Rangkuman Diskusi KRP September/Oktober 2009

Termin I

Topik. 1 Pertobatan

Apakah Saulus pernah mendengar Injil sebelum dia bertobat? Dari beberapa jawaban peserta KRP hampir semua setuju bahwa Paulus sebelumnya telah mendengar Injil. Para peserta KRP juga setuju bahwa saat itu beredar tentang kegemparan sebuah kisah nyata dimana ada seorang yang mati dan bangkit dari antara orang mati. Sangat mungkin sekali hal ini disebabkan oleh karena orang-orang Yahudi tidak percaya akan kebangkitan orang mati dan itu menjadi perbincangan yang cukup fenomena pada saat itu. Dari sinilah disinyalir bahwa Paulus telah mendengar tentang Yesus sebelumnya, bisa juga hal ini kesaksian dari beberapa murid Yesus.

Dalam perjalanan ke Damsyik perubahan apa saja yang terjadi dalam diri Paulus? Mengapa! Jawaban peserta agak sedikit bias untuk menjawab pertanyaan ini, tapi beberapa dari peserta mencoba untuk melihat lebih detail peristiwa pertobatan Saulus. Salah satunya ada beberapa orang yang lebih fokus dalam cara Allah bekerja memanggil Saulus melalui penampakan yang berwujud sinar yang menyilaukan, dan ada juga pula yang lebih terfokus pada perubahan yang signifikan dalam diri Saulus. Kalau saya simpulkan dari jawaban peserta KRP perubahan itu adalah dari seorang yang menentang dan sangat membenci kekristenan Tuhan menjadikannya seorang yang mencintai dan pembela kekristenan, bahkan hidupnya seluruhnya didedikasikan untuk mengabarkan Injil melalui kesaksian hidupnya. Selain itu Saulus yang mempunyai predikat kejam dan beringas dalam menganiaya pengikut Kristus (karena hal itu dianggapnya sebagai penentang agamanya) diubah Tuhan menjadi seorang yang memiliki kasih seperti cerminan dari berbagai surat-surat yang dituliskannya yang mengajarkan untuk dapat memiliki hidup yang saling mengasihi satu sama lain.

Topik 2. Kerasulan Paulus

Kriteria Rasul adalah:

  1. Diajar oleh Kristus sendiri.
  2. Menjadi saksi kematian dan kebangkitan Kristus.
  3. Dipilih oleh Kristus.

Apakah Paulus memiliki 3 kriteria di atas sehingga dia disebut Rasul?

Dari beberapa pendapat dari para peserta kebanyakan mereka setuju bahwa otoritas Kerasulan Paulus ada dalam beberapa kriteria yang disebutkan diatas. Saya mencoba menyimpulkan dari beberapa jawaban para peserta KRP bahwa Allah telah mengasingkan Paulus sebelum ia dilahirkan untuk memberitakan Injil kepada bangsa bukan Yahudi (Gal. 1:15). Hal ini dalam dilihat dalam pengalamannya di jalan Damsyik tidak hanya menyebabkan dia mengenal Yesus sebagai Mesias yang telah bangkit dan dibangkitkan; melainkan juga merupakan panggilan Allah baginya untuk melaksanakan misi khusus (Kis. 9:15-16). Persyaratan utama menjadi Rasul ialah bahwa ia pernah menjadi saksi mata kebangkitan, dan Paulus merupakan saksi dari kebangkitan itu (Kis. 1:22; 1 Kor. 9:1). Pengajaran dan tulisan Paulus memiliki kesetaraan otoritas Kerasulan sebagai perantara wahyu (Rom. 16:25-26) serta perbuatan-perbuatan yang menunjang kata-kata Rasul yang mendemonstrasikan kuasa Roh Kudus melalui tanda-tanda ajaib dan mujizat-mujizat (2 Kor. 12:12; Rom. 15:19).

Topik 3. Keluarga Paulus

Apakah menurut Anda Paulus menikah dan memiliki keluarga?

Semua peserta KRP dengan suara bulat setuju bahwa Paulus tidak pernah menikah. Secara eksplisit tulisan-tulisan PB maupun tulisan-tulisan Paulus sendiri tidak pernah memberikan informasi bahwa Paulus menikah. Namun secara implisit kita dapat mengetahui bahwa Paulus sendiri memberikan pernyataan dirinya, ia menegaskan tidak pernah menikah ataupun mempunyai seorang istri (bnd. 1 Kor. 7:7-8; 1 Kor. 9:5).

Termin II

Topik 1. Penginjilan Paulus

Dari perjalanan misi Paulus yang pertama, kedua dan ketiga, metode penginjilan apa yang Anda pelajari dari Paulus?

Ada banyak pendapat jawaban dari peserta KRP dari metode penginjilan Paulus dalam tiga perjalanan misinya mengabarkan Injil semua jawaban menurut saya benar dan saling melengkapi. Untuk itu saya akan mencoba menyimpulkan dari berbagai jawaban peserta menjadi satu kesimpulan yang mencakup seluruh inti dari semua jawaban peserta. Salah satunya adalah menerapkan strategi follow-up dengan mengunjungi kembali jemaat-jemaat yang sudah di injili untuk melihat perkembangannya, atau meneguhkan iman mereka dan mengatasi masalah mereka dan memilih kota-kota besar yang strategis, dan menggunakan sarana jalan raya yang memudahkan perjalanannya. Jemaat-jemaat yang tidak dapat dikunjungi tatap muka, Paulus menulis surat untuk menolong mereka mengatasi masalah yang dihadapi dan menguatkan iman mereka. Di samping itu Paulus mengunakan metode pemuridan sebagai salah satu bagian untuk mengefektifkan dan membantu Paulus dalam memegang tanggung jawab meneruskan pelayanan di jemaat yang ditinggalkan Paulus.

Topik 2. Doktrinal atau Penggembalaan?

Menurut Anda termasuk golongan manakah surat-surat Paulus, doktrinal atau penggembalaan? Mengapa?

Saya melihat beberapa jawaban dari para peserta KRP kebanyakan mereka mengolongkan surat Paulus dalam genre pastoral. Ada beberapa juga yang setuju bahwa tulisan Paulus dalam suratnya mencakup kedua-duanya antara doktrinal juga penggembalaan. Kalau kita telaah lebih lagi ternyata jenis literatur dalam surat Paulus masuk dalam kategori doktrinal dan pastoral. Kedua-duanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan memiliki kesinambungan satu dengan yang lainnya baik yang bersifat doktrin maupun praktis. Dalam surat-surat pastoralnya, Paulus juga memberikan beberapa hal-hal yang bersifat penekanan doktrinal. Kenyataan ini menyatakan bahwa surat-surat Paulus merupakan responden yang biasanya ditulis untuk menanggapi situasi-situasi khusus dalam gereja, khususnya Paulus membicarakan banyak hal berdasarkan kebutuhan yang muncul dalam gereja yang membutuhkan petunjuknya. Jadi kesimpulannya adalah golongan surat-surat Paulus masuk dalam kategori hal-hal yang bersifat praktis maupun doktrinal.

Termin III

Topik. 1 Ajaran Rasul Paulus

Apakah ajaran yang disampaikan rasul Paulus dalam surat-suratnya itu kontradiktif dengan ajaran Perjanjian Lama (Taurat)?

Surat-surat Paulus merupakan surat yang hampir mendominasi dalam Perjanjian Baru (PB). Kurang lebih hampir separuh PB merupakan hasil dari tulisan Rasul Paulus yang merupakan surat yang ditulis atas kebutuhan jemaat pada saat itu. Kalau saya membaca berbagai postingan dari berbagai peserta diskusi sebagian besar setuju bahwa surat-surat Paulus pada umumnya tidak kontradiktif dengan Perjanjian Lama (PL) Taurat. Memang secara umum kalau kita cermati dengan sekilas maka akan terlihat bahwa surat-surat itu akan kelihatan kontradiktif khususnya dengan Kitab Taurat, tetapi pada prinsipnya tidak bertentangan satu sama lain.

Salah satu contoh hal yang kelihatannya kontradiktif adalah pemikiran paulus tentang Taurat sulit di pahami karena ia memberi pernyataan-pernyataan yang kontradiktif satu dengan yang lain. Salah satu contohnya adalah:

Ia mengemukakan bahwa mereka yang melakukan hukum Taurat akan dibenarkan (Rom.2:13) dan akan hidup melalui Taurat (Rom.10:5; Gal.3:12) namun pada waktu yang sama ia juga menyatakan bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh Taurat (Rom. 3:20), melainkan akan mengalami kematian oleh hukum Taurat yang tertulis itu (2 Kor. 3:6), karena taurat tak dapat menghidupkan (Gal. 3:21). Paulus juga menyatakan bahwa dalam ketaatan kepada hukum Taurat ia tidak bercacat (Flp. 3:6), namun ia juga menyatakan bahwa tak seorang pun yang dapat melakukan taurat itu secara sempurna (Rom. 8:7).

Untuk memahami pemikiran Paulus tentang peranan Taurat, kita harus menafsirkannya berdasarkan tiga latar belakang yaitu, agama Perjanjian Lama, Yudaisme dan pengalaman Paulus sendiri. Jadi untuk melihat surat-surat Paulus diperlukan studi yang comprehensive.

Topik 2. Paulus dan wanita

Bagaimana pandangan Paulus tentang kedudukan wanita dalam gereja? Mengapa Paulus mengharuskan jemaat wanita untuk memakai tudung (1Kor. 11:5-15)? Mengapa Paulus tidak setuju wanita berbicara di depan jemaat (1Kor. 14:34-35)?

Paulus tidak pernah membedakan strata kedudukan maupun kasta seorang wanita dalam gereja, karena bagi Rasul Paulus semua manusia (laki-laki dan perempuan) memiliki tingkat dan derajat yang sama di mata Tuhan. Untuk masalah mengapa Paulus mengharuskan wanita untuk memakai tudung dan Paulus tidak setuju wanita berbicara di depan umum/jemaat saya kira sudah dibahas secara mendalam oleh peserta diskusi. Dari beberapa posting jawaban yang ada saya hanya menyimpulkan dari setiap jawaban. Kenapa Paulus mengharuskan wanita memakai tudung? Pada intinya ini sebagai satu perbedaan saja antara orang percaya dan orang yang tidak percaya karena situasi dikota korintus terkenal dengan berbagai hal yang bersifat percabulan (bdn. 1. Kor. 5:1-13). Selanjutnya mengapa Paulus tidak setuju wanita berbicara didepan jemaat? Karena para wanita pada zaman Paulus tidak memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan tidak terdidik sehingga ini yang dikuatirkan oleh Paulus. Selain itu reputasi para wanita pada saat itu memiliki reputasi yang kurang baik dalam masyarakat pada waktu itu. Dengan memperhatikan dua alasan tersebut maka sangat wajar Paulus melarang mereka untuk berbicara didepan jemaat.

Umum: 
Jadwal: 

Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs PESTA