Rangkuman Diskusi Kelas PPL Juni/Juli 2019

PPL TERMIN I / Topik 1 -- Geografis Timur Dekat Kuno

Timur dekat Kuno merupakan daerah besar yang terdiri dari tiga daerah penting, yaitu Mesopotamia, Suriah-Palestina dan Mesir, yang membentang membentuk bulan sabit. Oleh karena sangat kaya dengan air dan juga merupakan daerah pertanian yang sangat subur, maka sering juga disebut dengan "Bulan Sabit yang Subur". Daerah ini dikelilingi oleh benteng-benteng alam, yaitu pegunungan-pegunungan yang tinggi di sebelah utara dan padang gurun yang sangat luas di sebelah selatan; dan meskipun demikian, daerah ini merupakan dataran yang sangat subur dan kaya akan air. Kondisinya kaya akan sumber alam Geografi Palestina terletak di bagian barat benua Asia yang membentang antara garis lintang meridian 15-34 dan 40-35 ke arah timur, dan antara garis lintang meridian 30-29 dan 15-33 ke arah utara. Dari arah utara dibatasi oleh Libanon, dari arah timur laut dibatasi oleh Suriah, dari arah timur dibatasi oleh Yordania, dan dari arah selatan dan barat daya dibatasi oleh Mesir dan dari arah barat oleh dibatasi laut Mediterania. Geografisnya dikatakan subur karena banyak air, dan dibentangi gunung-gunung, bangsa yg ada di Palestina sebagian besar Arab dan Yahudi. Budaya-budaya di Timur Dekat kuno (sering disebut, the cradle of civilization; "tempat penyemaian peradaban") berpusat sekitar pertanian intensif setahun penuh, pengembangan sistem penulisan, penemuan roda pembuatan periuk (potter's wheel), menciptakan suatu pemerintahan, aturan hukum, dan kerajaan yang tersentralisasi, serta memperkenalkan stratifikasi sosial, perbudakan, dan peperangan yang terorganisir.

TERMIN I / Topik 2 -- Kesusasteraan Perjanjian Lama

Keanekaragaman sifat kesusasteraan disampaikan dalam bentuk Sejarah, syair atau puisi dan nubuat. Puisi ibrani mempunyai ciri musik hakiki yang secara alamiah menopang ungkapan yang bersifat puitis. Ada puisi, syair, nubuat, sejarah, surat-surat, serta sastra Apokaliptik sehingga sifafnya berbeda-beda. Syir: syair yang diiringi alat musik. Mizmor: nyanyian atau himne ibadat. Qina: nyanyian penguburan/syair ratapan. Tehilla: himne pujian. Masyal: amsal/nyanyian sindiran. Jenis-jenis puisi ini bisa kita lihat dalam beberapa kitab seperti contohnya Ayub, Mazmur, Amsal, Kidung agung. Sifat kesusastraan dalam PL, antara lain ialah mengandung sastra sejarah (1 dan 2 Raja-Raja), sastra dramatis (Ayub), dokumen hukum (sebagian besar Keluaran dan Ulangan), lirik lagu (Kidung Agung dan Mazmur), sajak (sebagian besar Yesaya), sastra hikmat (Amsal dan Pengkhotbah), sastra akhir jaman (sebagian dari Daniel), cerita pendek (Rut), pidato dan pernyataan (seperti yang diproklamasikan Raja Nebukadnezar di dalam kitab Daniel), doa (berbagai Mazmur), dongeng (seperti yang diceritakan Yotam; Ulangan 9:7-15). Puisi Ibrani berupa sajak dan irama. Ciri 1: Pantun dan syair. Ciri 2: cerita sejarah dan statistik. Ciri 3: Amsal dan hikmat.

Kekhasan puisi Ibrani: adanya pola-pola yang tersetruktur secara khusus yang sering di temukan dalam narasi Ibrani seperti: Pengulangan, pararalisme, kiasme, pencatunaman (inclusion). Kesusastraan perjanjian lama (Ibrani) sangat unik karena sangat dipengaruhi dengan perkembangan bahasa semit yang menuliskan kata-katanya dari kanan ke kiri. Puisi Ibrani memiliki karakter paralelisme dan ritme, sangat ekspresif dan menggugah perasaan. Ini dikarenakan puisi tersebut menggunakan bahasa (yaitu bahasa Ibrani) yang sangat ekspresif, yang menggambarkan kejadian dan peristiwa dengan hidup dan gamblang, buah pikiran dinyatakan mengalir dengan lancar karena kalimatnya yang singkat dan konjungsinya yang sederhana. Bahasa Ibrani kaya dengan metafora (kiasan). Ciri khas puisi Ibrani sendiri menurut yang saya baca ditopang oleh Bahasa Ibrani yang mempunyai keunikannya sendiri. Sehingga secara alamiah menopang ungkapan yang bersifat puitis. Karena PL sebagian besar ditulis dalam Bahasa Ibrani, sehingga Kitab2 dalam PL yg berbentuk puisi merupakan Puisi Ibrani, sehingga memiliki kekhasan diantaranya: puisi yg berisi nyanyian dan puji2an kepada Allah, berisi pesan hikmat dan kebijaksanaan, juga merupakan ungkapan kesedihan dan dukacita.

TERMIN II / Topik 1 -- Peristiwa Exodus dan Sepuluh Hukum

Makna teologis Exodus bangsa Israel adalah mengenai pembebasan umat pilihan Allah dalam penjajahan/penindasan secara fisik. Berita inti Peristiwa Exodus ialah mengenai PEMBEBASAN atau PENYELAMATAN, yaitu bagaimana bangsa Israel dipersiapkan untuk dibebaskan dan bagaimana Allah bangkit dalam diri Musa, seorang pembebas, lalu sejumlah besar orang Israel dipimpin keluar dari Mesir dan setelah itu dibentuk menjadi suatu bangsa di Sinai. Exodus berarti "pergi ke luar". Di bawah pimpinan Musa, utusan Allah untuk membebaskan umat Israel dari Mesir dan mengembara untuk masuk ke tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan. Supaya setiap bangsa maupun setiap pribadi di muka bumi ini hidup benar sesuai tuntunan Tuhan tidak menyimpang dari ajaran-Nya dan melupakan Penciptanya, yaitu Allah. Tujuan diberikannya 10 hukum. Makna teologisnya ialah darah domba itu melambangkan darah Yesus Kristus yang akan menyelamatkan umat pilihanNya dari maut. Makna Teologisnya adalah bahwa Bangsa Mesir merupakan perlambang perkara duniawi, perlambang kedagingan, di mana manusia telah jatuh ke dalam perbudakan dosa, oleh karena mereka harus dibebaskan dari dosa.

Tujuan utama diberikannya Sepuluh Hukum adalah untuk menunjukkan kekudusan Allah dan ketidak sempurnaan manusia untuk menyamai atau datang kepada Allah jika Allah sendiri tidak menyatakannya. Untuk menyatakan Tuhan berkuasa atas manusia. Tujuan utama diberikan sepuluh hukum adalah untuk menyiapkan bangsa Israel agar beriman kepada Mesias, atau Kristus yang dijanjikan. Tujuan Allah adalah bukan untuk membebani mereka dengan hukum- hukum dan aturan yang berat. Allah menghendaki umat-Nya bahagia dan makmur. Tujuan Utama agar manusia mencari kebenaran di dalamnya yang kemudian mentaati dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Hukum Allah diberikan kepada bangsa Israel agar mereka dapat menyadari dimana tidak ada yang bisa hidup tanpa adanya Tuhan.

TERMIN II / Topik 2 -- Pentateukh

Pentateukh, berasal dari kata Yunani yang berarti "lima buku terjilid". Istilah Pentateukh dapat ditelusuri, setidaknya sampai tahun 200 Masehi, ketika Tertullianus (yang dianggap sebagai Bapa Teologi Latin) menyebut lima kitab pertama dalam Alkitab dengan istilah tersebut. Kelima kitab Musa disebut sebagai Pentateukh untuk merujuk kepada lima kitab pertama dalam PL, yaitu Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan dan Ulangan. Pentateukh menceritakan tindak kebijakan Allah terhadap dunia, dan terutama terhadap keluarga Abraham sejak penciptaan sampai kepada kematian Musa. Di dalamnya mengandung undang-undang dan hukum-hukum untuk kehidupan bangsa Israel. Salah satu bukti paling kuat yang merujuk Musa sebagai penulis Pentateukh ini adalah kesaksian dari Yesus, yang menyebutkan bagian dari Penjanjian Lama ini sebagai "kitab Taurat Musa" (Luk 24:44). Siapapun yang benar-benar menulis kitab ini, penulis utamanya adalah Allah.

Adapun inti Pentateukh (kelima kitab Musa) adalah sbb:
- Kejadian - kita menemukan awal dari penciptaan, kejatuhan manusia, janji penebusan, awal mula peradaban manusia dan awal mula perjanjian Allah dengan bangsa pilihan-Nya, Israel.
- Keluaran - Berita tentang Perbudakan, Musa, 10 tulah, Paskah, Meninggalkan Mesir, Penyeberangan Laut Merah, Gunung Sinai dan kesepuluh Perintah Allah.
- Imamat - Kitab Imamat,menguraikan aturan mengenai bagaimana umat perjanjian (Israel) seharusnya menyembah Allah dan menjalani kehidupan sehari-hari. Kitab ini juga menjabarkan persyaratan tata cara pemberian korban yang memungkinkan Allah untuk mengampuni dosa-dosa umat-Nya, sampai kelak pengorbanan Kristus yang sempurna akan menebus seluruh dosa.
- Bilangan - Masih berisi berita tentang peristiwa di Gunung Sinai, rakyat Israel membuat patung untuk disembah, penghukuman, 40 tahun pengembaraan di padang gurun dimulai. Cerita silsilah dan catatan orang-orang yang terlibat dalam penggenapan janji Allah perihal tanah Kanaan setelah perbudakan di Mesir.
- Ulangan - Kitab ini seringkali juga disebut sebagai "hukum kedua" atau "pengulangan hukum Taurat". Kitab ini mencatat ucapan terakhir Musa sebelum bangsa Israel memasuki Tanah Perjanjian (Ul. 1:1). Dalam kitab Ulangan, hukum Allah yang diberikan di Gunung Sinai diulang kembali dan dijelaskan secara terperinci. Ketika Israel memasuki babak baru dalam sejarah mereka, Musa mengingatkan mereka akan Sepuluh Perintah Allah. Juga mengenai berkat yang akan diterima mereka karena ketaatan dan kutuk yang akan ditimpakan kepada mereka karena ketidaktaatan.

TERMIN III / Topik 1 -- Budaya Masyarakat Perjanjian Lama

Budaya dalam PL mencakup keberadaan struktur masyarakat, kehidupan ibadah, dan sistem pendidikan di masa PL. Sistemnya Patriaki. Sistem sosial patriarki menjadikan laki-laki memiliki hak istimewa terhadap perempuan. Dominasi mereka tidak hanya mencakup ranah personal saja, melainkan juga dalam ranah yang lebih luas seperti partisipasi politik, pendidikan, ekonomi, sosial, hukum dan lain sebagainya. Dalam masyarakat PL, seorang suami berkedudukan sebagai "tuan" atas istri dan anak-anak serta keluarga anak-anaknya, dan juga seluruh anggota keluarga yang lain serta budak-budaknya. Pada sisi yang lain juga, suami juga menjadi penangungjawab atas semua tindakan yang dilakukan oleh seluruh anggota keluarganya. Laki-laki adalah imam dalam keluarga jadi seorang laki-laki harus bisa melanjutkan keturunan seperti contoh adat istiadat mereka. Seorang laki-;laki memiliki peranan yang sangat besar dalam kemasyarakatan pada masa PL kerana laki-laki merupakan kepala keluarga. Penanggungjawab dalam keluarga, sebagai imam yang memimpin keluarga. Sebagai suami sekaligus sebagai kelapa keluarga ia bertindak sebagai tuan yg memerintah istri dan anak-anaknya. Ketika anak-anaknya sudah dewasa, ia harus mencarikan suami/istri anak-anaknya. Oleh karena itu tidak jarang kepala keluarga akan menanggung hinaan, bahkan hukuman, untuk tindakan yang dilakukan oleh anak-anaknya (keluarganya). Ia dibebani tanggung jawab, apalagi anak sulung laki-laki. Meski mendapat bagian warisan dua kali lipat dibanding saudara lainnya, seorang anak sulung dibebani tanggung jawab yang lebih besar atas tindakannya dan tindakan saudara- saudaranya yang lain.

TERMIN III / TOPIK 2 -- Bait Suci dan Ibadah pada Masa Perjanjian Lama

Allah memerintahkan Musa untuk membuat kemah suci dengan terperinci (Kel 26:1-37) beserta perkakas dan cara beribadahnya. Mereka melihat tanda kehadiran Allah, yaitu tiang awan pada siang hari, dan tiang api pada malam hari. Pertama kali kemah suci dibuat, awan tersebut menutupi kemah. Dan mereka baru berangkat jika awan tersebut naik dan pergi (Bil. 9:15-23). Setelah bangsa Israel memasuki tanah perjanjian dan menetap disana, dan setelah mereka mengangkat Daud menjadi raja, Daud berpikir untuk mendirikan sebuah rumah bagi Tuhan. Allah menjawab Daud lewat perantaraan nabi Natan, bahwa Ia tidak pernah memerintahkan untuk mendirikan rumah bagiNya (II Samuel 7:1-17), Namun Daud tetap ingin membuatkan rumah untuk Allah, dan meminta anaknya, Salomo untuk membuatnya (I Tawarikh 22:2-19) Raja Daud wafat dan digantikan oleh Salomo, dan dibuatlah bangunan Bait Suci dengan denah yang mirip dengan kemah suci dan ditempatkanlah Tabut perjanjian Allah, barulah kemuliaan Allah menaungi Bait Suci (II Tawarikh 5:2-6:2). Api turun dari langit dan memakan habis korban bakaran dan korban sembelihan. Bait suci pertama didirikan oleh Raja Salomo yang menggantikan kemah suci yang dibangun oleh Musa. Bait suci ini telah dijanjikan kepada Raja Daud akan tetapi barulah pada zaman Salomo (anak Raja Daud) barulah bisa dibangun (2 Taw. 5). Bait suci yang didirikan oleh Raja Salomo, dihancurkan oleh Pasukan Nebukadnezar Raja Babel (2 Raja-raja 25). Setelah orang Israel kembali dari pembuangan, barulah kemudian bait suci yang kedua di bangun, baik oleh Nehemia, Daniel, ataupun Ezra. Bait suci ini kemudian direnovasi dan dibuat lebih megah di zaman Herodes. Bait suci yang di zaman Raja Herodes kemudian di hancurkan oleh Orang Romawi di bawah Kekaisaran Nero. Jadi sudah dua kali bait Suci dibangun dan kemudian dihancurkan.Bangsa Yahudi melakukan perayaan dalam tahun kalendar mereka:

1. Hari Paskah / Passover / Pesach (tgl 15 Aviv / Nissan)
2. Hari Raya Roti Tak Beragi / Unleavened Bread (tgl 15 sd 21 Aviv / Nissan)
3. Hari Raya Buah Sulung (First Fruits)
4. Shavuot / Pantekosta (tgl 6-12 Sivan)
5. Hari Raya Terompet / Yom Teruah / Rosh Hashanah ( tgl 1 Tishri)
6. Hari Perdamaian / Yom Kippur / The Day of Atonement (tgl 10 Tishri)
7. Hari Raya Pondok Daun/ Tabernakel(tgl 15 Tishri)
8. Hanukkah (Hari Pentahbisan)
9. Tisha B'av (Hari Berkabung)

Korban penghapus dosa (bahasa Ibrani: korban khatta'at, lit: "korban pemurnian") adalah persembahan korban yang dijelaskan dan diperintahkan dalam Taurat (Imamat 4:1-35). Apa yang dilakukan umat di PL menjadi bayangan atau gambaran kelak tentang pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa-dosa manusia.

TERMIN IV / Topik 1 -- Para Nabi dalam Perjanjian Lama

Nabi adalah seorang hamba Tuhan yang dipanggil untuk menyampaikan Firman Allah kepada manusia. Ketika seorang nabi berbicara bagi Allah, itu seolah-olah Allah sendiri yang berbicara Nabi juga merupakan saksi khusus bagi Kristus, yang bersaksi tentang keilahian-Nya dan mengajarkan Injil-Nya. Nabi mengajarkan kebenaran dan menafsirkan firman Allah. Seorang nabi harus menjalankan apa yg diperintahkan kepada-Nya sekaligus menjadi teladan bagi umatnya. Seorang nabi bukan sekadar pemimpin agama lain di dalam sejarah Ibrani, tetapi seorang yang dirinya telah dimasuki dan dikuasai oleh Roh Allah dan Firman Allah (Yeh 37:1,4). Karena di dalam dirinya ada Roh dan Firman, nabi PL mempunyai tiga ciri sebagai berikut:

1) Pengetahuan yang dinyatakan secara ilahi.
2) Kuasa yang diberikan secara ilahi.
3) Gaya hidup yang khusus.

Sedangkan "nabi palsu" adalah orang yang merasa mendapat wahyu dari Tuhan, entahkah dia merasa menerima dari malaikat maupun langsung dari Tuhan, padahal sebenarnya "wahyu" tersebut tidak berasal dari Tuhan. Nabi palsu suka menggunakan kata-kata yang enak didengar untuk menarik publik. Memalingkan umat dari Allah yang benar kepada suatu bentuk penyembahan berhala. Melakukan ramalan, ilmu nujum, ilmu sihir, guna-guna, dan yang sejenisnya. Menubuatkan hal-hal tertentu yang tidak digenapi. Nabi palsu adalah orang yg mengaku utusan Tuhan tanpa otoritas. Sementara nabi sejati dengan setia menyampaikan firman Allah, dan ia boleh saja mati karena hal tersebut. Nabi Tuhan adalah seorang yang diutus Tuhan Allah untuk menyampaikan apa yg di perintahkan Tuhan kepada umat manusia dan tidak mencari keuntungan dalam menjalankan tugasnya. Nabi dan Rasul memiliki peran yang sama. Namun dalam hal ini PL memakai istilah Nabi bagi orang yang dipanggil untuk menyampaikan firman, atau nubuatan. Sedangkan konsep PB mengatakan orang seperti itu adalah Rasul.

TERMIN IV / Topik 2 -- Apokaliptik dalam Perjanjian Lama

Apokaliptik adalah adalah pengilhaman dari Allah akan sesuatu yang akan terjadi hal ini juga bisa disebut penyikapan rahasia ilahi kepada manusia. Apokaliptik ialah sebuah penyingkapan atau membuka sebuah rahasia bisa juga disebut nubuat yang melatar belakangi timbulnya gambaran-gambaran kuno, simbol, mitos penciptaan dan penghitungan dengan angka-angka yang akhirnya melahirkan sastra dalam tulisan Alkitab. Apokaliptik bermakna menyingkapkan, mewahyukan, menunjukkan kepada tulisan-tulisan yg mengandung simbol-simbol tentang sesuatu yg masih misteri dan kemudian menyatakan tindakan membuka atau pengungkapan (menyibakkan) sesuatu rahasia menjadi terbuka. Secara harafiah berarti: penyingkapan kain penutup atau cadar, adalah sebuah istilah yang diartikan sebagai penyingkapan kepada orang-orang tertentu yang mendapatkan hak istimewa tentang sesuatu yang tersembunyi dari umat manusia pada umumnya. Kata ôapokaliptikö sebetulnya merupakan suatu ungkapan dari Gereja Kristen abad ke-2 untuk jenis sastra yang dipakai dalam surat Wahyu kepada Yohanes di Perjanjian Baru. Dari sinilah kata "apokaliptik" kemudian menjadi sebutan untuk gaya penulisan yang banyak menggunakan simbol, seperti di dalam Kitab Wahyu. Apokaliptik adalah genre pernyataan sastra dengan kerangka narasi, dimana wahyu diperantarai olah makhluk dunia lain kepada penerima manusia, mengungkapkan realitas transenden dalam menggambarkan eskatologis keselamatan, melibatkan dunia lain dan kekuatan supranatural.

Tokoh-tokoh Alkitab dalam PL melihat tentang apokaliptik sebagai hal yang sangat penting, misalnya penyingkapan tentang tempat kelahiran Mesias, keselamatan yang akan dikerjakan oleh Allah, dan juga akhir dari dunia. Tokoh PL lama sangat menghargai kitab-kitab apokaliptik, bahkan tokoh PB pun mengutip kitab apokaliptik. Mereka sangat merespons dan menanggapi dengan sangat sungguh agar melalui karya Roh Kudus dapat dipakai Allah sebagai alat untuk menyingkapkan rahasia kebenaran perintah-perintah Allah. Allah memberikan hal ini kepada para nabi, atau orang-orang kudus suatu pengajaran sehubungan dengan hal-hal yang tersembunyi, baik hal-hal yang sama sekali asing bagi pengalaman manusia, atau kejadian-kejadian dalam sejarah manusia yang belum terjadi, atau keduanya.

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA