SAD.1 - Pelajaran 05

Nama Kelas : Pengenalan Studi Alkitab Digital
Nama Pelajaran : Tantangan dan Kesempatan Studi Alkitab Digital
Kode Pelajaran : SAD.1-P05

Pelajaran 05 -- Tantangan dan Kesempatan Studi Alkitab Digital

Daftar Isi

  1. Tantangan Studi Alkitab Digital
    1. Biblical Literacy (Melek Alkitab atau Literasi Alkitab)
    2. Christian Digital Quotient
    3. Prasyarat Melakukan Studi Alkitab Digital
      1. Harus Mengenal Bahan-Bahan Biblika secara Digital
      2. Harus Belajar Keterampilan Menggunakan Alat-Alat Biblika Digital
      3. Harus Ada Sarana Kegiatan PA (Penggalian Alkitab) di Gereja
  2. Kesempatan Studi Alkitab Digital
    1. Bible Engagement pada Era Digital
      1. Gerakan Baca Alkitab Digital Bersama
      2. Gerakan Belajar Alkitab
      3. Gerakan Mengaplikasikan Kebenaran Alkitab
    2. Pengembangan Studi Alkitab Digital

Doa

Pelajaran 05: Tantangan dan Kesempatan Studi Alkitab Digital

Perkembangan teknologi menolong kita melihat betapa besar kesempatan yang Tuhan berikan untuk kita bisa menyebarkan firman-Nya secara digital agar bisa dibaca dan dimengerti semua orang yang hidup di dunia ini. Bukan hanya untuk masa sekarang, tetapi juga untuk generasi-generasi yang akan datang, generasi yang akan semakin canggih dengan teknologi. Namun demikian, kesempatan yang terbuka lebar ini tidak berarti tanpa tantangan. Karena itu, mari kita bahas dua hal penting ini untuk menutup modul Studi Alkitab Digital.

  1. Tantangan Studi Alkitab Digital
  2. Di tengah perkembangan kemajuan yang dicapai manusia pada era yang serba digital ini, ada ketimpangan atau tantangan yang sering orang Kristen tidak sadari. Ada 3 ketimpangan atau tantangan besar yang kita bahas di sini.

    1. Biblical Literacy (Melek Alkitab atau Literasi Alkitab)
    2. Apa artinya literacy? Kamus Merriam Webster mendefinisikannya sebagai, "berpendidikan; memiliki pengetahuan atau kompetensi". Bahasa Indonesia menyebutnya "melek huruf", kebalikan dari "buta huruf", yaitu orang yang tidak bisa baca tulis, sebagai indikator orang yang tidak terdidik. Jadi, Biblical Literacy atau "Melek Alkitab", berarti terdidik dalam Alkitab. Kebalikannya adalah "buta Alkitab".

      Definisi lain, "melek Alkitab" adalah kemampuan untuk membaca dan memahami Alkitab dengan benar, menggunakan alat-alat belajar yang tepat, sehingga mengenal dengan baik karakter dan isi Alkitab (Fill Nelson). Orang yang "buta Alkitab" belum tentu tidak bisa membaca Alkitab, tetapi tidak terdidik untuk mengerti isi Alkitab dan tidak mampu menggunakan alat-alat belajar yang tepat. Pada era digital yang sudah serba canggih ini, berapa banyak orang Kristen yang sebenarnya tidak mampu menggunakan alat-alat belajar Alkitab dan tidak paham isi Alkitab yang paling dasar, misalnya tidak hafal 66 Kitab dalam Alkitab, pembagian PL dan PB, doa “Bapa Kami”, tokoh-tokoh utama Alkitab, cerita-cerita Alkitab yang terkenal, doktrin utama Alkitab, dll.. Ini menjadi tantangan melakukan studi Alkitab, termasuk secara digital.

      Masyarakat Kristen harus dididik dahulu untuk "melek Alkitab", untuk mampu memakai alat-alat belajar Alkitab, bahkan yang paling sederhana, memiliki pengetahuan Alkitab yang cukup sebelum bisa menelusuri bagian-bagian Alkitab secara mendalam dan menanggapinya dengan benar. Dibandingkan generasi sebelum-sebelumnya, generasi saat ini adalah generasi yang paling mudah mengakses Alkitab. Namun, kemudahan mengakses dan kecanggihan bahan/alat studi Alkitab tidak otomatis dapat membuat kita mampu memahami Alkitab dengan baik dan tidak serta-merta membuat kita rindu mempelajari Alkitab.

    3. Christian Digital Quotient
    4. Tantangan lain adalah banyak orang Kristen serta-merta berselancar di dunia internet tanpa bekal yang cukup sehingga menjadi korban kecerobohannya sendiri. Perlu bekal "cerdas digital" dan berhikmat supaya aman hidup di dunia digital. Istilah "Kecerdasan Digital (Digital Quotient/DQ)" diartikan sebagai himpunan kemampuan sosial, emosional, dan kognitif yang memungkinkan individu dapat menghadapi tantangan dan beradaptasi sesuai dengan tuntutan kehidupan digital.

      Secara umum, DQ mencakup 8 keterampilan digital:
      - Menjaga identitas pribadi, termasuk identitas sebagai orang Kristen.
      - Bijaksana menggunakan waktu supaya tidak kecanduan digital.
      - Beretika agar tidak mencuri data/program dan tidak merugikan orang lain.
      - Menjaga keamanan supaya tidak dimanipulasi atau ditipu.
      - Memelihara privacy supaya tidak memalukan diri sendiri dan Tuhan.
      - Berpikir kritis sehingga tidak termakan hoax atau berbagai tipuan online.
      - Menjadi duta Allah supaya nama Tuhan dimuliakan.
      - Membangun kepedulian dan mengasihi orang lain.

      Keterampilan-keterampilan di atas sering tidak dipahami dan dimiliki orang Kristen sebelum masuk ke dunia internet yang gelap dan jahat. Mengapa ini menjadi tantangan jika kita ingin melakukan studi Alkitab digital? Karena, kegairahan melakukan Studi Alkitab Digital tidak otomatis membuat kita mampu menggunakan alat-alat digital dan aman serta bijaksana menghadapi bahaya-bahaya yang mengadang di dunia digital.

    5. Prasyarat Melakukan Studi Alkitab Digital
    6. Tuhan tidak mengharapkan tingkat penguasaan mempelajari Alkitab yang sama dari semua orang Kristen karena tidak semua kita dipanggil untuk menjadi pengajar firman atau gembala gereja. Namun, kita semua dipanggil untuk mengenal-Nya, bersekutu dengan-Nya, dan berkomunikasi dengan-Nya. Tidak ada cara lain yang lebih baik untuk mengenal dan bersekutu dengan-Nya selain dengan berdoa, membaca, dan mempelajari firman-Nya. Karenanya, jika ingin belajar Alkitab dengan serius, prasyaratnya adalah:

      1. Harus Mengenal Bahan-Bahan Biblika secara Digital
      2. Orang Kristen harus belajar mengenal bahan-bahan biblika yang tersedia secara online karena tidak banyak dan sulit untuk mendapatkan bahan secara cetak. Pengenalan bahan-bahan biblika dan bagaimana memakainya menjadi hal yang cukup krusial sehingga orang mau menggunakannya.

      3. Harus Belajar Keterampilan Menggunakan Alat-Alat Biblika Digital
      4. Training tentang pemakaian alat-alat digital dan bagaimana melakukan penggalian Alkitab menjadi tantangan tersendiri karena tidak semua jemaat tertarik dan berkomitmen untuk tekun melewati proses ini. Belum lagi ketersediaan pengajar untuk memberikan training.

      5. Harus Ada Sarana Kegiatan PA (Penggalian Alkitab) di Gereja
      6. Melakukan penggalian Alkitab secara kelompok sangat menolong untuk jemaat bersemangat belajar bersama dan juga untuk saling memberi pertanggungjawaban. Banyak gereja belum sanggup menyelenggarakan kelompok PA sendiri di gereja. Jika pun ada, perlu jemaat yang sungguh-sungguh memiliki komitmen mempelajari Alkitab secara teratur.

  3. Kesempatan Studi Alkitab Digital
  4. Di samping semua tantangan yang ada, kita tidak bisa menutup mata dengan kesempatan yang Tuhan bukakan untuk orang Kristen dapat semakin mudah dan pintar mempelajari Alkitab. Di bawah ini, hanya akan dibahas 2 area besar kesempatan Studi Alkitab Digital. Pertama adalah area Biblical Engagement, dan kedua adalah pengembangan alat-alat digital sesuai dengan perkembangan teknologi digital.

    1. Bible Engagement pada Era Digital
    2. Banyaknya bahan dan alat-alat biblika yang tersedia dan kemudahan untuk mengaksesnya memiliki 1 tujuan, yaitu agar orang Kristen dapat berinteraksi dengan Alkitab sehingga mereka bisa bertemu dengan Allah, mendengar suara-Nya, memahami, dan melakukan kehendak-Nya. Karena itu, fokus Studi Alkitab Digital adalah Bible engagement, dan kesempatan ini sangat terbuka lebar karena dunia digital dapat menjangkau siapa saja, kapan saja, dan di mana saja tanpa batas waktu dan ruang. Setiap orang Kristen dapat mengadakan Studi Alkitab Digital dan mengajak orang lain melakukan studi Alkitab bersama. Berikut beberapa contoh membuat gerakan melakukan Studi Alkitab Digital:

      1. Gerakan Baca Alkitab Digital Bersama
      2. Program baca Alkitab digital sudah tersedia di banyak situs/aplikasi Alkitab dan bisa dipakai dan diadaptasi sesuai dengan kebutuhan. Mendorong orang untuk disiplin membaca Alkitab artinya mendorong mereka untuk rindu bertemu secara intim dengan Tuhan tanpa beban harus belajar Alkitab secara mendalam. Membaca Alkitab membuat orang Kristen semakin familier dengan suara Allah, mengetahui bagaimana Allah memakai orang-orang pada zaman dahulu untuk menggenapi rencana-Nya, dan untuk membuat kita familier dengan cara Allah bekerja, sebagaimana bayi belajar dan familier mendengar suara orang tuanya.

        Program bacaan Alkitab digital sangat ideal dilakukan secara komunal (bersama dengan beberapa orang). Melalui platform chatting, peserta bisa saling mengingatkan bagian Alkitab yang harus dibaca. Pertemuan online atau on-site akan menolong anggota semakin akrab satu dengan yang lain. Membagikan berkat dari apa yang dibaca pada hari itu akan memperkaya pengalaman membaca Alkitab, melalui quote grafis, infografis, animasi dll.. Atau, membuat testimoni dari jurnal baca Alkitab dalam format vlog/reels/short. Be creative!

        Bisa juga bergabung dengan kelompok-kelompok baca Alkitab yang sudah ada sehingga bisa saling belajar, terutama karena dari berbagai latar belakang ras, umur, dan gereja.

      3. Gerakan Belajar Alkitab
      4. Tujuan belajar Alkitab adalah untuk kita semakin mengerti pikiran Allah dan membiarkan kita dimuridkan oleh Alkitab. Belajar Alkitab bisa dimulai dengan mempelajari 1 perikop setiap hari dalam kelompok kecil yang akan menolong kita mempelajari 1 prinsip kebenaran Allah. Caranya dengan melihat latar belakang dan kata-kata penting dalam perikop yang dibaca.

        Teknologi SMART Bible menyediakan alat-alat digital dalam berbagai platform dan fungsi yang berbeda-beda untuk mendukung studi Alkitab. Pilihlah sesuai dengan kebutuhan. Bagikan kebenaran yang telah didapat, bukan hanya kepada kelompok belajar Alkitab, tetapi juga ke media sosial agar menjadi berkat bagi orang lain. Pada saat-saat yang disetujui, seluruh anggota bisa melakukan pertemuan online atau on-site untuk merasakan sensasi persekutuan sehingga terjalin keakraban dalam Kristus.

      5. Gerakan Mengaplikasikan Kebenaran Alkitab
      6. Tindakan menerapkan kebenaran Alkitab akan menolong iman kita terus bertumbuh. Keakraban dalam kelompok kecil akan membangun keterbukaan untuk saling mengaku dosa atau saling menasihati. Pikirkan bagaimana Allah disukakan jika kita tidak hanya menjadi pendengar, tetapi juga pelaku firman (Yak. 1:22). Pada era digital ini, kita tidak lagi terkungkung dalam komunitas kecil keluarga atau gereja saja, kita bisa keluar untuk menjangkau orang-orang baru secara online. Gerakan mengaplikasikan kebenaran Alkitab bisa menjadi cara kita "melebarkan sayap" untuk pergi ke orang baru dalam komunitas sosial online kita dan menyapa orang-orang yang sudah lama tidak kita sapa atau follower yang belum kita kenal baik. Terapkan pelajaran dari 1 prinsip kebenaran Allah yang dipelajari hari ini dengan cara-cara yang kreatif.

        Banyak orang kurang mendukung Studi Alkitab Digital karena sering kali membuat orang Kristen nyaman belajar Alkitab secara individu. Hal ini menyebabkan kurangnya akuntabilitas. Namun, sekarang banyak sekali media sosial yang dapat diintegrasikan dengan kegiatan Studi Alkitab Digital. Bahkan, mobile apps menyediakan fasilitas reminder untuk penerapan yang harus dilakukan, dan setiap anggota dapat membagikan pokok doanya sehingga pertanggungjawaban pribadi bisa tetap dijalankan.

    3. Pengembangan Studi Alkitab Digital
    4. Sejauh teknologi terus berkembang, maka Studi Alkitab Digital juga akan mengikuti. Allah menyediakan teknologi untuk manusia semakin dibukakan dengan kemungkinan untuk bertemu dengan firman-Nya. Alkitab masa depan tidak akan terbatas pada teks, bahkan tidak terbatas dengan format media tertentu. Allah adalah Allah tanpa batas. Jika Ia berkenan memperkenalkan diri-Nya kepada manusia melalui dunia ciptaan (Ayb. 38:1-38), Ia juga berkenan memperkenalkan diri-Nya kepada manusia melalui dunia metaverse, bukan?

      Firman Allah tidak identik dengan tinta dan kertas, atau peralatan teknologi, tetapi kata-kata firman-Nya . Oleh karena itu, bukanlah esensi apakah kita membaca di atas kertas, membaca melalui layar elektronik, atau mendengar melalui gelombang suara. Yang penting adalah kita membaca firman-Nya, memahami kata-kata-Nya, dan menghafalkan-Nya sehingga jiwa kita boleh dikenyangkan dan menikmati kehadiran-Nya. Biarlah kita semakin mengasihi dan menyembah DIA, Allah Yang Maha Kasih dan Maha Besar. Soli Deo gloria!

Akhir Pelajaran (SAD.1-P05)

Doa

"Tuhan Yesus, tolonglah aku untuk selalu melihat setiap kesempatan yang Engkau berikan melalui teknologi untuk belajar firman-Mu dengan lebih pintar. Kiranya Roh Kudus menolongku menjadi makin serupa seperti-Mu hari lepas hari. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA