DIK-Referensi 02b

Pelajaran 02 | Pertanyaan 02 | Referensi 02a | Referensi 02c

Nama Kursus : DASAR-DASAR IMAN KRISTEN
Nama Pelajaran : Penciptaan Manusia
Kode Pelajaran : DIK-R02b

Referensi DIK-R02b diambil dari:

Judul : Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan
Editor : Donald C. Stamps, M.A., M.Div.
Penerbit : Gandum Mas/Lembaga Alkitab Indonesia
Halaman : 1023-1024
Elektronik : Program SABDA(c)

Garis Besar:

KEPRIBADIAN MANUSIA DALAM GAMBAR ALLAH
KOMPONEN-KOMPONEN KEPRIBADIAN MANUSIA
BERBAGAI TANGGUNG JAWAB KEPRIBADIAN MANUSIA

REFERENSI PELAJARAN 02b - PENCIPTAAN MANUSIA

ARTIKEL-ARTIKEL

"KEPRIBADIAN MANUSIA"

Nas : Pengkh 12:6-7
Ayat: "Ingatlah akan Dia (tidak ada dalam terjemahan LAI) sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur, dan debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakannya."

Dari semua makhluk yang diciptakan Allah, manusia adalah jauh lebih mulia dan paling kompleks. Akan tetapi, oleh karena kesombongan, manusia sering kali lupa bahwa Allah adalah Pencipta mereka, bahwa mereka adalah makhluk ciptaan dan bergantung pada Allah. Artikel ini menelaah perspektif alkitabiah mengenai kepribadian manusia.

"KEPRIBADIAN MANUSIA DALAM GAMBAR ALLAH."

  1. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa umat manusia, oleh suatu keputusan khusus dari Allah, diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kej 1:26-27. Jadi, Adam dan Hawa bukanlah hasil evolusi Kej 1:27; Mat 19:4; Mr 10:6. Karena diciptakan menurut rupa Allah, manusia mampu menanggapi dan menjalin persekutuan dengan Allah, dan mencerminkan kasih, kemuliaan, dan kekudusan-Nya. Kej 1:26

  2. Perhatikan sekurangnya tiga aspek berbeda dari gambar Allah di dalam manusia. Kej 1:26. Adam dan Hawa memiliki kesamaan moral dengan Allah, karena mereka adalah benar dan kudus (bd. Ef 4:24), dengan hati yang sanggup mengasihi dan ingin melakukan yang benar. Mereka memiliki kesamaan inteligensi (akal) dengan Allah, karena mereka diciptakan dengan roh, pikiran, perasaan, dan kuasa untuk memilih (Kej 2:19-20; 3:6-7). Dalam arti kata tertentu, susunan jasmaniah manusia adalah menurut gambar Allah dalam cara yang berbeda dengan binatang. Allah memberikan kepada manusia rupa yang dengannya Dia akan menampakkan diri dalam PL (Kej 18:1-2) dan bentuk yang sekali kelak akan dipakai oleh Anak-Nya (Luk 1:35; Fili 2:7).

  3. Ketika Adam dan Hawa berbuat dosa, gambar Allah ini menjadi sangat rusak tetapi tidak seluruhnya binasa.

    1. Pasti kesamaan moral mereka dengan Allah rusak ketika mereka berdosa (bd. Kej 6:5), sehingga mereka tidak sempurna dan kudus lagi, tetapi kini cenderung berbuat dosa. Kecenderungan ini mereka turunkan kepada anak-anak mereka (bd. Kej 4:1-26; Rom 5:12 PB menegaskan kerusakan gambar Allah ini ketika menyatakan bahwa orang percaya tertebus harus dibaharui kepada kesamaan moral yang semula dari Allah (bd. Ef 4:22-24; Kol 3:10).

    2. Pada saat bersamaan, manusia berdosa masih memiliki banyak aspek kesamaan dengan Allah dalam hal akal, dengan kemampuan untuk bersekutu dan berkomunikasi dengan Dia (bd. Kej 3:8-19; Kis 17:27- 28). Dimensi gambar Allah ini juga rusak tetapi tidak dihapuskan seluruhnya ketika Adam dan Hawa berdosa di Taman Eden (bd. Kej 9:6; Yak 3:9).

"KOMPONEN-KOMPONEN KEPRIBADIAN MANUSIA."

Alkitab menyatakan bahwa kepribadian manusia, yang diciptakan menurut gambar Allah itu, merupakan suatu ketritunggalan yang mencakup komponen roh, jiwa, dan tubuh (1Tes 5:23; Ibr 4:12).

  1. Allah membentuk Adam dari debu tanah (tubuh) dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya (roh), dan manusia pun menjadi "makhluk yang hidup" (jiwa; Kej 2:7). Allah bermaksud agar dengan memakan buah pohon kehidupan dan menaati perintah-Nya untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, manusia tidak akan pernah mati tetapi akan hidup selama-lamanya (bd. Kej 2:16-17; Kej 3:22-24). Hanya setelah kematian memasuki dunia sebagai akibat dosa manusia kita membaca tentang terbaginya pribadi manusia menjadi debu tanah yang kembali kepada tanah dan roh yang kembali kepada Allah (Kej 3:19; 35:18; Pengkh 12:7;Wahy 6:9; lih. art. KEMATIAN,). Dengan kata lain, pemisahan tubuh dari roh dan jiwa adalah akibat dari kutukan Allah atas umat manusia karena dosa dan akhirnya akan diperbaiki hanya pada saat kebangkitan tubuh pada hari terakhir (lih. art. KEBANGKITAN TUBUH).

  2. Jiwa (Ibr. nephesh; Yun. psyche) sering diterjemahkan "hidup", secara singkat dapat didefinisikan sebagai aspek non-materi dari pikiran, perasaan, dan kehendak dalam kepribadian manusia yang menjadi hasil perpaduan roh dan tubuh. Jiwa bersama dengan roh manusia akan hidup terus ketika tubuh seseorang meninggal. Jiwa demikian terkait dengan batin seseorang sehingga sering kali dipakai sebagai sinonim untuk "orang" (mis. Im 4:2; 7:20; Yos 20:3). Tubuh (Ibr. basar; Yun. soma) dapat didefinisikan secara singkat sebagai unsur materi seseorang yang kembali ke tanah pada saat orang itu meninggal (kadang-kadang disebut daging). Roh (Ibr. ruach; Yun. pneuma) secara singkat dapat didefinisikan sebagai unsur hidup non-materi manusia. Dalam roh ini tinggal kemampuan rohani dan hati nurani kita; melalui aspek inilah kita berhubungan dengan Roh Allah.

  3. Dari ketiga komponen yang merupakan "keseluruhan" kepribadian manusia hanya jiwa dan roh yang tidak bisa musnah dan tetap ada setelah kematian, apakah untuk tinggal di sorga (Wahy 6:9; 20:4) atau di neraka (bd. Mazm 16:10; Mat 16:26). Akan tetapi, Alkitab menandaskan bahwa selama kita hidup, orang percaya harus memelihara dengan baik tubuh mereka dengan menjauhkannya dari kebejatan dan kejahatan (Rom 6:6,12-13; 1Kor 6:13-20; 1Tes 4:3-4) dan dengan mengabdikannya kepada pelayanan Allah (Rom 6:13; 12:1; lih. art. NORMA-NORMA MORALITAS SEKSUAL). Tubuh juga akan mengalami perubahan pada hari kebangkitan sehingga kepribadian manusia pada akhirnya tertebus secara sempurna bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus.

"BERBAGAI TANGGUNG JAWAB KEPRIBADIAN MANUSIA."

Ketika Allah menciptakan umat manusia, Dia mempercayakan beberapa tanggung jawab kepada mereka.

  1. Allah menciptakan mereka menurut gambar-Nya sendiri supaya Ia dapat menjalin hubungan kasih pribadi dengan mereka untuk selama-lamanya dan supaya mereka dapat memuliakan Dia sebagai Tuhan. Allah begitu mendambakan umat manusia yang bergembira di dalam Dia, memuliakan diri-Nya, dan hidup dalam kebenaran dan kekudusan di hadapan-Nya sehingga ketika Iblis berhasil mencobai Adam dan Hawa untuk memberontak dan tidak menaati Allah, Tuhan berjanji akan mengirim seorang Juruselamat untuk menebus dunia. Kej 3:15

  2. Allah menghendaki manusia mengasihi diri-Nya melebihi segala sesuatu dan sesamanya seperti diri sendiri. Perintah ganda untuk mengasihi ini merangkum seluruh hukum Allah (Im 19:18; Ul 6:4-5; Mat 22:37-40;Rom 13:9-10).

  3. Allah juga menetapkan lembaga pernikahan di Taman Eden (Kej 2:21- 24). Ia bermaksud bahwa pernikahan harus bersifat monogami, hubungan seumur hidup di antara suami dengan istri (bd. Mat 19:5- 9; Ef 5:22-33). Di dalam konteks pernikahan, Allah memerintahkan agar manusia "beranakcucu dan bertambah banyak" (Kej 1:28; 9:7). Laki-laki dan wanita harus memperanakkan keturunan yang saleh dalam konteks keluarga. Allah menganggap keluarga saleh dan membesarkan anak-anak di dalam hubungan keluarga yang sehat sebagai prioritas tertinggi di dunia. Kej 1:28

  4. Allah juga memerintahkan Adam dan seluruh keturunannya untuk "taklukkanlah" bumi, dan "berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi" (Kej 1:28). Di Taman Eden itu Adam sudah menerima tanggung jawab untuk memelihara kebun itu dan memberi nama kepada semua binatang yang ada (Kej 2:15,19-20).

  5. Perhatikan bahwa ketika Adam dan Hawa berbuat dosa dengan memakan buah terlarang, sebagian dari kekuasaan mereka atas dunia beralih kepada Iblis yang kini selaku "ilah zaman ini" (2Kor 4:4) menguasai zaman jahat dewasa ini. 1Yoh 5:19 bd. Gal 1:4; Ef 6:12 Tetapi Allah masih mengharapkan agar orang percaya memenuhi maksud ilahi ini dengan memelihara dunia ini dengan baik, dengan menyerahkan segala hal di bumi ini kepada-Nya dan dengan mengelola ciptaan-Nya sehingga memuliakan Dia (bd. Mazm 8:7-9; Ibr 2:7-8).

  6. Karena kehadiran dosa di dalam dunia, Allah mengutus Anak-Nya Yesus untuk menebus dunia. Tugas berat memberitakan amanat kasih penebusan Allah itu telah diberikan kepada umat Allah, yang telah dipanggil-Nya menjadi saksi-saksi Kristus dan keselamatan-Nya hingga ke ujung bumi (Mat 28:18-20; Kis 1:8) dan untuk menjadi garam dan terang dunia (Mat 5:13-16).

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA