Rangkuman Diskusi PPL DESEMBER 2008/JANUARI 2009

Termin I

Topik I. BANGSA PILIHAN.

Apakah artinya bangsa pilihan? Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel yang keras kepala dan tegar tengkuk sebagai bangsa pilihan?

Allah adalah pribadi yang setia terhadap janji-Nya untuk menyampaikan penyataan-penyataan dari rencana-Nya kepada manusia, supaya keselamatan yang dari pada Allah sampai ke seluruh bangsa di bumi ini. Karena kasih dan rencana Tuhan terdapat disetiap bangsa. Secara khusus Allah sendiri yang bertujuan untuk menyatakan rencana-Nya bagi seluruh bangsa. Di sini Allah sebagai subjek untuk memilih suatu bangsa berdasarkan kriteria atau alasan tertentu yang Dia miliki sebagai saluran kasih-Nya, yaitu menunjukkan bagaimana Allah berkarya, menyatakan diri-Nya, bagaimana Ia bertindak dan berhubungan dengan manusia. Rencana Allah itu sudah ditentukan sebelumnya. Pemilihan ini menurut keadilan Allah.

  1. Apakah artinya bangsa pilihan?
  2. Bangsa pilihan artinya bangsa yang dipilih Allah. Dipilihnya bangsa Israel adalah hak kedaulatan penuh Allah serta karena janji Allah kepada Ibrahim. Kejadian 15:6, "Lalu percayalah Abram kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran." Kejadian17:5, "Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa."

    Tuhan memilih bangsa Israel bukan karena kehebatan, kelebihan atau kemauan bangsa Israel, tetapi pilihan itu merupakan ketetapan Tuhan dan menjadi prerogatif Tuhan sendiri. Jelas yang mengetahui adalah Allah sendiri. Kedaulatan Allah memang menjadi alasan umum. Jadi, singkatnya adalah karena Allah mengasihi bangsa ini. Ini adalah keistimewaan khusus.

  3. Mengapa Tuhan memilih bangsa Israel yang keras kepala dan tegar tengkuk sebagai bangsa pilihan?
  4. Allah memilih bangsa Israel bukan karena kehebatan atau kelebihannya, tetapi karena hak dan kedaulatan Allah serta janji-Nya kepada Abraham. Hal ini merupakan bukti kedaulatan Allah untuk melaksanakan rencana kekal-Nya. Ini adalah anugerah Allah (grace). Abraham adalah orang yang sangat dikasihi Allah sehingga Allah mengadakan perjanjian dengannya sampai keturunannya. Abraham tetap tekun menyembah kepada Allah Yang Esa yaitu Allah sang pencipta, bukan kepada illah yang lain. Allah melihat dari sekian banyak manusia yang benar-benar beribadah dan menyerahkan kepemimpinan hidup kepada- Nya waktu itu adalah Abraham.

    Berasal dari kepercayaan Abraham, Allah berjanji bahwa keturunan Abraham akan menjadi bangsa yang besar, umat pilihan Tuhan. Bahkan Allah bersumpah demi diri-Nya sendiri, akan memberkati bangsa ini berlimpah-limpah. Hal ini membuat mau tidak mau Allah harus menepati janji-Nya kepada nenek moyang bangsa Israel tersebut (Abraham) sesuai janji yang telah diberikan.

    Dari pihak pemilih, yaitu Allah, pemilihan terhadap Israel dikarenakan oleh rencana Allah. Rencana Allah ini sudah dibuat sebelum dunia dijadikan. Termasuk kelahiran Yesus untuk mendamaikan manusia dengan Allah. Rencana Allah tidak bisa dibatalkan, karena jika dibatalkan berarti Allah gagal dalam merencanakan sesuatu. Namun rencana Allah bisa dialihkan/diteruskan ke orang-orang pilihan-Nya yang lain. Ini menjadi hak Allah. Buktinya banyak kisah yang menceritakan tokok- tokoh yang melanjutkan perjuangan/penggenapan rencana Allah.

    Bangsa Israel dipilih sebelum bangsa ini ada. Sehingga boleh dikatakan bahwa Allah memilih tidak berdasarkan kriteria apapun yang dimiliki oleh bangsa Israel. Allah memilih bangsa Israel karena Allah perlu bangsa Israel. Melalui bangsa Israel karya keselamatan Allah hadir dan terdengar hingga ke ujung bumi.

    Allah menyebutkan bangsa Israel sebagai bangsa yang tegar tengkuk. Mengenai hal ini kedaulatan Allah tetaplah kedaulatan yang mutlak. Kita tidak bisa menerka ataupun menghakimi mengapa Allah memilih bangsa ini. Jadi Allah memilih Israel karena janji Allah kepada Abraham. Kegagalan Israel bukanlah berarti kegagalan Allah. Allah selalu bertanggung jawab dengan pilihan-Nya. Sehingga jelas mereka pasti dilindungi dan dipelihara Allah.

    Bangsa Israel adalah bangsa pilihan (karena sudah ditentukan dan direncanakan sebelumnya) bukan bangsa ambilan (diambil dari antara yang ada).

    Karena dipilih maka diberkati. Karena bangsa Israel dipilih oleh Tuhan maka mereka sangat diberkati dengan banyak kelebihan, di antaranya ketaatan, kepandaian, kekayaan, dll. (bukan sebaliknya).

    Kasih Tuhan sangat luar biasa terhadap bangsa ini, sehingga walaupun tegar tengkuk, Tuhan tidak pernah meninggalkannya. Kesetiaan Tuhan adalah terhadap janji-Nya sendiri, sehingga walaupun mereka tidak setia, Tuhan tetap setia, bahkan sampai nanti, karena janji-Nya tidak pernah gagal. Perlindungan Tuhan juga sungguh nyata terhadap bangsa ini, sampai kapanpun, dari sekarang sampai selamanya.

    Sejak semula Allah memberikan janji keselamatan bukan hanya untuk bangsa Israel saja (Kej. 3:15). Bangsa Israel dipilih lebih dahulu untuk menjadi perantara, dengan misi melalui mereka semua bangsa di bumi mendengar tentang keselamatan. Tetapi bangsa Israel gagal mengemban misi ini (merasa keselamatan hanya untuk mereka saja, sedangkan bangsa-bangsa lain dianggap kafir/anjing). Hal ini kita ketahui dari keluhan rasul Paulus di Roma 11:11-15.

    Bangsa Israel merupakan gambaran akan kita, umat pilihan Tuhan, yaitu bangsa Israel yang baru (secara rohani). Bahwa Ia yang memilih kita lebih dahulu sehingga Ia memelihara kita seperti biji mata-Nya, Ia memberkati kita dengan banyak kelebihan dan kasih-Nya pada kita akan tinggal selamanya.

Topik 2. TANAH PERJANJIAN

Mengapa Allah menyerahkan tanah Kanaan kepada bangsa Israel sebagai tanah perjanjian (mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat), yang sebenarnya saat itu sudah dihuni oleh bangsa-bangsa lain, dan sekarang justru menjadi sumber pertikaian? (Lihat: Kej. 11:31 - 12:10; 15:18; 26:3; 28:13).

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, perlu untuk mengetahui keadaan tanah Kanaan itu sendiri. Apa sih keunggulannya dsb.. Mengapa Allah tidak memberikan tanah lainnya? Mengapa Kanaan?

KANAAN

Allah menggambarkan tanah Kanaan sebagai negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu. Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus - yakni ke suatu negeri yang berlimpah- limpah susu dan madu... (Kel.33:2-3).

Letak Geografis Kanaan

Menurut buku-buku sejarah, tanah Kanaan adalah tanah istimewa karena menjadi persimpangan/pertemuan antara bangsa-bangsa di dunia, yaitu bangsa Asia, Eropa dan Afrika (sampai sekarang juga demikian, karena Amerika dan Australia masih termasuk dalam bangsa Eropa). Dengan kata lain, Kanaan (Palestina) adalah wilayah yang paling strategis di seluruh dunia.

Nama "Palestina" berasal dari nama "Filistin" sebab orang-orang itu menduduki dataran pantai. Tanah Palestina atau Kanaan adalah daerah yang terletak di antara Lautan Tengah sebagai batas barat dan Padang Gurun Arab sebagai batas timur. Batas utara dan selatan tidak ditetapkan dengan pasti, tetapi kira-kira sesuai dengan ucapan yang sering kali terdapat dalam Perjanjian Lama yaitu "dari Dan sampai Bersyeba" (Hak. 20:1; II Sam. 3:10; 17:11; I Taw. 21:2; II Taw. 30:5).

Panjang tanah Palestina dari dan sampai Bersyeba kurang lebih 240 km., sedangkan lebarnya kalau dihitung dari sungai Yordan ke pantai kurang lebih 95 km. Di bagian selatan, dan kurang lebih 50 Km di bagian utara. Di sebelah timur sungai Yordan, garis perbatasan agak kurang jelas. Istilah "dari dan sampai Bersyeba" itu seperti "dari Sabang sampai Merauke"-nya Indonesia. Panjangnya, cuma 240 km. (kurang dari seperempat panjang P. Jawa).

Tapi di bagian lain, disebutkan bahwa tanah Kanaan lebih luas dari yang disebutkan di atas, misalnya di Bil. 34:1-12. Batas selatan, sampai ke sungai Mesir dan batas utara, sampai ke Hamat (daerah Syria sekarang). Tapi walaupun begitu, tetap saja jauh lebih kecil daripada P. Jawa. Sepanjang sejarah bangsa Israel, luas tanah yang dijanjikan ini tidak pernah berhasil dimiliki/dikuasai, kecuali pada jaman kekuasaan Raja Daud dan Salomo.

Bicara soal geografis Israel kuno, tanah perjanjian (Kanaan) seharusnya menjadi milik Israel karena Kanaan memiliki makna yang sangat penting dan istimewa bagi Israel:

  1. Kanaan adalah tempat perhentian yang dijanjikan Tuhan kepada umat Israel.
  2. Kanaan adalah negeri anugerah, yang berlimpah susu dan madu, kaya dan indah.
  3. Kanaan adalah tempat kemenangan.

Kepada Abraham, Allah menjanjikan tanah Kanaan untuk menjadi miliknya dan tempat keturunannya yang seperti bintang di langit dan pasir di tepi laut banyaknya (Kej 22:17). Dengan demikian tanah bukan benda yang diperoleh berdasarkan kekuatan ekonomis atau militer bangsa Israel, melainkan tanah adalah pemberian, anugerah dan berkat Allah.

Mengapa Allah menyerahkan tanah Kanaan kepada bangsa Israel sebagai tanah perjanjian?

  1. Kedaulatan Allah
  2. Ada hubungannya dengan pertanyaan mengapa bangsa Israel menjadi umat pilihan Allah. Allah memperhitungkan ketaatan Abraham dalam menentukan bangsa Israel menjadi umat pilihan Tuhan. Jadi sudah merupakan janji Allah kepada Abraham dan Tuhan tidak mengingkari janji-Nya.

    Konsep tanah dan perjanjian dalam PL saling memiliki kaitan yang erat. Tanah merupakan anugerah Tuhan yang dijamin di atas perjanjian (covenant) yang sah. Hubungan Israel dengan tanah itu merupakan indikasi hubungan mereka dengan Tuhan. Apabila mereka taat kepada Tuhan maka kemakmuran yang luar biasa akan terjadi di atas tanah itu (Ul. 22). Sebaliknya, ketidaktaatan bangsa Israel akan perintah Tuhan akan berakhir dengan dibuangnya mereka dari tanah perjanjian oleh karena itu tanah perjanjian merupakan simbol akan ketergantungan mereka (bangsa Israel) pada Tuhan.

    Tanah Kanaan adalah tanah pilihan Allah yang diberikan kepada bangsa Israel dan merupakan tanah yang subur. Tanah Kanaan telah berpenghuni, tetapi Allah memberikannya kepada bangsa Israel. Hal ini merupakan rahasia Allah karena dari segi HAM sangat bertentangan. Di sisi lain bangsa Kanaan memiliki tabiat yang tidak baik seperti berdagang dengan mencari keuntungan dalam rumah Allah. Sehingga Allah memakai bangsa Israel untuk memulihkan keadaan bangsa itu. Dengan kata lain, Tuhan menyerahkan tanah Kanaan kepada bangsa Israel dengan syarat penduduknya harus dilenyapkan.

    Sesuai dengan firman Allah yang mengatakan: "Bukan karena jasa-jasamu atau karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa itulah, Tuhan, Allahmu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya Tuhan menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni Abraham, Ishak dan Yakub". (Ul. 9:5)

    Namun, syarat yang Allah berikan tidak dilakukan oleh bangsa Israel. Hal ini tidak sesuai dengan firman Allah yang terdapat di dalam:

    Kalau melihat ke Kel. 12:2 Kamu harus memusnahkan sama sekali segala tempat, di mana bangsa-bangsa yang daerahnya kamu duduki itu beribadah kepada allah mereka, yakni di gunung-gunung yang tinggi, di bukit- bukit dan di bawah setiap pohon yang rimbun.

    Kel 20:17 melainkan kautumpas sama sekali, yakni orang Het, orang Amori, orang Kanaan, orang Feris, orang Hewi, dan orang Yebus, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, Tuhan memerintahkan penduduk Kanaan di musnahkan.

    Yos 13:13 Tetapi orang Israel tidak menghalau orang Gesur dan orang Maakha itu, sehingga Gesur dan Maakha masih tetap diam di tengah- tengah Israel sampai sekarang.

    Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa bangsa Israel tidak melaksanakannya, maka saat ini mereka merasakan kesulitan/konflik yang terjadi karena ketidaktaatan mereka kepada Allah. Dan ketidaktaatan ini membawa bangsa Israel ke dalam masalah yang berkepanjangan.

    Kalau hingga saat ini terus terjadi konflik dikawasan itu, karena hingga sekarang bangsa Israel belum taat kepada Allah. Seandainya mereka semua mau menerima Kristus sebagai Mesias yang dijanjikan, pasti kawasan itu akan menjadi damai.

  3. Karya Penyelamatan Allah.
  4. Tanah Perjanjian ternyata mempunyai arti lebih dari arti harafiah. Di Alkitab membicarakan kedua-duanya, arti harafiah dan rohani.

    Secara harafiah, janji Tuhan kepada Abraham tentang tanah perjanjian adalah tanah air Palestina yang sampai saat ini masih menjadi pertikaian. Sebenarnya sudah beberapa kali janji Tuhan ini digenapi (khususnya pada jaman raja Daud), namun seperti sudah disebutkan oleh beberapa peserta, tanah tersebut melambangkan keterikatan hubungan antara Allah dan bangsa Israel. Ketika bangsa ini tidak taat, maka Tuhan akan membiarkan bangsa ini dikuasai dan diusir dari tanah perjanjian yang mereka miliki.

    Tapi Alkitab juga berbicara tentang hal-hal rohani, bahwa bangsa Israel adalah gambaran akan umat Tuhan yang sesungguhnya, yang akan menjadi bangsa Israel yang baru (umat pilihan) yang akan mendiami Yerusalem yang baru (surga).

    Arti bangsa Israel secara rohani, yaitu umat Tuhan yang akan menjadi Israel yang baru. Ada disebutkan beberapa kali di Alkitab (baca: Roma 9:6-11; 30-33)

    Jadi, jangan kuatir kali ini pasti tidak akan gagal, karena Allah telah menjaminnya di dalam Kristus, anak-Nya yang tunggal. Adam pertama telah gagal tapi Adam kedua tidak mungkin gagal.

TERMIN II

Topik I. Sejarah PL

.

Dari peristiwa-peristiwa yang terjadi sepanjang sejarah PL, dapatkah Anda tunjukkan peristiwa-peristiwa mana yang dapat ditarik sebagai satu benang merah berita inti dari sejarah keselamatan yang Allah anugerahkan kepada manusia?

Peristiwa yang menjadi benang merah adalah:

  1. Hari penciptaan.
  2. Manusia diciptakan dengan segala kelemahan dan kekuatan. Kelemahan karena daging, dan kekuatan karena hembusan Roh Allah. Namun dalam kelemahan tersebut akan nyata tindakan keselamatan yang Tuhan berikan kepada seluruh mahluk ciptaan-Nya sebagai contoh.

  3. Kejatuhan manusia pertama.
  4. Dalam Kej. 3:15 disebutkan, "Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya." Ayat ini menjadi petunjuk Allah akan memilih penebus dan menebus ciptaan-Nya yang menjadi sangat rusak akibat dosa (pekerjaan "si jahat"). Dia harus harus datang dari bangsa tertentu (Israel), dari suku tertentu (Yehuda) dan dari keluarga tertentu (Daud). Dimulai ditaman Eden, memuncak dengan darah di Golgota. Dan dalam rentang waktu itu setan tidak pernah berhenti untuk menggagalkannya. (peristiwa air bah, pengejaran Firaun, konflik dan perang saudara utara-selatan, dst) .

  5. Janji Tuhan kepada Abraham.
  6. Skenario penyelamatan sudah Tuhan beritahu lewat pengorbanan domba pengganti Ishak. Ketika Abraham hendak mengorbankan puteranya, Ishak,di gunung Moria. Ini adalah model Allah hendak mengorbankan putera-Nya, Kristus di bukit Golgota. Abraham menyebut tempat itu Yehovah-jireh (Tuhan menyediakan).

    Dari kisah Abram yang kemudian diubah namanya menjadi Abraham ketika akan mengorbankan anaknya Ishak. Terlihat bahwa keselamatan Tuhan dianugerahkan lewat pengorbanan domba menggantikan pengorbanan manusia. Dan itu menjadi titik balik bahwa Allah menganugerahkan keselamatan kepada manusia mulai dari zaman Abraham hingga pengorbanan Kristus.

  7. Konsep persembahan korban.
  8. Persembahan korban hewan yang disembelih/dibakar yang tidak bercacat/sempurna. Konsep persembahan korban ini bukan datang dari ide manusia, tapi dari Allah sendiri. Korban pertama dilakukan oleh Allah, yaitu pada saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Pada waktu itu Adam dan Hawa diberi pakaian dari kulit binatang oleh Allah dan tentunya ada binatang yang dikorbankan.

  9. Kelahiran Musa.
  10. Peristiwa PL yang sangat berkesan sama adalah peristiwa kelahiran Musa dengan kelahiran Yesus. Benang merahnya ialah sama- sama ada kejadian pembunuhan anak laki-laki dan bermisi penyelamatan.

  11. Para nabi
  12. Nabi Yesaya, Raja Daud, Yeremia, semua Tuhan pakai untuk mengingatkan tentang rencana penyelematan yang semakin dekat.

  13. Nubuatan PL.
  14. Nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama mengenai Mesias secara unik tergenapi dalam diri Yesus Kristus. Ada ratusan nubuat mengenai hal ini, sehingga kemungkinan bahwa nubuat tersebut digenapi secara kebetulan pada satu orang biasa sangatlah bertentangan dengan hukum probabilitas.

    Beberapa dari nubuat tersebut sangatlah sulit digenapi, seolah-olah tidak dapat dipenuhi oleh seorang pun yang hidup setelah abad pertama Masehi. Sebagai contoh, Yakub mengatakan, dalam Keluaran 49:10, "Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda, ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai Shiloh datang." Nama "Shiloh" adalah gelar untuk Mesias, dan nubuat menyatakan bahwa suku Yehuda akan tetap menjadi pemimpin bangsa di Israel, secara khusus menghasilkan raja-raja mereka, sampai Mesias datang. Nubuat sudah digenapi sebelum kehancuran Yehuda dan Yerusalem pada tahun 70 Masehi, ketika semua tongkat kerajaan telah meninggalkan Yehuda.

    Janji juga diberikan kepada Raja Daud bahwa Mesias akan datang sebagai salah satu keturunannya, sebagai Raja abadi, seperti dikatakan Tuhan, "Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan aku akan mengokohkan tahta kerajaannya untuk selama-lamanya" (II Samuel 7:13). Yesaya mengatakan, "Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai (yaitu ayah Daud), dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah" (Yesaya 11:1). Ini adalah nama yang lain lagi untuk Mesias, dan menunjukkan bahwa, bahkan setelah pohon keluarga Isai terputus, masih ada satu cabang (taruk) yang tumbuh dari tunggulnya. Ternyata cabang terakhir yang muncul dari silsilah ini akhirnya terbukti merupakan Mesias terjanji.

    Ini digenapi secara unik dalam diri Yesus. Ayah angkatnya, Yosef, adalah keturunan Daud dan karenanya mempunyai hak atas tahta (Matius 1:1-16). Ibunya, Maria, juga keturunan Daud, seperti dijelaskan dalam silsilah dalam Lukas 3:23-31. Tetapi sejak masa Yesus, tampaknya tidak mungkin untuk dapat merunut silsilah resmi atau biologis tahta Daud, karena semua catatan silsilah akan segera dihancurkan setelahnya.

    Nubuat yang lebih menusuk terdapat dalam Daniel 9:24-27. Dalam ayat itu Daniel menyatakan secara eksplisit bahwa Mesias akan datang 69 "sabat" (yaitu, 69 tahun sabat - atau total 483 tahun) setelah dekrit yang diberikan untuk membangun kembali Yerusalem, yang saat itu tinggal reruntuhan setelah Nebukadnezar, raja Babilonia, menghancurkannya.

    Dekrit semacam itu diberikan kemudian oleh kaisar Persia. Walaupun tanggal yang pasti dari dekrit itu tidak diketahui dengan jelas, tanggal terakhir dari nubuat pasti suatu waktu dalam abad pertama Masehi. Sesungguhnya, hal itu pasti terjadi sebelum penghancuran kota dan Bait Allah oleh Romawi pada tahun 70 Masehi, sebab nubuat mengatakan secara eksplisit: "Setelah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang Mesias, padahal tidak ada salahnya apa- apa; maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu" (Daniel 9:26). Bukan saja Mesias pasti datang sebelum pemusnahan kota ini, tetapi juga disebutkan bahwa Dia "disingkirkan", ditolak atau dibunuh, sebelum pemusnahan itu.

    Dan kemudian, tentu saja, masih ada ratusan nubuat yang lain, semuanya tergenapi dalam diri Yesus Kristus: kelahiran-Nya dari seorang perawan (Yesaya 7:14); kelahiran-Nya di Betlehem (Mikha 5:2); kematian-Nya yang dikorbankan (Yesaya 53:5); penyaliban-Nya (Mazmur 22:14-18); kebangkitan badan-Nya (Mazmur 16:10); dan banyak lainnya. Semua itu bersatu dalam kesaksian mereka bahwa "Yesus adalah Kristus, Putra Allah" (Yohanes 20:31).

    Dalam PL ada sejumlah pernyataan para nabi yang mengatakan bahwa akan muncul tunggul Isai, dan lainnya. Kutipannya dari :

    Mikha 5:1, Yesaya 7:14 : tentang kelahiran Yesus yang sudah dinubutan ratusan tahun sebelum Yesus dan kitab-kitab lainnya.

    Yesaya 42:1, Zakharia 9:9, dua ayat ini bicara soal perjalanan Yesus dan di kota Yerusalem.

    Mazmur 41:10, bicara tentang sebelum Ia disalibkan dan dihianati.

    Mazmur 22:2, : Kematian Yesus saat dikayu salib. Mazmur 16:10 : Kebangkitan Yesus.

    Dan apa yang disampaikan oleh para nabi dengan ciri khasnya masing- masing, seperti Samuel yang saleh, Yesaya seperti bangsawan, Amos orang desa, Daniel seorang negarawan, Yeremia peratap, Hosea berduka cita semuanya berbeda namun tidak bertentangan untuk menyampaikan hal kedepan tentang juruslamat.

    Jadi jika ditanyakan bagaimana PL meneguhkan penggenapan yang dilakukan Yesus, jelas sangat nyata bahwa berbagai hal yang dinubuatkan nabi-nabi PL dinyatakan dalam Kristus.

    Untuk memperkuat hal ini saya mengutip John Calvin yg menuliskan mengenai tiga keberadaan Kristus (bisa dilihat di attachment):

    1. Yesus penggenapan dari nubuat di PL dan Dia seorang Nabi. Dalam PL, nabi dipanggil untuk menyampaikan "pesan" Allah untuk umat-Nya. Dalam PB, Kristus disebut Nabi, karena Ia adalah "Pesan" atau "the Message" itu sendiri.
    2. Yesus adalah Imam yang mempersembahkan korban dan korban itu sendiri, sebagai imam Ia mempersembahkan diri-Nya sendiri. Dalam PL, imam bertugas untuk menjadi "perantara" antara Allah dan umat- Nya dalam memberikan persembahan "korban" setahun sekali; memberikan petisi agar dosa umat-Nya diampuni. Dalam PB, Kristus disebut Imam, karena Ia adalah "korban" itu sendiri untuk menghapus dosa manusia sekali dan selama-lamanya.
    3. Yesus adalah Raja yang telah diurapi (diurapi = Mesias) dari segala raja dan tuan dari segala tuan. Dalam PL, raja adalah orang yang diurapi untuk menjadi "wakil" umat-Nya untuk memegang pemerintahan sementara di dunia. Dalam PB, Kristus disebut Raja, karena Ia adalah "wakil" Allah sendiri yang diurapi untuk memerintah umat-Nya selamanya. Dasar Alkitab:

    PL : Mazmur 45:8, Yesaya 61:1, Amsal 8:23, Mazmur 110, Yesaya 42:1-4 2.

    PB : Ibrani 1:9, Matius 3:16-17, Yohanes 3:34, Roma 1:4, Kisah Para Rasul 3:17-26 dan Ibrani 5:5,6

  15. Nubuatan Daniel 9:24-27.
  16. Dan 9:24 Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi Yang Maha Kudus.

    9:25 Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan seorang yang diurapi, seorang raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah- tengah kesulitan.

    9:26 Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salahnya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi raja itu akan menemui ajalnya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.

    9:27 Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."

    Ayat 24 menegaskan keseluruhan 70 masa yang harus terjadi terhadap Israel (sekali lagi Israel dipakai Allah sebagai ukuran waktu untuk keseluruhan dunia).

    Ayat 25 menegaskan nubuatan pembangunan Bait Allah dan kedatangan seorang Raja yang diurapi (lih. juga Zak 9:9). Hal ini sudah digenapi dalam Ezra dan Lukas 19.

    Beberapa artikel menyampaikan betapa kompleksitas perhitungan waktu itu digenapi oleh Yesus dengan sangat akurat.

    Ayat 26 nubuatan penyaliban "Raja" dan kehancuran kembali Bait Allah dan kota Jerusalem. Inipun sudah digenapi. Secara khusus Yesus menguatkan ayat ini melalui Luk 19:42-44.

    Luk 19:42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu.

    19:43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan,

    19:44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."

    Ayat 27 nampaknya yang segera akan terjadi

    Kesimpulan : nubuat Allah kepada bamgsa Israel sampai kedatangan Kristus sudah digenapi. Tapi masih ada yang harus terjadi dalam "satu masa" terakhir menurut Daniel (ayat 27), sampai Yesus datang untuk kedua kalinya.

(Mat. 24:42 Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang)

Termin III

Topik 2. Poligami di PL

.

Mengapa terjadi banyak sekali poligami di antara tokoh-tokoh PL? Apakah berarti Tuhan PL mengijinkan poligami?

Berbicara mengenai poligami di PL cukup membingungkan, karena hal ini sepertinya sangat biasa dilakukan dan bahkan tidak ada ketetapan hukum yang jelas yang melarang ataupun memperbolehkan poligami. Poligami itu sendiri terjadi di kalangan tokoh-tokoh bangsa Israel yang merupakan umat pilihan dan digambarkan dekat dengan Allah. Bahkan di pimpin oleh Allah. Benarkah Allah mengijinkan poligami?

Dibawah ini disajikan dua pendapat adalah sebagai berikut:

  1. Allah mengijinkan Poligami.
  2. Di dalam PL, Allah membiarkan poligami dengan suatu tujuan. Allah membiarkan poligami dalam PL karena bumi harus dipenuhi. Selain itu, tidak ada larangan maupun hukum yang jelas dan tidak ada dasar firman Tuhan. Poligami dilakukan dengan syarat tidak merebut istri orang, karena jika dilakukan akan bertentangan dengan hukum Tuhan yang ke-10. Di dalam loh batu disinggung masalah zinah bukan masalah poligami. Selanjutnya dikembangkan dalam PB adalah masalah pemberian surat cerai, jadi tidak berhubungan dengan poligami.

    Allah memang tidak memberikan perintah untuk berpoligami tapi kenyataannya di dalam PL mencatat bahwa mereka yang memiliki istri lebih dari satu tetap berkenan kepada Allah. Tuhan mengijinkan mereka untuk berpoligami karena kebijaksanaan tertentu. Sehingga akhirnya disadari bahwa hal itu menjadi hal yang kurang baik.

  3. Allah Tidak Mengijinkan Poligami.
  4. Poligami bukan rencana Allah. Semua kehidupan poligami yang dilakukan oleh orang-orang Israel kuno tersebut adalah dosa dimata Allah. Tuhan tidak mengijinkan poligami walaupun ada tokoh-tokoh Alkitab yang berbuat demikian. Namun, tetap bukan ijin Tuhan, tetapi Tuhan membiarkan. Kesannya sama dengan pelanggaran-pelanggaran yang lain, Tuhan juga berkesan membiarkan padahal upahnya tetap dosa. Jadi sebenarnya Allah tidak menghendaki poligami, karena akan menimbulkan masalah baru, seperti yang terjadi pada jaman Abraham. Karena ketidaksabaran Sarah menunggu penggenapan janji Allah, ia menyerahkan hambanya Hagar untuk memperoleh keturunan. Sehingga terjadi permusuhan (Kej. 1:27-28). Selain itu, Allah tidak menghendaki adanya poligami karena pendamping Adam juga hanya satu yaitu Hawa. Ayat-ayat yang mengacu bahwa Allah tidak menghendaki poligami adalah:

    Kejadian 2:24 "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging."

    1 Tim. 3:2, "Karena itu penilik jemaat harulah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri."

    Konsep keluarga Kristen di dasari oleh seorang suami dan seorang istri, hal ini didasari dari kitab Kej. 2:22-24, ditegaskan dalam PB: Titus 1:6; 2 dan 1 Tim 3.

    Kejadian 2:24, "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya sehingga keduanya menjadi satu daging." Pada pernikahan pertama ini, dengan jelas kita dapat melihat bahwa Tuhan mendesain pernikahan antara satu pria dan satu wanita.

    Manusia memiliki pilihan, dan setiap tindakan yang diambil memunyai konsekuensi sendiri-sendiri. Istilah "Tuhan mengijinkan" dalam kasus ini mungkin lebih tepat kalau diganti menjadi "Tuhan membiarkan", artinya Tuhan tidak secara aktif mencegah poligami terjadi di kalangan tokoh-tokoh PL. Jadi kalau mereka minta ijin, Tuhan tidak akan mengijinkan, tapi karena mereka sendiri yang membuat keputusan itu, maka Tuhan membiarkan mereka melakukan hal yang salah itu. Tuhan membiarkan tidak berarti Tuhan setuju. Tapi memang Dia tidak secara aktif mencegah, walaupun Dia bisa melakukannya.

Termin IV

Topik 1. Pengajaran PL.

Apakah kisah-kisah dalam PL masih relevan untuk dipelajari sebagai pengajaran iman Kristen di gereja? Kalau ya, mengapa gereja sedikit sekali memberikan pengajaran yang diambil dari PL?

  1. Apakah kisah-kisah dalam PL masih relevan untuk dipelajari sebagai pengajaran iman Kristen di gereja?
  2. Ada beberapa gereja yang sedikit sekali memberikan Firman Tuhan dari PL. Namun, PL masih sangat relevan untuk dipelajari. Dan memang seharusnyalah demikian mengingat bahwa PL dan PB adalah Firman Tuhan yang hidup.

    Di persekutuan wilayah/komisi/PA yang banyak menggunakan tema-tema dan landasan dari PB. Hal ini harus kita akui karena PL memang lebih sulit untuk ditafsirkan, halangan-halangan tersebut antara lain:

    1. Halangan Bahasa.
    2. Halangan Budaya.
    3. Halangan Ketekunan.
    4. Halangan Praduga yang Salah.

    Jadi memang karena kelemahan kita dalam mencerna dan menafsirkan yang membuat PL jarang digunakan.

  3. Kalau ya, mengapa gereja sedikit sekali memberikan pengajaran yang diambil dari PL?
  4. Persoalan yang lain bersumber dari kemauan atau kemampuan para pendeta untuk mengulas PL yang dianggap kurang menarik buat jemaat. Banyak gereja-gereja di Indonesia yang menggunakan pengajaran (jika yang dimaksud pengajaran adalah kotbah mimbar) diambil dari PL. Hanya saja konteks penyampaian seringkali diarahkan kepada kekinian dan cenderung hipotesis. Jikalau ada gereja yang sedikit sekali memberikan pengajaran yang diambil dari PL, mungkin disesuaikan dengan pertumbuhan iman daripada jemaatnya. Pengertian tentang Firman Allah yang terdapat di PL lebih sulit dimengerti dibandingkan dengan Firman Allah yang terdapat di PB.

    Pengajaran Allah di PL yang diberikan adalah makanan keras dimana setiap kesalahan langsung dihukum, sementara pengajaran di PB yang diberikan adalah susu (I Korintus 3:2) di mana selalu ada pengampunan, ini yang disukai banyak jemaat, gereja tidak suka kehilangan jemaat dan karena iman percaya jemaat masih kanak-kanak maka gereja cenderung memberikan susu bukan makanan keras.

    Firman Tuhan mengatakan: "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (Yosua 1:8)

    Alangkah baiknya, setiap gereja memiliki ahli yang mampu mengajar kisah-kisah PL. Sehingga jemaat boleh terpenuhi kebutuhannya, baik melalui PL maupun PB.

Topik 2. Memahami PL.

Ada orang-orang Kristen yang berpendapat bahwa sulit memahami Allah melalui PL, karena menurut mereka Allah PB tidak seperti yang ada di PL. Contohnya, Allah PL terlihat lebih kejam dan suka menghukum, sedangkan Allah PB lebih mengasihi dan mengampuni. Bagaimana menurut pendapat Anda?

Memang nampaknya Allah di PL tidak sama dengan Allah di PB, tetapi tentunya bukan demikian. Untuk mempelajari kitab PL, harus memperhatikan banyak segi, demikian pula dengan PB. Memisahkan PL dengan PB tidak mungkin karena satu dengan yang lain adalah berkaitan. PB banyak mengutip ayat dari PL yang bermakna Firman Allah baik di PL ataupun di PB adalah hidup dan berlaku di sepanjang jaman.

Beberapa alasan mengenai Allah di PL dan PB yang dianggap berbeda dan alasan Allah dalam PL dan PB sama, yaitu:

    Allah yang ditunjukkan dalam PL sungguh Allah yang jauh dengan ditulis huruf besar semua ALLAH/TUHAN, yang terlihat sungguh kejam dan banyak menghukum kepada bangsa Israel yang tegar tengkuk. Allah memperlihatkan aplikasi kasih-Nya kepada bangsa ini melalui hukum yang tegas, dan kejam.

    Kekejaman Allah merupakan proses bagian dalam pembinaan. Dimana pada waktu itu boleh dikatakan Allah sedang merintis atau membentuk umat- Nya, dari yang liar dan tidak ada aturan, dijadikan teratur sesuai dengan hukum-hukum-Nya. Tentunya memerlukan tenaga ekstra, berbeda dengan kondisi masyarakat di jaman PB yang sudah teratur dan memiliki hukum-hukum yang teratur. Jadi pengajaran Allah juga menyesuaikan dengan kemampuan manusianya. Dan maksud Allah di dalam PL belum bisa dipahami. Nampak masih misteri yang menyelimuti di zaman itu. Mengenai kejam tidaknya, tidak terlepas dari hakekat Allah yang Kudus. Dimana Allah menghendaki manusia untuk hidup kudus. Dan jika melanggar ada hukumannya.

    Namun demikian tidak mudah memahami secara penuh PL, baik yang menceritakan sifat-sifat, kerinduan atau rencana Allah, karena PL banyak sekali dipenuhi dengan simbol-simbol, gambaran-gambaran dan nubuatan-nubuatan yang tidak dapat secara langsung dimengerti maksudnya. Allah dalam PL adalah Allah yang bersifat transendent.

    Allah yang ditunjukan dalam PB adalah Allah yang bersifat Immanent. Di PB Tuhan telah berada bersama-sama dengan kita manusia (yakni: Yesus, Putra tunggal kesayangan Tuhan sendiri) menggenapi bahkan membentuk hukum yang disederhanakan. Oleh karena itu untuk mengerti hal-hal yang Allah nyatakan dalam PL kita perlu sekali mendapatkan penerangan dari PB. Tanpa diterangi oleh PB, maka PL akan selamanya menjadi kitab-kitab yang misterius yang tidak akan dipahami beritanya. Memang sulit memahami dan menyelami jalan Tuhan,tetapi baik melalui PL dan PB, saling melengkapi pemahaman kita kepada Allah. Roma 11:33-36, "O,Alangkah dalamnya Kekayaan,Hikmat dan pengetahuan Allah!sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan- jalan-Nya". Allah PL dan PB hakekatnya adalah sama. Di dalam PL ketika Allah menghukum sekalipun, itu adalah wujud kasih-Nya pada manusia demikian juga di PB. Jika hal itu diperlukan untuk mendisiplin kita sebagai anak, maka harus dilakukan demi kasih. Dari jaman Adam sampai jaman sebelum Musa manusia berdosa mendapat penghakiman/hukuman secara langsung. Dari jaman Musa sampai jaman sebelum Yesus manusia berdosa akan dihakimi menurut hukum Taurat. Dari jaman Yesus sampai sekarang manusia berdosa akan dihukum pada penghakiman terakhir. Hal ini terjadi karena sifat Allah yang kudus. Allah benci dengan dosa-dosa manusia, sehingga Allah dalam PL bertindak langsung menghukum manusia. Allah mau menunjukan bahwa Allah jauh lebih kuat dan berkuasa dibandingkan ilah-ilah jaman itu. Sebaliknya cara berfikir yang lebih "Demokratis" (baca: kasih) muncul berangsur-angsur di jaman yang terkemudian terutama dalam PB. Dosa jelas sangat bertentangan dengan hakekat Allah yang Kudus. (I Pet. 1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus).

Umum: 
Jadwal: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA