3-3 SEMBAH SUJUD PARA GEMBALA

SEMBAH SUJUD PARA GEMBALA

7 Juni 1944. Vigili Corpus Christi [= Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus]

Aku menulis di hadirat Yesus-Guru-ku. Ia di sini untukku, sepenuhnya untukku. Ia telah kembali, setelah sekian lama, sepenuhnya untukku.

Engkau akan mengatakan: "Bagaimana mungkin? Engkau telah mendengarkan dan melihat selama hampir sebulan dan kau katakan bahwa Ia bersamamu setelah sekian lama?"

Aku akan menjawab sekali lagi dengan mengatakan apa yang telah aku katakan kepadamu beberapa kali baik secara lisan maupun tulisan.

1-1 PERJALANAN KE BETLEHEM

PERJALANAN KE BETLEHEM

5 Juni 1944

Aku melihat jalanan utama yang sangat ramai. Keledai-keledai kecil, dengan dimuati aneka rupa barang bawaan atau orang, pergi ke satu arah. Keledai-keledai kecil lain pergi ke arah yang berlawanan. Orang-orang memacu hewan beban mereka dan mereka yang berjalan kaki berjalan cepat-cepat sebab hari dingin.

Berkenan

kuliah thealogia sudah lama saya idam2kan, bahkan sudah beberapa kali ikut kuliah baik kuliah reguler (pagi) atau kuliah sore, tetapi stop ditengah jalan. Alasan klasik banget posisi sperti saya sebagai kepala keluarga dengan 3 anak masih perlu perhatian dan banyak kebutuhan dan pekerjaan sebagai wirswatawan serta melayani hampir full time itu yang membuat saya gagal lanjut kuliah.

PEMBERIAN YANG BAIK

Kita sering berpikir untuk meminta Tuhan memberikan seperti apa yang kita minta, tetapi ternyata Tuhan Yesus menyatakan dengan jelas bawa Bapa di Surga akan memberikan YANG BAIK kepada mereka yang meminta kepadanya! (Matius 7:6)

Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Matius 7:11)

Jadi ternyata ada satu kata kunci yang selama ini selalu luput dari pemberitaan Firman yaitu: "Pemberian yang baik".

Terus belajar dan berakar di dalam Dia...

Saya sangat diberkati mengikuti kelas DIK.
Saya merasa terdorong lebih banyak lagi untuk belajar materi-materi yang ada di kelas DIK. Ditambah lagi kelas diskusi yang cukup hangat dimana masing-masing peserta bisa mengemukakan pandangan masing-masing mengenai topik pembahasan diskusi, ikut mendorong saya untuk terus belajar dan berakar didalam Dia (Kolose 2:7).
Adanya perbedaan pandangan ataupun perbedaan doktrin selama diskusi berlangsung ikut membuat diskusi makin seru dan itu menunjukkan keragaman latar belakang para peserta diskusi.

Kesaksian Peserta DIK dan PPB Sept/Okt 2015

Berikut ini adalah kesaksian para peserta yang telah lulus mengikuti kelas DIK dan PPB September/Oktober 2015.

1. Bapak Arlen E.P. Montolalu (Kelas DIK)

BP_101_Kesaksian_ArlenSuatu kesempatan yang sangat indah bisa belajar bersama dengan teman-teman karena saya mengalami pertumbuhan, pengetahuan, dan pengenalan akan Allah. Saya mengutip perkataan Augustinus bahwa dalam kehidupan ini hanya dua hal ingin dia kenal, yaitu mengenal Allah dan mengenal diri sendiri. Saya bersyukur karena PESTA mengakomodir para kaum awam untuk belajar bersama untuk mengenal Allah. Sejujurnya, dalam mengikuti kelas ini, saya sering kali terhambat oleh kesibukan pekerjaan yang mengakibatkan tidak sempat membaca email-email diskusi, tetapi saya percaya bahwa Tuhan membantu dan turut bekerja dalam segala hal sehingga bisa menyelesaikan Kelas DIK. Semoga program PESTA ini dapat terus berkembang dan dapat terus membagikan pengalaman iman dan pengetahuan bagi kami para kaum awam. Semua bagi kemuliaan Tuhan!

Kategori: 

Hajaran Tuhan

"Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya." (Ibrani 12:5-10)

Ayat yang baru kita baca di atas memberikan suatu contoh yang mudah untuk mengerti apa artinya dihajar Tuhan. Saudara, nasihat di atas mengatakan, Tuhan menghajar orang-orang yang dikasihi-Nya sebagaimana seorang ayah menghajar anaknya. Seorang ayah menghajar anaknya menurut apa yang dia anggap baik, demikian kata Alkitab, tetapi Ayah kita di surga mengajar kita supaya kita menjadi baik, dan beroleh bagian di dalam kekudusan-Nya. Di sini, kita melihat suatu tujuan akhir yang sangat tinggi nilainya.

Kategori: 

Pages

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA