuli

Sola Gratia
Riwon Alfrey

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA