OTK-Pelajaran 02

Nama Kursus : Orangtua Kristen
Nama Pelajaran : Keluarga Kristen
Kode Pelajaran : OTK-P02

Pelajaran 02 - KELUARGA KRISTEN

Daftar Isi

  1. Konsep Keluarga Kristen
    1. Firman Allah Menjadi Dasar Keluarga Kristen
    2. Orangtua sebagai Wakil Allah
    3. Anak-Anak adalah Anugerah Allah
  2. Prinsip Alkitab Orangtua Kristen
    1. Ayah sebagai Kepala Keluarga
    2. Ibu Tunduk kepada Ayah dan Mengasihi Anak
    3. Anak-Anak Menghormati dan Memperhatikan Ajaran Orangtua
  3. Berkat atas Keluarga Kristen
    1. Rencana yang Diperkenan Tuhan
    2. Berkat atas Usaha yang Benar
    3. Istri yang Bijak
    4. Anak-Anak yang Beribadah

Doa

KELUARGA KRISTEN

Kita telah belajar tentang konsep keluarga, orangtua, dan anak menurut budaya Israel kuno, baik pada masa Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Berdasarkan konsep dalam dua masa tersebut, kita mendapat gambaran tentang bagaimana Allah bekerja dan berkarya dalam keluarga. Allah memandang keluarga sebagai sesuatu yang sangat penting. Dalam Pelajaran 02 ini, kita akan belajar lebih spesifik mengenai keluarga Kristen.

  1. Konsep Keluarga Kristen
    1. Firman Allah Menjadi Dasar Keluarga Kristen
    2. Firman Allah adalah fondasi untuk membentuk keluarga Kristen. Dalam rencana dan ketetapan Allah sejak awal manusia diciptakan, Allah telah mendesain keluarga. Dalam Kejadian 1:28, Allah berfirman, "... Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Dari ayat ini, Allah sudah memiliki rencana bahwa manusia akan beranak cucu dan bertambah banyak sehingga manusia memenuhi dan menaklukkan bumi. Untuk beranak cucu dan bertambah banyak, terlebih dulu seorang laki-laki dan seorang perempuan harus bersatu dalam ikatan yang dinamakan pernikahan.

      Ketetapan dan rancangan Allah dimulai dengan menciptakan Adam. Akan tetapi, Allah melihat bahwa tidaklah baik apabila Adam seorang diri saja. Karena itu, Allah membuat Adam tertidur, mengambil salah satu tulang rusuknya, dan menjadikannya seorang perempuan yang langsung dibawa Allah kepada Adam (Kejadian 2:22). Melihat pernikahan pertama dalam Alkitab, kita diingatkan bahwa firman Allah adalah dasar keluarga Kristen. Allah berfirman dan menetapkan sebuah keluarga untuk mengemban mandat yang diberikan langsung oleh Allah untuk memenuhi bumi, memelihara, dan menaklukkan ciptaan yang lain.

      Alkitab telah menjelaskan sejak permulaan bahwa Allah memberi perintah dan berkehendak supaya manusia yang Ia ciptakan hidup bermasyarakat. Stephen Tong dalam bukunya yang berjudul "Keluarga Bahagia" mengatakan bahwa, "Di dalam kehendak Allah yang kekal, Dia mau membentuk keluarga di mana komunitas yang ada di dalam Pribadi Allah Tritunggal itu sendiri, sehingga keluarga mencerminkan bagaimana kita harus saling mengasihi sebagaimana Allah saling mengasihi antara Oknum yang satu dengan yang lain" (2010:12).

      Alkitab telah menuliskan bahwa bersatunya laki-laki dan perempuan dalam satu ikatan keluarga adalah rencana dan ketetapan Allah. Tanpa Alkitab, keluarga yang dibangun hanya sebatas keluarga tanpa rencana Allah. Hal ini akan mengakibatkan hilangnya nilai-nilai kekekalan yang seharusnya ditanamkan dalam keluarga tersebut.

    3. Orangtua sebagai Wakil Allah
    4. Orangtua Kristen adalah wakil Allah di dunia. Dalam konsep kepercayaan lain, orangtua sering kali hanya dijelaskan sebagai orang yang melahirkan dan mendidik kita. Dalam Alkitab, pemazmur menuliskan, "Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia" (Mazmur 103:13). Tuhan mengasihi umat-Nya sama seperti seorang bapa yang mengasihi dan menyayangi anak-anaknya. Tuhanlah yang menciptakan dan memiliki mereka. Karena itu, anak adalah titipan Allah kepada orangtua yang dipercaya untuk mendidik dan mengajar anak-anak dalam Tuhan sehingga mereka mengenal siapa Pencipta mereka.

      Sebagai wakil Allah, orangtua dituntut untuk mengajar, mendidik, dan menjadi teladan yang benar bagi anak-anaknya. Anak-anak akan melihat Tuhan melalui orangtua mereka. Apabila orangtua melakukan kesalahan dalam mendidik, akibatnya anak-anak tidak dapat melihat kemuliaan dan keadilan Allah dengan konsep yang benar. Karena itu, para orangtua didiklah anak-anak dalam firman Tuhan dengan benar sehingga hidup anak-anak kita akan diterangi dengan prinsip-prinsip firman Tuhan.

    5. Anak-Anak adalah Anugerah Allah
    6. Anak adalah sebuah anugerah dari Allah. Dalam kitab Mazmur disebut berkali-kali bahwa anak adalah "milik pusaka Tuhan". Dalam konteks Perjanjian Lama, umat Israel dan tanah perjanjian adalah milik pusaka Tuhan (Ulangan 4:20). Umat dan tanah adalah milik Tuhan sehingga umat harus menguduskan dirinya dan tanah yang didiaminya bagi Tuhan. Demikian juga halnya dengan anak. Anak adalah milik pusaka Tuhan yang diberikan kepada keluarga. Sekalipun anak adalah hasil proses persetubuhan antara seorang suami dan istri, tetapi Allahlah yang menaruh jiwa dan kekekalan dalam jiwa anak-anak yang dilahirkan. Anak adalah pemberian yang didasarkan pada anugerah Allah, bukan semata-mata hasil usaha manusia.

      Sebagai anugerah, anak bukanlah milik orangtua, tetapi milik Tuhan. Dengan memiliki cara pandang bahwa anak adalah anugerah Allah, maka orangtua wajib mengajar anak-anak mengenai pelajaran "takut akan Allah". Dalam Ulangan 11:19-20 dituliskan, "Kamu harus mengajarkannya kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun; engkau harus menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu." Ayat ini menjelaskan bahwa orangtua adalah model bagi anak untuk menghidupkan perintah dan hukum Allah.

      Anak adalah pemberian Tuhan, karenanya orangtua harus menerima anak dan membesarkan mereka dengan penuh ucapan syukur dan bertanggung jawab. Anak bukan boneka, bukan ada hanya untuk menghibur orangtua maupun anggota keluarga yang lain. Anak adalah titipan dari Tuhan dan milik pusaka Tuhan untuk menjalankan kelangsungan keluarga Allah. Karena itu, orangtua harus mendidik anak berdasar pada prinsip Alkitab. Didikan yang benar menjadikan anak mengasihi Tuhan, mengasihi orangtua, dan mengasihi sesamanya.

  2. Prinsip Alkitab Keluarga Kristen
    1. Ayah sebagai Kepala Keluarga
    2. Ayah menjadi kepala dalam keluarga Kristen karena seorang ayah adalah pemimpin bagi istri dan anak-anak. Secara lebih dalam, ayah diberi wewenang ilahi karena ayah atau laki-laki dibentuk menurut teladan Kristus. Wewenang Kristus adalah wewenang para ayah. Kristus telah mengorbankan Diri-Nya di atas kayu salib dan segala kuasa ada di tangan Kristus. Dengan demikian, ayah juga harusnya meneladani Kristus yang berkorban bagi keluarga dan memiliki otoritas yang lebih dibanding ibu atau anak-anak.

      Efesus 5:23 menuliskan, "... suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat ...." Kristus adalah kepala jemaat, demikian pulalah seorang suami adalah kepala istri. Dalam anatomi tubuh, kepala mengontrol anggota tubuh yang lain. Demikian pula seorang suami menerima tanggung jawab dari Allah untuk menjadi kepala atas istri dan keluarga. Sebagai seorang kepala, ayah harus memimpin keluarga dalam kasih, kelembutan, dan tenggang rasa kepada istri dan anak-anak.

    3. Ibu Tunduk kepada Ayah dan Mengasihi Anak
    4. Seorang ibu atau istri harus tunduk kepada ayah. Tunduk bukan berbicara berdasar pada adat istiadat, tapi sebagai relasi antara Kristus dan jemaat. Kristus adalah Kepala jemaat, maka semua jemaat harus tunduk dan menjalankan ketetapan yang sudah difirmankan oleh Kristus sebagai Kepala. Relasi dijalin karena seorang istri memosisikan diri sebagai jemaat yang mengikuti instruksi dari kepala. Bentuk ketundukan istri diwujudkan dalam kasih. Istri tunduk kepada suami karena kasih, dan suami memimpin sebagai penundukan diri pada teladan Kristus yang rela berkorban bagi istri dan anak-anak.

      Selain tunduk kepada suami, seorang istri harus mengasihi anak-anaknya. Sebagaimana Kristus telah mengasihi dan mengorbankan Diri-Nya bagi jemaat, seorang ibu juga harus mengasihi anak-anaknya dalam Kristus. Belajar dari pola pendidikan pada masa Perjanjian Lama, seorang ibu bertugas memperkenalkan anak kepada Tuhan. Kasih ibu kepada anak dapat ditunjukkan melalui ajaran dan didikan yang diberikan sehingga anak dapat mengenal Tuhan dengan konsep yang benar.

    5. Anak-Anak Menghormati dan Memperhatikan Ajaran Orangtua
    6. Hormat kepada orangtua adalah salah satu prinsip keluarga Kristen. Menghormati orangtua menjadi hukum kelima dalam Dasa Titah. Keluaran 20:12 menyatakan, "Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu." Inilah satu-satunya perintah dalam Dasa Titah yang berisi perintah dan janji. Anak-anak harus menghormati ayah dan ibu mereka. Jika mereka menghormati orangtuanya, mereka akan lanjut umurnya di tanah yang diberikan Tuhan.

      Dalam Perjanjian Baru, beberapa kali Tuhan Yesus dan Rasul Paulus juga menyerukan supaya anak-anak menghormati orangtua mereka. Tuhan Yesus pernah berkata, "Siapa mengutuki ayahnya dan ibunya pasti dihukum mati." Anak-anak harus menunjukkan sikap menghormati orangtua yang ditunjukkan dengan tidak boleh mengutuki ayah dan ibunya.

      Alkitab juga mengajar bahwa anak-anak harus memerhatikan ajaran orangtua. Dalam hal ini terdapat beberapa penjelasan dari kitab Amsal mengenai pentingnya seorang anak untuk memerhatikan ajaran dan didikan orangtua.

  • Mendengar didikan ayah dan ajaran ibu (Amsal 1:8).
  • Memelihara perintah ayah dan tidak boleh menyia-nyiakan ajaran ibu (Amsal 6:20).
  • Anak yang tidak mendengar ajaran dan didikan dari orangtuanya adalah anak yang bebal. Mereka akan mendukakan hati ayahnya dan memedihkan hati ibunya (Amsal 17:25).
  • Anak harus mendengar ayah dan tidak boleh menghina ibunya (Amsal 23:22).

Dari ayat-ayat di atas, kita dapat belajar bahwa seorang anak dalam keluarga Kristen harus mengasihi orangtua mereka dan memerhatikan setiap ajaran yang diberikan oleh orangtua.

  • Berkat atas Keluarga Kristen
    1. Rencana yang Diperkenan Tuhan

      Rencana keluarga Kristen adalah menjalankan kehendak Tuhan supaya mereka berkenan di mata Tuhan. Rencana dalam sebuah keluarga tidaklah sekadar berbicara tentang kesuksesan hal material belaka. Dituliskan dalam Mazmur 128:1, "Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya!" Ayat ini mengajari kita untuk menjalankan rencana keluarga berdasarkan pada jalan yang Tuhan tunjukkan. Biarlah rencana kita diperkenan Tuhan dan usaha yang kita lakukan berhasil karena keluarga kita berjalan dalam jalan yang sudah Tuhan tunjukkan.

    2. Berkat atas Usaha yang Benar
    3. Manusia bekerja untuk mendapatkan upah. Semua yang benar, mulia, adil, dan suci, itulah yang harus kita lakukan dalam usaha pekerjaan kita. Tuhan membenci orang yang serakah, yang tidak jujur dan tidak benar. Mazmur 128:2 menuliskan, "Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu!" Apa yang dituliskan pemazmur mengajarkan bahwa dalam jerih payah, kita akan berbahagia menikmati keadaan kita.

      Dalam usaha dan jerih payah yang berkenan di hadapan Tuhan mendatangkan berkat kepada kita. Keluarga yang berbahagia adalah keluarga yang mendapatkan hasil dari jerih payah. Alkitab juga menuliskan, "Jika seorang tidak bekerja, janganlah ia makan." Bekerja adalah untuk membaktikan talenta dan kemampuan yang Tuhan berikan kepada kita. Karena itu, kita harus melakukannya dengan kesungguhan hati. Dalam pekerjaan, kita sebenarnya sedang melayani Tuhan. Karena itu, layanilah Tuhan dan muliakanlah Tuhan atas pekerjaan yang kita lakukan supaya seluruh aspek hidup kita berkenan di hadapan Tuhan.

    4. Istri yang Bijak
    5. Istri yang bijaksana juga merupakan sebuah berkat bagi keluarga Kristen. Istri yang bijaksana lebih berharga daripada permata. Kebahagiaan seorang istri adalah memiliki seorang suami yang takut akan Tuhan dan memiliki anak taat pada orangtua. Istri yang menjadi ibu haruslah bijaksana, mencintai Tuhan, takut kepada Tuhan, dan mampu mengurus seluruh rumah tangganya dengan baik.

      Pada masa sekarang ini, banyak kaum pria yang gagal mendapat istri yang bijaksana. Sebab, para pria lebih banyak mencari kecantikan wajah saja, bukan kecantikan batin. Dikatakan dalam Mazmur 128:3a, "Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu." Istri yang bijaksana ada di dalam rumah, bukan di luar rumah. Tempat bagi istri adalah rumah, rumah untuk mengajar anak-anaknya, dan menyediakan hal yang dibutuhkan suaminya. Istri yang bijaksana adalah istri yang tidak perlu banyak berbicara, tetapi berhasil dalam mengatur rumah tangga; tegas, tetapi bersikap lembut.

    6. Anak-Anak yang Beribadah
    7. Anak-anak yang beribadah dan takut akan Tuhan adalah berkat bagi keluarga Kristen. Tuhan sudah memerintahkan para orangtua untuk mendidik dan mengajar anak-anak dalam Tuhan. Mazmur 128:3b menuliskan, "Anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu." Sebagai tunas pohon zaitun, anak-anak harus dididik dalam pengenalan akan Tuhan. Orangtua harus mendorong anak untuk beribadah kepada Tuhan sejak dini. Bahkan, lebih jauh diatur dalam kitab Ulangan bahwa pendidikan dan pengajaran akan Allah harus diberikan orangtua secara berulang-ulang, membicarakan firman dalam berbagai kondisi (duduk, berjalan, dan berbaring), maka hasilnya adalah anak-anak yang mencintai Tuhan dan setia untuk menyembah Tuhan.


    Akhir Pelajaran (OTK-P02)


    Doa

    "Bapa dalam surga, aku sungguh bersyukur karena aku boleh belajar tentang keluarga Kristen. Tolonglah supaya keluargaku dapat menjadi terang bagi lingkungan di sekitarku dan menjadi saksi Kristus sehingga nama-Mu senantiasa dimuliakan. Terima kasih, Bapa." Amin.

    [Catatan: Pertanyaan Latihan ada di lembar lain.]

    Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA