Kesalahan yang Sempurna

Seperti biasa, pada hari Sabtu tanggal muda saya mengantar istri ke mall untuk belanja bulanan seperti susu, kebutuhan dapur dan yang lain. Setelah belanja bulanan dan meletakkan semuanya di bagasi, acara dilanjutkan dengan putar-putar untuk window shopping. Sebetulnya saya tidak terlalu suka dengan window shopping, karena biasanya berujung pada konsumsi barang yang tidak begitu diperlukan. Tetapi sebagai 'pemilik tulang rusuk' yang setia, saya terus mendampingi 'tulang rusuk' saya yang dengan gesit melakukan observasi produk-produk unggulan.

Lampu Merah

Saat itu adalah pertama kali berada di negara asing. Ada pekerjaan yang harus saya selesaikan di kantor pusat di Jepang. Saya merasa menjadi seperti si Kabayan yang pertama kali datang ke budaran HI. Girang bercampur tidak percaya karena berada di Jepang, jauh dari tanah air.

Engkaukah Itu?

Engkaukah Itu?
Aku akan selalu ingat, waktu kelas empat SD, dibonceng sepeda teman kakak yang jagoan
dan ngebut dan akhirnya kakiku masuk jeruji roda sepeda dan jatuh berguling di jalan raya
dan hampir di tabrak mobil dan akhirnya tidak bisa berjalan sampai satu bulan.

Tapi bukan itu yang membekas di ingatanku, melainkan kejadian sesudah sembuh dan bisa berjalan,
dan masuk sekolah lagi, di hari pertamaku masuk sekolah, di kelasku.

Kebetulan hari itu ada test matematika, selagi mengerjakan soal tahu-tahu ibu guru sudah
di berdiri di sampingku, marah-marah melihat jawabanku, katanya bukan begitu cara mengerjakannya,

Ke Mana Memberikan Persembahan Persepuluhan?

Dalam PL, Tuhan memberikan perintah dengan terperinci melalui Hukum Taurat kepada orang Israel untuk dilakukan sebagai kewajibannya terhadap Tuhan dan terhadap sesama. Salah satunya adalah mengenai persembahan Persepuluhan.

Landasan awal persembahan itu adalah bahwa saat bangsa Israel masuk ke Tanah Perjanjian, hanya 11 suku yang mendapat pembagian tanah milik pusaka, sedangkan suku Lewi tidak.

Persembahan Persepuluhan

Persembahan Persepuluhan adalah topik yang selalu menarik untuk didiskusikan, terutama orang Kristen dari gereja Protestan dan gereja Pantekosta atau Karismatik. Gereja saya tulis 'g' kecil karena mengacu kepada golongan dalam Gereja Tuhan. Saya percaya bahwa semua golongan itu diijinkan Tuhan ada di dunia sebagai kekayaan Tubuh Kritus sebagaimana Tuhan juga menciptakan beribu suku bangsa, budaya dan bahasa.

Menghasilkan Anggur yang Baik di Setiap Keadaan

Baca: Yesaya 5:1-7
“Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?” (Yes. 5:4b)
Buah merupakan hasil suatu tanaman yang selalu dinantikan oleh pemilik kebun atau ladang. Agar berbuah baik, kualitas tanaman pun perlu dijaga karena pemahaman lazim menyatakan bahwa tanaman yang baik menghasilkan buah yang baik. Untuk itu para pemilik kebun bekerja giat untuk mengupayakan terjadinya hal itu. Sejak awal mereka sudah mencangkul tanah, membuang batu-batunya, kemudian menanam bibit pilihan hingga selalu menyiangi tanaman dari waktu ke waktu. Semua itu dilakukan agar dapat menghasilkan buah yang baik. Namun, walaupun sudah melakukan itu, buah yang dipanen ternyata berkualitas tidak baik. Itulah yang terjadi pada pemilik kebun anggur yang dikisahkan dalam bahan Yesaya ini. Yang diharapkan adalah anggur manis, namun yang dipanen hanyalah anggur asam.

Tolong, Rawatlah Tubuhmu dengan Penuh Tanggung Jawab!

Baca: I Korintus 6:19, 3:17
”Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?” (I Kor. 6:19)
”Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu adalah kamu.” (I Kor. 3:17)

Banyak orang cenderung lebih memperhatikan harta benda miliknya daripada tubuhnya sendiri. Bahkan beberapa orang cenderung untuk merusak tubuh mereka. Padahal, justru tubuh merupakan harta berharga yang dimiliki manusia. Tubuh, selain napas kehidupan tentunya, merupakan anugerah Tuhan kepada tiap manusia ciptaan-Nya. Tubuh sengaja dirancang, diciptakan, dan dikaruniakan Allah kepada manusia sebagai pemberian yang amat baik agar menjadi tempat-Nya bermukim dalam diri kita selama masih hidup di dunia ini. Sebagaimana kita menyukai tempat yang bersih dan nyaman untuk kita tinggali, maka Allah pun pasti demikian. Itulah sebabnya Allah selalu tak jemu-jemu meminta umat-Nya untuk hidup benar dan bersih. Kalau pikiran dan perilaku kita benar dan bersih, maka tubuh kita pun menjadi tempat yang layak untuk Allah diami.

TUKANG BOHONG

Sangat terkejut ketika anak saya mengatakan saya 'bohong' gara-gara hal yang 'bagi saya' sepele,
tetapi ternyata bagi dia adalah suatu hal yang amat penting. Masalahnya hanya karena saya tidak tepat
mengatakan hari kedatangan ayahnya. Apa boleh buat, label bohong sudah terlanjur keluar gara-gara
kelalaian saya.

Beberapa hari lalu, saya kembali terkejut ketika anak saya mengatakan hal itu lagi,
malahan lebih parah, yaitu 'tukang bohong' gara-gara saya lupa membawakan minuman yang dia pesan
pada waktu menjemput dia dari latihan basket di sekolah. Padahal dia sudah berpesan dengan jelasnya,

Problem Solving: "Cukup!"

Merasa "cukup", seringkali membuat kita berhenti untuk mengharapkan "mujizat yang lebih besar" di antara banyak mujizat-mujizat yang sering tidak kita syukuri. Merasa "cukup" menghentikan kita untuk memikirkan 99,9% permasalahan hidup yang tidak penting.

Mengapa "Cukup"?

Pengalaman Paulus dalam doa-doanya saat menghadapi penyakit dan pergumulan pemenuhan kebutuhannya selama tugas pelayanannya adalah inspirasi yang baik untuk memahami kata "cukup" ini.

Suatu ketika, dalam pergumulan melawan "duri dalam dagingnya" ia berdoa, tetapi Tuhan menjawab Paulus, "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Kesembuhan yang diminta, tetapi kesusahan yang di dapat. Walaupun demikian, respon Paulus terhadap jawaban "cukup" ini adalah posisitf. Katanya, "Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku." (2 Kor. 12:9).

Pages

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA