Rangkuman Diskusi DIK Januari/Februari 2012

TERMIN I

Topik 1

Subjek: Alkitab dan Penciptaan

Pertanyaan: Apakah Anda percaya bahwa dunia ini berawal karena diciptakan oleh Tuhan? Bagaimana dengan teori Big Bang yang mengatakan bahwa dunia terjadi karena "kebetulan"? Apakah berarti Alkitab bertentangan dengan ilmu pengetahuan?

Alkitab menyatakan kreator penciptaan alam semesta ini adalah Allah termasuk penciptaan segala yang hidup dan bernafas. Teori Big Bang menyatakan bahwa dunia terjadi secara kebetulan dan pernyataan ini tentu saja sangat bertentangan dengan Alkitab, sebab tidak ada yang terjadi secara kebetulan karena segala sesuatu pasti ada awalnya. Pada dasarnya tidak semua ilmu pengetahuan bertentangan dengan Alkitab. Ilmu pengetahuan adalah hasi pencarian manusia terhadap segala sesuatu yang ada di alam ini termasuk di dalamnya pencarian manusia tentang asal-usul dunia ini.

Ilmu pengetahuan ditemukan dan dirancang oleh pengetahuan manusia yang terbatas sehingga keterbatasan itu membatasi kemampuan manusia untuk mengetahui sesuatu yang pada akhirnya menjadi bertentangan dengan kebenaran sejati yaitu Alkitab (Firman Tuhan) yang sudah ada sejak sebelum dunia ini ada. Berikut data-data yang menyatakan bahwa Alkitab tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, tapi Alkitab meluruskan ilmu pengetahuan, bahkan banyak data dalam Alkitab yang cocok dengan ilmu pengetahuan, misal:

  1. Bulatan bumi (Yesaya 40:22)
  2. Keluasan yang nyaris tak terhingga dari alam semesta (Yesaya 55:9)
  3. Hukum kekekalan massa dan energi (2 Petrus 3:7)
  4. Siklus hidrologi (Pengkhotbah 1:7)
  5. Jumlah bintang yang sangat banyak (Yeremia 33:22)
  6. Hukum entropi yang semakin meningkat (Mazmur 102:25-27)
  7. Pentingnya darah dalam proses kehidupan (Imamat 17:11)
  8. Sirkulasi atmosfer (Pengkhotbah 1:6)
  9. Medan gravitasi (Ayub 26:7)

Jadi, pada dasarnya dalam penulisan Alkitab tidak ditulis secara gamblang dengan gaya bahasa teknis ilmu pengetahuan modern, melainkan dalam ungkapan bahasa sehari-hari. Namun, semuanya sangat sesuai dengan fakta-fakta ilmu pengetahuan modern saat ini. Apabila fakta yang ada kerap menjadi bertentangan dengan Alkitab bisa jadi disebabkan manusia kurang mengetahui, mengerti dan memahami firman Tuhan (Alkitab) dengan benar sehingga menghasilkan penafsiran yang tidak tepat.

Topik 2

Subjek: Penciptaan Manusia

Pertanyaan: Bagaimana manusia diciptakan oleh Tuhan? Apakah manusia diciptakan setelah/sebelum kejatuhan Lucifer dalam dosa? Apakah ada fakta-fakta Alkitab yang mendukung pendapat Anda?

Proses penciptaan manusia tertulis dalam Kejadian 2:7 di mana manusia dibentuk dari debu tanah dan kemudian Tuhan memberi nafas hidup sehingga manusia menjadi mahkluk hidup. Alkitab menulis bahwa manusia diciptakan Tuhan pada hari ke enam dari seluruh rangkaian penciptaan yang ada. Manusia itu diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Gambar dan rupa yang dirujuk dalam Kejadian 1:26 adalah fakta besar yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya. Dia adalah pribadi yang memiliki kemampuan berpikir, merasa dan berkehendak, dengan disertai kecakapan kehidupan dan pertumbuhan moral. Lebih jauh dikatakan, sejak semula, manusia tidak sekadar memiliki kecakapan untuk kehidupan moral, tetapi juga kecondongan moralnya yang membuatnya mengasihi Allah, mencintai kebenaran, dan membenci kejahatan. Peristiwa kejatuhan dalam dosa mengubah hal ini. Manusia diciptakan dengan sempurna oleh Allah bahkan Allah sendiri berkata bahwa manusia yang telah diciptakan-Nya itu "sungguh amat baik".

Tidak adanya pernyataan eksplisit dalam Alkitab mengenai kejatuhan Lucifer dalam dosa menyebabkan banyaknya penafsiran mengenai hal ini. Namun, dari beberapa partisipasi diskusi setiap peserta menyatakan bahwa manusia diciptakan setelah kejatuhan Lucifer. Masih terlalu minim fakta-fakta Alkitab yang dinyatakan untuk mendukung pemahaman ini. Salah satu fakta yang ada adalah adanya iblis yang menyerupai ular di taman Eden yang memutarbalikkan fakta kebenaran sehingga manusia jatuh ke dalam dosa.

TERMIN II

Topik 1

Subjek: Kejatuhan Manusia

Pertanyaan: Mengapa Tuhan membiarkan setan menggoda sehingga manusia jatuh dalam dosa? Apakah ada perbedaan antara kejatuhan setan dan kejatuhan manusia? Jelaskan!

Allah tidak menciptakan manusia tanpa kehendak. Ketika Allah menciptakan manusia Dia memberikan kehendak bebas kepada manusia untuk memilih taat atau tidak taat kepada-Nya. Kehendak bebas merupakan sebuah penghormatan terbesar dan hak istimewa yang Allah berikan kepada manusia. Makna kebebasan mempunyai dua pengetian, hidup berpusatkan pada Allah atau hidup berpusatkan pada diri sendiri. Sebenarnya Allah tidak pernah membiarkan manusia ciptaan-Nya jatuh dalam dosa. Awal dosa manusia terjadi karena penyalahgunaan terhadap kehendak bebasnya sendiri lebih memilih untuk mengasihi diri sendiri dan ingin menjadi sama seperti Allah (Kejadian 3:6). Tuhan mengizinkan iblis menggoda manusia oleh karena Tuhan ingin manusia taat dan setia kepada Tuhan dengan murni dari hatinya bukan taat dan setia karena sudah terprogram. Inilah awal mula kejatuhan manusia sebagai ciptaan Allah yang sempurna.

Jadi, Allah tidak pernah membiarkan iblis menggoda manusia namun, karena pilihan atas kehendak sendiri yang menjadikan manusia jatuh ke dalam dosa. Dalam surat Yakobus menyatakan bahwa dosa manusia terjadi karena terseret dan keterpikatannya pada keinginannya sendiri (Yakobus 1:14-15), sehingga manusia cenderung untuk lebih memilih berbuat dosa daripada hidup seturut kehendak Allah.

Kejatuhan manusia dan kejatuhan iblis pada dasarnya sama, yaitu keduanya ingin sama seperti Allah. Kejatuhan manusia berawal dari ketidaktaatannya terhadap perintah Allah, dengan jalan lebih memilih untuk memakan buah pohon pengetahuan tentang hal yang baik dan jahat (Kejadian 3:6). Keinginan manusia untuk lebih mengasihi diri sendiri itulah yang menjatuhkan hidupnya ke dalam dosa (Yakobus 1:14-15). Manusia cenderung memberikan kesempatan bagi iblis untuk memengaruhi jalan berpikirnya, sehingga manusia menjadi lengah dan terdorong untuk melakukan dosa. Hal tersebut tepat seperti apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus, bahwa roh memang penurut, tetapi daging lemah (Markus 14:38). Kejatuhan iblis ditandai dengan adanya kesombongan (1 Timotius 3:6; Yehezkiel 28:15,17), kesombongan untuk naik takhta bersama malaikat-malaikat yang jatuh (Matius 25:41), dari kedudukannya semula sebagai malaikat terang (2 Korintus 11:14).

Topik 2

Subject: Hukuman Kematian

Pertanyaan: Ketika Adam melanggar perintah Allah, maka Allah menghukumnya dengan kematian. Apakah artinya? Apakah dampak hukuman ini bagi manusia keturunan Adam?

Ada dua pendapat peserta diskusi yang berbeda termin ini. Arti kematian yang dimaksudkan adalah arti secara fisik dan rohani. Pertama, yang dimaksud kematian adalah bahwa manusia telah kehilangan kekekalan, memang mereka tidak langsung mati saat memakan buah itu tapi dimata Tuhan mereka sudah mati karena umur mereka menjadi terbatas. Sebelum manusia itu jatuh dalam dosa, mereka memiliki hidup yang kekal di taman Eden tapi mereka menolak kekekalan tersebut untuk suatu pengertian menjadi sama dengan Allah. Kematian secara jasmani itu akibat dari dosa yang diperbuat oleh ketidaktaatan Adam dan Hawa jadi akibatnya tidak saat itu juga langsung mati. Rupanya kematian ini menunjuk kepada kematian rohani adanya keterpisahan antara Allah dan manusia. Di mana manusia tidak dapat kembali bersekutu akrab dengan Allah seperti sebelum kejatuhan dalam dosa karena Allah kudus adanya. Kedua, Allah menghukum dengan kematian rohani artinya hubungan yang semula berjalan harmonis dengan Allah seperti bercakap-cakap langsung dengan Tuhan di taman Eden terputus akibat dosa yang dilakukan oleh manusia pertama sehingga manusia diusir dari taman Eden.

Dampak hukuman dari dosa asal itu diperhitungkan kepada semua keturunannya. Berdasarkan dosa asal semua manusia bahkan bayi sekalipun sudah berdosa (Mazmur 51:7) "dalam kesalahan aku diperanakan, dalam dosa aku dikandung ibuku." Ditempat lain Paulus menyebut orang-orang diluar Kristus dengan sebutan "secara natur, kami adalah anak-anak kemurkaan (Efesus 2:3b). Kecenderungan hati manusia pada kejahatan dimulai sejak kecil (Kejadian 8:21). Semua yang dipernakkan oleh Adam telah kehilangan kemuliaan Allah juga, hidup dikuasai oleh dosa dan dunia. Kecenderungannya berbuat dosa walaupun ada niat baik, tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik selama masih ada di dalam Adam. Hanya oleh anugerah Allah melalui pengurbanan Kristus kita dapat berdamai kembali dan dibenarkan oleh pembenaran Allah. Pembenaran adalah sebuah hadiah yang kita terima dari Tuhan, bukan sesuatu yang kita peroleh atau capai ataupun mampu untuk menyumbang bagi pembenaran kita di hadapan Tuhan.

TERMIN III

Topik 1

Subjek: Lahir Baru

Pertanyaan: Apakah artinya "lahir baru" dalam Yesus Kristus? Apakah pentingnya "kelahiran baru" itu? Bagaimana kita tahu bahwa kita sudah "lahir baru"?

Lahir baru dapat diartikan sebagai kelahiran kembali dengan dan di dalam Roh Kudus melalui keputusan untuk mengakui dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Juruselamat dan penebus dosa yang merupakan satu-satunya jalan keselamatan menuju hidup kekal. Lahir baru hanya dialami sekali saja dalam kehidupan, yaitu bersamaan waktunya ketika seseorang mengambil keputusan secara sungguh-sungguh untuk mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Dan selanjutnya akan memperoleh hidup baru yang terus menerus diubahkan sesuai Firman Tuhan untuk menjadi serupa dengan Anak Allah.

Pentingnya kelahiran baru adalah karena tanpa kelahiran baru maka manusia tidak akan dapat masuk ke dalam kerajaan Allah. Dengan lahir baru seseorang akan mempunyai hidup baru yang senantiasa akan memimpinnya ke dalam hadirat Tuhan ketika ia jatuh dalam kubangan dosa, hal ini terjadi sebab ia telah lahir dari Allah (I Yohanes 3:9). Dengan kelahiran baru seseorang memperoleh kembali hubungan yang indah dengan Tuhan sebagai tanda pertobatan dan telah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan juru selamat pribadi. Seseorang yang telah lahir baru masih mungkin untuk berbuat dosa, namun ia tidak akan lagi tinggal dalam kehidupan berdosa dan terikat oleh kuasa dosa, karena hidupnya telah ditebus oleh darah Yesus Kristus dan diubahkan menjadi manusia baru.

Kita tahu bahwa kita sudah Lahir baru jika kita sudah percaya Yesus Kristus dan meninggalkan segala perbuatan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan dan dengan sungguh percaya dan setia kepada Yesus Kristus dan menjadi pelaku Firman. Melalui perubahan hati/kerohanian yang radikal karena di kerjakan Roh Kudus, adanya pertobatan, dan adanya perubahan kelakuan pikiran, hati dalam hidup kita yang juga dikerjakan Allah secara cuma-cuma, maka seluruh pola pikirnya tentang apapun akan berubah sesuai dengan kehendak Allah yang dapat kita ketahui melalui Alkitab dan menghasilkan buah roh (kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri).

Topik 2

Subjek: Keselamatan Hilang?

Pertanyaan: Apakah keselamatan yang sudah kita terima dalam Yesus Kristus bisa hilang? Benarkah ungkapan "sekali selamat, maka akan tetap selamat?"

Dalam diskusi tentang keselamatan yang sudah diterima dalam Yesus Kristus bisa hilang atau tidak, terdapat 2 pendapat yang bereda. Pertama, sebagian peserta berpandangan bahwa keselamatan bisa hilang kalau seseorang yang sudah menerima keselamatan itu kemudian tidak setia atau murtad dalam mengikut Kristus. Dia kehilangan keselamatannya karena telah membuang anugerah keselamatan itu, maka atas kesadaran sendiri dia menghilangkan keselamatan yang telah dia peroleh sebelumnya. Sebab bagaimana mungkin orang yang sudah diberi anugerah keselamatan, tapi masih berkubang dalam dosa akan selamat. Pasti anugerah keselamatannya akan hilang dengan sendirinya ketika dia terus menerus hidup (berkubang) di dalam dosa dan yang terjadi bagi orang yang murtad adalah: hati nuraninya akan semakin tumpul dan selama itu ia tidak dapat bersekutu dengan Allah ( Ibrani 12:14), doanya tidak dijawab (1 Yohanes 3:19-22), tidak dapat dipakai oleh Tuhan (2 Timotius 2:20-22) dan jika terus menerus hidup (berkubang) dalam dosa dan tidak mau bertobat juga, maka ia akan sampai pada kondisi yang disebut Murtad (Ibrani 6:4-6).

Yang kedua, sebagian peserta diskusi berpendapat bahwa keselamatan tidak bisa hilang dalam hidup orang yang sungguh-sunguh percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya. Keselamatan tidak ditentukan oleh kesetiaan atau ketaatan manusia, karena hal ini berarti bahwa keselamatan bergantung pada kemampuan manusia untuk setia atau taat. Dan manusia sampai kapanpun tidak mampu melakukannya karena sudah diperbudak oleh dosa (Roma 7: 14-15). Dalam perjalanan hidup manusia pasti akan jatuh bangun untuk taat namun Roh kudus akan menolongnya untuk mampu memelihara imannya, tetapi jatuh bangun tersebut tidak akan mempengaruhi keselamatan. Sebab jika seseorang sudah sungguh-sungguh selamat maka akan ada perjuangan untuk hidup taat dan Allah akan memelihara imannya sehingga tidak dapat kehilangan anugerah itu. Meskipun keselamatan itu tidak bisa hilang, namun orang percaya harus terus berusaha untuk bertekun mengerjakan keselamatannya dan mempertahankan iman sampai akhir hidupnya (Fil. 2:12, Kol. 2:6-7); tentu saja hal ini memerlukan peran dan karya Roh Kudus secara aktif dalam hidup orang percaya selama-lamanya (Yoh. 14:16-17a).

Mengenai ungkapan "sekali selamat, maka akan tetap selamat" juga ada 2 jawaban. Pertama, sebagian peserta tidak setuju akan ungkapan ini, sebab keselamatan akan hilang jika manusia tidak menuruti Firman Tuhan dalam hidupnya, menyangkal Tuhan Yesus dan tidak menjadikan Tuhan sebagai penguasa tunggal dalam hidupnya. Jadi keselamatan itu harus dipelihara, jika tidak anugerah itu akan hilang. Yang kedua, ada sebagian lagi setuju bahwa "sekali selamat akan tetap selamat" asalkan keselamatan itu telah diterima dengan sungguh-sungguh pada awalnya. Oleh karena itu, keselamatan bagi orang percaya tidak akan hilang karena berdasarkan janji Allah dan kedaulatan anugerah-Nya. Pernyataan ini berarti bahwa ada jaminan keselamatan kekal (meterai keselamatan) bagi orang percaya kepada Kristus.

TERMIN IV

Topik 1

Subjek: Doktrin dan Hidup Kristen

Pertanyaan: Apakah pentingnya mempelajari doktrin Kristen yang benar? Apakah jika kita memiliki doktrin yang benar otomatis hidup Kristen kita juga benar? Bagaimana supaya doktrin Kristen dan hidup Kristen kita bisa berjalan seirama (tidak munafik)?

Merupakan yang penting untuk mempelajari doktrin Kristen yang benar supaya dapat mengerti tentang kebenaran Firman Tuhan, tidak terombang-ambing oleh banyaknya pengajaran yang sesat/palsu, dapat menolong untuk semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Allah, dalam penginjilan membantu untuk menjelaskan dasar-dasar kekristenan yang sesuai dengan Alkitab, bertanggung jawab terhadap apa yang kita imani, sebagai landasan pokok di dalam menggali pengertian akan kehendak Tuhan yang lebih tepat dan lebih baik. Doktrin bukan sebatas pengetahuan tetapi dihidupi agar menjadi sebuah gaya hidup, sebab untuk memiliki kehidupan Kristen yang benar harus mengerti doktrin yang benar.

Dengan memiliki doktrin yang benar tidaklah secara otomatis hidup Kristen kita juga benar, sebab doktrin adalah konsumsi pikiran untuk memenuhi kebutuhan kognitif sehingga tidak dapat merubah hati seseorang. Hidup benar diperoleh karena anugerah Tuhan, sebab Tuhanlah yang menjadikan hidup seseorang benar. Manusia tidak dapat menjadikan dirinya sendiri menjadi orang benar, dia hanya bisa merasa menjadi orang benar melalui perbuatan baik, kesalehan beragama ataupun melalui pemahaman kitab suci. Namun, penting untuk menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja, sebab jika tidak demikian hanya menipu diri sendiri (Yakobus 1:22). Membaca dan merenungkan ==> melakukan/mempraktikkan ==> mengalami dan menyaksikan ==> bertambah mengerti ==> membaca dan merenungkan kembali.

Doktrin Kristen dan hidup Kristen harus berjalan seirama supaya tidak menjadi orang yang munafik, sebab doktrin/ajaran Kristen akan merubah karakter seseorang jika ia mau memercayai dan melakukan Firman Tuhan. Doktrin dan kehidupan dapat berjalan seirama bila ada aplikasinya di lapangan. Karena seharusnya doktrin yang benar menghasilkan pemahaman dan pengenalan akan Tuhan Yesus yang benar, sehingga penerapan Firman Tuhan dalam setiap tingkah laku menjalin hubungan yang intim dengan Tuhan dan menyadari bahwa Roh Kudus yang memampukan kita, bukan karena kekuatan kita. Dengan demikian menjadi tidak bisa sombong dan merasa lebih pintar dalam hal doktrin dibandingkan dengan orang lain, doktrin tidak bisa menyelamatkan tetapi kasih karunia Tuhanlah yang menyelamatkan.

Topik 2

Subjek: Pertumbuhan Rohani

Pertanyaan: Setelah seseorang menerima Kristus dan menjalani hidup Kristennya sekian lama, mengapa seringkali kerohaniannya semakin lama semakin kaku dan membosankan sehingga tidak lagi memiliki kegairahan untuk bertumbuh? Bagaimana memelihara pertumbuhan rohani kita supaya terus bertumbuh?

Seseorang yang menerima Kristus dan menjalani hidup Kristennya sesudah sekian lama seringkali kerohaniannya semakin lama semakin kaku dan membosankan sehingga tidak lagi memiliki kegairahan untuk bertumbuh. Hidup Kristennya hanya menjadi suatu kebiasaan atau tradisi dan membawa kepada kejenuhan dan merasa yang paling benar dan rohani serta tidak mau mendengar masukan atau pendapat yang bertentangan dengan pikirannya. Ini bisa terjadi ketika seseorang memiliki hati yang merasa tahu segala sesuatu tentang firman Tuhan lalu tidak lagi rutin membaca Alkitab karena dianggapnya sudah berulang-ulang, sehingga selama menjadi Kristen tidak ada perubahan pola pikir (Roma 12:1-2). Masih percaya Tuhan dan firman-Nya tetapi tetap memiliki pola pikir lama seperti: sulit mengampuni, sulit memberi, berobat ke dukun baik, tidak taat kepada Firman Tuhan, tidak peka terhadap tuntunan Roh Kudus.

Kehidupan Kristen adalah seperti proses belajar seumur hidup yang tidak ada habisnya. Pertumbuhan iman di dalam hidup melalui berdoa, bersyukur dan beribadah dan memiliki kesadaran untuk haus dan lapar belajar akan kebenaran, sehingga ingin terus mengetahui dengan sungguh apa yang belum diketahui. Namun demikian hal ini belum dimiliki oleh banyak orang yang sudah mengaku Kristen, sehingga tidak mau meminta Roh Kudus untuk terus memimpin dalam pengenalan akan Tuhan. Orang Kristen yang demikian berarti salah tumbuh, penyebabnya adalah salah menerima jenis asupan makanan rohani yang cocok guna pertumbuhan iman, sebab orang seperti itu bukan Kristen sejati, karena masih hidup secra duniawi. Sehingga ketika di dalam gereja, berlaku seperti halnya orang yang rohani dalam melakukan perbuatan-perbuatan yang mengisyaratkan sudah terjadi pertumbuhan rohani, tetapi ketika keluar dari gereja, ternyata masih terbawa urusan dunawi.

Pertumbuhan rohani harus dipelihara supaya terus bertumbuh, yaitu dengan terus belajar dan taat melakukan Firman Tuhan sehingga mendapatkan pengalaman bergaul dengan Firman Tuhan sepenuh hati, misalnya melalui mengampuni tanpa membela diri/berargumentasi, memberi dengan rela, menguasai diri dan sabar. Selanjutnya harus memiliki cinta mula-mula setiap hari kepada Allah dan jangan meninggalkan pertemuan pribadi dengan Allah, bahkan dalam keadaan tidak ingin berbicara sekalipun tetaplah datang kepadaNya karena Dia mengerti bahasa tubuh dan keadaan yang seseorang alami. Lakukan semua itu dengan ketaatan, tetap setia dan penuh semangat sampai menghasilkan buah roh. Memiliki sikap hati untuk terlibat dalam tindakan praktis dalam melakukan firman Tuhan seperti bersaksi, melayani, memberi teladan dan menjadi berkat, setiap hari membaca firman Tuhan, berdoa, meminta bimbingan dari Roh kudus dalam menjalani kehidupan dan memiliki komunitas dalam pelayanan di gereja.

Umum: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA