Rangkuman Diskusi HRK A September/Oktober 2011

TERMIN I -- PERTANYAAN 1-7

Pertanyaan: 1. Atas dasar apa Robert Munger (penulis) menggambarkan Hati orang percaya sebagai sebuah rumah yang ditinggali oleh Roh Kudus?

Dasarnya agar setiap orang percaya benar-benar menghadirkan Kristus dalam setiap aspek hidupnya. Seperti halnya sebuah rumah yang memiliki beberapa ruangan yang mesti dijaga dan dirawat, hidup orang percaya memiliki beberapa aspek yang juga mesti dijaga dan dirawat. Rumah merupakan tempat yang sangat akrab dengan manusia dan pribadi sifatnya. Dengan penggambaran rumah ini orang akan mudah memahami dan mengerti hubungan Tuhan dan umat-Nya. Sebagai tuan rumah yang baik kita selayaknya menyambut Roh Kudus tinggal dalam hati, menerima dengan sukacita dan melayani dengan sebaik-baiknya. Setiap ruangan senantiasa terbuka untuk Tuhan hadir dan tidak ditutup-tutupi.

Gambaran mengenai kehidupan orang percaya sebagai tuan rumah yang menyambut Kristus untuk tinggal dalam rumah hatinya, tampaknya mudah dimengerti oleh banyak orang. Hubungan seseorang dengan rumahnya sangatlah pribadi, erat, dan emosional. Hal ini membangkitkan pemikiran dan perasaan tentang pengalaman-pengalaman pribadi seseorang. Ketika membaca analogi tentang rumah ini, para pembaca dapat merasa lebih "betah," karena kehadiran seseorang yang lain dapat "dilihat" dan "dirasakan," dan seluruh emosinya turut dibangkitkan. Analogi ini lebih didasarkan pada gaya pengajaran Yesus yang sering menggunakan perumpamaan, dan bukan pola pengajaran para rasul. Dengan berjalan dari ruang yang satu ke ruang yang lain dalam rumah hati seseorang, kehadiran Yesus tidak hanya dilihat dari jauh, tetapi dari suatu hubungan yang erat dengan Pribadi yang begitu dekat, yakni di dalam tempat tinggalnya, di mana terjadi hubungan pribadi yang nyata.

Pertanyaan: 2. Jika Anda amati pembagian ruangannya adalah: Ruang Belajar, Ruang Makan, Ruang Tamu, Ruang Kerja, Ruang Rekreasi, Ruang Tidur, Ruang Keluarga, Dapur, dan Gudang. Apakah Anda juga memiliki pembagian hidup seperti ruangan-ruangan yang digambarkan oleh penulis buku ini?

Tentunya setiap orang memiliki ruang-ruang yang digambarkan dalam buku ini, namun seringkali manusia tidak menyadarinya. Buku ini memberikan penggambaran yang jelas tentang ruang-ruang hati manusia, dan bagaimana seharusnya kita menggunakan ruang-ruang yang kita miliki, agar berfungsi dengan semestinya, yang mencerminkan kehidupan orang yang memprioritaskan Tuhan.

Pertanyaan: 3. Bagaimana caranya kita mengundang Yesus masuk ke dalam "rumah" Anda?

Percaya dan menerima dengan iman, bahwa Yesus adalah Tuhan dan juru selamat yang hidup, maka secara otomatis kita sudah mengundang Yesus untuk masuk dalam rumah hati kita. Dia akan menguatkan dan menuntun kita agar berjalan sesuai dengan kehendak-Nya.

Pertanyaan: 4. Apa yang Anda rasakan ketika Yesus pertama kali masuk dalam hati (rumah) Anda? Apakah Anda masih ingat saat itu?

Tentunya hati yang dipenuhi dengan sukacita dan semangat yang membara untuk mengiring Yesus. Hati yang dipenuhi dengan ucapan syukur, karena Tuhan sudah rela mati dan memberikan kita kesempatan untuk menerima anugerah hidup yang kekal. Karena kita merasa bahwa kita adalah manusia yang dipenuhi dengan dosa, dan tidak layak untuk dapat menerima anugerah hidup yang kekal.

Pertanyaan: 5. Mari kita mengamati Ruang Belajar. Apakah ada bagian dari Ruang Belajar penulis yang tidak berkenan kepada Tuhan? Bagaimana dengan Ruang Belajar Anda?

Dalam ruang belajar penulis, ada buku-buku yang mencerminkan perasaan dendam dan sakit hati yang sangat disayangi oleh penulis, dan terkadang buku-buku ini dibuka kembali oleh penulis untuk mengingat orang-orang yang sudah membuatnya memiliki perasaan dendam dan sakit hati. Begitu juga dengan ruang belajar saya, masih ada buku-buku yang tidak berkenan dihadapan Tuhan tersusun rapi di rak buku saya. Hanya dengan pertolongan Tuhan saya dapat membuang buku-buku tersebut, dan menggantinya dengan buku-buku yang berkenan dihadapan Tuhan.

Pertanyaan: 6. Bagaimana supaya Ruang Belajar (pola pikir) bisa sesuai dengan kehendak Tuhan? Khususnya untuk mengubah pola pikir yang sudah terlanjur salah dan tidak sesuai dengan pola pikir iman Kristen?

Tentunya kita perlu tuntunan Tuhan untuk dapat mengubah pola pikir kita yang terlanjur salah dihadapan Tuhan. Karena memang pola pikir dunia berbeda dengan pola pikir yang dikehendaki oleh Tuhan. Rasanya hampir mustahil jika kita hanya mengandalkan kekuatan kita sendiri untuk mengubah pola pikir kita agar sesuai dengan kehendak Tuhan. Dengan pertolongan Tuhan kita mulai mendisiplin diri dalam melihat segala sesuatu lewat kacamata Tuhan, dan bukan kacamata duniawi.

Pertanyaan: 7. Berbeda dengan Ruang Belajar yang kecil, Ruang Makan adalah ruang yang besar. Berapa banyak waktu yang penulis habiskan di Ruang Makan dan apa saja yang biasa dilakukan di Ruang Makan ini? Bagaimana dengan Anda?

Penulis menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk memuaskan segala keinginannya. yang penulis lakukan di ruang makan adalah mencari uang, gelar akademis, kekayaan, disertai ketenaran dan keberuntungan sebagai tambahan. Saya pun juga sering melakukannya, yaitu menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk memuaskan segala keinginan saya. Dan saya juga sering menyakiti hati Tuhan daripada menyenangkan hati Tuhan. Sampai saat ini saya juga masih berusaha untuk melakukan semua kehendak Allah. Ruang makan adalah gambaran keinginan dan nafsu yang dimiliki oleh penulis dan kebanyakan orang.


Termin II -- Pertanyaan 8-14

Pertanyaan: 8. Apakah menu-menu utama yang tersaji di Ruang Makan (uang, gelar, kekayaan, ketenaran, keberuntungan dll.) itu selalu buruk?

Menu yang tersaji tidaklah selalu buruk dan tidak baik, selama kita dapat memakainya dengan bijak dan bertanggung jawab. Menu-menu yang tersaji merupakan anugerah Allah dalam kehidupan kita yang harus kita syukuri sebagai suatu karunia yang besar dalam hidup kita. Namun, banyak sekali manusia termasuk orang percaya yang sudah menjadi pengikut Kristus, terlena karena sedapnya menu tersebut. Sehingga kerap kita lupa minta tuntunan Kristus untuk memanfaatkannya untuk tujuan yang benar yang dapat menjadi berkat bagi keluarga, bagi sesama dan tentunya bagi kemuliaan nama Tuhan.

Pertanyaan: 9. Bagaimana caranya agar Ruang Makan menjadi tempat yang aman dan bermakna bagi Kerajaan Allah, bukan menjadi tempat dimana Anda justru jatuh dalam dosa?

Seperti halnya menu makanan itu semua baik tetapi belum tentu semua berguna, kita diberi kemampuan memilih dan memilah, mana menu makanan yang sebaiknya dihindari untuk tidak dikonsumsi. Demikian pula kita semestinya bisa memilih mana yang baik, berguna dan yang bermanfaat dalam hidup kita untuk membangun kerajaan Allah. Kita harus lebih mengutamakan mencicipi makanan yang mengenyangkan jiwa dan memuaskan dahaga kerohanian kita. Kita harus mengikutsertakan Allah di setiap perjalanan kehidupan kita termasuk mengenai masalah yang berkaitan dengan keuangan, gelar, kekayaan, ketenaran dan keberuntungan yang kita miliki supaya kita tidak terjebak dan jatuh ke dalam hal-hal yang bersifat dosa. Oleh karena itu serahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan adalah kunci utama untuk hidup di dalam kepenuhan kerajaan Allah.

Pertanyaan: 10. Mari sekarang memasuki Ruang Tamu. Berapa banyak penulis bertemu dengan Tamunya, yaitu Kristus, di Ruang Tamu? Bagaimana dengan Anda, berapa 'comfortable' Anda bisa berbicara dan ngobrol dengan Kristus di Ruang Tamu?

Penulis mula-mula merasa nyaman bersama Kristus di ruang tamu untuk berbicara dan membaca Alkitab bersama, namum dengan berjalannya waktu, saat bersama dengan Kristus di ruang tamu waktunya semakin terbatas, dan terkadang tidak ada waktu bersamanya lagi karena kesibukan setiap hari. Dari pengalaman para peserta menyatakan bahwa mereka telah belajar untuk menyisakan waktu khusus untuk berbicara secara pribadi dengan Yesus Kristus sebelum melangkah dan melakukan kegiatan rutinitas setiap harinya. Namun, tidak sedikit dari peserta masih terkendala dengan waktu untuk bersaat teduh berbicara kepada Tuhan. Dampaknya mereka tidak memunyai waktu untuk bersekutu secara pribadi dengan Tuhan, kalau pun ada hanya sekadar mengucap syukur. Dengan demikian pengalaman secara pribadi dengan Bapa merupakan hal yang sangat mendasar dalam setiap kehidupan orang percaya sebagai langkah awal sebelum memulai aktivitas kita.

Pertanyaan: 11. Ruang Tamu adalah tempat di mana Yesus akan menunggu Anda setiap saat, karena Dia ingin bersekutu dan menikmati hubungan yang indah dengan Anda. Selain bersaat teduh, kegiatan apa saja yang bisa Anda lakukan dengan Yesus di Ruang Tamu?

Ruang tamu merupakan tempat yang sangat strategis untuk menyampaikan isi hati kita kepada Tuhan. Di mana kita dapat menemukan kehendak Allah melalui setiap percakapan kita dengan-Nya. Tidak ada batasan waktu dan tempat ketika kita mulai mencurahkan isi hati kita kepada Allah. Kita tidak memunyai tempat untuk mengadu dan berbagi masalah hidup yang kita hadapi selain hanya kepada Allah saja. Mengawali pertemuan dengan Kristus setiap hari akan menjadikan hari-hari kita menjadi lebih bersemangat dan bermakna.

Pertanyaan: 12. Mari beranjak ke Ruang Kerja, satu bagian dari rumah yang dipakai untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Mengapa penulis malu memperlihatkan Ruang Kerja ini kepada Tuhan?

Penulis malu memperlihatkan ruang kerjanya kepada Tuhan, karena tidak banyak karya yang telah ia kerjakan untuk Tuhan. Ia merasa malu karena jarang berada di ruang kerjanya untuk membuat sesuatu karya yang dapat memuliakan Tuhan. Penulis merasa tidak mampu, merasa terbatas dan banyak menghabiskan waktu kerjanya untuk hal yang sementara. Banyak peserta yang merasakan hal yang sama seperti penulis yang banyak disibukkan jam kerjanya hanya untuk kepentingan diri sendiri dan tidak memedulikan mengenai pelebaran kerajaan Allah.

Pertanyaan: 13. Penulis berkata di hal 21: "Jangan berkecil hati jika Anda tidak dapat berbuat banyak untuk Tuhan. Yang penting bukanlah kemampuanmu, melainkan kemauan kita." Bagaimana aplikasi kalimat tersebut? Kalau kemauan ada, tapi kemampuan tidak ada, bukankah itu juga tidak menghasilkan banyak?

Segala sesuatu dimulai dan diawali oleh kemauan terlebih dahulu itu yang utama. Ketika kemampuan yang kita miliki terbatas, marilah kita memohon kepada Tuhan supaya Allah sendiri yang memampukan dan memberi kekuatan kepada kita untuk melakukan hal yang diluar kemampuan kita. Jika ada kemauan maka Allah akan memampukan kita. Salah satu contohnya adalah kemauan untuk berkomitmen mempelajari firman Tuhan. Kita kerap menemui hal-hal yang tidak kita mengerti, bukan berarti ketika kita melewatkannya kesulitan itu. Kuncinya adalaha hendaknya kita memohon pertolongan Roh Kudus untuk menuntun dan menyingkapkan kebenaran itu di dalam kehidupan kita asal kita ada kemauan yang besar untuk selalu berusaha dan belajar dengan sungguh-sungguh.

Pertanyaan: 14. Tentang Ruang Kerja, penulis berkata, "Saya kagum melihat barang-barang yang dapat dibuat oleh tangan-Nya yang terampil, melalui saya, ketika saya mempercayai dan mengizinkan-Nya bekerja." Wow... indah sekali. Bukankah berarti saat ini Tuhan juga menunggu Anda mengizinkan-Nya bekerja melalui Anda? Apa yang membuat Anda tidak tidak melakukannya?

Terkadang kita merasa mampu melakukan sendiri dan tidak mengizinkan Allah turut bekerja di dalamnya. Selain itu kesombongan, kemalasan, salah prioritas, maunya kehendak sendiri yang dikerjakan (keinginan daging lebih berkuasa), perasaan rendah diri dan tidak berguna, tidak percaya diri untuk melangkah bekerja dengan iman. Selain itu sering dengan sadar menomor duakan Tuhan dan merasa mampu mengatasi setiap persoalaan pekerjaan yang dihadapi karena merasa sudah biasa, seperti pekerjaan-pekerjaan rutin setiap harinya merupakan kendala yang besar yang sering dihadapi.


Termin III -- Pertanyaan 15-22

Pertanyaan: 15. Nah, sekarang Ruang Rekreasi menjadi giliran untuk dikunjungi. Menurut Anda, gambaran seperti apakah yang penulis gambarkan tentang Ruang Rekreasi itu?

Yang penulis gambarkan tentang Ruang Rekreasi adalah Ruang untuk bersenang-senang dengan keinginan dunia. Penulis hanya mau bersekutu dengan Tuhan di Gereja, sehingga diluar waktu itu penulis meninggalkan Tuhan begitu saja. Karena sejak Tuhan Yesus masuk ke dalam rumah hati penulis, Tuhan Yesus akan melakukan segala sesuatu bersama-sama dan menjadi sahabat terdekat. Hanya bersama-sama Tuhan Yesus kita bisa menikmati persahabatan, kebahagian, dan sukacita yang baru.

Pertanyaan: 16. Perubahan apa yang harus Anda lakukan agar Ruang Rekreasi rumah hidup Anda menjadi nyaman untuk Anda dan Yesus ada bersama-sama?

Ruang rekreasi adalah tempat bersenang-senang menurut konsep saya. Karena itu konsep inilah yang harus diubah. Kalau dulu sesuai standar dan keinginan pribadi, maka sekarang harus sesuai standar Kristus. Kalau dulu rekreasi itu lebih bersifat duniawi dan tanpa Kristus sekarang harus berubah. Untuk melakukan ini tidak mudah, karena itu butuh keteguhan dan komitmen secara pribadi dan mohon Tuhan memampukan untuk terus berubah kearah yang lebih baik.

Pertanyaan: 17. Tiba saatnya sekarang kita membicarakan tentang Ruang Tidur. Ruang Tidur digambarkan oleh penulis sebagai ikatan pernikahan, bagaimana dengan mereka yang belum menikah?

Seperti yang digambarkan oleh penulis bahwa yang dimaksud dengan "ruang tidur" bukan dalam arti ruang tidur yang sebenarnya, melainkan salah satu bagian dalam hati kita yang berisikan pasangan hidup kita termasuk keluarga kita. Jadi bagaimana dengan yang belum menikah, tentu saja "ruang tidur" ini bisa diisikan berapa besar kita menaruh perhatian kepada orang tua kita, saudara kita. Apakah kita menaruh kasih seperti yang Kristus ajarkan. Disamping itu bagian dari hati kita yang kita sebut "ruang tidur" ini tidak dicemari oleh hal-hal yang kotor, yang tidak berkenan di hati Allah.

Pertanyaan: 18. Bagaimana cara menjaga kehangatan pernikahan agar terus bertumbuh dalam kasih?

Semakin kita menyadari Firman Allah ini, maka semakin kita mengerti bahwa pasangan yang disediakan Allah bagi kita adalah pasangan yang sepadan, jadi kalau kita mengharapkan pasangan kita menurut kepada kita, apakah kita juga menurut kepadanya? kalau kita mengharapkan dia mengerti tentang diri kita, apakah kita juga dapat mengerti tentangnya dengan baik? Jadi Allah demikian adil memberikan yang sepadan dan yang terbaik. Kemudian yang perlu diperhatikan adalah komunikasi, baik komunikasi dengan Kristus sebagai kepala rumah tangga dan komunikasi diantara pasangan. Baik itu masalah, sukacita, sampai dengan hal yang sepele harus dikomunikasikan dengan baik. Dan juga jangan ada rahasia diantara pasangan, untuk menjaga rasa saling percaya.

Pertanyaan: 19. Apakah kita siap untuk masuk ke Ruang Keluarga? Apakah yang penulis maksudkan dengan Ruang Keluarga? Siapa saja yang biasa ada di Ruang Keluarga?

Ruang keluarga adalah tempat pertemuan antar anggota keluarga, tempat berinteraksi satu dengan yang lain, meluangkan waktu untuk sharing bersama. Sayangnya fungsi ruang keluarga saat ini, hanya menjadi ruangan yang jarang digunakan, karena kesibukan masing-masing anggota, dan perbedaan waktu aktivitas.

Keluarga di sini di gambarkan bukan hanya melulu keluarga kita pribadi, melainkan keluarga dalam artian luas yaitu "Keluarga besar Kristus". Jadi yang bisa ada dalam "ruang keluarga" kita, bisa ayah, ibu, anak, kakak , family dan juga keluarga besar kita di gereja, dan tentunya juga keluarga yang ada di millis ini, karena kita telah dipersatukan oleh Darah Kristus.

Pertanyaan: 20. Mengapa ibadah menjadi salah satu bagian penting dalam Ruang Keluarga?

Ibadah menjadi salah satu bagian penting dalam keluarga, dalam arti yang sesungguhnya, kita harus mendirikan mezbah keluarga dalam kehidupan rumah tangga kita. Supaya kehadiran Tuhan selalu kita rasakan, setiap pribadi dalam keluarga selalu diperbaharui hari lepas hari, semakin setia dan mengasihi Tuhan, saling menghormati dan saling mengasihi antara anak dan orang tua, orang tua dengan anak, dan sesama anggota keluarga.

Pertanyaan: 21. Dalam keluarga Anda, apakah setiap anggota sudah merasa menjadi bagian penting, dikasihi dan diperhatikan dalam keluarga? Jika dalam Ruang Keluarga Anda saat ini belum tercapai seperti yang penulis ini katakan, apa yang bisa Anda lakukan?

Saya mengalami sendiri ketika Ruang Keluarga (dalam arti sebenarnya) berubah menjadi Ruang Sidang yang jauh dari belas kasihan. Itulah, saya bertekad kelak saya akan memiliki Ruang Keluarga sendiri, saya akan jadikan sebuah ruang yang penuh kasih, dan siapa saja anggota keluarga boleh berada di sana, boleh bebas mengemukakan pendapat, isi hati dan pikirannya tanpa harus takut karena merasa akan dimarahi atau dihakimi. Sebaliknya, di Ruang Keluarga saya nanti akan banyak pelukan penuh kasih, kehangatan dan penanaman pengertian.

Pertanyaan: 22. Bagi yang suka memasak, kita akan memasuki Ruang Dapur. Apakah Anda termasuk orang yang sering berada di Dapur untuk menyiapkan makanan bagi anggota keluarga tubuh Kristus? Kalau ya, apa yang Anda bisa lakukan di sana?

Yang diminta Kristus adalah kesediaan untuk membantu, berbagi beban pekerjaan untuk bersama-sama menyediakan makanan bagi segenap anggota keluarga kerajaan Allah. Dalam konteks anggota keluarga tubuh Kristus: saya juga melakukannya. Mengajak anggota yang lain terlibat selalu diupayakan, walau kadang merasa lebih cepat kalau melakukan sendiri daripada bersama-sama. Tapi itulah gunanya bersekutu untuk saling menopang satu dengan yang lain.


Termin IV -- Pertanyaan 23-30

23. Penulis mengatakan, "Banyak 'koki' menjadi kepayahan, putus asa, atau sebaliknya bekerja asal-asalan dalam tugas pelayanan yang tampaknya tidak menggembirakan dan tidak mendatangkan hasil." Apakah Anda mendapati hal yang sama di dapur Anda?

Dari diskusi yang ada:
1. Memang terkadang, "banyak koki" hanya rutinitas belakang, yang hasilnya juga kurang baik untuk anggota keluarga bahkan untuk diri sendiri.
2. Tidak banyak orang yang membantu dan menolong memberikan suportif termasuk teman pelayanan.

Dalam diskusi ini, rekan-rekan diskusi berbagi solusi bagaimana menanggani rutinitas agar tidak menjenuhkan. Salah satu caranya adalah selalu hidup dekat dengan Tuhan, dan memunyai rasa syukur kepada Tuhan. Jadikan aktivitas keseharian hidup dalam pekerjaan, keluarga, pelayanan sebagai bentuk ucapan syukur kita kepada-Nya. Seperti yang tertulis "Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia" (Kolose 3:23).

24. Mengapa penulis marah ketika Yesus ingin masuk dan menilik Gudangnya?

Penulis marah karena di dalam gudang terdapat benda-benda yang sudah mati dan busuk yang dapat dikatakan sudah tidak layak. Benda-benda itu berasal dari kehidupan lamanya. Penulis sangat mencintai dan dia tidak ingin membuang kebiasaan kehidupan lamanya, menyimpan rapat-rapat kehidupan dosanya di dalam gudang tersebut. Menyimpan barang-barang lama dan usang, rusak yang sebenarnya sudah tidak dipakai atau diperlukan lagi, tetapi masih enggan untuk melepaskannya.

25. Penulis menggambarkan Ruang Gudangnya, sebagai tempat dimana ia menyimpan hal-hal pribadi yang terjadi di masa lampau yang tidak ingin dilihat orang lain, tapi yang berbau busuk. Mengapa penulis mau menyimpan hal-hal yang berbau busuk tersebut?

Sikap penulis menggambarkan sikap yang masih suka menyimpan dan menyembunyikan hal-hal yang kotor dan busuk sebab keadaan itu menyenangkan baginya. Dunia ini menawarkan kepuasan dan kebahagiaan yang sementara yang kerap menjebak dan mengikat kehidupan manusia. Ketetapan firman-Nya telah memberikan petunjuk yang sangat konkret tentang akibat dosa itu sendiri yang berujung menuju kebinasaan. Kesenangan duniawi itu memang enak, oleh karena itu penulis tidak ingin membuangnya dari kehidupannya.

26. Bagaimana cara Anda membuang bangkai-bangkai busuk dari Gudang kita?

Cara membuang bangkai-bangkai busuk dari gudang sama dengan penulis yaitu dengan menyerahkan kunci gudang kepada Tuhan Yesus dan minta pertolongan Tuhan Yesus untuk membersihkan gudang tersebut yang penuh dengan dosa dan kepedihan masa lalu. Kita juga harus mengakui segala dosa dan memohon pengampunan kepada-Nya (1 Yohanes 1:9). Melepaskan bangkai-bangkai busuk dari kehidupanku pasti tidak mudah. Hal yang pertama adalah memohon pertolongan Tuhan agar kita tidak diperhamba oleh dosa. Memang tidak mudah untuk keluar dari lingkup ini - hanya oleh anugerah Tuhan kita akan dapat dilepaskan dari hal-hal yang bersifat duniawi.

27. Di bagian terakhir bukunya, mengapa penulis mengatakan bahwa ia harus terus menerus membersihkan ruangan-ruangan hatinya? Bukankah membersihkan sekali saja sudah cukup?

Penulis mengatakan bahwa ia harus terus menerus membersihkan ruangan hatinya dan tidak cukup hanya membersihnya satu kali. Karena banyak debu/dosa/godaan yang melengket di dalam setiap ruangan, sehingga setiap ruangan menjadi kotor. Selain itu manusia masih memikiki daging jadi sifat kedagingan itu selalu ingin dipuaskan dengan keinginan duniawi. Dalam perjalanan hidup, tidak selamanya berjalan mulus, pasti akan menghadapi berbagai kendala yang menumbulkan kepahitan, sakit hati, kekesalan, kegeraman sampai kebencian. Oleh karena kita harus selalu membersihkan hati kita. Undanglah Kristus turun tangan untuk membersihkannya bersama-sama dengan kita. Kita harus senantiasa membersihkan setiap ruangan kita dengan pertolongan Tuhan. Izinkan Allah turut mengelola dan mengatur seluruh bagian rumah kita. Sebab kita tidak akan mampu membersihkannya dengan kekuatan dan usaha kita sendiri.

28. Apa resiko terbesar yang akan kita alami apabila kita menyerahkan kunci ruangan/kepemilikan kepada Yesus?

Keuntungan menyerahkan kepemilikan hidup kita kepada-Nya adalah kita hidup bersama dengan Kritus sebagai dasar dan pusat hidup kita. Bagi pengikut Kristus sejati, ketika menyerahkan semua kepemilikan hidup kepada Kristus itu justru merupakan keuntungan terbesar karena sudah ada jaminan sukacita damai sejahtera dan penyertaan, meski hidup perjalanan hidup kita tidak selamanya berjalan dengan lancar. Ingatlah bahwa mati bersama Kristus itu berarti kita sudah menyalibkan daging dan kesenangan duniawi itu berarti kita telah menjadi milik Kristus Yesus. Seperti yang tertulis dalam Galatia 5:24 bahwa "Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya."

29. Secara keseluruhan, pelajaran apa yang Anda dapatkan dari buku "Hatiku Rumah Kristus"?

Berikut beberapa pelajaran yang di dapatkan oleh peserta diskusi:

a. Belajar untuk hidup tidak lagi menurut apa maunya saya, tetapi saya hidup untuk menurut kehendak Kristus.
b. Belajar memercayai otoritas Kristus Yesus yang berdaulat dalam kehidupan manusia.
c. Belajar mengutamakan Bapa dari segala nya,
d. Belajar melibatkan Bapa dalam melaksanakan sesuatu,
e. Belajar hidup lebih dekat dengan Bapa, dan
f. Belajar melaksanakan kehendak Bapa.
g. Belajar menyadari bahwa Yesus hadir disetiap aspek kehidupan -- harus selalu berusaha menyenangkan hati-Nya dan memuliakan nama-Nya.
h. Belajar menjadi saksi-Nya mewartakan injil-Nya.
i. Belajar semakin mengintrospeksi diri sendiri.

30. Menurut Anda, apa kekurangan dari buku "Hatiku Rumah Kristus"?

a. Kesulitan memahami setiap ilustrasi yang diberikan oleh penulis. Karena gambaran yang terdapat di buku tidak relevan bagi yang tidak memunyai bagian ruangan tertentu.
b. Belum dapat menjawab keseluruhan secara tuntas pertanyaan dan pergumulan hidup (contoh diberikan langkah solusi yang ada)
c. Buku ini ideal tidak ada kekurangan, bukunya bagus dan mudah di mengerti, meskipun bukunya tipis tapi banyak pelajaran yang dapat di pelajari.
d. Ada sedikit yang kurang tepat, Penulis mengatakan " Suatu sore saya mengundang Kristus..." bukankah Kristus sudah ada didalam hati semua orang yang sudah bertobat. Firman Tuhan katakan bahwa :"...Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus..." (Roma 8:9)
e. Seluruh isi buku ini sebagai ilustrasi, yang sangat menjadi berkat bagi saya.
f. Buku HRK sangat bagus, apa yang menjadi inti penulis tersampaikan dengan baik bagi pembaca.

Umum: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA