SAD.1 - Pelajaran 02

Nama Kelas : Pengenalan Studi Alkitab Digital
Nama Pelajaran : Pengertian Studi Alkitab Digital
Kode Pelajaran : SAD.1-P02

Pelajaran 02 -- Pengertian Studi Alkitab Digital

Daftar Isi

  1. Pengertian "Studi Alkitab"
    1. Definisi Studi Alkitab dan Studi Alkitab Digital
    2. Perbedaan Studi Alkitab Klasik dan Studi Alkitab Digital
      1. Pengertian Studi Alkitab Klasik
      2. Pengertian Studi Alkitab Digital
  2. Perbedaan Ekosistem Studi Alkitab Klasik dan Ekosistem Studi Alkitab Digital
    1. Ketersediaan Alkitab dalam Multiversi, Multibahasa, dan Multiformat
    2. Ketersediaan Bahan-Bahan Biblika
    3. Pemakaian Metode Studi Alkitab
    4. Mencatat dan Membagikan Hasil Studi Alkitab
  3. Perubahan Paradigma Studi Alkitab Klasik dan Digital
    1. Jangan Memusuhi Digital
    2. Digital Lebih Fleksibel
    3. Digital Memiliki Kemampuan Berbagi yang Tinggi
    4. Miliki Filsafat Terbuka

Doa

Pelajaran 02: Pengertian Studi Alkitab Digital

Pelajaran 2 ini secara khusus mempelajari tentang pengertian Studi Alkitab Digital, terutama dalam hubungannya dengan ekosistem studi Alkitab sebelum era digital dan pada era digital supaya kita memiliki konteks perubahan cara melakukan studi Alkitab. Jadi, mari kita pelajari lebih dahulu pengertian "studi Alkitab".

  1. Pengertian "Studi Alkitab"
  2. "Studi Alkitab" tidak mempelajari satu bagian teks Alkitab saja (seperti PA), tetapi seluruh konsep pemikiran bagaimana mempelajari keseluruhan teks Alkitab, khususnya dalam konteks perkembangan zaman saat ini.

    1. Definisi Studi Alkitab dan Studi Alkitab Digital
    2. Istilah "Studi Alkitab" (Biblical Studies, bahasa Inggris), sebenarnya masih banyak diperdebatkan arti dan wilayahnya oleh para ahli teologi. Namun, untuk kepentingan modul ini, "Studi Alkitab" diartikan sebagai Biblical Studies is the study of the Bible (Dr. Earl Waggoner) atau "ilmu dan seni mempelajari Alkitab".

      "Studi Alkitab Digital" tentunya diartikan sebagai ilmu dan seni mempelajari Alkitab yang dilakukan dalam konteks perkembangan teknologi saat ini, yaitu dengan menggunakan alat-alat digital. Perubahan ini bukan mediumnya saja, tetapi juga butuh pola pikir baru agar pembelajaran Alkitab digital dapat memberikan hasil yang maksimal. Karena itu, akan dibahas pula tentang prinsip "SMART Bible" (Pelajaran 4) sebagai cara baru melihat Alkitab pada era digital.

    3. Perbedaan Studi Alkitab Klasik dan Studi Alkitab Digital
    4. Perkembangan teknologi digital telah banyak mengubah cara orang belajar, termasuk bagaimana belajar Alkitab. Alkitab yang tersedia dalam format digital sudah banyak dikenal dan dipakai, bukan hanya di kalangan milenial, tetapi juga generasi-generasi yang lebih tua. Karena itu, Studi Alkitab Digital seharusnya tidak lagi menjadi konsep yang baru.

      1. Pengertian Studi Alkitab Klasik
      2. Istilah "klasik" di sini dipakai untuk membedakannya dengan "digital". Jadi, Studi Alkitab Klasik adalah studi Alkitab yang telah dilakukan sebelum lahirnya peralatan digital. Untuk itu, mungkin kita harus mundur 50 tahun, saat hanya tersedia bahan-bahan biblika cetak. Studi Alkitab Klasik diartikan sebagai ilmu dan seni mempelajari Alkitab dengan cara menganalisis kitab/pasal/perikop yang sedang dipelajari berdasarkan prinsip-prinsip hermeneutik dengan menggunakan bahan-bahan biblika yang tersedia dalam format cetak dengan cara membaca dan menelitinya secara manual.

      3. Pengertian Studi Alkitab Digital
      4. Istilah "digital" merujuk kepada pemakaian alat-alat berbasis komputer/smartphone dengan menggunakan sistem digital sebagai basis data dalam melakukan studi Alkitab. Perkembangan alat-alat digital untuk melakukan studi Alkitab sangat berkembang sejak 10 tahun terakhir. Bukan hanya secara kuantitas, juga kualitas, bukan hanya cara pengaksesan, tetapi juga proses pembuatan bahan-bahan baru, sangat dimudahkan dengan kekuatan komputer. Karenanya, Studi Alkitab Digital diartikan secara lebih luas dibanding pendahulunya, yaitu ilmu dan seni mempelajari Alkitab dengan menganalisis kitab/pasal/perikop yang sedang dipelajari berdasarkan prinsip-prinsip hermeneutik dengan menggunakan bahan dan alat digital, misalnya software Alkitab, situs Alkitab, aplikasi Alkitab, dll.. dengan cara-cara yang lazim dipakai dalam dunia digital.

  3. Perbedaan Ekosistem Studi Alkitab Klasik dan Ekosistem Studi Alkitab Digital
  4. Untuk mengerti lebih jelas perubahan pengertian studi Alkitab secara digital, mari kita melihat perbedaan ekosistem Studi Alkitab klasik dan Studi Alkitab digital.

    1. Ketersediaan Alkitab dalam Multiversi, Multibahasa, dan Multiformat
    2. Ketersediaan Alkitab 50 tahun yang lalu dalam multiversi atau multibahasa, apalagi multiformat, sangatlah terbatas. Selain sulit didapat dan mahal harganya, mempelajari Alkitab dengan membandingkan Alkitab multiversi/bahasa bukanlah pekerjaan yang mudah. Kalaupun ada, untuk membandingkannya, Alkitab-Alkitab tersebut harus dibuka secara manual satu persatu dan harus dipakai sistem penanda fisik supaya halaman-halaman yang dipelajari dapat ditemukan lagi ketika dicari. Membandingkan puluhan ayat merupakan pekerjaan yang sangat besar. Tidak bisa dibayangkan bagaimana semua hasil membandingkan itu akan dicatat secara manual, tentu membutuhkan ketekunan yang luar biasa.

      Pada era digital ini, mendapatkan Alkitab dalam multiversi, multibahasa, dan multiformat melalui laptop pribadi bukanlah hal yang sulit, bahkan membandingkannya dapat dilakukan hanya dengan beberapa langkah "klik" dan dalam hitungan detik sudah mendapatkan hasilnya. Cara menampilkannya pun bisa dengan berbagai format tanpa kesulitan karena semua sudah dilakukan oleh komputer untuk kita. Untuk menyimpan hasilnya sangatlah mudah, karena dalam bentuk file dan dapat dilihat lagi kapan saja menginginkannya. Semua pekerjaan ini hampir seluruhnya dikerjakan oleh komputer sesuai dengan perintah yang diberikan.

      Pada 50 tahun yang lalu, pekerjaan penerjemahan Alkitab merupakan pekerjaan seumur hidup karena rata-rata satu Alkitab diterjemahkan dalam kurun waktu antara 30 - 50 tahun, bahkan lebih dan ada yang harus diteruskan oleh penerusnya yang lebih muda. Jadi, tidak bisa banyak Alkitab multiversi/bahasa dibuat saat itu. Dengan komputasi biblika, pekerjaan penerjemahan Alkitab bisa diperpendek waktunya menjadi setengahnya, bahkan kurang dari 10 tahun karena sebagian pekerjaan dapat dikerjakan oleh komputer. Selain lebih cepat, hasilnya juga melebihi ketelitian mata manusia.

    3. Ketersediaan Bahan-Bahan Biblika
    4. Sama dengan Alkitab, bahan-bahan biblika tidak banyak tersedia 50 tahun yang lalu sehingga melakukan Studi Alkitab Klasik sangatlah terbatas. Ada Kamus Alkitab/Teologi/Leksikal tetapi dalam jumlah yang terbatas. Merupakan satu kemewahan jika seorang pendeta bisa memiliki dan memakai bahan-bahan biblika karena hanya tersedia dalam bahasa Inggris, misalnya buku Konkordansi, Tafsiran, Kamus Alkitab, Ensiklopedia, Interlinear, Sistem Topik, dll.. Itu sebabnya, cita-cita pendeta saat itu adalah bisa berbahasa Inggris dan memiliki perpustakaan pribadi untuk buku-buku biblika yang baik.

      Saat ini, semua orang Kristen tanpa sadar seakan-akan telah memiliki perpustakaan pribadi karena ia dapat mengakses bahan biblika di mana saja, melalui banyak penyedia situs-situs Alkitab, baik dalam bahasa Inggris maupun Indonesia. Akses kepada bahan digital adalah tidak terbatas, kapan saja, dan di mana saja. Selain akses, pengguna juga dapat memproses semua informasi yang dibutuhkan dengan sangat mudah dan fleksibel karena seluruh informasi sudah terintegrasi secara luar biasa. Ketersediaan komputer juga memudahkan para penulis menghasilkan buku-buku biblika baru, khususnya dalam bahasa Indonesia.

    5. Pemakaian Metode Studi Alkitab
    6. Ada banyak metode studi Alkitab yang dipakai saat itu, seperti Studi Kata, Studi Buku, Studi Topik, Studi Latar Belakang, Studi Bahasa Asli Alkitab, dll. yang berdasar pada sistem Studi Alkitab Induktif. Namun, metode mempelajari Alkitab memang masih tergantung pada ketersediaan buku-buku pendukung yang ada. Sering jemaat harus memercayakan pertumbuhan pengetahuannya akan Alkitab hanya pada pendeta/pengajar firman Tuhan, kecuali ia mengusahakan sendiri melalui membeli buku-buku atau pergi ke perpustakaan Kristen yang masih langka. Karena itu, untuk melakukan PA bersama pada zaman dahulu, sangat dibatasi oleh waktu dan tempat. Selain di rumah pendeta/gereja, tempat mengakses buku-buku, tidak ada tempat lain untuk melakukan PA.

      Saat ini, dengan memanfaatkan komputer, metode melakukan studi Alkitab menjadi jauh lebih ekstensif. Misalnya untuk melakukan studi kata bahasa asli Alkitab, kita bisa pergi ke penyedia situs Alkitab yang sudah mengintegrasikan Alkitab-Alkitabnya dengan kamus-kamus leksikal lengkap dengan nomor Strongnya dan referensi silangnya. Jadi, mempelajari arti kata/frasa dalam Yunani/Ibrani saat ini bukan lagi monopoli pendeta atau mahasiswa STT. Siapa saja bisa belajar Alkitab dan dengan waktu yang jauh lebih hemat daripada dengan cara manual. Bahkan, tempat melakukan PA pun tidak lagi dibatasi karena studi Alkitab bisa dilakukan secara daring.

    7. Mencatat dan Membagikan Hasil Studi Alkitab
    8. Pencatatan dengan menggunakan teknologi kertas dan alat tulis (klasik) sangat membutuhkan ekstra ketekunan dan kesabaran. Apalagi jika ingin membagikannya, kita harus mem-fotocopy apa yang ingin kita bagikan, dan tentu hanya dalam jumlah yang terbatas. Belum lagi cara penyimpanan dalam format kertas, tentu bisa rusak dimakan waktu atau hilang.

      Pada era digital ini, kita dapat melakukannya dalam gawai kita dan tidak harus di-fotocopy untuk membagikannya kepada orang lain karena kita bisa mendistribusikannya dengan mudah melalui berbagai platform digital dan hampir tanpa biaya. Penyimpanan digital sangat praktis dan dapat diakses kapan saja kita membutuhkannya.

  5. Perubahan Paradigma Studi Alkitab Klasik dan Studi Alkitab Digital
  6. "Paradigma" dalam konteks ini diartikan sebagai pola pikir atau sudut pandang seseorang dalam menilai perubahan dari Studi Alkitab Klasik ke Studi Alkitab Digital. Memang diperlukan perubahan sikap untuk melakukan studi Alkitab secara digital agar pembelajaran cara baru ini memberikan hasil yang maksimal.

    1. Jangan Memusuhi Digital
      Perubahan selalu membawa risiko, tetapi perubahan cara hidup ke dunia digital adalah hal yang tidak mungkin bisa dihindari. Oleh karena itu, miliki sikap ingin tahu dan jangan memusuhi digital karena pada dasarnya, Alkitab cetak dan digital akan selalu berdampingan dan saling melengkapi. Anggap saja kita sekarang memiliki "asisten" baru dan kita perlu beradaptasi agar asisten digital ini bisa membantu tugas-tugas kita.
    2. Digital Lebih Fleksibel
      Alat-alat digital pada umumnya bisa jauh lebih fleksibel dibandingkan dengan buku-buku cetak yang sifatnya statis dan permanen. Tujuannya supaya mempermudah tugas-tugas kita dalam mempelajari Alkitab. Namun, alat-alat baru ini membutuhkan waktu untuk dipelajari sampai terbiasa menggunakannya. Kunci keberhasilan adalah sikap yang ingin belajar terus-menerus dan harus kreatif mengembangkan kemampuan-kemampuan baru.
    3. Digital Memiliki Kemampuan Berbagi yang Tinggi
      Apa yang dihasilkan dari mempelajari Alkitab secara digital dengan sangat mudah dapat dibagikan kepada orang lain untuk menjadi berkat, baik lewat media chatting, media sosial, maupun "diparkir" di situs. Bahan-bahan yang dibagikan menjadi crowd sourcing yang memiliki nilai lebih besar daripada hanya disimpan untuk kepentingan sendiri.
    4. Miliki Filsafat Terbuka
      Bahwa mempelajari Alkitab ini bukan lagi monopoli kaum rohaniwan atau kalangan akademisi teologi. Siapa pun perlu memahami firman Tuhan dengan benar karena setiap orang dipanggil Allah untuk menjadi rekan sekerja-Nya (1Kor. 3:9). Karena itu, keterbukaan untuk saling belajar, saling menolong, dan saling mengoreksi secara aktif sangat dibutuhkan agar nama Allah dimuliakan.

Kita patut bersyukur karena sekarang Alkitab tersedia dalam genggaman tangan. Tunggu apa lagi? Mari gunakan untuk memajukan pelayanan-Nya.

Akhir Pelajaran (SAD.1-P02)

Doa

"Tuhan Yesus, saya bersyukur atas karya-Mu melalui orang-orang yang Engkau pakai untuk memungkinkan Alkitab dapat dipelajari secara digital. Kami percaya Engkau juga akan menolong kami memberikan semangat serta pencerahan selama kami belajar pengenalan Studi Alkitab Digital. Amin."

Taxonomy upgrade extras: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA