Artikel

Mengapa Mempelajari Alkitab dalam Konteksnya Itu Penting?

Mempelajari bagian-bagian dan kisah-kisah Alkitab dalam konteksnya itu penting. Mengambil ayat keluar dari konteksnya akan menuntun ke segala jenis kesalahan dan kesalahpahaman. Memahami konteks dimulai dengan empat prinsip: makna literal (apa yang dikatakan), latar belakang sejarah (peristiwa dalam cerita, kepada siapa ia ditujukan, dan bagaimana ia dipahami pada masa itu), tata bahasa (kalimat dan paragraf terdekat tempat suatu kata atau frasa ditemukan), dan sintesis (membandingkannya dengan bagian lain dari Kitab Suci untuk mendapatkan pemahaman yang lebih utuh). Konteks sangat penting dalam eksegesis Alkitab karena itu merupakan salah satu dasar yang paling fundamental. Setelah kita memerhatikan sifat literal, historis, dan tata bahasa dari suatu bagian, selanjutnya kita perlu berfokus pada garis besar dan struktur kitab tersebut, kemudian pasalnya, lalu paragrafnya. Semua hal ini mengacu pada "konteks". Sebagai ilustrasi, itu ibarat melihat Google Maps, kemudian memperbesar tampilan untuk melihat satu rumah.

Kategori

Taxonomy upgrade extras

Apakah Alkitab Mengandung Alegori?

Alegori adalah sebuah cerita yang karakter-karakter dan/atau peristiwa-peristiwa di dalamnya merupakan simbol yang mewakili peristiwa, gagasan, atau orang lain. Alegori merupakan perangkat sastra yang umum digunakan dalam sepanjang sejarah literatur. Alegori dipakai untuk secara tidak langsung mengungkapkan gagasan yang tidak populer atau kontroversial, mengkritik politik, dan menegur tokoh-tokoh yang berkuasa (mis. Animal Farm karya George Orwell dan Gulliver's Travel karya Jonathan Swift). Pada lain waktu, alegori digunakan untuk mengungkapkan gagasan abstrak atau kebenaran spiritual melalui metafora yang diperluas sehingga menjadikan kebenaran tersebut lebih mudah ditangkap (mis. The Pilgrim's Progress karya John Bunyan dan Hinds' Feet on High Places karya Hannah Hurnard).

Kategori

Taxonomy upgrade extras

Mengapa Belajar Bahasa-Bahasa Asli Alkitab Itu Perlu?

Martin Luther menghadapi banyak skeptisisme pada zamannya. Dia dikritik karena pandangannya terhadap Alkitab, gereja, dan sakramen, di antara poin-poin bantahannya. Namun, menariknya, dia bahkan dikritik karena keyakinannya bahwa laki-laki dan perempuan perlu belajar membaca Alkitab dalam bahasa-bahasa aslinya.

Kategori

Taxonomy upgrade extras